Anda di halaman 1dari 77

PENDAHULUAN

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas izin-Nya, akhirnya

Laporan Praktik Pengalaman Lapangan Kependididkan (PPLK) untuk

mahaPeserta Didik Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra

STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh ini telah selesai disusun. Laporan ini

merupakan Laporan pertama yang telah selesai disusun pada tahun ajaran

2020/2021. Laporan ini berisi penjelasan lengkap tentang hakikat, ketentuan,

prosedur, penilaian, serta sistematika dan komponen isi laporan kegiatan PPLK.

Kegiatan PPLK merupakan kegiatan praktik mandiri yang dilakukan oleh

mahaPeserta Didik Program Studi Pendidikan dengan cara menerapkan

pengetahuan dan keterampilan tentang kependidikan yang sebelumnya telah

dipelajari selama kuliah ke dalam praktik mengajar di dunia nyata. Kegiatan ini

wajib bagi mahaPeserta Didik Program Studi Pendidikan untuk mempersiapkan

Peserta Didik agar semakin kompeten dalam mengelola dan melaksanakan

program pembelajaran sebelum berprofesi sebagai pendidik pemulayang

sesungguhnya.

Penerapannya adalah mahaPeserta Didik melakukan PPLK dalam dua tahap

meliputi Pembekalan PPLK yang dilaksanakan di kampus dan Pelaksanaan PPLK

yang dilaksanakan di sekolah. Penilai dalam Pembekalan PPLK adalah dosen

pembimbing lapangan. Sementara itu, kegiatan Pelaksanaan PPLK dinilai oleh

guru pamong dan dosen pembimbing lapangan. Selanjutnya nilai akhir diperoleh

dari akumulasi nilai Pembekalan dan Pelaksanaan PPLK. Kami mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu tersusunnya laporan ini.

1
BAB 1

TINJAUAN SEKILAS SEKOLAH LATIHAN DARI SISI PRAKTEK

MENGAJAR

1. Gambaran Umum Sekolah Latihan

A. Profil Sekolah SMA Negeri 1 Kec. Payakumbuh

Nama Sekolah : Sma Negeri 1 Kec. Payakumbuh

Status : Negeri

NSS : 201130807009

NPSN : 10304429

Alamat :

a. Jalan : Jl. Payakumbuh-Mungka KM. 7

Koto Tangah Simalanggang 26251

b. Nagari : Koto Tangah Simalanggang

c. Kecamatan : Payakumbuh

d. Kode Pos : 26251

e. Nomor telepon : (0752) 780683, 780780

f. E-Mail : simalanggang15@yahoo.com

Nama Kepala Sekolah : Teno Ganefri, S.Pd

NIP : 19631024 198803 1 006

Pangkat/golongan : Pembina/(IV/a)

Nomor SK Kepala Sekolah : 821/900/BKD-LK/2013

Nomor HP : 081363063279

2
Akreditasi Sekolah :A

No. Sertifikat : Ma 029507

Tanggal Sertifikat : 19 November 2015

Penerbit SK : Badan Akreditasi Nasional Sekolah/

Madrasah (BAN-SM)

Tahun didirikan/Th beroperasi sekolah : 2006

Kepemilikan tanah : Hak Milik

a. Luas Tanah : 12.156,05 M2

b. Luas Bangunan : 2.776,65 M2

Nomor Rekening Rutin Sekolah : 0100.0210.11126.7

Nama Bank : Bank Nagari

Kantor : Cabang Payakumbuh

Alamat : Payakumbuh

Telepon Bank : 0752-93086

Nama Pemegang Rekening

a. Teno Ganefri, S.Pd : Kepala Sekolah

b. Mon. Anggraina, S.Pd : Bendahara

SMAN 1 Kec. Payakumbuh adalah lembaga pendidikan menengah yang

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.

3
B. Visi dan Misi

Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut ditetapkan lembaga pendidikan untuk

SMAN 1 Kec. Payakumbuh, visi dan misi itu adalah sebagai berikut:

a. Visi :

cerdas, beriman, disiplin, kreatif, dan berwawasan lingkungan

b. Misi :

1. Mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, bernuansa aktif, inovatif,

kreatif, interaktif, efektif dan menyenangkan, memanfaatkan kemajuan

teknologi, dan meningkatkan iman dan taqwa.

2. Mewujudkan kegiatan pengembangan kreatifitas siswa yang berorientasi

pada pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan minat dan

bakatnya dengan efektif dan efisien.

3. Menumbuhkan dan mengembangkan semangat disiplin dan tanggung

jawab yang tinggi.

4. Mewujudkan lulusan yang cerdas, berpengetahuan, berkepribadian dan

berakhlak mulia serta mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

5. Meningkatkan profesionalitas guru yang berwawasan teknologi melalui

kegiatan MGMP sekolah dan antar sekolah.

6. Mewujudkan manajemen partisipatif demokratis yang melibatkan seluruh

warga sekolah agar dapat berpartisipasi aktif.

7. Mewujudkan warga sekolah yang mampu memanfaatkan teknologi

informasi dalam pembelajaran dan pengelolaan administrasi sekolah.

8. Mewujudkan sekolah yang bernuansa lingkungan hidup.

4
C. Struktur Organisasi

5
D. Denah Lokasi Sekolah

6
E. Tujuan sekolah 2014 (5 tahun yang akan datang)

Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Atas adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Adapun tujuan SMAN 1 Kecamatan

Payakumbuh adalah sekolah mampu:

1. Terlaksananya pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, interaktif,

efektif dan menyenangkan yang berorientasi pada aktivitas siswa.

2. Terwujudnya peserta didik yang akrab dan gemar dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, beriman dan berakhlak

mulia yang utuh dan menyeluruh.

4. Tercapainya peningkatan hasil belajar minimal sama dengan 80%.

5. Tercapainya peningkatan peserta didik yang melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi minimal sama dengan 80%.

6. Terlaksananya pembinaan kegiatan pengembangan diri secara rutin

dibidang olahraga, kesenian, olimpiade matematika dan sain, english

club, pramuka, UKS, PKS, KIR, An-Nisa’ dan Ar-Rijjal.

7. Tercapainya prestasi pengembangan diri dibidang olahraga, kesenian dan

olimpiade matematika dan sain, pramuka, KIR dan english club ditingkat

kabupaten/provinsi.

8. Terwujudnya MGMP sekolah yang efektif dan mampu meningkatkan

profesionalitas dibidang teknologi pembelajaran maupun teknologi

informasi.

7
9. Terwujudnya manajemen partisipatif demokratis yang melibatkan

seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam memajukan

sekolah.

10. Terwujudnya warga sekolah yang mampu memanfaatkan teknologi

informasi dalam menunjang kelancaran pekerjaan dan tugas masing-

masing.

11. Terwujudnya sarana/prasarana sekolah yang sesuai dengan standar

pendidikan nasional.

12. Terwujudnya tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan

mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.

13. Terwujudnya sekolah yang berwawasan lingkungan,asri dan penuh

penghijauan.

F. Output yang diharapkan:

1. SMAN 1 Kec. Payakumbuh menjadi sekolah bertaraf internasional

2. Seluruh tamatan SMAN 1 Kec. Payakumbuh sudah bisa dan pandai

mengoperasikan komputer dan internet

Nilai Rata-Rata UNAS 8,25

3. Bahasa pengantar dalam kampus sekolah 20% Bahasa Inggris

4. 30% guru melaksanakan proses pembelajaran telah menggunakan fasilitas

E-TV

5. Seluruh tenaga kependidikan di SMAN 1 Kec. Payakumbuh minimal S1

6. Seluruh ruangan kelas sangat kondusif untuk proses pembelajarab

8
7. Sekolah sudah memiliki sarana dan prasarana labor bahasa, komputer,

multimedia, fisika, kimia, biologi dan IPS yang lengkap

8. Terciptanya kekompakan antara guru dan staf TU, serta terciptanyatim

kerja yang cerdas dan kompak

9. Tim kesenian menjuarai event-event kabupaten dan provinsi

10. Tim olahraga menjuarai event tingkat kabupaten/kota dan provinsi

11. Gudep Pramuka siap/bisa tampil mengikuti RAIMUNA dan RAIDA

12. Mayoritas biaya operasional bersumber dari non pemerintah

13. Koperasi OSIS menjadi koperasi mandiri

14. Terjalin kerjasama dengan 1 perguruan tinggi di luar negeri

15. Minimal 3 orang siswa mengikuti pertukaran pelajar antar negara

16. Terciptanya lingkungan dan budaya sekolah yang meliputi:

- Kebersihan

- Keamanan

- Ketertiban

- Ketenangan

- Kesehatan

- Kerapian

- Kerindangan

- Keindahan

- Serta budaya yang tertib, bersih, santun dan tepat waktu

9
G. Sejarah dan Letak Geografis SMA Negeri 1 Kec Payakumbuh

SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh adalah sekolah termuda di Kabupaten

dan Kotamadya Payakumbuh. Pada awal sekolah ini merupakan kelas jauh dari

SMA 1 Kecamatan Guguk yang berdiri karena adanya tuntutan dari keadaan

masyarakat sekitar yang anak-anaknya bersekolah ditempat yang jauh dari tempat

mereka tinggal seperti di kota Payakumbuh dan Kecamatan Guguk. Sekolah ini

berdiri lebih kurang 14 tahun yang lalu dan baru diresmikan dan ditetapkan

dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Lima Puluh Kota No.43/BLK/2007 tanggal

10 Mei 2007.

Pada awalnya, SMA Negeri 1 Kec. Payakumbuh berada di Piladang,

kemudian dengan adanya pemekaran kecamatan, maka daerah Piladang masuk ke

wilayah Kecamatan Akabiluru. Dengan demikian SMA Negeri 1 Kecamatan

Payakumbuh menjadi SMA Negeri 1 Kec. Akabiluru. Oleh sebab itu, Kecamatan

Payakumbuh tidak lagi mempunyai SMA. Untuk memenuhi permintaan dari

masyarakat dan banyak Sekolah Menengah Pertama didaerah Kecamatan

Payakumbuh ini, seperti SMP N 1 Kecamatan Payakumbuh yang berlokasi di

Lampasi, SMP N 2 Kecamatan Payakumbuh yang berlokasi di Piobang dan SMP

N 3 Kecamatan Payakumbuh yang berlokasi di taeh dan beberapa Madrasah

Tsanawiyah Swasta lainnya, maka didirikanlah SMA Negeri 1 Kecamatan

Payakumbuh yang berlokasi di simalanggang.

Setelah ini diresmikan, maka ditunjuklah Bapak Mulyadi, S. Pd sebagai

Kepala Sekolah dengan SK no 821/1626/BKD-LK/2007 tanggal 29 November

2007. Dilihat dari segi perkembangannya, sekolah ini terus mengalami kemajuan

10
yang positif. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah siswa bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, juga pembangunan sarana prasarana

serta bertambahnya jumlah tenaga pengajar yang ahli dalam disiplin ilmu masing-

masing.

H. Keadaan Sekolah

a) Kondisi Lingkungan Sekolah

SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh terletak di Koto Tangah

Simalanggang, payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Aktivitas disekolah

selama pandemi covid-19 mulai hari Senin sampai hari Sabtu. Jam efektifnya dari

pukul 07.15- 12.00 WIB dimana jamnya berbeda dengan secara tatap muka .

Secara umum kondisi lingkungan yang ada pada SMA Negeri 1 Kecamatan

Payakumbuh nyaman karena sekolah ini berada jauh dari jalan raya sehingga tidak

terganggu oleh suara kendaraan. Selain itu kondisi sekolah terlihat rapi dan tata

ruang yang tidak membosankan sehingga bisa tercipta Proses Belajar Mengajar

yang kondunsif. Sekolah ini memiliki pekarangan yang lumayan luas. Di

sekeliling sekolah terdapat pemukiman warga.

b) Interaksi Sosial Sekolah

i. Hubungan guru dengan guru

Hubungan guru dengan guru disekolah ini baik. Hal ini terlihat dengan adanya

keakraban antara guru-guru dan kerja sama yang baik dalam hal peningkatan

pembelajaran ataupun masalah yang menyangkut peserta didik dan juga adanya

kerja sama yang positif dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar.

11
ii. Hubungan guru dengan peserta didik

Guru dan peserta didik menjalin hubungan yang cukup baik dan harmonis.

