Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK

PROGRAM HEPATITIS TAHUN 2022

Kementerian Negara/Lembaga :KementerianKesehatan RI


Unit Organisasi/Satker :Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur

Sub Unit Kegiatan :UPTD. PuskesmasJulok

Program : Hepatitis

Sasaran program : menurunkan penyakit menular dan tidak menular serta


meningkatkan kesehatan jiwa
Indikator Kinerja Program
: persentase upaya deteksi dini, preventif, dan respon
penyakit

: penanggulangan dan pengendalian penyakit menular dan


Kegiatan
tidak menular serta kesehatan jiwa.
1. deteksi dini hepatitis pada ibu hamil dan kelompok
beresiko
2. follow up ibu hamil reaktif hepatitis dan populasi
beresiko beresiko yang reaktif hepatitis
3. pengambilan specimen darah pada kontak
4. penyuluhan program hepatitis pada ibu hamil

: Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat


Sasaran Kegiatan

1. screening tes HbsAg secara dini pada ibu hamil


Keluaran(Output)
2. memutus mata rantai penularan dari ibu ke bayinya.
3. pemberian HbIg pada bayi yg ibunya reaktif
hepatitis B.
4. Menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
Deteksi dini Hepatitis B dan C pada ibu hamil dan
kelompok masyarakat beresiko tinggi

: 1. Terlaksananya Upaya Kesehatan Masyarakat


IndikatorKeluaran(Output)
2. Tercapainya SPM BidangKesehatan
3. menurunnya angka kesakitan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular.
: Rp. 17.943.400
Alokasi Dana

1.Latar belakang
a. Dasar Hukum
1) Undang-undangNomor 25 Tahun 2004 ttgSistemPerencanaan Pembangunan
Nasional;
2) Undang-undang 33 tahun 2004 tentangPerimbanganKeuangan Antara Pemerintah
Pusat danPemerintah Daerah.
3) Undang-undangNomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang–undangNomor 23tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah
5) UU No 4 Th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
6) PP No.40 tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
7) Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Menkes/SK/2009 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis ( TBC )
8) Peraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 47 Tahun2016
tentangFasilitasPelayanan Kesehatan
9) PMK No. 949/Menkes/SK/VIII/ 2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini KLB
10) PMK No. 658/MENKES/PER/VIII/2009 ttg Jejaring Laboratorium Diagnosis PIE
11) PMK No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
12) Peraturan Menteri kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang kejadian Luar Biasa
Keracunan
13) PMK No. 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
14) PMK No. 82 Tanhun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular
15) Keputusan Menkes/SK/III/1999 tentang Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis.
16) Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1537/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi saluran Pernafasan akut penanggulangan pneumonia
pada balita.
17) Kebijakan Gubernur Aceh Tahun 2009 tentang Aceh Bebas Pasung
18) Keputusan Bupati Aceh Timur Nomor 440/210/2019 tentang Pemebentukan Tim
Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
19) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular
20) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 tentang
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak
21) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang
PemberdayaanMasyarakatBidangKesehatan
22) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 43 Tahun2019
tentangPuskesmas
23) Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 4 Tahun2019
tentangStandar Teknis PemenuhanMutuPelayanan Dasar Pada StandarPelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.

b. Gambaran umum
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku dan dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulanngan kemiskinan.Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit
menular adalah dengan pemberian imunisasi. Penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi ( PD3I ) diantaranya adalah Difteri, Pertusis, Tetanus,
Tuberkulosis, Campak, Poliomelitis, Hepatitis B, dan Hemofilus Influenza Tipe b (
Hib ). Keberhasilan program Imunisasi adalah hilangnya ( eradikasi ) penyakit
cacar dari muka dunia, hilangnya penyakit polio di sebagian besar Negara-negara
di dunia dan diharapkan pada tahun 2020 pemyakit polio telah berhasil dihapus
dari seluruh dunia; serta menurunya angka kesakitan dan kematian akibat PD3I.
Beberapa penyakit tersebut telah menjadi perhatian dunia dan merupakan
komitment global yang wajib diikuti oelh semua Negara, yaitu Eradikasi Polio
( Erapo ), Eliminasi Campak – Pengendalian Rubella ( EC-PR ) dan Maternal
Neonatal Tetanus Elimination ( MNTE ). Salah satu upaya untuk mencapai hal
tersebut adalah mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di
seluruh wilayah dan penguatan surveilans PD3I. Hal ini bertujuan untuk
menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya
kejadian luar biasa ( KLB ).
Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian Dunia.
Penyebab munculnya kembali penyakit menular yang lama ( re-emerging disease )
membuat Indonesia menanggung beban berlebih dalam penanggulangan penyakit (
triple burden disease ) ( Kemenkes, 2013 ).
Dasar hukum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11
.Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019. Mengarah pada kebijakan
Pembangunan dasar salah satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang
Kesehatan dalam peningkatana Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian
khusus pada penyakit TBC, Malaria, HIV/AIDS, jantung, stroke ,hipertensi,
diabetes,kanker, Emerging disease, penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa, penyakit tropis terabaikan ( Kusta, Filariasis, Scistosomiasis)
gangguan jiwa, cedera, gangguan penglihatan dan penyakit gigi dan mulut.
Pada saat ini penyakit tidak menular ( PTM ) menjadi penyebab kematian
utama sebesar 6 juta dari seluruh kasus kematian diseluruh dunia. Peningkatan
kematian akibat PTM dimasa mendatang diproyeksikan akan terus bertambah
sebesar 15% ( 44 Juta kematian )dengan rentang waktu antara 2010 dan 2020.
Keadaan ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang
cenderung tidak sehat terutama di Negara-negara berkembang seperti tanah air kita
Indonesia.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak menimbulkan gejala dan tidak
menunjukan gejala klinis secara khusu sehingga dating sudah terlambat atau pada
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang
terjadi pada dirinya. Riskesdas pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,9% dari
kasus diabetes mellitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis,
keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit terjadi komplikasi bahkan
berakibat pada kematian.

