METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab ini berisikan metode dan langkah penelitian untuk menghasilkan
hasil kajian yang dapat mendukung temuan di lapangan. Metode penelitian adalah
suatu cara yang digunakan dalam penelitian, sehingga pelaksanaan dan hasil
yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang
berpengaruh.
digunakan dalam proses fabrikasi, Analisa penyebab cacat (defect) las FCAW
dilakukan dengan cara menemukan cacat (defect) yang ada dan dilakukan simulasi
38
39
Mulai
Pemilihan Material
Inspection
(Dimensional
Check Setelah
Welding) &
MPI/NDT
Selesai
literatur yang sesuai topik penelitian seperti tugas akhir sebelumnya, jurnal-jurnal,
buku panduan dan codes yang akan dipakai dalam penelitian ini. Disamping itu
mencari sumber informasi dari orang yang sudah berpengalaman seperti teknisi
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah
Mild Steel dengan ukuran panjang 600 mm, lebar 100 mm, tebal 12 mm sebanyak
Merek : EWM
Jenis : E71T-1C
Merek : ENKA
42
Tipe : FCW-71T
Diameter : 1,2 mm
Posisi Pengelasan : 1G
Arus Pengelasan : DC SP
Backing : Ceramic
43
2) Persiapan mesin las FCAW, Gas Pelindung CO2, Backing ceramic dan
pada WPS.
6) Ukur waktu yang ditempuh menggunakan stopwatch dan catat berapa arus,
Structural Welding Code Steel, (AWS D 1.1) baik beban static maupun cyclic.
permukaan benda dengan temperature tidak lebih dari 600°F (316°C) untuk
Partikel Kering dan temperature tidak lebih dari 135°F (57°C) untuk Partikel
Selalu menggunakan APD atau PPE seperti; Safety shoes, hand glove,
safety glass and helmet. Waspada tempat yang licin dan benda Jatuh, Waspada
benda berbahaya sekitar tempat kerja, Berhenti kerja dan lapor ke client atau
supervisor apabila tempat kerja yang tidak aman, Pakai alat pengaman ketinggian
Spesifikasi
AWS D1.1. (SNI 13-6985-2004), ASTM E 709, Standard Guide for Magnetic
Particle Examination.
Porosity : cacat yang disebabkan oleh gas terperangkap atau sejenisnya biasanya
Fusion-type defect : cacat yang disebabkan oleh slag yang terjebak, fusi atau
cacat yang memanjang. Manufaktur dan model dari peralatan MT Yoke, yang
boleh dipakai termasuk; Magnaflux, model Y-6. Tie de Model TWM 220 N (AC),
Contour probe, B310DC, Parker Research (DC) atau peralatan lain yang sudah
disetujui. Pie-Shaped Magnetic Particle Field Indicator. Black light harus bisa
menghasilkan intensity minimum 1000 W/cm² pada permukaan benda yang diuji.
45
Media Pengujian, Partikel kering atau basah , visible atau fluorescent dye
kebutuhan. Partikel kering yang digunakan untuk media pengujian harus memiliki
permiabilitas yang tinggi dan daya serap yang rendah dan harus bebas dari karat,
gemuk, cat, kotoran, atau material lain yang mengganggu fungsi dari alat tersebut.
Ukuran, bentuk, dan warna partikel harus memenuhi sensitifitas dan kontras yang
kecukupan beda kontras dengan permukaan yang diuji. Partikel ini harus dcampur
dalam cairan medium yang sesuai dengan konsentrasi yang disyaratkan pabrik
pembuat.
diuji dan area dengan jarak setidaknya satu inchi setiap sisinya area tersebut, harus
kering, bebas dari semua kotoran, grease, oli, pasir, loose, rust, scale, atau
material lainnya yang akan mengganggu pada saat pengujian. Jika menguji lasan,
minimum satu inch dari kedua sisi lasan harus diikutkan kedalam area yang
diamati, jika bisa Persiapan material dengan menggunakan gerinda atau mesin
dari kemungkinan cacat. Lasan tidak boleh diuji sampai 48 jam setelah pengelasan
selesai untuk high strength steel dan minimum 24 jam untuk low strength steel.
Kalibrasi
dari kaki MT Yoke tersebut yang digunakan dalam pengujian. Kekuatan angkat
magnet dari DC Yoke yang menggunakan baterei sebagai sumber tenaga harus
Pencahayaan
dilaksanakan dengan cahaya visible. Minimum intensity cahaya 100 fc (1000 Lx)
indikasi mencukupi.
cahaya ultraviolet (black light) dan pengujian harus dilaksanakan seperti dibawah
ini;
Jika penguji memakai kaca mata atau lensa mata, mereka tidak boleh
dikeluarkan.
d) Intensitas dari Black light harus diukur dengan black light meter.
Minimum 1000 μ W/cm² pada permukaan dari part yang diuji dibutuhkan.
Black light intensitas harus diukur minimum sekali dalam 8 jam, dan jika
e) Jarak antara black light dan permukaan yang diuji harus tidak boleh lebih
Teknik Pemagnetan
sehingga arus magnet tetap ada saat pengujian diaplikasikan sampai saatnya
Indicator di posisikan pada permukaan yang akan diuji, dimana sisi yang ada
Partikel Kering : Tempatkan yoke di area yang akan diuji, nyalakan arusnya dan
Partikel-partikel basah : Tempatkan yoke pada area yang diuji, nyalakan arus dan
semprotkan partikel basah secara merata. Bentuk dari indikasi harus diamati
Cakupan Pengujian
kedua dengan fluks magnetic harus dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
Semua pengujian harus dilakukan dengan overlap yang cukup untuk menjamin
Contact spacing harus dalam range mulai dari 75 mm (3 inches) sampai dengan
sampai jarak maximum ¼ dari jarak kontaknya pada masing- masing sisi dari garis
Untuk inspeksi las, lasan dan sekurangnya jarak 1” ( 25.4 mm ) dari base metal
pada permukaan dibawahnya dan pada akar las pada lasan parsial penetrasi.
Pengamatan terbaik yang bisa dilakukan operator adalah dengan menggali lebih
Area pada toe of fillet welds dapat juga menyebabkan indikasi yang non relevan
ketika terdapat bagian yang kasar. Uji ulang setelah penggerindaan dan
penghalusan pada fillet weld menghasilkan transisi yang lebih halus dari lasan ke
base metal akan menunjukan apakah indikasi tersebut non relevan. Kondisi ini
partikel magnetis.
Pengevaluasian Indikasi
permukaan, kotoran, oli dan gemuk akan menyebabkan indikasi palsu. Indikasi
yang benar disebabkan oleh ketidaksempurnaan mekanik pada material las dan
area disekitarnya.
Standar Penerimaan
50
Sebelum aplikasi pengujian magnetic particle, semua lasan harus di uji dengan
visual dan diterima sesuai dengan AWS D 1.1, Criteria Penerimaan Visual
Inspeksi .
Perbaikan (repair)
Indikasi yang tidak diterima harus dibuang dan diuji kembali untuk meyakinkan
pembuangan secara lengkap dari cacat atau ukuran yang diterima sebelum di las
lagi. Hasil akhir perbaikan harus diuji kembali dengan metode yang sama dengan
metode aslinya.
Demagnetisasi
Jika sisa magnet di benda uji dapat mengganggu pada proses berikutnya atau
menghasilkan magnetic flux yang cukup dengan cara menggulung kabel di benda
uji dan secara bertahap amper diturunkan pada step berikutnya atau benda uji
Pembersihan Akhir
Pembersihan akhir harus dilaksanakan jika material test magnetic particle yang
diaplikasikan pada benda uji dapat mengganggu proses berikutnya dan dengan
Dokumentasi
Hasil dari pengujian harus dicatat (recorded) pada Magnetic Particle Examination
Report.
penyebab cacat (defect) las FCAW dari hasil test MPI. Sehingga bisa
mendapatkan perbandingan dari hasil test MPI dengan penyebab yang terjadi
dalam proses pengelasan. Data yang didapatkan dari hasil pengujian diolah yang
mengacu pada standar atau referensi yang berkaitan dalam penelitian ini sehingga
trial running di production. Dan akan tetap dilakukan monitoring dan evaluasi.
Root cause analysis (RCA) adalah proses pemecahan masalah untuk melakukan
terjadinya kembali permasalahan yang sama. Oleh karena itu mungkin melibatkan
Root Cause Analysis (RCA) adalah suatu metode analisis terstruktur yang
mengidentifikasi akar masalah dari suatu insiden, dan proses ini cukup adekuat
cause) adalah suatu kejadian (termasuk setiap kondisi) yang terjadi sesaat sebelum
insiden failure itu terjadi, dan jika dieliminasi atau dimodifikasi dapat mencegah
Akar masalah (underlying cause/root cause) adalah satu dari banyak faktor
4. Tim sering kali menemui masalah pada tahap ini; sering berhenti
masalah.
2. Apakah insiden akan terulang oleh karena hal yang sama jika “cause”
yang serupa?
Apabila ketiga jawaban adalah “tidak”, maka cause tersebut adalah “root cause”
Apabila salah satu jawaban adalah “ya”, maka cause tersebut adalah “contributing
cause”.
Dalam tahap ini yang harus diketahui dan terdefinisi secara jelas adalah
masalah apa yang sedang terjadi saat ini, kemudian menjelaskan simptom secara
spesifik yang menandakan terjadinya masalah. Simptom yang digunakan dan jelas
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah temuan penyebab penyebab cacat
welding;
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam RCA karena ketika
salah dalam menemukan akar penyebab masalah maka action plan yang
diambil tidak akan dapat menyelesaikan masalah secara tepat sehingga tidak
dapat menghindari permasalahan yang sama terulang kembali. Pada tahap ini
permasalahan.
Pada tahap ini akan dihasilkan solusi yang ditawarkan berupa action plan
Pada tahap ini akan ditetapkan siapa yang bertanggung jawab untuk
implementasi atas action plan, bagaimana agar action plan agar dapat
action plan yang diusulkan. kemudian tahap ini juga membantu memberi
(tahap 1, 2 dan 3 saja), untuk tahap ke 4 dan ke 5 tidak menjadi fokus dari
a. The 5-whys.
Hal yang umumnya disarankan minimal lima kali pertanyaan yang perlu
dalam suatu diagram atau gambar adalah untuk lebih memudahkan kita
permasalahan dalam satu diagram atau gambar. Menurut Scarvada (2004) dalam
Asmoko (2012, 2), konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan
mendasar diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari
durinya.
57
Gambar 3.6 Fishbone Diagrams atau The Cause and Effect Diagrams
2. Tuliskan permasalahan dibagian kanan dan gambar panah dari arah kiri ke
kanan.
(raw material), Procedures, Plant (equipment) dan people). Namun, kategori juga
sebagai berikut:
1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan
rusak.
dipahami.
Hasil atau pun akibat dapat beruapa positif (suatu tujuan) dan
mencapai tujuan penelitian. Tujuan dan proses penelitian yang dilakukan serta
3.7 Kesimpulan
60
Dari hasil analisis dan pembahasan akan dibuat kesimpulan dari hasil