Anda di halaman 1dari 27

Matematika Diskrit 1

Himpunan

Dr. Ahmad Sabri

Universitas Gunadarma
Matematika Diskrit 1
Pendahuluan

Apakah Matematika Diskrit itu?

Matematika diskrit adalah kajian terhadap objek/struktur


matematis, di mana objek-objek tersebut diasosiasikan sebagai
nilai-nilai diskrit.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Himpunan

Definisi
Himpunan adalah kumpulan objek dengan karakteristik yang telah
didefinisikan sebelumnya.

Contoh

Himpunan mahasiswa UG.


Himpunan bilangan genap.
Himpunan untai biner panjang 5 yang memiliki 3 simbol ‘1’.
dsb.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Himpunan

Definisi
Himpunan adalah kumpulan objek dengan karakteristik yang telah
didefinisikan sebelumnya.

Contoh

Himpunan mahasiswa UG.


Himpunan bilangan genap.
Himpunan untai biner panjang 5 yang memiliki 3 simbol ‘1’.
dsb.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Notasi pada himpunan

Simbol himpunan dinyatakan dalam huruf besar miring,


anggota-anggotanya ditulis di antara kurung kurawal {}, dan
setiap anggotanya dipisahkan oleh koma. Urutan simbol tidak
berpengaruh. Contoh A = {a, i, u, e, o} = {i, o, a, e, u}
Relasi: ∈, 3, ⊂, ⊆, ⊃, ⊇.
Negasi dari relasi: ∈,
/ 63, 6⊂, *, 6⊃, 6⊇.
Operasi: ∩, ∪
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Contoh

A = {1, 3, 5, 7, . . .} dapat dinyatakan sebagai


A = {x|x bilangan ganjil}
B = {x|x2 + 3x − 10 = 0}, C = { −5, 2},
D = {−5, 2, 2, −5}. Maka, B = C = D.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Subhimpunan

Definisi

Diberikan dua himpunan A dan B. Jika untuk sebarang


x ∈ A berlaku x ∈ B, maka dikatakan A adalah subhimpunan
dari B. Secara matematis, A ⊆ B, atau B ⊇ A.
A = B jika dan hanya jika A ⊆ B dan B ⊆ A.
Jika A ⊆ B dan A 6= B, maka A dikatakan sebagai
subhimpunan sejati (proper subset) dari B, dan dinotasikan
sebagai A ⊂ B.

Untuk seterusnya, istilah “subhimpunan” mengacu pada simbol ⊂.


Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Beberapa himpunan yang sering digunakan

N: himpunan bilangan natural (asli) 1, 2, 3, . . ..


Z: himpunan bilangan integer (bulat) . . . , −2, −1, 0, 1, 2, . . ..
Q: himpunan bilangan rasional.
R: himpunan bilangan riil.
C: himpunan bilangan kompleks.
Perhatikan bahwa N ⊆ Z ⊆ Q ⊆ R ⊆ C.
U: himpunan semesta
∅ atau {}: himpunan kosong
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Himpunan disjoin

Definisi
Himpunan A dan B dikatakan disjoin jika tidak terdapat elemen
anggota A yang juga menjadi anggota B.

Contoh
Diberikan A = {2, 4, 6, 8, 10}, B = {2, 4, 8, 16}, C = {1, 3, 5, 7, 9}.
A dan B tidak disjoin. Namun, A dan C disjoin, demikian pula
halnya denga B dan C.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Diagram Venn

Diagram Venn adalah representasi himpunan secara visual, di mana


reprsentasi himpunan tersebut berada dalam sua-
tu daerah persegi panjang sebagai representasi himpunan semesta U.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Operasi pada himpunan

∪: operasi gabung. A ∪ B = {x|x ∈ A atau x ∈ B}


∩: operasi iris. A ∩ B = {x|x ∈ A dan x ∈ B}
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Jika A dan B disjoin, maka A ∩ B = ∅.


Jika S = A ∪ B dan A ∩ B = ∅, maka S dikatakan sebagai
gabungan disjoin dari A dan B.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Teorema
Diberikan sebarang dua himpunan A dan B. Maka berlaku:
A ∩ B ⊆ A ⊆ A ∪ B, dan
A ∩ B ⊆ B ⊆ A ∪ B.

Teorema
Ketiga pernyataan berikut ekivalen:
A ⊆ B,
A ∩ B = A,
A = B.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Teorema
Diberikan sebarang dua himpunan A dan B. Maka berlaku:
A ∩ B ⊆ A ⊆ A ∪ B, dan
A ∩ B ⊆ B ⊆ A ∪ B.

