NIM : 20191211045
TUGAS PERTEMUAN 6 MANAJEMEN PERKREDITAN
1. Jelaskan tentang Asas-asas dan Budaya perkreditan yang sehat dan bagaimana
menerapkan kebijakan tentang perkreditan?
Jawab :
Asas-asas perkreditan yang sehat itu dimana setiap bank diwajibkan membuat suatu
kebijakan perkreditan secara tertulis yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
pemberian kredit sehari-hari. Pedoman dalam pemberian kredit tersebut sekurang-
kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagai berikut:
Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan
Organisasi dan manajemen perkreditan
Kebijaksanaan persetujuan pemberian kredit
Dokumentasi dan administrasi kredit
Pengawasan kredit
Penyelesaian kredit bermasalah
Keselarasan misi dengan tujuan kredit bank, kebijakan kredit, proses kredit.
Direksi dan komisaris sebagai role model yang baik.
Semua pejabat terkait memahami dengan benar tentang misi, tujuan, strategi,
kebijakan, proses kredit.
Semua pejabat terkait terlibat dengan aktif atas proses kredit sesuai dengan
tanggung jawabnya masing-masing.
Perlakuan dan analisis yang sesuai dengan jenis dan sifat kredit.
b. Sebutkan dan jelaskan, Apa tugas dan tanggung Direksi bank, Komite Kibijaksanaan
Perkreditan KKP, dan Pejabat Pendukung Kredit?
Jawab :
Direksi Bank :
a) bertanggung jawab atas penyusunan pedoman kebijakan perkreditan,
b) bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja ekspansi kredit
tahunan.
c) Menyusun RKA Perusahaan dan KPB yg hrs disampaikan ke BI.-
d) Menjamin pelaksanaan RKAP & KPB
e) Menetapkan keanggotaan KKP, KK dan SKP
Komite Kebijaksanaan Perkreditan :
a. membantu direksi dalam memutuskan kebijaksanaan,
b. mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan
c. memantau perkembangan dan kondisi portofolio perkreditan.
d. Melakukan perbaikan atas KPB
e. Menyusun KPB (Kebijakan Prekreditan Bank)
Diantara kegiatan tersebut resiko terbesar yang akan dialami Bank adalah pemberian kredit,
karenanya banyak persyaratan dan ketentuan BI/OJK yang harus dipenuhi Bank antara lain
LDR dan BMPK
b. Apa yang dimaksudkan dengan LDR dan BMPK tsb dan berapa batasannya, yang harus
diperhatikan oleh Bank
BMPK : batas maksimum penyediaan dana yang diperkenankan untuk dilakukan
oleh bank kepada peminjam atau sekelompok peminjam tertentu.
Penentuan batas maksimum pemberian kredit pihak terkait adalah:
Untuk meminjam (individual) dan/atau kelompok peminjam
ditetapkan maksimum sebesar 10% dari modal.
Untuk keseluruhan pihak terkait ditetapkan maksimum sebesar 10%
dari modal.
Loan to Deposit Ratio (LDR) : rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang
disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Rasio
ini digunakan untuk menilai risiko likuiditas. Batasannya adalah 78% - 92%
menurut Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015.
5. Dalam menjalankan tugas Lending, sebagai AO (account officer) harus mengetahui Filosofi
dan Budaya Kredit agar AO bisa bersikap lebih hati2.
a. Apa yang dimaksud dengan Filosofi dan Budaya Kredit yang harus dipahami AO dalam
melaksanakan tugas Lending tsb
Dalam menganalisa kredit, seorang Account Officer harus memahami budaya
kredit manakah yang memiliki keselarasaan misi, memahami tingkah laku
karyawan termasuk semua pimpinan. Direksi dan komisaris harus menjadi
panutan dan terlibat aktif pada proses kredit sesuai tanggung jawab masing-
masing, serta memahami perilaku analisis yang sesuai dengan jenis dan sifat
kredit.
• Perbankan
1) Meningkatkan pencegahan dan penanganan COVID-19 dari aspek
kemanusiaan khususnya aspek kesehatan.
