Anda di halaman 1dari 44

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari

perairan yang sangat luas. Hal ini membuktikan bahwa potensi perkembangan

usaha perikanan di setiap wilayah kepulauan Indonesia dapat dikembangkan,

mengingat sumberdaya perikanan yang terdapat di perairan Indonesia masih

banyak yang belum dikelola sehingga memberikan peluang yang baik untuk

mengembangkan sumberdaya perikanan dalam rangka meningkatkan devisa

negara.

Seiring berjalannya waktu, semakin berkembang pula pengetahuan dan

teknologi khususnya di bidang perikanan untuk menggunakan alat tangkap yang

efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil tangkapan yang diinginkan sesuai

dengan tujuan penangkapan.

Purse seine atau jaring lingkar merupakan alat tangkap yang dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat beroperasi untuk menangkap ikan- ikan pelagis.

Cara pengoperasian alat tangkap ini dilakukan dengan dua cara yaitu dioperasikan

dengan cara mengejar gerombolan ikan dan menggunakan alat bantu penangkapan

seperti rumpon, cahaya dan fish finder, namun keterampilan mengoperasikan alat

tangkap sangat ditentukan oleh ilmu dan teknologi penangkapannya (Mallawa

dan Sudirman, 2004).

1
Purse seine merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan-

ikan pelagis yang bersifat bergerombol dan hidup di dekat perairan yang dalam.

Alat tangkap ini bersifat aktif karena pengoperasiannya bersifat menghalangi,

mengurung serta mempersempit ruang gerak baik ke samping (horizontal)

maupun ke arah dalam (vertical). Setelah itu, bagian bawah jaring dikerutkan

sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap (Tomasila dan

Usemahu, 2004).

Pengoperasian alat tangkappurse seine dilakukan dengan 2 (dua) tahap

yaitu shooting dan hauling. Keberhasilan proses shooting dan hauling sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecepatan melingkar jaring, kecepatan

tenggelam pemberat serta kecepatan penarikan tali kerut.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

- Menjelaskan teknik pengoperasian dengan menggunakan alat tangkap

purse seine.

- Mengetahui alat bantu dan alat tambahan pada kapal penangkap ikan yang

menggunakan alat tangkap purse seine.

- Menjelaskan konstruksi alat tangkap purse seine.

- Mengetahui jenis hasil tangkapan di kapal yang menggunakan alat tangkap

purse seine.

- Menjelaskan sistem penanganan hasil tangkapan, di kapal penangkap ikan

yang menggunakan alat tangkap purse seine.

2
1.2.2. Tujuan Khusus

- Dapat melakukan teknik pengoperasian dengan menggunakan alat tangkap

purse seine.

- Dapat mengidentifikasi alat bantu dan alat tambahan di kapal yang

menggunakan alat tangkap purse seine.

- Dapat mengidentifikasi konstruksi alat tangkap purse seine.

- Dapat mengidentifikasi jenis hasil tangkapan di kapal yang menggunakan

alat tangkap purse seine.

- Dapat menerapkan sistem penanganan hasil tangkapan di atas kapal.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Tempat praktek kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA) Ini di laksanakan di

KM. RICO O1, pemilik Bapak Rico.

Kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA) di laksanakan selama kurang lebih 6

(enam) bulan, tetapi karena cuaca yang buruk sehinga kapal tidak dapat

melakukan pelayaran. Penulis melaksanakan kegiatan praktek di atas kapalkurang

lebih selama 5 (lima) bulan, mulai di hitung dari tanggal 20 Januari sampai

dengan 24 juni

3
II. PELAKSANAAN PRAKTEK

2.1.Keadaan Umum Lokasi Praktek

2.2 Data kapal

Sistem penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse

seine, pada umumnya terdiri dari dua jenis sistem penangkapan yaitu :

menggunakan sistem (one boat) dan sistem (two boat). KM. RICO 01,

merupakan kapal penangkap ikan, dengan menggunakan alat tangkap purse

seinemenggunakan sistem (one boat). KM. RICO 01, dikelola langsung oleh

pemilik kapal yaitu Bapak. Rico, dan merupakan salah satu kapal milik

perorangan, yang ada di Balai Pengembangan dan Pembinaan Penangkapan

Ikan (BPPPI) Tumumpa. Balai Pengembangan dan Pembinaan Penangkapan

Ikan (BPPPI) Tumumpa, dikelola oleh dinas Propinsi Sulawesi Utara.Adapun

keadaan umum dari Balai Pengembangan dan Pembinaan Penangkapan Ikan

(BPPPI) Tumumpa, dapat dilihat pada tabel 01.

