1. Pengertian Air bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum
dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia,
fisika dan biologis.
Pengertian Air Persih:
1. Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
3. Secara Kimia:
a.PH netral (bukan asam/basa)
b.Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah
tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air
dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat
dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak
dapat dihilangkan dengan cara ini, dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat
berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Sumber air bersih
1. Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di
dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap
orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap
penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang
tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun
ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk
mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
2. Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/
berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang
mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk
menekan kerusakan musibah banjir.
3. Air permukaan dan air bawah tanah.
Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan
penyalahgunaan sumber air sehingga terjadi pencemaran air
2. Food Sanitation ( Sanitasi Makanan )
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari
sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,
mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam
pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
a. Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk
atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
Bahan makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan
perjalanan makanan yang begitu panjang dan melalui jarngan perdagangan yang
begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baik adalah
menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas
(liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
b. Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh masyarakat.
Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya
dapat terjaga.
c. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
1) Tempat pengolahan makanan
2) Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
3) Cara pengolahan makanan
d. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari
serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
tidak berkarat atau bocor.
e. Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat
penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu
dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin
yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu
-5 s/d -10C.
f. Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan
3. Milk Sanitation ( Sanitasi Susu)
Susu sangat peka terhadap cemaran kuman serta mudah menjadi rusak atau
busuk, kerusakan susu akibat kontaminasi kuman membahayakan konsumen.
Sanitasi pada pengolahan susu mencakup pada 3 hal :
1. Bahan baku pembuatan susu
Bahan yang akan diproses harus lah bahan-bahan yang segar, baik dan tentunya
bersih, untuk menghindari kontaminasi pada bahan. Kontaminasi pada bahan
pangan akan menyebabkan bahan pangan menjadi rusak, busuk , menurunkan
mutu dari bahan pangan serta bila dikonsumsi membuat tubuh menjadi sakit/tidak
sehat.
Faktor penyebab bahan pangan rusak :
Zat kimia, biologi dan enzim (tidak bekerja secara wajar)
Pertumbuhan mikroba (timbulnya racun)
Perlakuan fisik dan mekanik
Serangga,cacing dan tikus
Salah mencampur atau mengaduk ramuan
Adanya pencemaran benda asing
Penggunaan suhu dan kelembaban yang tidak tepat
Penyimpanan dan penyajian yang ceroboh
Polusi udara adalah pengenalan bahan kimia , partikulat , bahan biologis , atau bahan
berbahaya lainnya ke dalam atmosfer bumi , mungkin menyebabkan penyakit, kematian
bagi manusia, kerusakan pada organisme hidup lainnya seperti tanaman pangan, atau alam
atau lingkungan binaan . Sebuah polutan udara adalah zat di udara yang dapat memiliki
efek buruk pada manusia dan ekosistem.
1. Sumber polutan primer utama yang dihasilkan oleh aktivitas manusia meliputi:
Sulfur oksida (SO x) - khususnya sulfur dioksida, SO 2 yang dihasilkan oleh
gunung berapi dan dalam berbagai proses industri.
Nitrogen oksida (NO x) - Nitrogen oksida, khususnya nitrogen dioksida , yang
dikeluarkan dari pembakaran suhu tinggi.
Karbon monoksida (CO) - CO biasanya tidak berwarna, tidak berbau, beracun
namun non-iritasi gas. Ini adalah produk dengan pembakaran tidak sempurna
bahan bakar seperti gas alam, batu bara atau kayu. Knalpot kendaraan
merupakan sumber utama karbon monoksida.
Senyawa organik volatil - VOC adalah terkenal polutan udara di luar ruangan.
Mereka dikategorikan sebagai metana (CH 4) atau non-metana (NMVOCs).
Metana adalah gas rumah kaca yang sangat efisien yang memberikan
kontribusi untuk meningkatkan pemanasan global
Chlorofluorocarbons (CFC) - berbahaya bagi lapisan ozon , yang dipancarkan
dari produk yang saat ini dilarang digunakan. Ini adalah gas-gas yang
dilepaskan dari AC, kulkas, semprotan aerosol, dll CFC pada yang dilepaskan
ke udara naik ke stratosfer .
Amonia (NH 3) - dipancarkan dari proses pertanian. Hal ini biasanya ditemui
sebagai gas dengan bau menyengat yang khas. Biasanya terdapat pada bahan
makanan dan pupuk.
2. Sumber polutan
a. Sumber buatan manusia
Sumber Stationary termasuk tumpukan asap dari pembangkit listrik , fasilitas
manufaktur (pabrik) dan insinerator sampah, serta tungku dan jenis-jenis alat
pemanas berbahan bakar.