2) Koordinasi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor keuangan dilakukan
secara bersama dalam tataran global, sesuai kewenangan masing-masing
negara.
3) Peran Lembaga internasional (IMF dan Bank Dunia) untuk
meningkatkan pendanaan dalam upaya mengatasi ketetatan likuidtas USD
secara global.
4) Joint collective action untuk mengatasi dampak COVID-19 merupakan
langkah bersama secara global dari masing-masing aspek yaitu kemanusiaan
khususnya kesehatan, koordinasi kebijakan, dan peran lembaga
internasional.
• Lembaga Keuangan
1) Pemerintah memastikan ketersediaan anggaran untuk mempercepat
upaya penanganan Covid-19, dengan tetap menjaga kesehatan dan
kesinambungan keuangan negara. Postur APBN 2020 diubah untuk
mengakomodasi upaya pemerintah tersebut.
2) Pemerintah tetap mengelola fiskal dengan hati-hati melalui refocusing
dan realokasi belanja untuk penanganan Covid-19, melakukan penghematan
belanja (belanja K/L maupun TKDD) yang tidak prioritas.
3) Pemerintah merevisi postur APBN dalam Perpres 54/2020 dengan
Perpres 72/2020 untuk mengakomodir kebutuhan belanja negara yang
meningkat terkait penanganan pandemi Covid-19 dan Program Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN).
4) Outlook defisit APBN berubah dari 5,07% dalam Perpres 54/2020
menjadi 6,34% pada Perpres 72/3030 karena pendapatan negara
diproyeksikan lebih rendah Rp60,9 triliun. Di sisi lain, ada dampak
perlambatan ekonomi serta pemberian insentif perpajakan dan belanja
negara yang lebih tinggi Rp125,3 triliun antara lain untuk tambahan PEN.
7. Kasus pembobolan PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI) Rp 1,7 triliun oleh Maria
Pauline Lumowa alias Eri membuka kotak pandora kasus ini. Butuh waktu 17 tahun
bagi pemerintah untuk menangkap pembobol Bank BNI (BBNI) Rp 1,7 triliun: Maria
Pauline Lumowa. Maria kini harus mengakhiri pelariannya dan dibawa pulang oleh
Kementerian Hukum dan HAM lewat jalur ekstradisi dari Serbia, Kamis (9/7) ini. Maria
Pauline Lumowa adalah salah satu tersangka pelaku pembobolan kas Bank BNI cabang
Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif. Maria atau biasa dipanggil Eri lahir
di Paleloan, Sulawesi Utara, 27 Juli 1958. Jika membuka jejak rekam kasus
pembobolan Bank BNI (BBNI) Rp 1,7 triliun ini oleh Maria Pauline Lumowa dan kawan
kawannya, sejak awal, pengucuran fasilitas letter of credit alias L/C senilai US$ 157,4
juta dan 56,1 juta euro ini BNI penuh dengan kejanggala.
a. Apakah tidak ada pengawasan, sehingga terjadi kasus ini ?
Jawab : Dalam kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa kurang adanya pengawasan
yang lebih ketat hal tersebut disebabkan oleh karyawan BNI sendiri yang
memperlancar penerbitan Letter of Credit tersebut. Sehingga tidak adanya
kepatuhan pada kebijakan pengawasan perkreditan.
b. Pelanggaran apa saja kah yang terjadi ? Jelaskan pernyataan anda berdasarkan fakta-
fakta kasus diatas.
Jawab :
Pelanggaran UU Perbankan tindak pencucian uang - bukan untuk perdagangan
pasir dan minyak melainkan di sebarkan kepada 10 perusahaan berbeda, salah
satunya ke Badan Penyehatan Perbankan untuk membaya aset PPAK. Dana
juga lari ke PT Bukaka Marga Utama untuk membeli konsesi proyek tol ciawi -
sukabumi, dan yang terakhir sebesar 433M di pakai untuk melunasi L/C ke BNI.