Tabel 01.Profil Balai Pengembangan dan Pembinaan Penangkapan Ikan


Tumumpa.
NO. Uraian Keterangan
1 Nama Balai Pengembangan dan Pembinaan
Penangkapan Ikan (BPPPI)
2 Jenis Pelabuhan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
3 Alamat Kompleks Pelabuhan Perikanan Tumumpa
dua, Lingkungan tiga, Desa Tumumpa, Kota
Manado, Propinsi Sulawesi Utara
4 Kepala Ir. Frans RT . Terok

Sumber : (BPPPI) Tumumpa, Juni 2016


2.2.2. Spesifikasi Kapal

4
KM. RICO 01, merupakan kapal purse seine yang terbuat dari baja dan

mempunyai sistem kemudi hidrolik. Adapun spesifikasi Kapal,untuk lebih

jelas dapat dilihatpada tabel 02.

Tabel 02. Spesifikasi KM. RICO 01

NO Uraian Keterangan
1 Nama Kapal KM. RICO 01
2 Bendera/Kebangsaan Indonesia
3 Tempat Pembuatan Manado
4 Tanda Selar Manado/GT. 30 No. 920/KKa
5 NO. SIUP 10.02.0178.5912
6 Bentuk Kapal “ U “ Bottom
7 Sistem Kemudi Hidrolik
8 Jenis/Type Kapal Pukat cincin /purse seine
9 Berat kotor (GT) 30 GT
10 Length Over All 23,20 Meter

(LOA)
11 Breadth (lebar) 5,00 Meter
12 Depth (dalam) 1,40 Meter
13 Bahan utama kapal Baja
Sumber : KM. RICO 01

Gambar 01 : KM. RICO 01

2.2.3Keadaan Palka

5
Palka merupakan suatu ruang atau tempat pada kapal untuk

menyimpan barang – barang. Di KM. RICO 01, fungsi utama dari palka adalah

sebagai tempat untuk menyimpan atau menampung hasil tangkapan.

Palka di KM. RICO 01, berbahan dasar baja lapis fiber. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 05.

Tabel 05. Keadaan Palka dan Bahan Materialnya

NO Uraian Keterangan
1 Jumlah Palka 6 Unit
2 Kapasitas 30 Ton
3 Bahan Dasar Baja
4 Sistem Pengesan
Sumber : KM. RICO 01

Sumber : steverly sumuweng

Gambar 03 : Keadaan Palka di KM. RICO 01

6
2.2.4 Struktur Organisasi KM. RICO 01

Jumlah awak kapal KM. RICO 01, maksimal adalah dua puluh (20) orang

dengan Empat orang Taruna praktek.

Awak kapal tersebut terdiri dari seorang Nakhoda, seorang KKM, seorang

Fishing Master(Tonaas), seorang Juru masak (Koki), dan tujuh belas (17) orang

lainnya ABK biasa.

Dalam rangka kelancaran kegiatan yang dilakukan maka perlu adanya

pembagian tugas, dimana setiap awak kapal mendapat tugas dan tanggung jawab

masing-masing pada kapal tersebut, agar operasi penangkapan dapat berjalan

dengan baik.Adapun struktur organisasi pada KM. RICO 01, dapat dilihat pada

gambar 07.

Nakhoda Fishing Master

ABK

Koki

Gambar 05: Struktur organisasi diatas kapal

Pembagian tugas pokok dan tanggung jawab dari masing-masing awak

kapal adalah sebagai berikut :

a. Nakhoda :

7
 Bertangung jawab terhadap kapal baik di darat maupun di laut.

 Bertangung jawab terhadap dokumen-dokumen kapal (SLO, SIB, SIUP,

SIPI, dan lain - lain).

 Bertangung jawab terhadap keselamatan kapal selama berlayar.

 Bertangung jawab terhadap awak kapal.

 Mengendalikan biaya/pengeluaran kapal.

b. Fishing Master ( Tonaas )

 Memaksimalkan hasil tangkapan

 Bertanggung jawab terhadap Alat tangkap

 Bertanggung jawab mengenai kinerja ABK kapal.

 Bertanggung jawab mengenai mutu hasil tangkapan.

c. Kepala Kamar Mesin (KKM)

 Mengoptimalkan daya kerja mesin di atas kapal.

 Pengendalian spert part mesin kapal.

 Kesiapan mesin-mesin kapal.

 Bekerjasama dengan nakhoda.

d. Koki

 Menyediakan menu makanan untuk para ABK kapal.

 Membagi jatah makanan pada semua ABK selama berlayar.

e. Anak Buah Kapal

 Melaksanakan kegiatan kepelautan selama pengoperasian.

