Anda di halaman 1dari 10

Dosen : Ony Asrarul Qudsi, S.T., M.T.

Nama : Singgih Agustian


NRP : 1310171034
Kelas : 4 D4 Teknik Elektro Industri B
Mata Kuliah : Analisa Sistem Tenaga Listrik
Tanggal : 18 September 2020
Tugas:
Buatlah resume buku Hadi Saadat sub bab 3.1 - 3.7.
Resume tidak sama dengan translate. Bisa diketik ataupun ditulis manual.
3.1 INTRODUCTION
Pada bab ini membahas tentang keseimbangan sistem 3 fasa yang direpresentasikan pada
basis per phasa. Selain itu sistem 1 fasa direpresentasikan untuk ketidakseimbangan sistem
melalui komponen simetris. Bab ini membahas model generator dan transformator untuk
operasi steady-state yang seimbang.

Sebelum memecahkan/menyelesaikan sistem jaringan tenaga, pertama yang harus


dilakukan adalah memodelkan terlebih dahulu. Sistem 3 phasa seimbang (balanced)
direpresentasikan pada basis per-phasa. Representasi satu phasa juga digunakan untuk sistem
tidak seimbang (unbalanced) dengan menggunakan komponen simetrikal.

Selain itu, diagram 1 fasa juga ditinjau dari bab ini. Metode sistem per-unit dapat
mengeliminasi transformator dengan impedansi sederhana, serta metode sistem per-unit
diikuti oleh diagram impedansi jaringan yang diekspresikan dalam basis MVA.

3.2 SYNCRONOUS GENERATOR


Secara umum daya dibangkitkan generator 3 fasa (alternators) dengan bantuan steam
turbines, hydro turbines, atau gas turbines. Kumparan winding yang disebut stator yang
terdiri dari kumparan jangkar. Jumlah kutub magnet pada belitan jangkar dirancang sama
dengan jumlah kutub magnet yang ada pada belitan rotor. Rotor dilengkapi dengan belitan
hubung singkat (belitan damper). Rotor digerakkan dengan kecepatan konstan, serta sirkuit
medannya dieksitasi oleh arus searah melalui cincin slip dan sikat menggunakan generator
DC yang dipasang pada poros. Pada generator modern atau generator AC dengan penyearah
berputar (eksitasi tanpa sikat). Sistem eksitasi generator menjaga tegangan generator dan
mengontrol aliran daya reaktif.
3.2.1 GENERATOR MODEL

Gambar 3.1 Elementary two-pole three-phase synchronous generator

Pada gambar 3.1 dimana dasar dari generator sinkron 2 kutub 3 fase memiliki stator
yang berisi tiga kumparan, , , dan , saling bergeser 120 derajat kelistrikan.
kumparan pitch penuh terkonsentrasi dianggap mewakili belitan terdistribusi yang
menghasilkan gelombang mmf sinusoidal yang terkonsentrasi pada sumbu magnet dari
masing-masing fase. Ketika rotor tereksitasi untuk menghasilkan air gap flux per kutub dan
berputar pada kecepatan sudut konstan, hubungan fluks kumparan bervariasi dengan posisi
sumbu mmf rotor , di mana diukur dalam radian listrik dari sumbu magnet
kumparan. Hubungan fluks dengan kumparan yaitu:

Tegangan yang diinduksi dalam kumparan aa 'diperoleh dari Hukum Faraday sebagai
berikut:

( )

Dimana:

Maka nilai rms dari tegangan yang dibangkitkan adalah

Karena ems yang diinduksikan di slot yang berbeda maka faktor reduksi yang
disebut faktor belitan harus diperhitungkan. Nilai untuk kebanyakan belitan 3 fasa adalah
sekitar 0.85 – 0.95, sehingga tegangan rms yang dihasilkan adalah

Medan magnet dari rotor yang berputar dengan kecepatan konstan menginduksi
tegangan sinusoidal tiga fase di jangkar, digantikan oleh radian. Frekuensi tegangan
jangkar yang diinduksi bergantung pada kecepatan di mana rotor bekerja dan pada jumlah
kutub. Frekuensi tegangan jangkar dapat diperoleh dari rumus berikut

Dimana adalah kecepatan rotor dalam rpm, disebut sebagai kecepatan sinkron.
Selama kondisi normal, generator beroperasi serentak dengan jaringan listrik. Hal ini
menghasilkan arus seimbang tiga fase pada angker. Dengan asumsi arus dalam fase lagging
ggl yang dihasilkan dengan sudut , yang ditunjukkan oleh garis pada gambar 3.1,
arus jangkar sesaatnya adalah

( )

( )

Gambar dibawah ini adalah kombinasi diagram phasor dan vector untuk rotor
silindris generator 1 fasa.

Gambar 3.2 Kombinasi diagram phasor dan vector untuk rotor silindris generator 1
fasa
Dapat dilihat bahwa resultan mmf jangkar memiliki amplitude konstan yang tegak
lurus dengan garis mn dan berputar pada kecepatan konstan dan sinkron dengan mmf medan.
Perlu diketahui, mmf adalah vector ruang dan emf adalah phasor waktu. GGL yang
dihasilkan pada keadaan berbeban adalah

Tegangan terminal lebih rendah dari dengan jumlah drop tegangan resistif dan drop
tegangan reaktansi bocor . Maka

atau

Dimana yang disebut sebagai reaktansi sinkron.

Karena ketidaklinieran dari kurva magnetisasi mesin, maka reaktansi sinkron tidaklah
konstan. Untuk analisis steady-state, nilai konstan yang disebut dengan nilai saturasi
reaktansi sinkron sesuai dengan rating tegangan yang digunakan. Model sederhana untuk
rotor silindris generator tiap fasanya ditunjukkan pada gambar 3.3. Resistansi jangkar secara
umum lebih kecil dari reaktansi sinkron dan sering diabaikan. Rangkaian ekivalen yang
terbubung dengan bus ditunjukkan pada gambar 3.4 dimana

Gambar 3.3 Rangkaian ekivalen mesin sinkron

Gambar 3.4 Mesin sinkron terhubung dengan bus

Gambar 3.5 menunjukkan diagram phasor dari generator dengan tegangan terminal sebagai
referensi untuk eksitasi berhubungan dengan faktor daya lagging, unity dan leading

Gambar 3.5 Digram phasor generator sinkron

Voltage regulation alternator didefinisikan sebagai pesentase perubahan tegangan


terminal dari keadaan tanpa beban hingga berbeban. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan
arus medan diperlukan untuk menjaga tegangan sistem ketika dioperasikan dalam keadaan
tanpa beban hingga berbeban pada faktor daya tertentu.
| | | | | | | |
| | | |
Tegangan beban nol untuk faktor daya tertentu dapat ditentukan dengan
mengoperasikan mesin pada kondisi beban penuh dan melepaskan beban dan mengobervasi
tegangan beban nol.
3.3 . STEADY-STATE CHARACTERISTIC CYLINDRICAL ROTOR
3.3.1 POWER FACTOR CONTROL
sebagian besar mesin sinkron terhubung ke jaringan tenaga listrik besar yang saling
berhubungan. Jaringan ini mempunyai karakteristik yang penting yaitu tegangan sistem pada
titik sambung besarnya, sudut phasa, dan frekuensi. titik seperti itu dalam sistem tenaga
disebut sebagai bus tak terbatas (infinite bus). Artinya, tegangan pada bus generator tidak
akan diubah oleh perubahan kondisi pengoperasian generator.

Besarnya daya output yang dihasikan generator sinkron yang terhubung dengan bus
dengan mengabaikan resistansi jangkar adalah
[ ] [ ][ ]

dimana V adalah tegangan terminal fasa dengan netral diasumsikan tetap konstan. Gambar
3.6 menunjukan variasi arus medan pada daya konstan dan pembangkitan daya reaktif dapat
dikontrol dengan mengatur eksitasi motor sambil menjaga konstan daya aktif.

Gambar 3.6 Variasi arus medan pada daya konstan


Dari diagram diatas didapatkan

3.3.2 POWER ANGLE CHARACTERISTIC


Melihat rangkaian ekivalen tiap fasa yang ditunjukkan pada gambar 3.4, daya tiga fasa
pada terminal generator adalah

Menuliskan tegangan phasor dalam bentuk polar, arus jangkar adalah


| | | |
| |

Substitusi untuk

| || | | |
( ) ( )
| |
Sehingga daya nyata dan daya reaktif adalah

| || | | |
( ) ( )
| |
| || | | |
( ) ( )
| |

Jika diabaikan, maka dan persamaan diatas dapat diringkas menjadi


| || |
( )

| |
( | | | | )

Daya maksimum secara teori dihasikan ketika

| || |
( )

Nilai Pmax disebut sebagai batas keseimbangan steady-state atau batas keseimbangan
statis. Pengaturan aliran daya nyata dijaga oleh governor generator menggunakan kanal
pengaturan fekuensi-daya.

Nilai yang kecil, cos unity dan daya reaktif dapat dihitung
| |
( | | | | )

Sehingga dapat disimpulkan bahwa aliran daya reaktif diatur oleh perbedaan tegangan
eksitasi |E| dan tegangan bus bar |V|.

