Anda di halaman 1dari 12

TEORI KOTA DAN PEMUKIMAN

KAMPUNG IMPROVEMENT PROGRAM

Diajukan untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Teori Kota dan Pemukiman

FATRA ZENATA ENTE


551417019

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN AJARAN 2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................ ..............................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ . ..............i

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................. ........................1
2. Rumusan Masalah............................................................................ ........................2
3. Tujuan dan Manfaat.............................................................................................. ...2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kota Menurut Para Ahli..................... ...................................................5
2. Pengertian dan Program Perbaikan Pemukiman Kumuh........................... ..............3
3. Tujuan dan Usaha Kampung Improvement Program...................................... ........5
4. Tipe Pemukiman Kumuh............................................ .............................................8
5. Cakupan dan Sumber Dana KIP............................................ ..................................8

BAB III KESIMPULAN


Kesimpulan...................................................................................... ..............................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... ................................11


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Kampong
Improvement Program.”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi Agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya


untuk Ibu Lidya selaku dosen mata kuliah Teori Kota dan Pemukiman yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada saya guna menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.

Saya berharap makalah ini mampu berguna serta bermanfaat dalam


meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Program perbaikan pemukiman
kumuh

Selain itu saya juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat direvisi.

Akhir katasaya berharap makalah sederhana saya ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Saya pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah
ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Gorontalo, 14 Mei 2019

Penyusun

Fatra Zenata Ente


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kampung merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut permukiman
informal di Indonesia. Kampung, diambil dari kata Melayu, awalnya merupakan
terminologi yang dipakai untuk menjelaskan sistem permukiman pedesaan (Setiawan,
2010). Kampung merupakan fenomena permukiman perdesaan yang hidup di tengah
kota dengan tingkat kekerabatan dan modal sosial yang sama dengan masyarakat di
desa. Hal tersebut mulai muncul sejak awal abad 20. Pada saat itu kampung mulai
diidentikkan dengan permukiman informal yang berkembang di kota secara
sporadis(tidak merata) dan tidak terkontrol. Kampung tidak lagi diartikan sebagai
permukiman di perdesaan. Kampung kota terbentuk akibat adanya urbanisasi yang
memicu bertambahnya jumlah penduduk di kota. Migran tersebut pindah ke kota tanpa
memikirkan di mana mereka akan tinggal dan bagaimana mereka akan hidup. Mereka
hanya tertarik dengan kesempatan yang besar untuk bekerja di kota tanpa mempedulikan
kemampuan yang mereka miliki dan tempat tinggal. Adanya hal tersebut daerah yang
tidak bertuan seperti bantaran sungai, sempadan rel kereta api, bahkan di bawah
jembatan pun dijadikan sebagai tempat tinggal. Selain hal tersebut, berkembangnya
kampung kota juga dipengaruhi oleh harga tanah dan rumah di kota yang tinggi sehingga
para migran tidak bisa menjangkaunya. Penyelesaian yang mereka ambil yaitu dengan
membangun perumahan informal di daerah – daerah tersebut.
Berkembangnya kampung kota yang sporadis dan organik menjadikan kualitas
lingkungan permukiman menurun dan timbul masalah baru. Adanya hal tersebut
mendorong pemerintah untuk membuat program perbaikan kampung. Tujuan adanya
program tersebut adalah untuk memperbaiki kualitas lingkungan kampung dan
memperbaiki kondisi fisik, sosial, dan ekonomi penduduknya. Program perbaikan
kampung atau yang sering disebut dengan KIP (Kampung Improvement Project) pada
periode tahun 1970 akhir sampai 1980an ditujukan pada kampung – kampung di kota
skala besar sampai metropolis seperti Jakarta dan Surabaya.