8
 Menangani hasil tangkapan.

 Melakukan bongkar muat ikan di dermaga.

2.3 Alat Navigasi dan Alat Keselamatan

2.3.1 Alat Navigasi

Di KM. RICO 01, memiki beberapa alat navigasi yang di gunakan dalam

pencarían tempat untuk pengoperasian alat tangkap,adapun alat-alat navigasi

dapat dilihat pada tabel03.

Tabel 03. Peralatan Navigasi di KM. RICO 01

NO Uraian Keterangan
1 GPS 1 Unit
2 Teropong 1 Unit

3 Kompas 1 Unit

4 Radio SSB 1 Unit

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 02 : Alat Navigas

2.3.2 Alat Keselamatan

9
Di KM. RICO 01, memiki beberapa alat keselamatan, yang di gunakan

untuk mencegah apabila terjadi keadaan darurat, pada saat pelayaran dan saat

pengoperasian. Adapun alat-alat keselamatan dapat dilihat pada tabel 04.

Sumber : steverly sumuweng

Gambar alat keselamatan

Tabel 04. Peralatan Keselamatan di KM. RICO 01.

NO Uraian Keterangan
1 Life Buoy 4 Unit
2 Life Jacket 30 Unit
3 Dry Chemical (4,5 kg) 3 Unit
Sumber : KM. RICO 01.

2.4 Data permesinan

2.4.1 Mesin Penggerak KM. RICO 01

10
Mesin (Tenaga Penggerak) yang digunakan di KM. RICO 01, merupakan

mesin diesel yang mempunyai enam silinder.Tenaga penggerak KM. RICO 01,

bermerk Yanmar dengan kekuatan 365 PK.

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 04: Mesin Induk KM. RICO 01

Foto oleh : James . Bagensa (2015).


2.5 Keadaan Alat Tangkap

2.5.1. Konstruksi dan Spesifikasi Alat Tangkap

Konstruksi alat tangkap purse seine di KM. RICO 01, seperti konstruksi

purse seine pada umumnya yang terdiri dari bagian sayap, bahu, perut, dan

kantung jaring. Adapun konstruksi alat tangkap purse seine di KM. RICO 01,

dapat dilihat pada gambar 08.

KKM

11
Gambar 06: Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine)

Alat tangkap purse seine di KM. RICO 01, dirancang dan dibuat

langsung oleh Bapak. Mane Nagaring, dengan dibantu oleh beberapa pekerja

Beliau. Bahan untuk pembuatan alat tangkap purse seine di KM. RICO 01,

diperoleh dari Toko Murah Jaya dan Toko Harapan Tetap, yang ada di Kota

Manado.

Adapun spesifikasi dari alat tangkap purse seine di KM. RICO 01,

dapat dilihat pada table 07.

Perincian Data Bagian Jaring


Material Besar Mata Panjang Ukuran
Bagian Benang
Sayap Nilon 2 Inchi 75 Meter No. 06
Bahu Nilon 1,5 Inchi 50 Meter No. 09
Perut Nilon 1,25 Inchi 50 Meter No. 12
Kantong Nilon 1 Inchi 100 Meter No. 18
Perincian Data Tali Temali, Pelampung, dan Pemberat
Material Diameter/Ukuran Panjang Jumlah /
Bagian Berat

Tali Polyethylene No. 16 450 Meter -


Pelampung
Tali Ris Atas Polyethylene No. 12 450 Meter -
Tali Ris Polyethylene No. 08 - -
Bawah
Tali Polyethylene No. 08 - -
Pemberat
Pelampung Vynril Sponge 8,5 Cm – 11 Cm 6,5 Cm - 16 900 Buah
Cm
Cincin Stainless 15 Cm - 75 buah
Pemberat Timah 2,5 Cm 6,5 Cm 600 Kg
Tabel 07. Spesifikasi Alat Tangkap Purse Seine di KM. RICO 01

12
2.5.2 Sayap Jaring (Net Wing)

Bahan yang digunakan untuk membuat badan jaring di KM. RICO 01,
Foto oleh : James . Bagensa (2015).
adalah benang nilon.Pada bagian badan jaring bagian sayap, memakai benang

nomor 06 serta ukuran mata jaring (mesh size) adalah 2Inchi.

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 07: Sayap Jaring di KM. RICO 01

2.5.3 Bahu Jaring (Net Shoulder)

Pada bagian bahu jaring di KM. RICO 01, menggunakan benang nilon

nomor 09 dengan ukuran mata jaring 1,5 inchi.