Ponsel Sumber termasuk kendaraan bermotor , kapal laut, dan pesawat.
Chemicals , debu dan pembakaran terkontrol praktek di bidang pertanian dan
pengelolaan hutan .
Asap dari cat , hair spray , pernis , semprotan aerosol dan pelarut lainnya
Limbah pengendapan di tempat pembuangan sampah , yang menghasilkan
metana .
Sumber militer, seperti senjata nuklir , gas beracun , perang kuman dan
peroketan
b. Sumber alami
Debu dari sumber alami, daerah yang biasanya besar tanah dengan sedikit atau
tanpa vegetasi
Metana, yang dipancarkan oleh pencernaan makanan oleh hewan , misalnya
sapi
Radon gas dari peluruhan radioaktif dalam kerak bumi. Radon adalah tidak
berwarna, tidak berbau, alami, radioaktif gas mulia yang terbentuk dari
peluruhan radium. Gas radon dari sumber alami dapat terakumulasi dalam
gedung, terutama di daerah terbatas seperti ruang bawah tanah dan itu adalah
penyebab paling sering kedua kanker paru-paru, setelah rokok merokok.
Asap dan karbon monoksida dari kebakaran hutan
Kegiatan vulkanic, yang menghasilkan sulfur , klorin partikulat, dan abu
Polusi udara merupakan faktor risiko yang signifikan untuk beberapa kondisi
kesehatan termasuk infeksi saluran pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-
paru. Efek kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara mungkin termasuk kesulitan
bernapas, mengi, batuk, asma dan kejengkelan pernapasan yang ada dan kondisi
jantung. Reaksi individu terhadap polutan udara tergantung pada jenis polutan
seseorang terkena, tingkat paparan, status kesehatan individu dan genetika.
PERUMAHAN
Rumah yang baik, tidak harus besar dan mewah, tetapi harus memenuhi syarat kesehatan,
sehingga para penghuninya dapat beraktivitas dengan nyaman. Menurut Winslow, rumah
sehat memiliki beberapa kriteria, yakni dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis;
serta dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan dan penularan penyakit.
Agar (penghuni) rumah menjadi sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Ventiasi Udara
Rumah sehat harus memiliki ventilasi udara yang cukup, agar sirkulasi udara lancar
dan udara menjadi segar. Ventilasi udara membuat kadar oksigen di dalam rumah
tetap terjaga sekaligus menjaga kelembapan rumah. Buat ventilasi udara lewat bukaan
jendela. Jika tidak memungkinkan, bisa dibuat ventilasi lewat lubang-lubang angin.
2. Pencahayaan
Rumah sehat harus memiliki pencahayaan alami yang cukup. Rumah yang
kekurangan cahaya matahari sangat lembap dan tidak nyaman serta rawan terhadap
bibit penyakit.
3. Lantai
Lantai kedap air adalah syarat bagi rumah sehat. Bahannya bisa beragam: ubin,
semen, kayu, atau keramik. Lantai yang berdebu atau becek selain tidak nyaman juga
bisa menjadi sarang penyakit.
4. Atap dan Langit-langit
Genteng tanah liat terbilang paling cocok untuk rumah di daerah tropis seperti
Indonesia, karena lebih mampu menyerap panas matahari. Sebaiknya hindari
pengunaan atap seng, karena dapat menyebabkan hawa ruangan menjadi panas.
Ketinggian langit-langit rumah juga mesti diperhatikan. Pasalnya, langit-langit yang
terlalu pendek bisa menyebabkan ruangan terasa panas sehingga mengurangi
kenyamanan.
5. Pembuangan Limbah
Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi, dapur, dan sampah. Rumah
sehat harus memiliki septic tank dan pembuangan limbah air yang tidak mencemarkan
tanah dan air tanah serta tidak berbau. Posisi septic tank sebaiknya dibuat sejauh
mungkin dengan pompa air. Setiap rumah sehat memiliki tempat pembuangan sampah
yang tertutup agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
6. Air Bersih
Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan air bersih bagi para penghuninya, yakni
minimal 60 liter per hari per orang—untuk minum, mandi, mencuci, dan lain-lain
7. Polusi dan Kontaminasi
Polusi yang paling banyak dihasilkan rumah berasal dari asap dapur. Untuk itu, rumah
sebaiknya memiliki pembuangan asap agar tidak mencemari ruangan lain. Hindari
pula penggunaan cat dari bahan-bahan berbahaya, yang berpotensi mengganggu
sistem pernafasan penghuni.