a. Alasan kegiatan di laksanakan


Dasar hukum Standar Pelayanan Minimal Kesehatan PP 2/2018, Pasal 6 No.11
.Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019. Mengarah pada kebijakan
Pembangunan dasar salah satunya adalah Pemenuhan Layanan Dasar di Bidang
Kesehatan dalam peningkatana Pengendalian Penyakit Menular dengan perhatian
khusus pada penyakit TBC, Malaria, HIV/AIDS, jantung, stroke ,hipertensi,
diabetes,kanker, Emerging disease, penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa, penyakit tropis terabaikan ( Kusta, Filariasis, Scistosomiasis)
gangguan jiwa, cedera, gangguan penglihatan dan penyakit gigi dan mulut,
mencakup 1). Pencegahan dan Pengendalian Faktor resiko penyakit termasuk
perluasan cakupan deteksi dini, Penguatan surveilans real time, Pengendalian
vector dan perluasan layanan berhenti merokok, 2). Penguatan healt security
terutama peningkatan kapasitas untuk pencegahan, deteksi dini, dan respon cepat
terhadap ancaman penyakit yang masuk penguatan alert system kejadian luar biasa
dan karantina kesehatan, 3). Peningkatan cakupan penemuan kasus dan
pengobatan serta penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera,
4).Pengendalian resistensi anti mikroba, 5). Pemberdayaan masyarakat dalam
pengendalian penyakit dan penguatan sanitasi total berbasis masyarakat.
Saat ini menjadi Prioritas Nasional adalah pada penyakit seperti Penyakit Menular
( HIV, TB, Malaria, Kecacingan, ISPA, Diare, Pneumonia), Kematian ibu dan bayi
serta stunting, dan Penyakit Tidak Menular ( Hipertensi, Diabetes Melitus, Cardio
Vasculer, Ginjal, Kanker) lokus di 120 kabupaten/kota dan 260 kabupaten/kota
secara holistic dan dilaksanakan secara integratif.(Rakernas tahun 2020 terkait
arah dan Kebijakan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Tahun
2020 – 2024.

b. Indikator pelayanan

1. Terlaksananya Upaya Kesehatan Masyarakat

2. Tercapainya SPM BidangKesehatan

3. menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular.

c. Keluaran /output
1. screening tes HbsAg secara dini pada ibu hamil
2. memutus mata rantai penularan dari ibu ke bayinya.
3. pemberian HbIg pada bayi yg ibunya reaktif hepatitis B.
4. Menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Deteksi dini Hepatitis B
dan C pada ibu hamil dan kelompok masyarakat beresiko tinggi

1. Maksud dan Tujuan Dilaksanakan Kegiatan


a. Maksud Kegiatan
Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat
b. Tujuan Kegiatan
Mendekatkan akses dan cakupan layanan kesehatan.
2. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan KegiatanUpaya Kesehatan Masyarakat dilaksanakan didesa.

3. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di Wilayah kerja UPTD.PuskesmasJulok
Kabupaten Aceh Timur

4. Pelaksanaan Kegiatan
a. PenerimaManfaat
Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu masyarakat, lintas sektor, tenaga
kesehatan

b. PelaksanaKegiatan
Pelaksana kegiatan ini dari Dinas Kesehatan dan UPTD.Puskesmas Kabupaten Aceh
Timur

c. PenanggungjawabKegiatan
Penanggung jawab Kegiatan ini yaitu Kepala UPTD.Puskesmas Julok selaku Kuasa
Pengguna Anggaran.

5. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kecamatan dengan jadwal
kegiatan sebagai berikut:

Tabel 1.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
J F M A M J J A S O N D
persentase upaya deteksi dini,
a.
preventif, dan respon penyakit
1 deteksi dini hepatitis pada ibu hamil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan kelompok
follow up ibu hamil reaktif hepatitis √ √
2 dan populasi beresiko beresiko yang
reaktif hepatitis

3 pengambilan specimen darah pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


kontak

penyuluhan program hepatitis pada √ √


4 ibu hamil
Biaya Rencanaa anggaran kegiatan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kecamatan dapat
dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 2.Rincian Anggaran Kegiatan
NO RINCIAN KEGIATAN Vol Biaya (Rp) Anggaran (Rp)
a. persentase upaya deteksi dini, preventif,
dan respon penyakit
deteksi dini hepatitis pada ibu hamil dan 4 Kegiatan 11.013.000 11.013.000
1. kelompok

follow up ibu hamil reaktif hepatitis dan 1 Kegiatan 1.300.000 1.300.000


2.
populasi beresiko beresiko yang reaktif
hepatitis

3. pengambilan specimen darah pada kontak 1 Kegiatan 1.300.000 1.300.000

penyuluhan program hepatitis pada ibu hamil 1 kegiatan 4.330.000 4.330.000


4.

Demikian Kerangka Acuan Kerja / Term Of reference ( TOR ) dibuat untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Julok, 03 Januari2021
Kepala UPTD. Puskesmas Julok Pembuat TOR

FAISAL, S. Kep NANDA UTAMI A.Md.AK


NIP. 19650525198703 1 025 Nip. 19930802 201903 2 006
2 006

Anda mungkin juga menyukai