Gambar 08: Bagian Bahu Jaring di KM. RICO 0

13
2.5.4 Perut Jaring (Net Midle)

Dibagian perut jaring di KM. RICO 01, menggunakan benang nilon

nomor 12, dengan ukuran mata jaring 1,25 inchi.

Gambar 09: Bagian Perut Jaring di KM. RICO 01

2.5.5 Kantung Jaring (Net Bunt)

Untuk bagian kantung jaring di KM. RICO 01, menggunakan bahan nilon

dengan benang nomor 12 dan ukuran mata jaring adalah 1 inchi.Sebelum hasil

tangkapan dinaikan ke deck, ikan dikumpulkan pada bagian kantung jaring.

Gambar 10: Kantung Jaring di KM. RICO 01

14
2.5.6 Pelampung (Bouy)

Selain jaring pelampung adalah bagian yang penting didalam konstruksi

alat tangkap purse seine, dikarenakan kemampuan daya apung mempengaruhi

efektifitas alat tangkap.

Alat tangkap purse seine di KM. RICO 01, menggunakan Pelampung

berbahan dasar vynril sponge, yang keseluruhan berjumlah 900 buah

pelampung. Pelampung yang digunakan dari sayap jaring sampai bagian perut

jaring, menggunakan pelampung berwarna putih dengan panjang 16 cm, dan

berdiameter 8,5 cm. Bagian kantung jaring menggunakan pelampung berwarna

kuning sebagai tanda bagian kantung jaring, dengan panjang pelampung 16

cm, dan berdiameter 11 cm.

Pelampung tanda di KM. RICO 01, berbahan dasar Styrofoam, yang

berfungsi sebagai tanda pada saat shooting dan hauling, pada saat

pengoperasian alat tangkap.

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 11: Pelampung di KM. RICO 01

15
2.5.7 Tali Pelampung dan Tali Ris Atas

Tali Pelampung di KM. RICO 01, menggunakan jenis tali Polyethylene

yang ukuran talinya nomor 16. Tali pelampung ini berfungsi untuk

menghubungkan pelampung pada alat tangkap purse seine dan penghubung

dengan tali ris atas.

Tali ris atas pada alat tangkap purse seine milik KM. RICO 01,

menggunakan tali jenis Polyethylene,dengan ukuran tali nomor 12.Tali ris atas

berfungsi sebagai penghubung badan jaring dengan pelampung.

Sumber : steverly sumuweng

Gambar 12: Tali Pelampung dan Tali Ris Atas pada KM. RICO 01

2.5.8 Selvedge

Selvedge adalah rangkaian jaring yang terdapat pada bagian atas, bagian

bawah ataupun pada bagian sisi-sisi badan jaring, secara fungsional selvedge

berperan untuk memberikan kekuatan konstruksi alat tangkap purse Seine.

16
Selvedge berfungsi sebagai penahan lembaran jaring agar tidak mudah

rusak dan cepat robek akibat dari gaya tegang tali (breaking strength), yang

ditimbulkan oleh daya apung dan daya tenggelam jaring.Regangan yang terjadi

pada saat jaring dibentangkan dapat membuat jaring menjadi rusak dan robek.

Selvedge pada KM. RICO 01,menggunakan jenis tali Polyethylene,yang

terpasang di sekeliling alat tangkap dengan ukuran mata jaring 2 inchi selain

bagian kantung 1,5 inchi, yang menghubungkan kantung dengan tali ris atas

dan tali pelampung.

Gambar 13: Selvedge di KM. RICO 01

2.5.9 Pemberat (Sinker)

Pemberat yang digunakan tebuat dari timah dengan berat keseluruhan 600

kg yang dipasang denga cara mengikatnya sejajar dengan tali ris bawah. Pemberat

pada alat tangkap purse seine di KM. RICO 01,memiliki diameter 2,5 cm, dan

panjang 6,5 cm

17
Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 14: Pemberat pada Alat Tangkap Purse Seine di KM. RICO 01

2.5.10 Tali Pemberat dan Tali Ris Bawah

Tali Pemberat di KM. RICO 01, menggunakan jenis tali Polyethylene,

yang ukuran talinya bernomor 08. Tali pemberat ini berfungsi untuk

menghubungkan pemberat berupa timah pada alat tangkap purse seine,dan

penghubung dengan tali ris bawah. Tali ris bawah pada alat tangkap purse

seine milik KM. RICO 01, menggunakan tali jenis Polyethyleneyang bernomor

08. Tali ris bawah berfungsi sebagai penghubung badan jaring dengan tali

pemberat.

18
Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 15: Tali Pemberat dan Tali Ris Bawah Pada KM. RICO 01

2.5.11 Cincin (Ring) dan Tali Cincin (Bridle Line)

Cincin atauring yang digunakan pada alat tangkap purse seine pada KM.