Program KIP dilaksanakan pada tahun 1974 di Jakarta dan tahun 1976 di
Surabaya dilakukan secara bertahap. Kedua kota tersebut merupakan kota yang
mempunyai kampung dengan kualitas lingkungan yang rendah sehingga bisa disebut
kampung kumuh dan perlu dilakukan perbaikan. Bukan hanya meningkatkan kualitas
lingkungan, secara fisik, peningkatan kondisi sosial, ekonomi, tetapi program ini juga
meningkatkan adanya partisipasi masyarakat dalam melakukan pembangunan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian kota menurut para ahli
2. Apa itu Kampong Improvement Program (KIP) dan apa saja program dari KIP
3. Jelaskan tujuan dan usaha-usaha dari perbaikan kampong
4. Sebutkan 2 Tipe Perumahan yang tidak teratur
5. jelaskan cakupan dan sumber dana KIP

1.3. Tujuan dan Manfaat


a. Tujuan
1. untuk mengetahui pengertian kota menurut para ahli
2. Untuk mengetahui apa itu Kampong Improvement Program dan apa saja
program nya
3. Untuk mengetahui tujuan dan usaha-usaha perbaikan Kampong
4. Untuk mengetahui tipe perumahan yang tidak teratur
5. Untuk mengetahui cakupan dan sumber dana dari Kampong Imrpovement
Program

b. Manfaat
1. Adapun manfaat yang dapat diambil oleh penulis adalah lebih dapat memahami
secara teoritis dan empiris mengenai permukiman informal, kampung kota, dan
program perbaikan kampung.
2. dapat memberikan arahan-arahan untuk rencana penanganan yang diperlukan
khususnya dalam memberikan penanganan pada kawasan permukiman kumuh
3. memberikan gambaran mengenai perkembangan dan dampak dari adanya
program perbaikan kampung. Masyarakat lebih dapat memahami tentang
program penataan permukiman secara konseptual mau pun tujuan adanya
program tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kota
Para ahli memberi pengertian tentang kota sesuai dengan sudut pandang
keilmuannya masing-masing. Pengertian kota menurut beberapa ahli sebagai berikut.

a. (Bintarto)
Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang
heterogen serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah
tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang heterogen,
baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan.

b. (Max Weber)
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar sebagai benteng
serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat kosmopolitan.

c. (Louis Wirth)
Kota adalah permukiman yang relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

d. (Arnold Toynbee)
Kota selain merupakan permukiman juga merupakan suatu kekompleksan yang
khusus dan tiap kota menunjukkan pribadinya masing-masing.

e. (Grunfeld)
Kota adalah suatu permukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi
daripada kepadatan penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan sistem
penggunaan tanah yang beraneka ragam, serta ditutupi oleh gedung-gedung tinggi yang
lokasinya berdekatan.

f. (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, pasal 1)


Disebutkan kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang
mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta
permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.

2.2. Pengertian Kampung Improvement Program

a. pengertian

KIP dikenal sejak zaman belanda dengan nama Kampoeng Verhetering.


Penanganan perbaikan kampung dimulai dalam Repelita I (1969) di Jakarta. Rintisan
tersebut dalam Repelita II dilanjutkan di Surabaya. Penanganan perbaikan kampung
dalam Repelita V dilakukan di 470 kota dengan luas 37.000 hektare dan penduduk yang
terlayani mencapai kurang lebih 15 juta jiwa.

KIP (Kampung Improvement Program) sendiri merupakan suatu Program


Perbaikan kampung Kota akibat urbanisasi yang tinggi dan mengakibatkan kekumuhan
kota.

b. Program perbaikan kampung

1. Perbaikan Prasarana dan Kualias Fisik


2. Rumah dan Pemukiman yang Sehat

2.3. Tujuan dan Usaha perbaikan kampung

a. Tujuan
Konsep KIP awalnya sederhana, bertujuan untuk meningkatkan kondisi fasilitas
perumahan kampung dengan sasaran :

1. Mengurangi genangan air > perbaikan sistem saluran drainase dan pengerasan
jalan-jalan kampung.

2. Peningkatan pengadaan air bersih > pemansangan kran-kran umum di setiap


tempat.

3. Mengurangi gangguan sampah > memperbaiki sistem pembuangan sampah


(pengadaan gerobak-gerobak sampah, tong dan bak sampah).

4. Meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan > pembangunan MCK.

5. Selain bantuan diatas, dilengkapi juga dengan pembangunan fasilitas kesehatan


(puskesmas & pos pelayanan kesehatan) serta perbaikan sekolah dasar dll.

