Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN

DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK

PROGRAM DIARE TAHUN 2022

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI

Unit Organisasi/Satker : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur

Sub Unit Kegiatan : UPTD. Puskesmas Julok

Program : Diare
Sasaran Program : Masyarakat
Indikator Kinerja Program : Persentase Peningkatan Dukungan Masyarakat Bidang
Kesehatan
Kegiatan : 1. Pendidikan Diare
2. Surveilans Diare
Sasaran Kegiatan : Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
Keluaran (Output) : 1. Menurunya angka kesakitan dan kematian akibat
diare
2. Menurunnya angka stunting akibat diare
Indikator Keluaran (Output) : 1. Terlaksananya Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Tercapainya SPM Bidang Kesehatan

Alokasi Dana : Rp. 9,248,200


1. Latar Belakang

a. Dasar Hukum

1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;


2) Undang-undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.
3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang–undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas
8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
10) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
11) Peraturan Gubernur Aceh Nomor 14 Tahun 2019 tentang pencegahan dan penanganan
Stunting Di Aceh
12) Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 61 Tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan
Stunting Terintegrasi Digampong
b. Gambaran Umum Singkat

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta


memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah
salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.

Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan,


perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu
dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini,
jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002
unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar
tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh
masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota,
namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan
optimal.

Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih belum


optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Dalam hal tenaga
kesehatan, Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan
yang diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah inefisiensi dan inefektivitas
SDM dalam menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM kesehatan telah
meningkat, tetapi masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya antar daerah
masih tajam. Dengan produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target
tersebut sulit untuk dicapai.

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang


masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak karena
dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di
masa yang akan datang. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan
15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama
ini nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit.
Sedangkan mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya
promosi. Untuk itu, dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya
sebesar 85 % seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu
mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi
epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit
tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes, diare dan lai-lain. Hingga saat ini
penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di indonesia,hal ini dapat
dilihat dengan menigkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun.Didunia,sebanyak 6
juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di
negara berkembang (parashar,2003 ). Hasil survei subdit diare angka kesakitan diare
semua umur tahun 2000 adalah 301/1000 penduduk dan tahun 2006 adalah 423/1000
penduduk,tahun 2010 adalah 411/1000 penduduk, tahun 2014 adalah 270/1000 penduduk.

Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun,
sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab
kematian kedua terbesar pada bayi dan balita. Diare mungkin bukan penyakit parah
seperti penyakit jantung atau kanker. Namun, diare pada bayi sangat berbahaya karena
dapat menyebabkan kematian akibat kekurangan cairan. Bayi dan balita sistem kekebalan
tubuhnya yang belum optimal menyebabkan mereka mudah terkena diare baik akibat
bakteri atau virus.

