Anda di halaman 1dari 1

Menurut Goenawan, drama tersebut lebih sebagai gurauan yang tidak harus ditanggapi secara serius”Ini

bergurau, kalau kita melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya hilang. Karena melihat hidup
secara arif kan, bahwa..ya, kita harus bisa ketawa untuk hal-hal yang serius juga,” ujarnya baru-baru ini
di Yogyakarta.

Potongan kritik seni diatas termasuk dalam tahapan kritik seni yaitu

Ini termasuk ke dalam tahapan interpretasi bagian bagaimana cara kita memaknai seni bun, kerena
disini terdapat kalimat “drama tersebut lebih sebagai gurauan yang tidak harus ditanggapi secara serius
karena kalau kita melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya hilang” nah, menurut saya
bagian itu termasuk ke dalam bagaimana cara kita untuk memaknai karya teater tersebut bun. Jadi, cara
yang paling tepat untuk memaknai drama tersebut adalah tidak menanggapi lelucon yang dilontarkan
secara serius sehingga kita bisa mendapatkan letak lucu dari lelucon tersebut.

“meskipun ia menilai karya tersebut masih mirip dengan kolom Catatan Pinggir karya penulis yang sama
yang rutin dimuat majalah Tempo” dari potongan kalimat tersebut menurut saya bagian ini termasuk ke
dalam tahapan evaluasi bagian menetapkan rangking sebuah karya dalam hubungannya dengan karya
lain yang sejenis, karena dalang dan penulis mengatakan bahwa mereka terkejut teater ini memiliki
kemiripan dengan kolom catatan pinggir karya dari penulis yang sama yang dimuat di majalah tempo,
bun.

Anda mungkin juga menyukai