RICO 01, adalah berbentuk snap ring, berjumlah 75 buah cincin yang terbuat dari

stainless. Tali cincin ataubridle line,berfungsi sebagai penghubungantara cincin

atauring dengan tali pemberat dan tali ris bawah pada alat tangkap purse seine.

Sumber : steverly sumuweng

Gambar 17: Cincin / Ring dan Tali Cincin ( Bridle Line )

19
2.5.12 Tali Kerut (Purse Line)

Tali kerut adalah tali yang berfungsi untuk mengerutkan jaring. Pada KM.

RICO 01, tali kerut yang digunakan berbahan dasar polyethylene, dan

menggunakan tali nomor 18.

Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 17: Tali Kerut di KM. RICO 01

2.6 LayOut Kapal KM.RICO 01

Keterangan :

1. Air bersih
2. Air bersih
3. Palka ikan
1 2 4. Palka ikan
5. Es balok
3 4 6. Es balok
7. Es balok
5 6
8. Es balok
7 8 9. Kamar komando
10. Kamar mesin
9 11. Jarring

10

11
20
2.7 Kegiatan Praktek

2.7.1 Persiapan Menuju Fishing Ground

Pada persiapan KM. RICO 01, mempersiapkan segala sesuatu yang

diperlukan guna untuk menunjang keberhasilan pada saat operasi

penangkapan.Persiapan ini dilakukan baik di darat maupun di laut.Persiapan di

darat harus dilakukan agar para awak kapal tidak mendapatkan hambatan selama

operasi penangkapan. Persiapan di darat meliputi:

a. Kapal

Kapal harus dipersiapkan dengan baik, karena menjadi sarana untuk

menuju fishing ground.Pengecekan secara keseluruhan harus dilakukan sebelum

memulai operasi penangkapan.

b. Dokumen Kapal

Dokumen kapal sangat penting ketika akan melakukan proses

penangkapan, dan merupakan syarat untuk sebuah kapal untuk dapat melakukan

keberangkatan dan proses operasi penangkapan. Adapun dokumen yang harus

dipersiapkan seperti, Surat Ijin Penangkapan (SIPI), Surat Ijin Usaha

Penangkapan Ikan (SIUP), Surat Laik Operasi (SLO), Surat Ijin Berlayar (SIB),

dan lain sebagainya.

c. Bahan bakar

Bahan bakar di KM. RICO 01, berupa solar dan bensin.Solar merupakan

bahan bakar mesin penggerak di KM. RICO 01, sedangkan bensin merupakan

bahan bakar untuk ayuda.

21
Adapun bahan bakar yang dipersiapkan pertripnya antara lain :

1. Solar (3 ton).

2. Bensin (30 Liter).

3. Oli.

d. Es Balok

Dalam proses penanganan hasil tangkapan di KM. RICO 01,

menggunakan sistem pengesan. Oleh karena itu diperlukan es balok sebagai media

untuk mempertahankan mutu dan kualitas hasil tangkapan.Es balok yang

digunakan mempunyai berat kurang lebih 25 sampai 30 kg. Pertripnya KM. RICO

O1, membutuhkan setidaknya 300 sampai 400 es balok untuk dibawa saat

melakukan operasi penangkapan, dan disimpan dalam palka.

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 23: Es Balok di KM. RICO 01

22
e. Bahan Makanan

Selanjutnya adalah bahan makanan untuk para awak di KM. RICO 01,

untuk menjaga kelangsungan hidup para awak ketika melaksanakan proses

pengoperasian. Pertripnya KM. RICO 01, membawa bahan makanan berupa

beras, rempah – rempah, air, dan bahan lainya untuk keperluan para awak kapal.

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 24: Bahan Makanan Persiapan Menuju Fishing Ground

23
2.7.2 Menuju Fishing Ground

Setelah semua kegiatan yang berhubungan dengan persiapan pengoperasian

purse seine selesai dipersiapkan, kapal selanjutnya segera menuju daerah

penangkapan (fishing ground).

Posisi fishing ground telah diupload sebelumnya di GPS oleh

Nakhoda.Jarak antara fishing base ke fishing groundKM. RICO, pada umumnya

berjarak 90 mil sampai 160 mil laut.Kecepatan kapal saat menuju fishing ground,

rata – rata kapal dipacu 8 sampai 10 knot.

2.7.3 Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

a. Persiapan Pengoperasian Purse Seine

Setelah sampai di daerah fishing ground dan dianggap baik untuk

melakukan operasi penangkapan, serta keadaan cuaca yang memungkinkan, maka

hal yangperlu di persiapakan yaitu antara lain:

- Memasukan tali kerut ke cincin.

