DERMATITIS
Di susun oleh :
Umi Kulsum
2007.14901.316
1
A. Definisi Dermatitis
respons terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan cenderung
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis,
terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal
B. Etiologi Dermatitis
kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikro-
organisme (bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis
atopik.
a) Dermatitis Kontak
memicu DKA antara lain adalah beberapa jenis pewangi, pewarna, nikel,
3
b) Dermatitis Atopik
Dermatitis Atopik (DA) adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal,
umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang
bronkial, reaksi abnormal terhadap perubahan suhu (hawa udara panas, dingin)
dan ketegangan (stress), resistensi menurun terhadap infeksi virus dan bakteri,
Istilah LSC diambil dari kata likenifikasi yang berarti penebalan kulit
diketahui secara pasti, tetapi kelainan sering diawali oleh cetusan gatal yang
4
d) Dermatitis Numularis
edema, kadang-kadang ada vesikel, krusta atau papul. Tempat predileksi ialah
e) Dermatitis Statis
5
f) Dermatitis Autosensitisasi
Merupakan dermatitis akut yang timbul pada tempat jauh dari fokus
bentuk erupsi vesikular akut dan luas, sering berhubungan dengan ekzem
C. Patofisiologi
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan.
pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi
permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah
terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang
6
lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak
sel dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau
dermatitis.
7
D. WOC
Dari luar (eksogen): Fisik (sinar, suhu) Mikroorganisme Dari dalam (endogen):
bahan kimia (bakteri, jamur) dermatitis atopik
hipersensitifitas
Dermatitis
Iritan primer
Mengiritasi kulit
Dolor, kalor, rubor, edema,
fungsio lesa Inflamasi pada kulit
8
E. Manifestasi Klinis
1. Dermatitis kontak
a. Lesi kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi kontak
b. Untuk dermaititis kontak alergi, gejala tidak muncul sebulum 24-48 jam bahkan
sampai 72 jam
c. Utuk dematitis kontak iritan, gejala terbagi menjadi 2 : Akut dan Kronis. saat akut
dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan, terasa perih bahkan lecet.
saat kronis gejala di mulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang
akhirnya menebal.
d. Pada kasuus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
f. Dermatitits kontak iriatan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa di bandingan
2. Dermatitis Autopik
DA paling sering muncul tahun pertama kehidupan yaitu pad bulan kedua.
Lesi mulamula tampak di daerah muka (Dahi sampai pipi). Berupa eritema, Papul-
Vesikel pecah karena garukan sehingga lesi menjadi Eksudatif dan akhirnya
terbentuk krusta, Lesi bisa meluas ke kepala, leher, Pergelangan tangan dan tungkai.
bila anak mulai merangkak, Lesi bisa ditemukan di daerah ekstensor ekstremitas.
seahunbagian besar penderita sembuh setelah 2 tahun dan sebagian lagi berlanjut ke
fase anak.
9
Dapat merupakan lanjuttan bentuk DA infantil ataupun timbul sendiri (Denovo).
Lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata
dan leher. ruam berupa papul likenifikasi, sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis
dan mungkin infeksi skunder. DA berat yang lebih 50% permukaan tubuh dapat
mengganggu pertumbuhan.
Lokasi Lesi pada reamaja adalah lipatan siku/ lutut, samping leher, dahi, sekitar
dan paling parah didaerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak
lama kemudian cenderung membaik setelah seusia 30 tahun, jarang smpai usia
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
b. Muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau
c. Rasa gatal sering hilang timbul. sering timbul pada saat santai atau sedang tidur
akan berkurang saat beraktivitas. rasa gatal yang di garuk akan menambah berat
d. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisisk akibat garukan
10
4. Dermatitis Numularis
b. lesi akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 Cm) ,kemudian memmbesar
berbatas tegas
c. Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta
kekuningan
d. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah berukuran 5 cm atau lebih, jumlah lesi
dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral/simetris dengan
punggung tangan
5. Dermatitis Statis
11
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pada penderita dermatitis, ada beberapa tes diagnostic yang dilakukan. Untuk
mengetahui seseorang apakah menderita penyakit dermatitis akibat alergi dapat kita periksa
kadar IgE dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal (0,1-0,4 ug/ml dalam
serum) atau ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan tes alergi untuk
mengetahui bahan/zat apa yang menyebabkan penyakit alergi (alergen). Ada beberapa
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu,
tungau debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan lain-lain. Tes ini dilakukan di kulit
lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji ditusukkan pada kulit dengan
menggunakan jarum khusus (panjang mata jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka,
berdarah di kulit. Hasilnya dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi
terhadap alergen tertentu akan timbul bentol merah gatal. Syarat tes ini :
Pasien harus dalam keadaan sehat dan bebas obat yang mengandung antihistamin
12
2. Patch Tes (Tes Tempel).
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis
atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca setelah 48
jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak kemerahan dan
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini memerlukan
sampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses dengan mesin
komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam. Kelebihan tes ini : dapat
13
4. Skin Test (Tes kulit).
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan di
kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah
kulit. Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif akan timbul bentol, merah,
gatal.
5. Tes Provokasi.
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat
juga untuk alergen hirup, contohnya debu. Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan
tes provokasi bronkial. Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi. Tes
14
provokasi bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien
dan berisiko tinggi terjadinya serangan asma dan syok. tes provokasi bronkial dan tes
provokasi makanan sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST.
7. Penatalaksanaan
1. Sistemik
2. Topikal
a) Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis kering
b) Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
c) Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), pasta,
15
d) Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila
kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada
daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih besar dari pada krim.
Penatalaksanaan
1. Dermatitis Kontak
a. Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak.
b. Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera
mungkin.
d. Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang dirasakan.
e. Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau intravena sesuai dengan
tingkat keparahnnya.
2. Dermatitis Atopik
bahan berbulu.
b. Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab anatara lain krim hidrofilik urea
10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang
dari 5%
c. Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah intertriginosa dan
daerah genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan
16
Pemakaian jangka panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba – tiba
Aureus pada kulit penderita DA. Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau
kaltromisin. Bila ada infeksi virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hri selama 10
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga
pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang
tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka panjang
b. Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan
c. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik topikal ataupun
oral.
d. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang dapat
17
4. Dermatitis Numularis
b. Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat
c. Bila lesi masih eksudatif sebaiknya dikompes dahulu misalnya dengan larutan
e. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter,
HCL
5. Dermatitis statis
b. Diuretik
c. Imunosupresan
d. Istirahat
e. Kortikosteroid
f. Ligasi Vaskuler
g. Pelembab
h. Terapi Kompresi
18
KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas:
Umur (biasanya mengenai anak yang berumur diatas 2 tahun), jenis kelamin, ras/ suku,
pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: klien mengeluh nyeri, gatal- gatal, eritema, edema, kenaikan suhu
tubuh.
edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit,
eritema, papula (lesi teraba kecil), vesikel (lepuhan kecil berisi cairan) , skuama (kulit
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan
utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
4) Riwayat psikososial
19
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
3. Pemeriksaan Fisik
a. Head to toe
1) Kepala
a) Kepala
b) Rambut
Inspeksi: Kondisi rambut bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam,
c) Mata
bentuk pupilnya simetris, tidak ada sekret pada mata, kelopak mata normal
warna merah muda, pergerakan mata klien normal, serta lapang pandang
normal.
Palpasi: Tidak adanya edema dan tidak ada benjolan disekitar mata.
d) Hidung
Inspeksi: Tidak ada deformitas pada hidung, tidak ada cuping hidung, tidak
ada sekret, tidak ada polip atau benjolan didalam hidung, fungsi
penciuman baik, kedua lubang hidung simetris dan tidak terjadi pendarahan
20
e) Mulut
Inspeksi: Tidak ada perdarahan rahang gigi, warna mukosa mulut pucat,
membran mukosa kering, tidak ada lesi, tidak terdapat benjolan pada lidah,
f) Telinga
Inpeksi: Kedua telinga simetris, tidak ada lesi pada telinga, tidak ada
timpani.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada aurikula dan membran timpani normal.
2) Leher
Inspeksi: Bentuk simetris, warna kulit rata sama dengan tubuh, tidak ada lesi,
Palpasi: Tidak ada deformitas pada trakea, tidak ada benjolan pada leher, tidak
3) Dada
a) Paru
Inspeksi: Bentuk dada bidang, simetris antara kiri dan kanan, pola napas
b) Jantung
21
Auskultasi: Bunyi jantung normal, tidak ada pembesaran jantung atau tidak
ada kardiomegali.
Perkusi: pekak
4) Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen normal seperti warna kulit disekitarnya, tidak ada
Perkusi: timpani
Palpasi: adanya nyeri tekan, tidak ada hematomegali, tidak ada pembesaran
lien (ginjal)
5) Otot
6) Integumen
palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit, eritema, papula (lesi teraba kecil),
vesikel (lepuhan kecil berisi cairan), skuama (kulit yang bersisik), dan
7) Persyarafan
b) GCS:
22
(1) Reflek: Normal
antibiotik.
a) Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
e) Muntah-muntah.
atau perih.
3) Pola Eliminasi
a) Sering berkeringat.
23
b) Tanyakan pola berkemih dan bowel.
b) Perasaan terisolasi.
24
c) Disorientasi, gelisah
B. Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil
1. Nyeri b.d Tujuan : 1. kaji jenis dan 1. Dapat
adanya lesi Setelah dilakukan tingkat nyeri mengetahui
kulit tindakan keperawatan pasien. tentukan kriteria nyeri
selama 2x60 menit, apakah nyerinya pasien
diharapkan nyeri kronis atau akut.
berkurang atau Selain itu, kaji
teradaptasi factor yang dapat
Kriteria hasil : mengurangi atau
1. Pasien melaporkan memperberat;
nyeri berkurang lokasi, durasi,
2. Nyeri dapat intensitas dan
diadaptasi karakteristik
3. Dapat nyeri; dan tanda-
mengidentifikasi tanda dan gejala
aktifitas yang psikologis.
meningkatkan atau 2. Pengkajian 2. Untuk
menurunkan nyeri berkelanjutan memfasilitasi
4. Pasien tidak gelisah membantu pengkajian
dan skala nyeri 0-1 meyakinkan yang akurat
atau teradaptasi bahwa tentang
penanganan tingkat nyeri
dapat memenuhi pasien
kebutuhan pasien
dalam
mengurangi nyeri.
25
3. Berikan obat 3. Untuk
yang dianjurkan menentukan
untuk mengurangi keefektifan
nyeri, bergantung obat
pada gambaran
nyeri pasien.
pantau adanya
reaksi yang tidak
diinginkan
terhadap obat.
Sekitar 30 sampai
40 menit setelah
pemberian obat,
minta pasien
untuk menilai
kembali nyerinya
dengan skala 1
sampai 10
4. Atur periode 4. Tindakan ini
istirahat tanpa meningkatkan
terganggu kesehatan,
kesejahteraan
, dan
peningkatan
tingkat
energy, yang
penting untuk
pengurangan
nyeri
5. Bantu pasien 5. Untuk
untuk mendapat menurunkan
posisi yang ketegangan
nyaman, dan atau spasme
26
gunakan bantal otot dan untuk
untuk membebat mendistribusi
atau menyokong kan kembali
daerah yang sakit tekanan pada
bila perlu. bagian tubuh
Kolaborasi: Kolaborasi:
1. Gunakan terapi 1. Tindakan ini
topical seperti membantu
yang meredakan
dipreskripsikan. gejala.
2. Anjurkan pasien 2. Masalah
untuk menghindari pasien dapat
pemakaian salep disebabkan
atau lotion yang oleh iritasi
dibeli tanpa resep atau
dokter. sensitisasi
karena
pengobatan
3. Jaga agar kuku sendiri.
selalu terpangkas. 3. Pemotongan
kuku akan
mengurangi
kerusakan
kulit karena
garukan.
