Pengembangan Lapangan Gas Dengan Simulasi Reservoir Dan Produksi Integrated
Pengembangan Lapangan Gas Dengan Simulasi Reservoir Dan Produksi Integrated
47
48
Reservoir sebesar 1937 Psig dan temperatur 217 o F. Dari analisa laboratorium, di
ambil kesimpulan bahwa tipe fluida pada reservoir tersebut adalah retrogade gas,
jadi model black oil tidak dapat digunakan dan disarankan menggunakan model
fluida Compositional. Data komponen Fluida berada pada Tabel IV-1 dibawah i
Gambar 4.1
Model Geostatik Lapangan IDM formasi A
Tabel IV-1
Data PVT Hasil Analisa Laboratorium
Wellstream
Komposisi
Mol % GPM
Hydrogen Sulfide 0.00
Carbon Dioxide 2.14
Nitrogen 1.63
Methane 67.62
Ethane 8.50 2.274
Propane 10.09 2.780
Iso-Butane 2.05 0.671
N-Butane 2.77 0.873
Iso-Pentane 1.02 0.373
N-Pentane 0.78 0.283
Hexanes 1.23 0.477
Heptanes 1.07 0.450
Octanes 0.44 0.200
Nonanes 0.28 0.140
Decanes 0.18 0.098
Undecanes plus 0.20 0.118
TOTAL 100.00 8.737
Model Fluida perlu dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan Peng robinson
EOS (Equation of state),dan dilakukan penyelarasan dengan data analisa
laboratorium seperti CCE (Constant Composition Expansion) dan CVD(Constant
Volume Depletion) Setelah itu baru bisa digunakan untuk Input data simulasi
compositional.
Gambar 4.2
Diagram Fasa Reservoar Gas kondensat Lapangan IDM
Proses Penyelarasan data PVT telah dilakukan dengan CCE dan CVD, Oleh
karena itu model fluida ini sudah dianggap baik dan dapat digunakan untuk
simulasi reservoir,
Sampel Core yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sumur X
yang terletak di luar lapangan IDM dan beberapa sumur lapangan IDM, Hal ini
disebabkan kurangnya sampel Core yang baik pada lapangan IDM. Sampel Core
sumur X dapat digunakan karena mempunyai karakteristik batuan yang hampir
sama dengan sumur-sumur yang berada di lapangan IDM berdasarkan korelasi
log. Terdapat dua jenis analisa yaitu Routine Core dan Special Core Analysis
(SCAL). Routine Core analysis mendapatkan Harga porositas, permeabilitas serta
hubungan antar keduanya. SCAL mendapatkan harga permeabilitas relative dan
tekanan kapiler.
4.2.3.1. Analisa Core Routine
Gambar 4.3
Hubungan Porositas dan Permeabilitas
Gambar 4.4
Hubungan Permeabilitas Vertikal dan Permeabilitas Horizontal
4.2.3.2. Analisa Core Spesial
Gambar 4.5
Penentuan Rock Region berdasarkan data Permeabilitas
Tabel IV-2
Penentuan Rock Region berdasarkan Data Permeabilitas
Permeability Avg
Rock Region Num Sample
(md) Permeability
Gambar 4.6
Penentuan Rock Region berdasarkan data Porositas
Tabel IV-3
Penentuan Rock Region berdasarkan Data Porositas
1 Porosity< 16 10.96 16
Gambar 4.8
Normalisasi Kurva Permeabilitas Relatif Minyak-Gas
Gambar 4.10
Distribusi Pc pada setiap rock type
4.3. Inisialisasi
Setelah data fluida dan data batuan berhasil diinputkan ke dalam model
statik, IGIP dari model dinamik dapat dihitung, pada proses ini distribusi dari
geostatik sedikit dilakukan perubahan dengan maksud menyelaraskan IGIP
geomodel dengan IGIP hasil simulasi reservoir. Terdapat perbedaan sebesar 0,038
% dari model geostatic seperti terlihat pada Tabel IV-4.
Tabel IV-4
Perbandingan Perhitungan Cadangan Geostatik dan Simulasi Reservoir
Reservoir
Parameter Zone Geomodel Difference %
Simulation
Tekanan
IDM 2000 2002.786 0.0013
Reservoir, Psi
Gambar 4.12
Distribusi Porositas Zona 2
Gambar 4.13
Distribusi Porositas Zona 3
Gambar 4.14
Distribusi Saturasi air Zona 1
Gambar 4.15
Distribusi Saturasi air Zona 2
Gambar 4.16
Distribusi Saturasi air Zona 3
Gambar 4.17
Distribusi Saturasi Gas Zona 1
Gambar 4.18
Distribusi Saturasi Gas Zona 2
Gambar 4.19
Distribusi Saturasi Gas Zona 3
Pada lapangan IDM, pernah dilakukan Drill Stem Test pada beberapa
sumur, maka dari itu proses history matching lapangan IDM menggunakan data
DST, yang berasal dari sumur IDM-65 dan IDM-69 yang di perforasi pada
formasi Talang akar bagian atas. Parameter yang di selaraskan yaitu Laju alir gas,
laju alir condensate,laju alir air dan tubing head pressure.
DST sumur IDM-65 dilakukan pada 15-17 Januari 2009 pada kedalaman
5290’-5304 MD. Gamabar dibawah ini menunjukan Hasil penyelarasan untuk
sumur IDM-65. Gambar 4.20 menggambarkan penyelarasan laju alir gas, hal ini
membuktikan bahwa deliverability sumur dari mode dinamik telah selaras dengan
data produksi DST. Penyelarasn Laju alir condensate dapat dilihat pada Gambar
4.21, yang bisa diambil kesimpulan bahwa PVT pada simulasi ini dapat
memodelkan pengurasan kondensat. Hasil simulasi memperlihatkan laju produksi
air yang sangat rendah, yaitu dibawah 1 stb/day, oleh karena itu diasumsikan
bahwa tidak diperolehnya produksi air pada DST.
Gambar 4.20
Penyelarasan laju alir gas sumur IDM-65
Gambar 4.21
Penyelarasan laju alir kondensat sumur IDM-65
Gambar 4.22
Penyelarasan Tubing Head Pressure IDM-65
Gambar 4.23
Penyelarasan Laju Produksi Air IDM-65
Gambar 4.24
Penyelarasan laju alir gas sumur IDM-69
Gambar 4.25
Penyelarasan laju Produksi kondensat sumur IDM-69
Gambar 4.26
Penyelarasan Tubing Head Pressure IDM-69
Gambar 4.27
Penyelarasan Laju Produksi Air IDM-69
Hasil Penyelaran sudah dianggap benar sesuai dengan acuan yang telah
dibuat Skk migas yaitu, jika dilakukan input gas rate pada simulator untuk proses
history matching maka ketentuan matchnya adalah Perbedaan Gp history dengan
Gp simulasi kurang dari 5% dan Wp history dengan Wp simulasi kurang dari 10%
Selain itu dapat dilihat kemiripan dari trend grafik hasil simulasi dengan data
aktual.
4.5. Prediksi Kinerja Reservoir
Proses DST matching sudah diakukan, Kesimpulan menyatakan bahwa
model dinamik IDM siap digunakan untuk proses selanjutnya yaiu
memperkirakan kinerja reservoir dengan berbagai skenario yang direncanakan.
Terdapat 3 skenario yang dibuat pada penelitian ini yaitu
1. High Pressure
2. Low Pressure
3. Low Low Pressure
Prediksi simulasi ini dilakukan dari November 2013 dan berakhir di bulan
maret 2023.Skenario - skenario ini dibuat dengan dasar sensitifitas tekanan di
kepala tubing. Skenario HP dengan sensitifitas THP sebesar 1150 psia skenario
LP dengan sensitifitas THP sebesar 500 psia dan skenario LLP dengan sensitifitas
THP sebesar 200 psia. Sensitifitas yang dilakukan juga pada setiap skenario
adalah laju produksi gas yang biasa disebut plateu rate. Dimana skenario high
pressure dengan constraint laju produksi gas 10 mmscfd, skenario Low pressure
20 mmscfd dan skenario LLP sebesar 20 mmscfd.
Tabel IV-5
Constraint Sumur Skenario High Pressure
Gambar 4.29
Laju Alir Gas Skenario High Pressure
Gambar 4.30
Total Perolehan Produksi Gas Skenari High Pressure
Gambar 4.31
Laju alir Condensate Skenario High Pressure
Gambar 4.32
Total Perolehan Condensate Skenario High Pressure
Gambar 4.33
Lokasi Sumur Skenario Low Pressure
Tabel. IV-6
Constraint Sumur Skenario Low Pressure
Group Gas
Well name BHP THP Online Date
Rate
IDM-27ST 600 500 Sep-15
IDM-59 600 500 Sep-15
IDM-7 600 500 Sep-15
IDM-74 600 500 Sep-15
20 MMSCF
IDM-65 600 500 Sep-15
IDM-68 600 500 Sep-15
IDM-89 600 500 Sep-15
IDMX4 600 500 Sep-15
Lanjutan Tabel. IV-6
Group Gas
Well name BHP THP Online Date
Rate
IDM-88 600 500 Sep-15
IDM-91 600 500 Sep-15
IDM-45 600 500 Jan-16
IDM-47 600 500 Jan-16
IDM-66 600 500 Jan-16
IDM-69 600 500 Jan-16 20 MMSCF
Gambar 4.35
Total Perolehan Produksi Gas Skenario Low Pressure
Gambar 4.36
Laju alir Condensate Skenario Low Pressure
Gambar 4.37
Total Perolehan Condensate Skenario Low Pressure
4.5.3. Skenario LowLow Pressure
Berdasarkan skenario sebelumnya, Hasil simulasi menyatakan pada bulan
september 2018 terjadi penurunan laju produksi.. Pada skenario low low pressure
ini jumlah sumur tetap berjumlah 20 sumur, Hal yang dilakukan agar plateu rate
tetap tercapai yaitu perubahan constraint yang dapat terlihat pada Tabel IV-7.
Gambar 4.38
Lokasi Sumur Skenario Low Low Pressure
Tabel. IV-7
Constraint Sumur Skenario Low Low Pressure
Online Group Gas
Well name BHP THP
Date Rate
IDM-27ST 300 200 Mar-18
IDM-59 300 200 Mar-18
IDM-7 300 200 Mar-18
20 MMSCF
IDM-74 300 200 Mar-18
IDM-65 300 200 Mar-18
IDM-68 300 200 Mar-18
Lanjutan Tabel. IV-7
Online Group Gas
Well name BHP THP
Date Rate
IDM-89 300 200 Mar-18
IDMX4 300 200 Mar-18
IDM-88 300 200 Mar-18
IDM-91 300 200 Mar-18
IDM-45 300 200 Mar-18
IDM-47 300 200 Mar-18
IDM-66 300 200 Mar-18
20 MMSCF
IDM-69 300 200 Mar-18
IDM-95 300 200 Mar-18
IDMX1 300 200 Mar-18
IDMX2 300 200 Mar-18
IDMX5 300 200 Mar-18
IDM-42 300 200 Mar-18
IDM-43 300 200 Mar-18
Gambar 4.40
Total Perolehan Produksi Gas Skenario Low Low Pressure
Gambar 4.41
Laju alir Condensate Skenario Low Low Pressure
Gambar 4.42
Total Perolehan Condensate Skenario Low Low Pressure
Tabel IV-8
Perbandingan Kontribusi Perolehan Gas Setiap Sumur
GAS IN PLACE
Sumur EUR (MSCF) CATEGORY
(MSCF)
IDM-45 717623.9 1630774.984 P2
IDM-27ST 25537.28 58032.56746 P2
IDM-42 1131367 2570991.576 P2
IDM-43 531718.2 1208310.843 P2
IDM-59 1330229 3022898.452 P2
IDM-7 4526515 10286345.57 P1
IDM-47 4724149.5 10735463 P2
IDM-74 2196348.5 4991124.446 P1
IDM-66 2047281 4652373.814 P1
IDM-69 1511359.37 3434510.825 P1
IDM-65 5371726 12207057.74 P1
IDM-68 595744 1353807.213 P2
IDM-89 839146.437 1906930.66 P2
IDM-88 4103687 9325483.868 P2
IDM-95 3101026 7046972.134 P2
IDM-91 866672.06 1969481.667 P2
IDMX1 4630233 10522041.07 P2
Lanjutan Tabel IV-8
GAS IN PLACE
Sumur EUR (MSCF) CATEGORY
(MSCF)
IDMX2 5412086.5 12298775.55 P2
IDMX4 12412297 28206506.84 P2
IDMX5 1513404 3439157.174 P2
Total P1 15653229.87 35571412.4
Total P2 41934920.88 95295627.6
TOTAL 57588150.75 130867040
RF 0.440050839
44.01%
Gambar 4.43.
Profil Sumur Single Branch Model (Multilayer)
Tabel IV-9
Input Data Single Branch Model
K avg
No Well k (upper) k (lower) Zone Thickness (ft)
(md)
1 IDM 27-st 18 25 Zone 3 0.17 65.7
2 IDM 42 20 25 Zone 3 4 60
3 IDM 66 12 25 Zone 2/3 2.8 85
4 IDM 43 22 25 Zone 3 9.6 55
5 IDM 65 12 16 Zone 2 220 33
6 IDM 47 20 25 Zone 3 60 60
7 IDM 7 1 10 Zone 1 220 46
8 IDM 45 21 25 Zone 3 6 57
9 IDM 59 21 25 Zone 3 21 57
1 7 Zone 1 2 40
10 IDM 69
12 25 Zone 2/3 4 85
1 8 Zone 1 7 46
11 IDM 74
20 25 Zone 3 22 60
1 10 Zone 1 0.0071 45
12 IDM 68
12 25 Zone 2/3 7 85
12 18 Zone 2 4 35
13 IDM 89
20 25 Zone 3 1 60
1 10 Zone 1 24 46
14 IDM 88 12 18 Zone 2 13 35
20 25 Zone 3 0.4 60
1 10 Zone 1 0.458 46
15 IDM 95
20 25 Zone 3 60 60
12 18 Zone 2 1 35
16 IDM 91
20 25 Zone 3 3 60
1 10 Zone 1 3.2 45
17 X1 12 18 Zone 2 5.44 35
20 25 Zone 3 12.3 60
1 10 Zone 1 8.613 45
18 X2 12 18 Zone 2 11.5 35
20 25 Zone 3 2.4 60
1 10 Zone 1 12.4 45
19 X4 12 18 Zone 2 32.1 35
20 25 Zone 3 71.26 60
1 10 Zone 1 1.422 45
20 X5 12 18 Zone 2 0.0032 35
20 25 Zone 3 2.412 60
Gambar 4.44 menunjukan hasil analisa nodal dengan top node wellhead
untuk sumur IDM-X1, dimana dihasilkan perpotongan antara Inflow Curve
dengan Outflow Curve berada di 4 mmscfd sesuai dengan rate yang dihasilkan
pada simulasi reservoir, Oleh karena itu model single branch sudah bisa
digunakan untuk pembuatan model jaringan di permukaan.
Gambar 4.44.
Contoh Analisa Nodal Single Branch Model (Multilayer)
Gambar 4.45.
PipeSim Network Model
Parameter Pipa
Sumur Jarak ID Wall
Roughness
(Km) (inch) thickness
IDM- 65 11.9 4 0.5 0.001
IDM-27ST 11.0 6 0.5 0.001
IDM-7 11.0 4 0.5 0.001
IDM-47 9.6 4 0.5 0.001
IDM-43 9.6 6 0.5 0.001
IDM-42 9.6 6 0.5 0.001
IDM-68 8.9 6 0.5 0.001
IDM-74 7.5 4 0.5 0.001
IDM-66 6.5 4 0.5 0.001
IDM-59 11.0 4 0.5 0.001
IDM-45 8.0 6 0.5 0.001
IDM-69 3.0 4 0.5 0.001
IDM-89 12.2 4 0.5 0.001
IDM-88 11.3 4 0.5 0.001
IDM-91 1.67 6 0.5 0.001
IDM-95 3.5 4 0.5 0.001
IDMX1 4.3 4 0.5 0.001
IDMX2 2.3 4 0.5 0.001
IDMX4 8.9 4 0.5 0.001
IDMX5 4.3 4 0.5 0.001
Gambar 4.46.
