Anda di halaman 1dari 10

Tugas Mata Kuliah

Rancang Bangun Kapal


Judul: Dimensi Utama Dan Koefisien

OLEH
I Nyoman Subawa
NIM : 1205155006

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2013
Dimensi Utama Dan Koefisien

1.PENGERTIAN KAPAL PERIKANAN


Pengertian dan Batasan Kapal Perikanan
1. Kapal perikanan adalah kapal, perahu atau alat apung lain yang digunakan
untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidaya ikan, pengangkut ikan pengolah ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian/ eksplorasi perikanan.
2. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk
menangkap ikan, termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan, atau
mengawetkan.
3. Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk
mengangkut ikan, termasuk memuat, menampung, menyimpan, mendinginkan, atau
mengawetkan.
4. Satuan armada penangkapan ikan adalah kelompok kapal perikanan yang
dipergunakan untuk menangkap ikan jenis pelagis yang bermigrasi dan dioperasikan
dalam satu kesatuan sistem operasi penangkapan atau dalam satu kesatuan
manajemen usaha, yang terdiri dari kapal penangkap ikan, kapal pembantu
penangkap ikan, dan kapal pengangkut ikan, atau kelompok kapal penangkap ikan
dan pengangkut ikan dalam satu manajemen usaha penangkapan ikan
  
2.PENGUKURAN KAPAL PERIKANAN
Teknis
Kapal perikanan memiliki dimensi/ ukuran utama dan koefisien bentuk kapal,
yang tergantung dari peruntukannya sehingga mempengaruhi karakteristik
konstruksi kapal.

Dimensi/ ukuran utama kapal


Untuk mengukur dimensi utama kapal, sebaiknya bangunan konstruksi kapal dalam
keadaan lunas rata (even keel) dan diupayakan bangunan konstruksi kapal berada di
atas galangan kapal. Hal ini disebabkan untuk memudahkan pengukuran panjang
garis air dan panjang garis tegak kapal serta kedalaman kapal yang berada di bawah
permukaan air laut. Adapun pengertian teknis mengenai dimensi/ ukuran utama dan
koefisien bentuk kapal adalah sebagai berikut :

a. Panjang kapal
1. Panjang seluruh kapal (Length over all, Loa) adalah jarak mendatar antara
ujung depan linggi haluan sampai dengan ujung belakang linggi buritan kapal.
2. Panjang garis geladak kapal (Length deck line, Ldl) adalah jarak mendatar
antara sisi depan linggi haluan sampai dengan sisi belakang linggi buritan yang
diukur pada garis geladak utama atau geladak kekuatan.
3. Panjang garis air kapal (Length water line, Lwl) adalah jarak mendatar
antara sisi belakang linggi haluan sampai dengan sisi depan linggi buritan, yang
diukur pada garis air muatan penuh.
4. Panjang garis tegak kapal (Length between perpendicular, Lbp) adalah
jarak mendatar antara garis tegak haluan sampai dengan garis tegak buritan/ sumbu
poros kemudi kapal, yang diukur pada garis air muatan penuh.
5. Panjang kapal (Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 6 Tahun 2005 tentang
Pengukuran Kapal, p) adalah panjang yang diukur pada 96 % dari panjang garis air dengan
sarat 85 % dari ukuran dalam terbesar yang terendah diukur dari sebelah atas lunas, atau
panjang garis air tersebut diukur dari linggi haluan sampai ke sumbu poros kemudi, apabila
panjang ini yang lebih besar
  
b. Lebar kapal
1. Lebar maksimum kapal (Breadth maximum, Bmax) adalah jarak mendatar
antara sisi-sisi luar dari pisang-pisang atau fender kapal, yang diukur pada lebar
kapal terbesar.
2. Lebar garis geladak kapal (Breadth deck line, Bdl atau  Breadth moulded,
Bmld) adalah jarak mendatar antara sisi-sisi luar kulit kapal, yang diukur pada garis
tepi geladak dan dipertengahan panjang garis tegak kapal.
3. Lebar garis air kapal (Breadth water line, Bwl) adalah jarak mendatar
antara sisi-sisi luar kulit kapal, yang diukur pada garis muatan penuh dan
dipertengahan panjang garis tegak kapal.
  
