Siklus kerja dalam pemindahan tanah/material merupakan
suatu kegiatan (menggali, memuat, memindahkan,
membongkar dan kembali ke kegiatan awal) yang dilakukan secara berulang. Waktu yang diperlukan dalam siklus kerja disebut waktu siklus (cycle time – CT), yang terdiri dari: Waktu muat (loading time – LT), merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk memuat material ke dalam alat angkut sesuai dengan kapasitas sebuah alat angkut, yang tergantung dari jenis tanah, ukuran unit pengangkut, metode, dan efisiensi alat. Waktu angkut (hauling time – HT), merupakan waktu yang diperlukan suatu alat untuk bergerak dari tempat pemuatan ke tempat pembuangan, yang tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, tenaga alat, dan lain-lain. Waktu pembongkaran (dumping time – DT), merupakan waktu yang diperlukan suatu alat untuk membongkar muatan dan umumnya merupakan waktu terkecil dari keseluruhan siklus, yang tergantung dari jenis tanah, jenis alat, dan metode yang dipakai. Waktu kembali (return time – RT), merupakan waktu yang diperlukan oleh suatu alat untuk kembali ke tempat pemuatan, yang umumnya lebih singkat dari waktu angkut. Waktu tunggu (spotting time – ST), merupakan waktu yang diperlukan suatu alat untuk menunggu (antre) sampai alat diisi kembali. Secara keseluruhan waktu siklus dirumuskan: CT = LT + HT + DT + RT + ST Efisiensi alat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas alat, yang tergantung dari: Kemampuan operator pemakai alat. Pemilihan dan pemeliharaan alat. Perencanaan dan pengaturan letak alat. Topografi dan volume pekerjaan. Kondisi cuaca. Metode pelaksanaan alat. Cara umum yang dipakai untuk menentukan efisiensi alat adalah dengan menghitung berapa menit alat tersebut bekerja secara efektif dalam satu jam. Contoh jika dalam 1 jam waktu efektif alat bekerja adalah 45 menit, maka efisiensi alat tersebut adalah 45/60 = 0,75. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas alat tergantung dari kapasitas dan waktu siklus alat dengan rumusan: Kapasitas Produktivitas = Waktu Siklus 60 = Kapasitas x CT x efisiensi
Dalam sebuah pekerjaan yang memerlukan beberapa alat
dengan produktivitas berbeda-beda, perlu dihitung jumlah masing-masing alat, dengan cara: Tentukan alat yang produktivitasnya terbesar. Asumsikan alat dengan produktivitas terbesar berjumlah satu. Hitung jumlah alat jenis lainnya dengan selalu berpatokan pada alat dengan produktivitas terbesar, dengan rumus: Produktivitasterbesar Jumlatalat1 = Produktivitasalat1
Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka lamanya
waktu menyelesaikan pekerjaan (durasi), dapat dihitung dengan rumus: Volume Pekerjaan Durasi = Produktivitasterkecil Tahanan Gelinding (Rolling Resistance - RR) Merupakan suatu gaya yang terjadi akibat gesekan roda alat yang sedang bergerak dengan permukaan tanah, yang tergantung pada kondisi permukaan jalan dan tipe roda alat berat. Secara praktis tahanan gelinding dapat dihitung dengan rumus: RR = CRR x Berat Kendaraan Beroda Dimana: CRR = Koefisien Tahanan Gelinding (Tabel 3) Tahanan Kelandaian (Grade Resistance – GR) Merupakan tahanan atau pengurangan tenaga akibat bergeraknya kendaraan ke atas. Sebaliknya jika kendaraan tersebut turun pada suatu kelandaian maka akan mendapatkan tambahan tenaga (Grade Asistance – GA). Tahanan kelandaian dapat dihitung dengan rumus: GR = W x G dimana: W = Berat Total Kendaraan G = Gradien Kemiringan (%) Koefisien Traksi Merupakan besarnya gesekan antara roda dengan tanah sehingga cukup untuk mencengkeram (traksi maksimal/kritis) agar alat dapat berjalan. Jika besarnya gesekan antara roda dengan tanah tidak cukup kuat, maka kelebihan tenaga oleh mesin akan dilimpahkan ke roda dan mengakibatkan slip. Besarnya traksi kritis, dapat dihitung dengan rumus: Traksi Kritis = Ct x W dimana: Ct = Koefisien Traksi (Tabel 4) Pengaruh Ketinggian (Altitude) Semakin tinggi elevasi suatu tempat, maka kadar oksigennya semakin berkurang yang berpengaruh terhadap hasil-hasil pembakaran dan tenaga mesin. Untuk mesin 4 langkah, tenaga mesin akan berkurang sebesar 1% setiap kenaikan tempat 100 m di atas ketinggian 750 m, atau berkurang 3% setiap kenaikan tempat 1000 feet di atas ketinggian 750 m (2500 feet). Untuk mesin 2 langkah, setiap kenaikan 1000 feet di atas ketinggian 750 m tenaga mesin berkurang 1%. Pengaruh ketinggian dapat diatasi dengan menggunakan alat yang diberi nama supercharge, untuk menginjeksi oksigen ke dalam silinder sehingga menaikkan tenaga mesin sampai 125%. Drawbar Pull (DBP) Merupakan tenaga yang tersedia pada hook (gantol/kait) yang terdapat di bagian belakang traktor. Besarnya DBP dinyatakan dalam kilogram atau lb atau HP, yang telah diberikan oleh masing-masing pabrik, sesuai dengan jenis dan spesifikasi alat. Contoh: Rimpull Merupakan tenaga yang disediakan mesin kepada rodanya. Besarnya rimpul dinyatakan dalam kg atau lb, yang telah diberikan oleh masing-masing pabrik, sesuai dengan jenis dan spesifikasi alat. Contoh: Jika data tidak disediakan oleh pabrik, maka besarnya rimpull dapat menggunakan rumus: Rimpull (lbs) = Gradeability Merupakan kemampuan mendaki tanjakan (gradeability) yang dapat ditempuh oleh kendaraan, pada umumnya dinyatakan dalam %. Gradeability sangat tergantung dari: Keadaan kendaraan (kosong atau dimuati) Cara menarik muatan Kecepatan pada gear yang dipilih Gerak traktor sebagai prime mover (penggerak utama) dibatasi pula oleh hal-hal sbb: Daya tarik Tahanan gelinding (RR) Berat total kendaraan Kelandaian permukaan Contoh Perhitungan: Sebuah traktor roda kelabang (Caterpillar Model D6D) 140 HP, berat 14.200 kg. Drawbar Pull (DBP) pada gigi ke dua 7.000 kg (pada kecepatan 3,5 km/h). Tahanan gelinding (RR) yang diperlukan adalah 80 kg/ton. Efisiensi mesin 80% dengan setiap % kelandaian memerlukan tambahan DBP 10 kg/ton. Hitunglah gradeability? RRtraktor = 80 kg/t x 14,2 t = 1.136 kg DBPmaksimal = 0,80 x 7.000 kg = 5.600 kg DBPtanjakan = 5.600 – 1.136 = 4.464 kg DBPtambahan tiap % kelandaian = 10 kg/t x 14,2 t = 142 kg Jadi kemampuan mendaki traktor = atau Sin q = 31,43% ; q = 18,310 (sudut landai tanjakan)