Terlihat dari kerja sama antara guru dan murid dalam berbagai kegiatan sekolah,

seperti kerjasama dalam mengikuti upacara bendera dan tumbuhnya rasa

kekeluargaan yang bersifat positif, adanya saling menghargai setiap apa yang

dikerjakan oleh peserta didik terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Selain

itu,dukungan-dukungan dan meliputi event-event hal ini terbukti dari prestasi-

prestasi peserta didik yang terpajang di sekolah, hal tersebut merupakan kerja

sama yang positif antara guru dengan peserta didik.

iii. Hubungan peserta didik dengan peserta didik

Hubungan antar peserta didik terjalin dengan baik, hal ini terlihat dari cara

peserta didik melakukan diskusi saat proses pembelajaran berlangsung. Tetapi,

terkadang terjadi juga perbedaan pendapat antar peserta didik.Semua itu adalah

hal-hal yang sudah biasa terjadi.

iv. Hubungan guru dengan pegawai tata usaha

Hubungan antar guru dengan pegawai tata usaha terjalin dengan baik,hal

tersebut dapat dilihat dari hubungan kerja sama yang positif dalam menyelesaikan

tugas-tugas sekolah.

v. Hubungan sosial secara keseluruhan.

Secara keseluruhan setiap perangkat sekolah mulai dari kepala sekolah, guru,

pegawai tata usaha, peserta didik dan penjaga sekolah terjalin dengan baik.Hal ini

terjadi karena semua perangkat sekolah ingin mewujudkan visi, misi dan tujuan

pendidikan nasional.

12
2. Keadaan Siswa

Pada tahun ajaran 2020/2021 Peserta Didik SMA Negeri 1 Kec Payakumbuh

seluruhnya berjumlah 762 secara rici dapat dilihat dibawah ini.

a) Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kec Payakumbuh

No Kelas L P Jumlah

1 X MIPA 1 15 21 36

2 X MIPA 2 13 23 36

3 X MIPA 3 14 20 34

4 X IPS 1 18 18 36

5 X IPS 2 16 16 32

6 X IPS 3 15 15 30

7 X IPS 4 18 10 28

8 X IPS 5 13 15 28

Jumlah 122 138 260

9 XI IPA 1 12 13 35

10 XI IPA 2 16 19 35

11 XI IPA 3 13 15 28

12 XI IPS 1 14 21 35

13 XI IPS 2 18 15 33

14 XI IPS 3 14 16 30

15 XI IPS 4 12 17 29

16 XI IPS 5 18 12 30

Jumlah 117 138 225

17 XII IPA 1 9 27 36

18 XII IPA 2 11 25 36

19 XII IPA 3 7 17 24

13
20 XII IPA 4 9 15 24

21 XII IPS 1 11 24 35

22 XII IPS 2 12 24 36

23 XII IPS 3 11 17 28

24 XII IPS 4 8 20 28

Jumlah 78 169 247

TOTAL 317 445 762

b) Data Siswa 7 Tahun Terakhir

Jumlah
Juml
Kelas
Kelas X Kelas XI Kelas XII
ah
X +XI +
Tahu
Pend
XII
n
Jum Jum
aftar
Juml
Pelaj
Juml lah Juml lah Juml Ro
Calon
ah
aran
ah Ro ah Ro ah Siswa mb
Siswa
Romb
Siswa mbe Siswa mbe Siswa el
Baru
el
l l
2011/
186 6 145 5 114 4 445 15
2012
2013/
238 8 241 8 162 6 641 22
2014
2014/
238 7 218 8 236 8 648 23
2015
2015/
224 8 177 7 215 8 616 23
2016

14
Jumlah
Juml
Kelas
Kelas X Kelas XI Kelas XII
ah
X +XI +
Tahu
Pend
XII
n
Jum Jum
aftar
Juml
Pelaj
Juml lah Juml lah Juml Ro
Calon
ah
aran
ah Ro ah Ro ah Siswa mb
Siswa
Romb
Siswa mbe Siswa mbe Siswa el
Baru
el
l l
2016/
282 9 207 8 173 7 663 24
2017
2017/
257 8 245 8 202 8 704 24
2018
2018/
260 8 223 8 239 8 722 24
2019
2019/
265 8 247 8 213 8 725 24
2020

c) Aktivitas Belajar Selama Pandemic Covid-19

Pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan, Adanya wabah virus

corona ini menghambat kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung

secara tatap muka sehingga  sistem pembelajaran dilakukan jarak jauh dengan

memanfaatkan teknologi informasi. Aktivitas belajar selama pandemic Covid-19

di SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh dimana Sistem pembelajaran adalah

daring (dalam jaringan) yang merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka

secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang

15
menggunakan jaringan internet. Aktivitas belajar dilakukan secara Online dimana

guru dan murid melaksanakaan kegiatan PBM di Google Classroom yang

merupakan sebuah website yang di gunakan Belajar Online antara guru dan murid

selama pandemic Covid-19 masih ada.