- Memperbaiki jaring apabila terjadi kerusakan.

- Mempersiapkan lampu pada rumpon atau light boat, dan dipasang ketika

matahari terbenam.

- Mengecek kepadatan ikan yang dilakukan oleh Nakhoda maupun fishing

master, yang akan menentukan dilaksanakannya proses penangkapan atau

tidak.

- Memisahkan ponton dari rumahnya dengan cara menarik ponton dengan

kapal, dengan kecepatan 7 sampai 8 knot.

24
b. Penurunan Alat Tangkap (Shooting)

Sebelum kapal menurunkan alat tangkap, Nakhoda menunggu awak kapal

yang ada di rumpon untuk memberikan tanda kapan dan saat akan melakukan

shooting. Awak yang ditugaskan di rumpon ini mempunyai tugas melihat

kepadatan ikan, serta arah arus dan angin untuk diinformasikan kepada Nahkoda

ketika akan menurunkan alat tangkap.

Saat rumpon memberikan kode, maka kapal secepatnya menuju tempat

dimana rumpon berada dan langsung menurunkan alat tangkap. Penurunan alat

tangkap diturunkan di lambung kanan kapal dan arah putaran kapal mengikuti

arah putaran baling – baling yaitu kanan, dan kecepatan kapal saat melingkar 6

sampai 7 knot.

Purse seine pada prinsipnya dioperasikan melingkari gerombolan ikan

secara horisontal, dan memagari secara vertikal dengan cara mengerutkan tali

kerut sehingga membuat ikan tidak bisa meloloskan diri dibagian bawah jaring.

Adapun pelaksanaan shooting di KM. RICO 01 biasanya dilakukan pada malam

hari sampai matahari terbit antara pukul 04:30 sampai pukul 05:30 WITA.

c. Penarikan Alat Tangkap (Hauling)

Penarikan alat tangkap (hauling) ini dilakukan,selesai shootingpada saat

kapal bertemu dengan pelampung tanda.Penarikan alat tangkap (hauling) terbagi

menjadi dua bagian, yaitu penarikan tali kerut, dan penarikan pelampung dan

jaring, yang dilakukan secara bersamaan.

25
 Penarikan tali kerut

Penarikan tali kerut ini dilakukan apabila tali tersebut yang diikat pada tali

pelampung tandatelah diangkat menggunakan bambu keatas kapal.Saat itu tali

kerut dipisahkan dari pelampung dan diserahkan pada ABK lainnyauntuk

selanjutnya ditarik dengan mesin takal atau winch.Sedangkan pelampung dan

jaring ditarik oleh ABK lainnya menggunakan sistem manual.

Penarikan tali kerut harus dilakukan secepat mungkin sampai seluruh

cincin terkumpuldan dinaikan ke atas deck.Ini dilakukan secara cepat untuk

mencegah ikan meloloskan diri dibagian bawah jaring.Penarikan tali

kerutdilakukan menggunakan mesin takal atau winch, biasanya memakan waktu

30 sampai 45 menit apabila tidak ada gangguan baik dari dalam maupun

gangguan dari luar.

 Penarikan pelampung dan jaring

Penarikan pelampung dan jaring, dilakukan secara bersamaan dengan

penarikan tali kerut.Sistem penarikan pelampung dan jaring di KM. RICO 01,

menggunakan sistem manual. Proses penarikan sampai pada bagian kantung

jaring, memakan waktu 1,5 jam sampai 2 jam apabila tidak ada halangan baik dari

dalam maupun dari luar seperti arus dan cuaca.

26
Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 25: Penarikan Jaring di KM. RICO O1

Penarikan jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati

mengingat ikan masih dapat meloloskan diri dengan cara melompati tali

pelampung dan isi jaring. Apabila jaring yang ditarik sudah berada dibagian

kantung, maka penarikannya dihentikan mengingat ikan sudah terkumpul

dibagian kantung jaring.Setelah itu pelampung diangkat dan diselipkan pada

bambu di lambung kanan kapal, kemudian ikan diangkat dengan menggunakan

scoop net atau sibu-sibu, dan dimasukan kedalam palka yang sebelumnya sudah

dialasi es balok

27
Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 26:Pengangkatan Hasil Tangkapan

d. Pelipatan Jaring

Pelipatan jaring dilakukan ketika semua rangkaian pengoperasian telah

selesai dilaksanakan. Pelipatan jaring ini dapat dilakukan dengan sistem manual

dan juga dapat dilakukan menggunakan alat bantu yaitu winch, sesuai situasi dan

kondisi atau keadaan ikan. Dalam proses pelipatan alat tangkap purse seine

dirapikan atau dilipat dibagian buritan kapal.