Tujuan Akhir KIP yaitu Meningkatkan Taraf Hdup Masyarakat dengan Perbaikan
Fisik Lingkungan diusahakan pula Peningkatan Ekonomi Masyarakat.

b. Usaha
1. Jalan-jalan Kenderaan
2. Jalan setapak
3. Saluran drainase
4. Pembuangan Sampah
5. MCK (mandi uci kakus), dan lain-lain

2.4. Tipe Perumahan yang tidak teratur

Perumahan yang tidak teratur dibagi dalam 2 tipe yaitu:

1. Type Kampung
Suatu bentuk pemukiman yang berada diwilayah perkotaan dengan
kondisi bangunan dan lingkungan yang kurang baik dan tidak beraturan. Tingkat
kerapatan bangunan dan penduduk juga tinggi dan sarana pelayanan dasar masih
kurang. Kadangkala kampung perkotaan merupakan suatu daerah kumuh yang
ditinggalkan
2. Type Perumahan Liar
Perumahan liar secara umum didefinisikan sebagai suatu kawasan
pemukiman yang terbangun pada lahan kosong “liar” dikota bbaik milik swasta
maupun pemerintah, tanpa hak yang legal terhadap lahan dan atau izin dari
penguasa yang membangun, didiami oleh orang berpenghasilan sangat rendah
(miskin) yang tidak mempunyai akses terhadap kepemilikkan lahan tetap.
Menurut Patrick McAuslan (1986) dalamPurnawan (2004), kehadiran
permukiman liar dalam prakteknya ada beberapa macam: (1) Massa permukiman
liar yang diorganisir, (2) keluarga-keluarga secara sendiri-sendiri menetap diaatas
tanah yang mereka anggap tidak tditempati dengan atau ijin kepada mereka, (3)
permukiman liar yang didasarkan pada transaksi resmi ortodoks, yaitu
permukiman membeli sebidang tanah dari seseorang penjual yang memiliki tanah
itu, tetapi tidak mempunyai persetujuan yang sah mengenai pembagian tanah
untuk membanguna rumah diatasnya atau yang sebenarnya tidak mempunyai hak
baik untuk memiliki atau menjual tanah itu kepada siapapun.

2.5. Cakupan dan Sumber dana Kampong Improvement Program

a. Cakupan

 BINA LINGKUNGAN (Perbaikan Fisik Lingkungan). Yaitu meningkatkan


prasarana lingkungan seperti jaringan jalan, menciptakan ruang dan bangunan
yang teratur, jaringan air bersih, jaringan saluran pembuangan air limbah dll.
Fungsi prasarana adalah untuk melayani dan mendorong terwujudnya lingkungan
permukiman yang optimal sesuai dengan fungsinya
 BINA MANUSIA(Peningkatan Kualitas Hidup). Yaitu antara
lain terdiri dari jaminan pemenuhan kebutuhan dan pelayanan
dasar, serta penanggulangan kemiskinan
 BINA USAHA(Peningkatan Ekonomi).

b. Sumber dana

Sumber Dana KIP :

1 . APBN, dilakukan di kota sedang dan kecil jenis ini dinamakan KIP perintis

2. Pemerintah Pusat dan Daerah, jumlah komponen yang diperbaiki lebih banyak
dengan kualitas lebih baik
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Permasalahan perumahan di Indonesia tidak hanya berkisar pada masalah
jumlah dan kualitas, tetapi juga permasalahan sosial seperti bagaimana
mempertahankan kearifan sosial dan juga kebersamaan yang ada di kampung-
kanpung.

Ketidakseimbangan antara supply dan demand dalam penyediaan


perumahan, menyebabkan munculnya permukiman kampung kota, yang
bercirikan kawasan yang padat, kumuh, jorok, tidak mengikuti aturan-aturan
resmi, dan mayoritas penghuninya miskin.

Konsep kampung sebagai ‘heritage’ tersebut terlihat sangat baik guna


meningkatkan taraf hidup Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang
bermukim di kampung kota.
DAFTAR PUSTAKA

  http://tambahrejo.wordpress.com/2012/09/06/permukiman-kumuh-di-perkotaan-dan-
permasalahannya/ (Diakses : 6 September 2012)
DigitalCollections
/jiunkpe/s1/sip4/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-21497158-1188-tanah_merah-chapter2.pdf,
Hal : 14. diakses 6/11/2011
Sumber : Materi Kuliah Kota & Permukiman, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai