Anda di halaman 1dari 1

Lir ilir tandure wis sumilir

Tak ijo royo-royo


Tak senggo kemanten anyar
Cah angon penekno blimbing kui
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro kumitir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono
Kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Tak surak hore

Lir ilir itu tandure wis sumilir. Lahir, mengenai anak yang baru lahir itu lir ilir tandure wis sumilir. Gembiranya
orang tua bagaimana kalo tanamannya yang diharap harapkan beberapa tahun sudah lahir? Sudah tentu kalo
hidup tak ijo royo-royo, ijo itu isyarat hidup saking senengnya seperti senengnya kemanten anyar (pengantin
baru). Bagaimana jika mempunyai anak sehat? Kan gembira, tangisnya anak yang baru lahir saja sudah
menimbulkan kegembiraan seperti gembiranya kemanten anyar. Tapi apa cukup itu saja? Tidak. Si cah angon
itu diisyaratkan supaya memanjat blimbing, cah angon penekno blimbing kui. Blimbing itu apa isyaratnya?
Begitulah hebatnya sunan kalijaga, blimbing itu pada umumnya sisinya ada lima, untuk apa blimbing itu
dipanjat? Yg di panjat bukan blimbingnya tp pohonnya, lunyu-lunyu penekno, memang licin kalau sudah dapat
blimbing untuk apa? Buat membersihkan pakaian, kanggo mbasuh dodotiro, dodotiro itu pakaian dan apa
blimbing lima itu? Blimbing lima itu dzuhur, asyar, maghrib, isya’ dan subuh (sholat lima waktu) makanya
adzan kuping kanan di adzani kuping kiri di qomati itu jadi sholat lima waktu. Sholat kok buat basuh dodotiro
(pakaian)? Hadits menerangkan “massalu sholawati khomsyi” perumpamannya sholat lima waktu itu
“kamasarin nahrin adhibin jahrin” seperti sungai yang mengalir dirumahnya orang orang. Jadi sholat lima
waktu itu ibarat air suci, itu sebab untuk membasuh, yang dibasuh dodotiro (pakaian) mana dodotiro niku? Kan
lupa, dodotiro kita itu ya jasmani dan hati sanubari, ini dodotiro pakaian, pakaiane roh dan ini yang kena dosa,
ada dosa lewat mata, lisan dan macem macem, ini harus dibersihkan dengan blimbing lima itu dodotiro
(pakaian kita) jadi untuk mbasuh dodotiro (pakaian kita) jasmani ini pakaian, pakaiannya ruhani. Buat
membasuh dodotiro, dodotiro (pakaian kita) itu koyak sobek, sobek pinggirnya, cepet cepet dondomono
(dijahit/diperbaiki/taubat) jlumatono (dibenahi) sobek karna dosa cepet cepet bertaubat di jahit di benahi kalo
sudah bagus tidak sobek terus buat apa? Kanggo sebo mengko sore, apa sebo itu? Bakal kembali menerima
panggilan dari Allah Yang Maha Kuasa. Kok bukan kembali nanti siang tapi sore? Sore itu mendekati surup
(tenggelamnya matahari) semua itu akan surup (tenggelam) jadi kanggo sebo mengko sore (untuk kembali nanti
sore) maka maknanya itu “Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un” kalo bias kembali pada Allah sesuai dengan
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un” itu lima kalimat Inna Lillahi Wa-Inna Ilaihi Roji’un. Roji’un itu ruju’an
RUJU’ itu artinya kembali (Ilmu Lepas Sangkang Paran Dumadi) lima kalimat, itu asalnya dari Inna Lillahi
Wa-Inna Ilaihi Roji’un (saya ini dari Allah dan saya akan kembali pada Allah) jangan kembali pada bumi itu
kan jasmani, jangan kembali kepada alam Najir, keliru. Tapi kembali kepada Allah, kalo bisa kembali otomatis
gembira “Wabasyiri Mukminin” itu yang dinamakan ‘Tak Surak Hore’ Bahagia, itu maknanya Lir Ilir.

Anda mungkin juga menyukai