Dl foto oleh: Steverly sumuweng

Gambar 27: Proses Pelipatan Jaring di KM. RICO 01

28
2.8 Faktor- Faktor yang Dihadapi Saat Pengoperasian

Dalam proses pengoperasian tentunya pasti ada hambatan yang sering

diterjadi pada saat mengoperasikan alat tangkap purse seine. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi proses penangkapan diantaranya yaitu :

1. Faktor dari dalam

 Keterampilan para awak kapal.

 Mesin ayuda terkadang macet saat menarik kapal.

2. Faktor dari luar

 Keadaan laut bergelombang besar.

 Angin terlalu kencang.

 Arus di atas dan di bawah berbeda.

Dari kedua faktor tersebut, yang paling sering dijumpai pada saat akan

melakukan pengoperasian adalah faktor dari luar. Karena faktor dari luar seperti

keadaan cuaca dan arus yang buruk ketika melakukan proses pengoperasian, dapat

menyebabkan kerusakan besar pada jaring.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Jenis- Jenis Hasil Tangkapan

Menurut oscar (2010),jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan

dari purse seine adalah ikan-ikan yang membentuk suatu gerombolan dan

29
beradadekat dengan permukaan air,diharapkan pula densitas dari gerombolan

tersebut tinggi yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lain haruslah sedekat

mungkin.Jenis ikan yang menjadi target penangkapan di KM. RICO 01, adalah

jenis ikan pelagiskecil.

Jenis hasil tangkapan yang menjadi sasaran KM. RICO O1,adalah :

 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis),

 Ikan Cakalang/ Skipjack (Katsuwonus pelamis),

 Ikan Madidihang (Thunnus allalunga), dan

 Ikan Layang (Decapterus ruselli)

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 28: Hasil Tangkapan KM. RICO 01

3.2 Penanganan Hasil Tangkapan

Seluruh kegiatan shooting dan hauling harus didukung dengan penanganan

hasil yang cepat, tepat, dan selalu dalam keadaan dingin, yang artinya cepat untuk

ditangani, tepat dalam menjaga suhu ikan, dan harus selalu dalam keadaan dingin.

30
Sistem penanganan hasil tangkapan di KM. Viktoria 03, menggunakan

sistem berlapis yaitu ( es, ikan, es, Ikan, ), dan setiap 4 jam sekali keadaan ikan

dalam palka dicek oleh awak kapal, dan apabila kering akan ditambah es maupun

air laut

Es

Es

Es

Gambar 29: Sistem Penanganan di KM. RICO 01

3.3 Alat Tambahan Penangkapan

W3Alat tambahan penangkapan, merupakan sebuah alat yang digunakan

untuk menambah efisiensi atau juga memaksimalkan suatu proses penangkapan

ikan. Berikut ini adalah alat tambahan yang digunakan saat proses pengoperasian

menggunakan alat tangkap purse seine di KM. RICO 01.

a. Winch

Dalam proses penangkapan ikan pada kapal purse seine khususnya pada

KM. RICO 01, hal yang paling penting adalah proses penarikan tali kerut agar

jaring cepat menutup dan ikan tidak meloloskan diri.

31
Proses penarikan tali kerut ini harus dilakukan dengan cepat agar ikan

yang sudah berada di dalam jaring tidak dapat meloloskan diri dari jaring. Alat

tambahan tersebut sangat besar pengaruhnya dalam keberhasilan proses

penangkapan mengunakan alat tangkap purse seine di KM. RICO 01

Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 20: Winch di KM. RICO 01

b. Ayuda

Ayuda di KM. RICO 01, merupakan sebuah perahu bantu yang berfungsi

untuk menarik KM. RICO 01, pada saat pengoperasian. Ayuda mempertahankan

posisi kapal pada saat kapal menarik tali kerut dan jaring.

32
Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 21: Ayuda KM. RICO 01

c. Scoop Net

Scoop net merupakan suatu Alat tambahan penangkapan, yang digunakan

ketika ikan sudah terkumpul pada bagian kantung jaring dan akan diangkat ke

deck.Fungsi dari scoop net untuk mengangkat hasil tangkapan pada KM. RICO

01, yang kemudian ditampung didalam palka

Sumber : Steverly sumuweng

Gambar 22: Scoop Net di KM. RICO 01

33
3.4 Proses Pembongkaran Hasil Tangkapan

Proses pembongkaran dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tumumpa. Ikan yang ada didalam palka di angkat ke deck dengan menggunakan

alat pengangkat. Setelah itu ikan disortir sesuai dengan jenis ikan yang semuanya

akan dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tumumpa. Ikan dilelangmenurut

satuan keranjang, yang satu keranjang mempunyai berat 70 kg, apabila ditampung

dalam mobil berjumlah 20 sampai 22 keranjang sesuai dengan ukuran mobil

tersebut.