c. Tinggi kapal
1. Tinggi maksimum kapal (Height  atau  Depth maximun, Hmax atau
Dmax) adalah jarak vertikal atau tegak antara garis dasar/ garis sponeng bawah
sampai dengan garis atau sisi atas pagar kapal, yang diukur pada pertengahan
panjang garis tegak kapal.
2. Tinggi kapal atau tinggi geladak kapal (Height, H atau  Depth, D) adalah
jarak vertikal atau tegak antara garis dasar/ garis sponeng bawah sampai dengan
garis atau sisi atas geladak pada garis tepi geladak utama, yang diukur pada
pertengahan panjang garis tegak kapal.
3. Sarat air kapal (Draught  atau  draft, d) adalah jarak vertikal/ tegak antara
garis dasar sampai dengan garis air muatan penuh atau tanda lambung timbul kapal
untuk garis muat musim panas, yang diukur pada pertengahan panjang garis tegak
kapal.
  
Besaran Kapal
Terdapat beberapa cara dalam menentukan besaran kapal perikanan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Volume displacement kapal, Volume displacement kapal merupakan volume
badan kapal yang berada di bawah permukaan air, dimana besaran yang dihasilkan
merupakan hasil perkalian panjang, lebar, tinggi sarat air (pada garis air muat
penuh) dengan koefisien balok (block coefficient, Cb)
2. Displacement kapal Displacement kapal merupakan volume kapal apabila
kapal berlayar di perairan dalam hal ini perairan laut, yang dihasilkan dari perkalian
antara Volume displacement dengan berat jenis air laut
3. Tonnage atau Gross Tonnage (GT) kapal Pengukuran besaran volume
kapal perikanan dilakukan pada bagian ruangan – ruangan yang tertutup dan
dianggap kedap air yang berada di dalam kapal dan dinyatakan dalam Gross
Tonnage kapal dengan menggunakan satuan ”Register Tonnage (1 RT = 100 ft3 =
2,8328 m3). Volume ruangan tertutup dalam kapal terdiri dari volume ruang tertutup
yang terdapat di bagian atas dan bawah dari geladak utama. Dimana geladak utama
kapal adalah geladak kapal yang menyeluruh dari haluan sampai buritan kapal, yang
dianggap sebagai geladak kekuatan kapal. Sebagian besar kapal perikanan memiliki
1 (satu) geladak kapal, maka geladak utama sama dengan geladak kekuatan kapal.
Bangunan di atas kapal (super structure) merupakan bangunan kapal yang terletak di
atas geladak utama dan mempunyai lebar bangunan atas sama
dengan moulded kapal. Apabila lebar bangunan atas lebih kecil dari 96 %
lebar moulded kapal, maka bangunan di atas geladak utama dianggap sebagai
rumah geladak (deck house).
Sesuai dengan ”International Convention on Tonnage Measurment of Ship , TMS 1969”,
maka menentukan tonnageatau gross tonnage kapal dilakukan dilakukan dengan
formula sebagai berikut :

a) Panjang seluruh kapal kurang dari sama dengan 24 meter (≤ 24 m) 


Metode pengukuran dalam negeri berdasarkan TSM 1969 digunakan bagi kapal yang
memiliki panjang seluruh kapal (Loa) kurang dari sama dengan 24 meter (≤ 24 m).
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 6 Tahun 2005 tentang
Pengukuran Kapal metode pengukuran dalam negeri (*) adalah sebagai berikut :
  
GT  0,25xV
Keterangan :
GT      = Gross Tonnage atau tonase kotor (RT)
0,25   = faktor
V       = Volume ruang tertutup yang berada dalam kapal (m 3)
V1     = Volume ruangan di bawah geladak utama (m3)
V2     = Volume ruangan di atas geladak utama (m 3)

a.2) Ruangan tertutup di atas geladak


 
V₂ = l x b(r) x d(r)
Keterangan :
V2    = Volume ruangan di atas geladak utama (m3)
l      = Panjang ruangan (m), diukur hingga kesebelah dalam kulit atau plat dingding.
b(r)  = Lebar rata-rata (m), diukur hingga kesebelah dalam kulit atau plat dingding.
d(r) = Tinggi rata-rata (m), tinggi ruang bangunan atas diukur dari sebelah atas
geladak sampai sebelah bawah geladak diatasnya; tinggi kepala palkah diukur dari
sebelah bawah geladak sampai sebelah bawah tutup kepala palkah.

Catatan
Umumnya ruangan tertutup di atas geladak utama terdiri dari :
a. Ruangan di depan kapal : akil (fore castle),
b. Ruangan di tengah kapal : anjungan (bridge),
c. Ruangan di belakang kapal : kimbul (poop),
d. Ruangan tutup palka (muatan, gudang dan motor atau mesin),
e. Ruangan yang berbentuk balok atau kotak mempunyai koefisien balok :Cb = 1,00
f. Ruangan di bawah geladak terpenggal, baik yang berada di haluan maupun di buritan kapal
dan mengikuti kelengkungan bentuk kapal, maka koefisien baloknya sama dengan koefisien
balok kapal

A. Koefisien Bentuk Kapal.

1. Koefisien garis air ( Water Plane area coefficient ) dengan


notasi Cwl.

Gambar 4.1 Koefisien Garis Air

Cwl adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat ( Awl )
dengan luas sebuah empat persegi panjang dengan lebar B.

Cwl =  Awl   , dimana :


           Lwl
Awl = Luas bidang garis air.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar kapal ( Lebar Garis Air ).
Pada umumnya harga Cwl terletak antara 0,70 ~ 0,90

2. Koefisien Gading besar dengan Notasi Cm ( Midship


Coeficient ).

 
Gambar 4.2 Koefisien Midship
Cm adalah perbandingan antara luas penampang gading besar yang
terendam air dengan luas suatu penampang yang lebarnya = B dan
tingginya = T.

Cm =  Am      BT

.
Penampang gading besar ( midship ) yang besar terutama dijumpai
pada kapal sungai den kapal – kapal barang sesuai dengan keperluan
ruangan muatan yang besar. Sedang bentuk penampang gading besar
yang tajam pada umumnya didapatkan pada kapal tunda sedangkan
yang terakhir di dapatkan pada kapal – kapal pedalaman.
Harga Cm terletak antara 0,50 ~ 0,995 dimana harga yang pertama di
dapatkan pada kapal tunda sedangkan yang terakhir di dapatkan pada
kapal – kapal pedalaman.
Bentuk penampang melintang yang sama pada bagian tengah dari
panjang kapal dinamakan dengan Paralel Midle Body.

3. Koefisien Blok ( Block Coeficient ).

 Gambar 4.3 Koefisien Prismatik


Koefisien Blok dengan Notasi Cb.
Koefisien blok adalah merupakan perbandingan antara isi karene
dengan isi suatu balok dengan panjang = Lwl, lebar = B dan tinggi = T.

Cb =      V                Lwl BT

V = Isi karene.
Lwl = Panjang garis air.
B = Lebar karene atau lebar kapal.
T = Sarat kapal.
Dari harga Cb dapat dilihat apakah badan kapal mempunyai bentuk
yang gemuk atau ramping.
Pada umumnya kapal cepat mempunyai harga Cb yang kecil dan
sebaliknya kapal – kapal lambat mempunyai harga Cb yang besar.
Harga Cb terletak antara 0,20 ~ 0,84.

4. Koefisien Prismatik ( Prismatik Coefficient )


 
Gambar 4.4 Koefisien Blok

a. Koefisien Prismatik Memanjang. ( Longitudinal Prismatic Coeficient ).


Koefisien prismatic memanjang dengan notasi Cp adalah
perbandingan antara volume badan kapal yang ada di bawah
permukaan air ( Isi Karene ) dengan volume sebuah prisma
dengan luas penampang midship ( Am ) dan panjang Lwl

Cp =     V       
        Am Lwl
dimana :
V = Isi Karene.
Am = Luas penampang gading besar ( luas midship ).
Lwl = Panjang garis air.

Kalau dijabarkan lebih lanjut rumus tersebut menjadi :

Cp =  Cb
          Cm

Seperti dijabarkan berikut ini.


 
Cp =     V     .........................(1)
        Am Lwl
          
Cb =     V     
          Lwl B T
V = Lwl. B.T.Cb .....................(2)

Cm =  Am  
           B T
Am = B.T.Cm ...........................(3)

Kalau ( 2 ) dan ( 3 ) dimasukkan pada ( 1 ), maka diperoleh :

Cp = Lwl BT Cb
         Lwl BT Cm
Cp =  Cm
Cm

Jadi koefisien prismatik memanjang sama dengan koefisien balok


dibagi koefisien midship.
Harga Cp pada umumnya menunjukkan kelangsingan bentuk dari
kapal.
Harga Cp yang besar terutama menunjukkan adanya perubahan yang
kecil dari bentuk penampang melintang disepanjang panjang Lwl.
Pada umumnya kapal mempunyai harga Cp yang terletak antara 0,50
dan 0,92.
b. Koefisien Prismatik Tegak ( Vertical Prismatic
Coeficient).
Koefisien Prismatik tegak dengan notasi Cpv adalah
perbandingan antara volume badan kapal yang ada dibawah
permukaan air ( Isi Karene ) dengan volume sebuah prisma
yang berpenampang Awl dengan tinggi = T.