PipeSim Network Model (Stasiun Pengumpul)
Pada skenario Low pressure, Aliran gas dari lapangan IDM dialirkan
menuju Separator LP bertekanan 385 psig. Seperti pada skenario HP fasa cair
langsung dipisahkan di scrubber LP yang akhirnya dialirkan menuju FD untuk
pemisahan gas sisa, dan Fasa cair di kirim ke tank. Hasil pemisahan dari separator
LP (Dry Gas) harus dilakukan penaikan tekanan, karena tekanan yang disepakati
untuk sales gas adalah 700 psig. Oleh karena itu, peneliti mengaplikasikan
kompressor untuk mengkompresi dry gas tersebut, agar mendapatkan tekanan
yang diinginkan.
Skenario Low Low pressure sama seperti skenario Low Pressure yaitu
menggunakan bantuan kompressor untuk menaikan tekanan menjadi 700 psig.
Hasil Pemisahan gas dari separator LLP dengan tekanan 150 psig membutuhkan
bantuan 2 kompressor. Kompressor pertama menaikan tekanan menjadi 410 Psig
dan kompressor kedua menaikan tekanan dari 410 psig menjadi 735 psig.
Spesifikasi kompressor dapat diihat pada Tabel IV-12.
Tabel IV-11
Spesifikasi Separator
SEP HP 735
Scrubber HP 60
SEP LP 385
Scrubber LP 60
SEP LLP 150
Scrubber LLP 60
Flash Drum 35
Tabel IV-12
Spesifikasi Compressor
Gambar 4.47.
Gas Velocity ( 4 in Flowline size)
Gambar 4.48.
Gas Velocity ( Input simulator)
Gambar 4.49.
Ilustrasi Sistem Produksi yang Terintegrasi
4.7.1. Pemilihan Reservoir Model, Network Model dan Well Mapping
Reservoir model yang dipilih pada menu ini adalah model yang telah di
simulasikan melalui software Eclipse 2005.1.Pemilihan network model (PipeSim-
net) digunakan untuk integrasi model jaringan dan model waktu produksi. Well
Mapping dimaksudkan untuk menghubungkan tiap-tiap sumur pada network
dengan sumur-sumur pada reservoir model
Gambar 4.50.
Hasil Simulasi FPT Skenario HP (Sales Gas Production Rate)
Gambar 4.51.
Hasil Simulasi FPT Skenario LP (Sales Gas Production Rate)
Gambar 4.52.
Hasil Simulasi FPT Skenario LLP (Sales Gas Production Rate)
HPLPLLP
Gambar 4.53.
Hasil Simulasi FPT Ketiga Skenario (Sales Gas Production Rate)
Tabel IV-13
Summary Hasil Running FPT
Gambar 4.55
Hasil Simulasi FPT (Condensate and Water Production Total)
Pada network model dipasang Flare sebaga tempat pembakaran gas sisa atau gas
yang sudah tidak diperlukan, dengan maskud untuk menyeimbangkan tekanan
pada stasiun pengumpul, alasan kedua yaitu diketahui bahwa gas tidak dapat
disimpan jadi harus selalu dialirkan. Oleh karena itu itu, ketika suatu sistem
produksi gas memproduksikan gas yang melebihi kebutuhan maka harus dibakar
di flare. Laju alir dan total gas yang dibakar dapat dilihat pada Gambar 4.56.
Gambar 4.56
Hasil Simulasi FPT (Condensate and Water Production Total) Flare
Tabel IV-13
Production Sharing Contract Lapangan IDM
Tabel IV-14
Pembagian Keuntungan Kontraktor dan Pemerintah
OPERATING
118391.5151 9.71 9.71 10.05
COST
SKK MIGAS
362524.6855 29.73 29.73 30.78
EQUITY
TOTAL
590640.7353 48.44 48.44 50.15
INDONESIA
NCF TO
228738.0956 18.76 18.76 19.42
CONTRACTOR
Tabel IV-15
Indikator ekonomi Kontraktor
5% NPV, M$ 217,846
ROR, % 29.9
Tabel IV-16
Indikator ekonomi Pemerintah
5% NPV 434,093