Strategi program pengendalian penyakit diare yaitu melaksanakan tata laksanakan


diare yang standar di sarana kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS
DIARE ) meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar,
meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare, melaksanakan upaya pencegahan
yang efektif, melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Dampak meningkatnya kejadian PTM adalah meningkatnya pembiayaan
pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah;
menurunnya produktifitas masyarakat, menurunnya daya saing negara, yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Untuk
menekan biaya pelayanan kesehatan, maka perlu ditingkatkan upaya kesehatan
masyarakat yang lebih menitik beratkkan pada upaya promotif dan preventif.
Adapun indikator dampak pembangunan kesehatan adalah, meningkatnya umur
harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu,
serta menurunnya prevalensi angka kejadian stunting pada balita. Di Kabupaten Aceh
Timur pada tahun 2019 Angka Kematian Ibu (AKI) 113 per seratus ribu persalinan,
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 6 per seribu kelahiran hidup, Indek
Pembangunan Manusia Aceh Timur 67,39 dengan Umur Harapan Hidup 68, 67
Tahun. Jumlah balita stunting pada tahun yang sama adalah 9.355 balita. Menilik
masih tingginya angka-angka tersebut, perlu ditingkatkan Upaya Kesehatan
Masyarakat yang sistematis dan berkesinambungan melalui kemitraan dengan OPD
terkait, advokasi, pemberdayaan masyarakat, Komunikasi perubahan perilaku, kualitas
tenaga kesehatan dalam melaksanakan Upaya kesehatan Masyarakat,penyebaran
informasi kesehatan dan lain-lain.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.
Selanjutnya, misi pembangunan kesehatan nasional adalah 1) Menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan, yakni puskesmas menggerakkan sector lain agar
pembangunan yang dilaksanakan mempunyai dampak dan kontribusi positif terhadap
kesehatan masyarakat di wiliyah kerjanya, 2) Mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat, yakni puskesmas mendorong agar setiap individu, masyarakat
termasuk swasta mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatannya, 3) Memelihara
dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, yakni
puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar, etika profesi
dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efesiensi sehingga dapat dijangkau oleh seluruh manusia, 4)
Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan, yakni puskesmas dalam
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan mendayakan seluruh potensi sumber daya
kesehatan yang ada secara optimal dan berhasil guna. Dinas Kesehatan Aceh Timur
yang menaungi puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan kapasitas SDM di
puskesmas.
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang


Puskesmas dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dalam pasal 4 menyatakan bahwa Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam
pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100%
(seratus persen).

d. Indikator Pelayanan
Terlaksananya Upaya Kesehatan Masyarakat.
e. Keluaran/ Output
1) Meningkatnya Upaya Kesehatan Akibat Diare pada Masyarakat di 37 Desa dan Sekolah
2) Tercapainya Standar Pelayanan Minamal Bidang Kesehatan, yaitu 100%.
2. Maksud dan Tujuan Dilaksanakan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan
Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat
b. Tujuan Kegiatan
Mendekatkan akses dan cakupan layanan kesehatan.
3. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dilaksanakan didesa.
4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di Wilayah kerja UPTD. Puskesmas Julok Kabupaten Aceh
Timur
5. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu masyarakat, lintas sektor, tenaga kesehatan
b. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan ini dari Dinas Kesehatan dan UPTD. Puskesmas Kabupaten Aceh Timur
c. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab Kegiatan ini yaitu Kepala UPTD. Puskesmas Julok selaku Kuasa Pengguna
Anggaran.
6. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kecamatan dengan jadwal kegiatan
sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
J F M A M J J A S O N D
Pendidikan Diare
a.
1 Sosialisasi pencegahan penyakit √ √
akibat diare di Sekolah
Surveilans Diare
b.
1 Kunjungan ke rumah balita yang √ √ √ √ √ √ √ √
mendapatkan zinc sebagai upaya
pencegahan stunting
2 Penemuan kasus diare secara √ √ √ √ √ √ √ √
dini, antisipasi terjadinya wabah
7. Biaya
Rencana anggaran kegiatan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kecamatan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2. Rincian Anggaran Kegiatan
NO RINCIAN KEGIATAN Vol Biaya (Rp) Anggaran (Rp)
a. Pendidikan Diare
Sosialisasi pencegahan penyakit akibat 1 Kegiatan 3.982.700 3.982.700
1. diare di Sekolah

Surveilans Diare
b.
1 Kunjungan ke rumah balita yang 1 Kegiatan 2.632.800 2.632.800
mendapatkan zinc sebagai upaya
pencegahan stunting
2 Penemuan kasus diare secara dini, 1 Kegiatan 2.632.700 2.632.700
antisipasi terjadinya wabah

Demikian Kerangka Acuan Kerja / Term Of reference ( TOR ) dibuat untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Julok, 03 Januari 2021


Kepala UPTD. Puskesmas Julok Pembuat TOR

FAISAL, S. Kep NURIZA, STr.Keb


NIP. 19650525198703 1 025 Nip. 19760923 200701 2 001

Anda mungkin juga menyukai