2. Kerusakan Tujuan : 1. Inspeksi kulit 1. Untuk
integritas kulit Setelah dilakukan pasien setiap menentukan
b.d inflamasi tindakan keperawatan pergantian tugas keefektifan
dermatitis, selama 2x60 menit jaga, jelaskan dan regimen
respon diharapkan kerusakan dokumentasikan perawatan
menggaruk integritas kulit dapat kondisi kulit dan kulit
membaik laporkan
27
Kriteria hasil : perubahan
1. Pasien menunjukkan 2. Bantu pasien 2. Untuk
tidak adanya dalam melakukan meningkatkan
kerusakan kulit tindakan hygiene kenyamanan
2. Pasien menunjukkan dan kenyamanan dan
turgor kulit yang kesejahteraan
normal 3. Berikan obat nyeri 3. Pengurangan
sesuai program nyeri
dan pantau diperlukan
keefektifannya untuk
mempertahan
kan
4. Pertahankan kesehatan
lingkungan yang 4. Untuk
nyaman meningkatkan
rasa sejahtera
5. Peringatkan agar pasien
tidak menyentuh 5. Untuk
luka atau balutan mencegah
kerusakan
kulit dan
mencegah
kemungkinan
6. Atur posisi pasien infeksi
supaya nyaman 6. Tindakan
dan tersebut
meminimalkan mengurangi
tekanan pada tekanan,
penonjolan tulang. meningkatkan
Ubah posisi sirkulasi dan
pasien minimal mencegah
setiap 2 jam. kerusakan
Pantau frekuensi kulit
28
pengubahan
posisi pasien dan
kondisi kulitnya
7. Berikan
kesempatan 7. Tindakan ini
pasien untuk membantu
mengungkapkan mengurangi
perasaan tentang ansietas dan
masalah kulitnya meningkatkan
ketrampilan
8. Berikan koping
pengarahan pada 8. Untuk
pasien dan mendorong
anggota keluarga kepatuhan
atau pasangan
dalam
program perawat
an kulit
3. Gangguan Tujuan : 1. Terima persepsi 1. Untuk
citra tubuh b.d Dalam waktu 1x60 menit diri pasien dan memvalidasi
penampakan pasien menerima berikan jaminan perasaannya
kulit yang perubahan citra tubuh bahwa ia dapat
tidak baik Kriteria hasil : mengatasi krisis
1. Pasien berpartisipasi ini
dalam berbagai 2. Ketika 2. Untuk
aspek perawatan membantu mendapat
dan dalam pasien yang nilai dasar
pemgambilan sedang pada
keputusan tentang melakukan pengukuran
perawatan perawatan diri, kemajuan
2. Pasien menyatakan kaji pola koping psikologisnya
perasaan positif dan tingkat harga
terhadap dirinya dirinya 3. Untuk
29
sendiri 3. Dorong pasien meningkatkan
3. Pasien berpartisipasi melakukan rasa
dalam program perawatan diri kemandiriann
rehabilitasi dan ya
konseling 4. Agar pasien
4. Berikan dapat
kesempatan mengungkap
kepada pasien kan
untuk keluhannya
menyatakan dan
perasaan memperbaiki
tentang citra kesalahpaha
tubuhnya dan man
hospitalisasi 5. Untuk
mendukung
5. Bimbing dan adaptasi dan
kuatkan focus kemajuan
pasien pada yang
aspek-aspek berkelanjutan
positif dari
penampilannya
dan upayanya
dalam
menyesuaikan
diri dengan
perubahan citra
tubuhnya
5. Resiko infeksi Tujuan : 1. Minimalkan resiko1.
b.d kerusakan Setelah melakukan infeksi pasien
perlindungan tindakan keperawatan dengan :
kulit selama 1x60 menit, a. Mencuci a. Mencuci
infeksi dapat dihindari tangan tangan adalah
Kriteria hasil : sebelum dan satu-satunya
30
1. Tanda-tanda vital setelah cara terbaik
dalam batas normal memberikan untuk
2. Tidak adanya tanda- perawatan mencegah
tanda infeksi penularan
pathogen
b. Sarung tangan
b. Menggunakan dapat
sarung tangan melindungi
untuk tangan pada
mempertahank saat
an asepsis memegang
pada saat luka yang
memberikan dibalut atau
perawatan melakukan
langsung berbagai
tindakan
2. Pantau suhu dan 2. Suhu yang
catat pada kertas terus
grafik. Laporkan meningkat
evaluasi segera setelah
pembedahan
dapat
merupakan
tanda awitan
komplikasi
pulmonal,
infeksi luka
atau
dehisens,
infeksi
saluran kemih
atau
3. Bantu pasien tromboflebitis
31
mencuci tangan 3. Mencuci
sebelum dan tangan
sesudah makan mencegah
dan setelah dari penyebaran
kamar mandi pathogen
terhadap
objek dan
4. Beri pendidikan makanan lain
kepada pasien 4. Tindakan
mengenai : tersebut
a. Teknik mencuci memungkinka
tangan yang n pasien
baik untuk
b. Factor-faktor berpartisipasi
yang dalam
meningkatkan perawatan
resiko infeksi, dan
tanda-tanda membantu
dan gejala pasien
infeksi memodifikasi
gaya hidup
untuk
mempertahan
kan tingkat
kesehatan
yang
optimum
32
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. NANDA (North American Nursing Diagnosis
Universitas Muhammadiyah Semarang . (2013). < BAB II Tinjauan Pustaka Dermatitis [Internet].
Syaifuddin, H. 2002. Struktur dan Komponen Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika.
33