Gambar 3.7 Contoh kurva tegangan generator

3.4 SALIENT-POLE SYNCRONOUS GENERATORS


Rotor Silient-pole meghasilkan ketidakseragaman reluktansi magneti pada celah udara.
Reluktansi yang lebih panjang dari sumbu kutub, basanya disebut rotor direc axis. Dan jika
lebih pendek daripada yang terjadi disepanjang sumbu inter polar, biasanya disebut sumbu
kuadratur. Olehkarna itu, Xd bernilai tinggi sepanjang sumbu direct, dan Xq bernilai kecil
sepanjang sumbu quadratur. Reaktansi ini menghasilkan drop tegangan pada jangkar dan
bisa diselesaikan dengan dua komponen yaitu Iq pada phasa dan Id pada time quadrature.

Gambar 3.8 Phasor digram untuk silent-pole generator


Besarnya tegangan eksitasi adalah

| | | |
Daya nyata 3 fasa pada terminal generator adalah
| || |

Komponen daya dari arus jangkar dapat dinyatakan dalam Iq dan Id sebagai berikut
| |

Substitusi P
| |

Dari diagram phasor dapat diketahui bahwa


| |

Atau
| |

Dan Id adalah
| | | |

Substitusi Id dan iq, besarnya daya nyata dengan mengabaikan arus jangkar adalah
| || |
| |

Persamaan diatas dapat digunakan untuk analisis steady-state. Untuk analisis short circuit,
diasumsikan ratio X/R tinggi maka nilai faktor daya mendekati nol dan komponen arus
biasanya diabaikan.
3.5 POWER TRANSFORMER
Transformator merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu sistem tenaga.
Transformator disuplai tegangan yang relatif rendah dari generator, kemudian dinaikkan ke
tegangan yang sangat tinggi untuk effisiensi daya transmisi. Pada penggunaannya,
transformator dapat mengurangi nilai tegangan supaya sesuai untuk digunakan. Di
penggunaan sistem modern ini, energi dapat tersusun dari empat atau lima transformator
antara generator sampai pengguna terakhir. Akibatnya, suatu sistem tersebut memungkinkan
memiliki kapasitas sekitar 5 kali kVA dari generator.

3.6 EQUIVALENT CIRCUIT OF A TRANSFORMER


Rangkaian ekuivalen dari trafo satu fasa ditunjukkan gambar 3.9. Trafo ideal dengan
ratio N1:N2 memiliki karakteristik yaitu resistansi pada kumparan bernilai 0, tidak terdapat
rugi-rugi (losses), dan permeabilitas inti tak terhingga.

Gambar 3.9 Rangkaian Ekuivalen Transformator


Persamaan yang digunakan:

Pada trafo ideal, reluktansi inti dianggap bernilai 0. Kemudian nilai mmf antara sisi primer
dan sekunder sebanding, sehingga:

Oleh karena itu, pada trafo ideal diperoleh persamaan sebagai berikut :

Pada trafo real, terdapat nilai reluktansi inti. Ketika I2 (sekunder) bernilai 0, maka I1 bernilai
sebaliknya. Besar nilai tegangan induksi E1 sama dengan nilai tegangan sumber V1.

I0 : Arus pada saat tanpa beban (no load)


Im : Arus magnetisasi
Ic : Arus eddy
Untuk mendapatkan karakteristik performansi dari tafo, maka digunakan rumusan dari
Hukum Tegangan Kirchoff (KVL):

( )

Dimana:

( ) ( )

Pada trafo real, fluks memiliki tiga komponen yaitu fluks mutual, fluks bocor primer,
dan fluks bocor sekunder. Drop tegangan primer bernilai sangat kecil, oleh karena itu,
rangkaian ekuivalen dapat disederhanakan seperti gambar di bawah ini :

a. b.

Gambar 3.13 Rangkaian ekuivalen yang telah disederhanakan pada masing-masing


sisinya. (a) sisi primer, (b) sisi sekunder.

3.7 DETERMINATION OF EQUIVALENT CIRCUIT PARAMETER


Parameter dari rangkaian ekuivalen dapat diperoleh dari tes open circuit dan tes short
circuit. Pada tes open circuit yang ditunjukkan gambar 3.14, tegangan disupplai pada terminal
belitan yang satu sedangkan terminal belitan yang lain kondisi open circuit.

Gambar 3.14 Rangkaian ekuivalen Open Circuit Test


Persamaan yang digunakan:

Pada tes short circuit yang ditunjukkan gambar 3.15, tegangan Vsc disupplai pada
terminal belitan yang satu sedangkan terminal belitan yang lain terhubung singkat.

Gambar 3.15 Rangkaian ekuivalen Short Circuit Test


Persamaan yang digunakan:

Anda mungkin juga menyukai