Sumber: Steverly sumuweng

Gambar 30: Kegiatan Pelelangan Ikan di TPI Tumumpa

34
IV KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

1. Teknik pengoperasian purse seine, terdiri dari :

 Shooting

Shooting atau penurunan alat tangkap diawali dengan menjatuhkan

pelampung tanda yang disertai dengan tali ris atas, pelampung dan diikuti

dengan tali cincin selanjutnya dengan bagian jaring lainnya.Shooting harus

dilakukan dengan cepat, karena hal ini merupakan faktor penting yang

berpengaruh pada hasil tangkap.

 Hauling

Proses hauling yaitu proses penarikan alat tangkap purse seine, terbagi

menjadi dua bagian yaitu : penarikan tali kerut, dan penarikan pelampung

dan jaring.

Permasalahan yang sering dialami ketika melakukan proses shooting dan

hauling, seperti, mesin ayuda macet, keterampilan awak kapal, dan faktor

cuaca.

2. Alat bantu penangkapan dan alat tambahan penangkapan dalam

prosespengoperasian menggunakan alat tangkap purse seine, meliputi :

 Alat Bantu Penangkapan

a. Rumpon

b. Lampu

35
 Alat Tambahan Penangkapan

a. Winch d. Scoop net

b. Light boat e. Ganco

c. Ayuda

3. Adapun konstruksi alat tangkap purse seine meliputi :

a. Sayap (net wing) k. Tali pemberat

b. Bahu (net shoulder) l. Pemberat

c. Perut (net midle) m. Tali cincin (bridle line)

d. Kantung (net bunt) n. cincin(ring)

e. Pelampung (buoy) o. Tali kerut (purse line)

f. Pelampung tanda

g. Tali pelampung

h. Tal ris atas

i. Selvedge

j. Tal ris bawah

4. Jenis ikan yang menjadi sasaran dan target utama dalam melakukan proses

penangkapan menggunakan alat tangkap purse seine, meliputi ikan pelagis kecil

seperti :

a. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

b. Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

c. Ikan Madidihang (Thunnus allalunga)

d. Ikan Layang (Decapterus ruselli)

36
5. Penanganan hasil tangkapan dalam pengoperasian alat tangkap purse seine,

pada umumnya menganut prinsip cepat, tepat, dan selalu dalam keadaan dingin.

Sistem penanganan yang digunakan yaitu sistem berlapis (es, ikan, es, ikan).

3.2. Saran

a. Pada saat cuaca buruk sebaiknya tidak melakukan proses pengoperasian,

karena olah gerak kapal sulit dikendalikan sehingga dapat membahayakan

para awak kapal, alat tangkap dan alat bantu penangkapan.

b. Pemeriksaan dan perawatan secara rutin pada mesin ayuda, wajib

dilakukan agar tidak menghambat dan mengganggu dalam proses

penangkapan.

c. Perlu adanya pelatihan khusus kepada awak kapal yang belum

berkompeten dalam mengoperasikan alat tangkap, agar dapat

meminimalisir kecelakaan saat proses penangkapan.

37
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01.Surat Laik Operasi (SLO) KM. RICO 01

38
Lampiran 02.Surat Persetujuan Berlayar

39
40
Lampiran 03.Surat ukur dalam

41
Lampiran 04.Surat izin usaha perikanan

42
Lampiran 05.Tempat Pelelangan Ikan Tumumpa

43
DAFTAR PUSTAKA

George R. Terry, 1994. Ilmu Akutansi. Dalam


http:/ilmuakutansi.web.Id/pengertian – manajemen – menurut – ahli.07
Juni 2012.

Kementerian Kelautan dan Perikanan.2012. Alat Bantu Penangkapan


Ikan.Dalam.02 Juni 2012.

Mukhtar.2010. Daerah Penangkapan dalam.30 Mei 2012.

Oscar, 2010.Para Pencinta Ikan.Dalam http:/www.purse seine.07 Juni 2012.

Sudirman dan Mallawa, 2004. Teknik Penangkapan Ikan, Rinera Cipta: Jakarta.

Usemahu.A.R. dan Tomasila, 2004 Teknik Penangkapan Ikan.Pusat Pendidikan


Dan Kelautan Pelatihan Perikanan Jakarta.

44

Anda mungkin juga menyukai