Teorema
Ketiga pernyataan berikut ekivalen:
A ⊆ B,
A ∩ B = A,
A = B.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Generalisasi operasi himpunan

Diberikan sejumlah hingga himpunan A1 , A2 , . . . , Am . Operasi


gabung dan iris untuk semua himpunan tersebut didefinisikan
sebagai berikut:
A1 ∪A2 ∪. . .∪Am = m
S
i=1 Ai = {x|x ∈ Ai untuk beberapa i}
A1 ∪ A2 ∩ . . . ∪ Am = m
T
i=1 Ai = {x|x ∈ Ai untuk semua i}
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Komplemen mutlak

Definisi
Komplemen mutlak (selanjutnya disebut komplemen) dari
himpunan A, dinotasikan sebagai AC atau A0 , adalah himpunan
elemen semesta yang bukan merupakan elemen himpunan A.
Secara matematis, A0 = {x|x ∈ U, x ∈
/ A}.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Komplemen relatif

Definisi
Komplemen relatif dari himpunan B terhadap himpunan A,
dinotasikan sebagai A \ B (dibaca A kurang B), adalah himpunan
elemen anggota A yang bukan merupakan elemen anggota B.
Secara matematis, A0 = {x|x ∈ A, x ∈/ B}.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Konsep-konsep dasar

Perbedaan simetris

Definisi
Perbedaan simetris (symmetric difference) dari himpunan A dan
B, dinotasikan sebagai A ⊕ B, terdiri dari elemen-elemen anggota
A atau anggota B, namun tidak keduanya. Secara matematis:

A ⊕ B = (A ∪ B) \ (A ∩ B),

atau
A ⊕ B = (A \ B) ∪ (B \ A).
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Aljabar himpunan

Aljabar himpunan
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Himpunan hingga dan prinsip pencacahan

Himpunan hingga

Himpunan A dikatakan hingga jika A adalah ∅ atau


|A| = c > 0, c integer (A memuat tepat sejumlah hingga
elemen). Dalam kasus lain, A dikatakan tak-hingga.
Himpunan A dikatakan terhitung (countable) jika A hingga,
atau jika elemen-elemen pada A dapat disusun dalam pola
barisan. Dalam kasus yang terakhir ini A dikatakan terhitung
tak-hingga (countably infinite). Dalam hal yang lainnya, A
dikatakan tak terhitung (uncountable).
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Himpunan hingga dan prinsip pencacahan

Prinsip pencacahan

Kardinalitas (banyak elemen) dari himpunan A dinotasikan sebagai


n(A), |A|, #(A), atau card(A).
Jika A dan B himpunan hingga dan disjoin, maka:
n(A ∪ B) = n(A) + n(B).
n(A \ B) = n(A) − n(A ∩ B).
n(A0 ) = n(U) − n(A).
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Himpunan hingga dan prinsip pencacahan

Prinsip pencacahan

Jika A dan B himpunan hingga dan tidak disjoin, maka:

n(A ∪ B) = n(A) + n(B) − n(A ∩ B).

Prinsip di atas di sebut sebagai Prinsip inklusi-eksklusi.


Matematika Diskrit 1
Himpunan
Himpunan hingga dan prinsip pencacahan

Prinsip pencacahan

Jika A dan B himpunan hingga dan tidak disjoin, maka:

n(A ∪ B) = n(A) + n(B) − n(A ∩ B).

Prinsip di atas di sebut sebagai Prinsip inklusi-eksklusi.


Matematika Diskrit 1
Himpunan
Kelas, partisi, dan himpunan kuasa

Kelas himpunan

Himpunan-himpunan yang memiliki beberapa kesamaan


karakteristik objek membentuk sebuah kelas himpunan.
Kelas himpunan pada dasarnya adalah himpunan yang
beranggotakan himpunan.
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Kelas, partisi, dan himpunan kuasa

Himpunan pangkat

Definisi
Diberikan sebuah himpunan hingga A. Himpunan pangkat dari A,
dinotasikan sebagai P (A), adalah sebuah himpunan yang
beranggotakan semua subhimpunan dari A.

Kardinalitas P (A) dinotasikan sebagai 2A , dan diberikan oleh


2n(A) .
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Kelas, partisi, dan himpunan kuasa

Himpunan pangkat

Definisi
Diberikan sebuah himpunan hingga A. Himpunan pangkat dari A,
dinotasikan sebagai P (A), adalah sebuah himpunan yang
beranggotakan semua subhimpunan dari A.

Kardinalitas P (A) dinotasikan sebagai 2A , dan diberikan oleh


2n(A) .
Matematika Diskrit 1
Himpunan
Kelas, partisi, dan himpunan kuasa

Himpunan partisi

Sebuah k-partisi dari himpunan S adalah himpunan


{A1 , A2 , . . . , Ak } di mana:
Ai ∩ Aj = ∅, untuk i 6= j (Ai dan Aj disjoin).
Sk
i=1 Ai = S

Anda mungkin juga menyukai