Indikator Keluaran (Output) : Usia Lanjut Mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
Terlaksananya Upaya pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 ttg Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2) Undang-undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang–undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Kesehatan Usia lanjut di Pusat kesehatan Masyarakat
7) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Mutu
Pelayanan Standar Pada Standart pelayanan Minimal
1
pemerintah; menurunnya produktifitas masyarakat, menurunnya daya saing negara, yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Untuk menekan biaya
pelayanan kesehatan, maka perlu ditingkatkan upaya kesehatan masyarakat yang lebih menitik
beratkan pada upaya promotif dan preventif.
Adapun indikator dampak pembangunan kesehatan adalah, meningkatnya umur harapan hidup,
menurunnya angka Kematian bayi, Menurunnya angka kematian ibu, Menurunnya prevalensi gizi
kurang pada balita. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat. Selanjutnya, misi pembangunan kesehatan
nasional adalah 1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, yakni puskesmas
menggerakkan sektor lain agar pembangunan yang dilaksanakan mempunyai dampak dan kontribusi
positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, 2) Mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat, yakni puskesmas mendorong agar setiap individu, masyarakat termasuk swasta
mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatannya, 3) Memelihara dan meningkatkan upaya
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, yakni puskesmas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai standar, etika profesi dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efesiensi sehingga dapat dijangkau oleh seluruh manusia, 4)
Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan, yakni puskesmas dalam dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan mendayakan seluruh potensi sumber daya kesehatan yang ada
secara optimal dan berhasil guna.
Kecamatan Simpang Jernih merupakan salah satu Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur
dengan Luas wilayah 844.63 km2, Dengan jumlah penduduk Tahun 2020 berjumlah 4.235 Jiwa, terdiri
dari 8 Gampong, 6 Poskesdes dan 1 Puskesmas Pembantu. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Tahun
2019 67,39 rangking ke 18 dari 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun
2019 68,67. Jumlah Kematian Ibu 10 orang dengan Angka Kematian Ibu (AKI) 113, Jumlah kematian
bayi 54 orang dengan Angka Kematian Bayi (AKB) 6, Jumlah Lahir Mati (LM) 88 bayi nomor satu
terbanyak di Provinsi Aceh. Cakupan remaja putri mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) 40%, Ibu
Hamil Anemia 34%, Cakupan Ibu Hamil mendapat IFA (TTD) minimal 90 tablet selama kehamilan Tahun
2019 69%, Balita Gizi kuarang Tahun 2019 15%, Gizi buruk 5%, Stunting 30%. Cakupan Kunjungan Ibu
Hamil (K4) 75%, Cakupan kunjungan Ibu Nifas 76%, Persalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan 80%. Pelayanan kesehatan Balita Tahun 2019 65%, Pelayanan kesehatan pada
usia pendidikan dasar 59%, Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 61%. Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) berjumlah 627 unit akan tetapi yang masuk katagori Posyandu akti hanya 161 unit (26%).
Menilik masih tingginya angka-angka tersebut, perlu ditingkatkan Upaya Kesehatan Keluarga yang
sistematis dan berkesinambungan melalui kemitraan dengan pihak terkait, advokasi, pemberdayaan
masyarakat, Komunikasi perubahan perilaku, kualitas tenaga kesehatan dalam melaksanakan Upaya
kesehatan Masyarakat,penyebaran informasi kesehatan dan lain-lain.
.
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dalam pasal 4
menyatakan bahwa Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis
pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen).
d. Indikator Pelayanan
Terlaksananya Upaya Kesehatan Usia Lanjut. .
e. Keluaran/ Output
1) Meningkatnya Upaya Kesehatan Usia Lanjut
2) Tercapainaya Standar Pelayanan Minamal Bidang Kesehatan, yaitu 100%.
2
2. Maksud dan Tujuan Dilaksanakan Kegiatan
a. Maksud Kegiatan
Melaksanakan Upaya Kesehatan Usia Lanjut
b. Tujuan Kegiatan
Mendekatkan akses dan cakupan layanan kesehatan Usia Lanjut.
3. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesehatan Usia lanjut dilaksanakan di desa, Peserta dalam kegiatan ini
terdiri dari Masyarakat, kader , tenaga Kesehatan dan perangkat desa
4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di Wilayah Kecamatan Julok
5. Pelaksanaan Kegiatan
a. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini pada umumnya yaitu masyarakat, tenaga kesehatan
b. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan ini dari Puskesmas Julok
c. Penanggungjawab Kegiatan
Penanggungjawab Kegiatan ini yaitu Kepala Puskesmas Julok Kecamatan Julok
6. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Upaya Kesehatan Usia Lanjut Tingkat Kecamatan dengan jadwal kegiatan
sebagai berikut:
BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
J F M A M J J A S O N D
1. Pemantauan lansia resiko tinggi V V V
2. Posyandu lansia V V V V
3. Home care pada lansia V V
Rencana Anggaran Kegiatan Kesehatan Usia Lanjut dapat di Lihat Pada Tabel dibawah ini :
Tabel 2. Rincian Anggaran Kegiatan
Demikian Kerangka Acuan Kerja / Term Of reference ( TOR ) dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.