Cpv =    V   


           Awl T
 
V     = Isi Karene.
Awl = Luas Penampang garis air.
T     = Sarat air.
Kalau dijabarkan lebih lanjut dengan mengganti harga V = Lwl
B.T.Cb dan Awl = Lwl.B.Cwl, maka di peroleh :

Harga : Cpv =   V    


                      Awl T

.
           Cpv = Lwl BT Cb
                     Lwl BT Cwl

           Cpv =  Cb  


                      Cwl

B. Perbandingan Ukuran Utama.


Perbandingan ukuran utama kapal adalah :
 L ,  L,  B, dan   H
 B,  H  T            T

Dibawah ini diberikan uraian secara singkat ukuran utama dan


pengaruhnya terhadap perencanaan kapal. Panjang kapal ( L ),
terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan pada
kekuatan memanjang kapal.
Perbandingan  L    yang besar terutama sesuai untuk kapal –
                       B
kapal dengan kecepatan yang tinggi dan mempunyai
perbandingan ruangan yang baik, akan tetapi mengurangi
kemampuan oleh gerak kapal dan mengurangi pula Stabilitas Kapal.
Perbandingan   L   yang kecil memberikan kemampuan stabilitas
                       B   
yang baik akan tetapi dapat juga menambah tahanan kapal.
Perbandingann   L 
                        H

terutama mempunyai pengaruh terhadap


kekuatan memanjang kapal.
Untuk harga  L                         
                    H
yang besar akan mengurangi kekuatan
memanjang kapal sebaliknya.
Untuk harga  L    
                     H

yang kecil akan menambah kekuatan


memanjang kapal.
Biro Klasifikasi Indonesia ( BKI ) 2004 mensyaratkan sebagai
berikut :

  L      14 Untuk daerah pelayaran samudra


 H

  L    15 Untuk daerah pelayaran pantai


 H

  L     17 Untuk daerah pelayaran local


 H

Dari ketentuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang


mempunyai gelombang besar atau pengaruh–pengaruh luar
lainnya yang lebih besar sebuah kapal mempunya persyaratan
harga perbandingan
L
H  yang lebih kecil. Penyimpangan–penyimpangan dari ketentuan di atas masih
dimungkinkan atas dasar bukti perhitungan kekuatan yang dapat di pertanggung
jawabkan.
Lebar kapal ( B ), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi
metasentra melintang. Kapal dengan displacement yang sama, yang mempunyai B
besar akan memiliki tinggi metasentra ( KM ) yang lebih besar.
Perbandingan

B
T
, terutama mempunyai pengaruh pada
Stabilitas Kapal. 
Harga perbandingan
B
T
yang rendah akan mengurangi Stabilitas
Kapal.
Untuk kapal – kapal sungai harga perbandingan
B
T
dapat di ambil
sangat besar, Karena harga T dibatasi oleh kedalaman sungai
yang pada umumnya sudah tertentu. Tinggi Dek ( H ), terutama
mempunyai pengaruh pada tinggi titik berat kapal ( KG ) atau
center of Gravity dan juga pada kekuatan kapal serta ruangan
dalam kapal.
Pada umumnya kapal barang mempunyai harga KG sebesar 0,6
H.
Sarat air ( T ), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi Center
of Bouyancy ( KB).
Perbandingan
H
T
, terutama berhubungan dengan reserve
displacement atau daya apung cadangan. Harga
T
H
yang besar
dapat dijumpai pada kapal – kapal penumpang. Harga H – T
disebut lambung timbul ( Free Board ), dimana secara sederhana
dapat disebutkan bahwa lambung timbul adalah tinggi tepi dek dari
permukaan air.

Read more: http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/koefisien-bentuk-dan-
perbandingan.html#ixzz2kt28kRgA 
Under Creative Commons License: Attribution Share Alike 
Follow us: @worldmaritm on Twitter | wasimun.mesias on Facebook

Anda mungkin juga menyukai