Selama PBM Daring, guru mengajarkan berbagai materi kepada siswa dengan

mengirim materi dan tugas ke google classroom supaya siswa dapat mengakses

materi dan tugas tersebut. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap

berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat

mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media

daring (online). Dimana media pembelajaraan yang menarik akan membuat siswa

menjadi tertarik untuk belajar, Guru pun di minta untuk membuat media

pembelajaraan sekreatif mungkin dengan cara belajar siswa dan tetap pada tujuan

pembelajaraan.

Selama sistem pembelajaraan online diberlakukan, dikarenakan ada beberapa

siswa yang tidak memiliki hp dan juga ada beberapa siswa yang dimana tidak bisa

mengakses internet karena masalah jaringan maka mereka diizinkan datang

kesekolah menjemput materi yang akan dipelajari. Dengan tetap mematuhi

protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencek suhu

tubuh sebelum di gerbang sekolah sebelum masuk ke lingkungan sekolah.

3. Keadaan Guru pada Sekolah Latihan

a. Daftar Nama Guru SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh

memiliki guru dan karyawan yang siap membantu kelancaran proses KBM di

16
sekolah. Jumlah guru di SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh sebanyak 56

orang, Mayoritas guru adalah berpendidikan S1 dan S2. Setiap guru mengajar

sesuai dengan bidang keilmuannya dan telah menerapkan pembelajaran sesuai

dengan kurikulum yang berlaku.

Tabel 1. Daftar Nama Guru SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh

No Nama NIP Mata Pelajaran


1 Teno Ganefri,S.Pd 19631024 198803 1 006 Kimia
2 Dra. Fatimah Elfida 19650512 200701 2 005 Kimia Pemintan,

Kimia LM
3 Hamidah, S.Pd 19760820 200801 2 005 Kimia
4 Diah Putri, S.Pd - Kimia Pemintan,

Kimia LM
5 Hefri Hermon, S.Pd 19610116 198512 1 001 Penjaskes
6 Yasri, S.Pd 19600815 198512 1 002 Penjaskes
7 Harri Kurniawan,S.Pd - Penjaskes
8 Ratna Elia, S.Pd 19620707 198412 2 003 Sosiologi,

Sosiologi LM
9 Ajeng Indah Suryani, 19860619 201101 2 001 Sosiologi,

S.Pd Sosiologi LM

10 Armaizar Syukri, - Sosiologi,

S.Sos Sosiologi LM
11 Drs. Murmahdi 19641004 200012 1 001 P Agana dan BP
12 Wirda Syarkawi, S.ag - P Agana dan BP
13 Dina Prima Sari, - P Agana dan BP

S.Pd.I
14 Yesi Arianti, S.Pd - P Agana dan BP
15 Azizah Fahmi, S.Pd 19720210 199702 2 001 B. Inggris,

B. Ing. LM
16 Yulfakhriza, S.Pd 19720714 199802 2 001 B. Inggris,

B. Ing. LM

17
17 Meri, S.Pd 19790303 200012 2 003 B. Inggris,

B. Ing. LM
18 Vicky Dominggus, - B. Inggris,

S.Pd B. Ing. LM

Prakarya/PKWu
19 Nike Adevira - B. Inggris,

Yeno,S.Pd B. Ing. LM
20 Ir. Netti Helma 19660122 200501 2 004 Fisika
21 Wiwit Joslida,S.Pd 19750714 200901 2 003 Fisika
22 Adillah Bakri, S.Pd 19761004 200212 2 004 B. Indonesia
23 Yulia Reni Roza, 19730703 200604 2 014 B. Indonesia

S.Pd
24 Liza Eka Putri, S.Pd 19760626 200901 2 002 B. Indonesia
25 Inelda Elsasmita, S.Pd 19870302 201101 2 002 B. Indonesia
26 Yudi Krisna, SPd - B. Indonesia
27 Yenno Fianti M., 19760111 200312 2 006 Matematika Wjb

S.Pd
28 Yusi Kurnia, SPd 19780813 200501 2 007 Matematika Wjb
29 Silfitri, S.Pd 19810920 200801 2 004 Matematika Wjb,

Mat Pmntn
30 Eridasni, S.Pd 19661231 198903 2 025 Matematika Wjb,

Mat Pmntn
31 Silvitriana, S.Pd - Matematika Wjb,

Mat Pmntn
32 Westi Despa - Matematika Wjb,

Rizna,S.PdI Mat Pmntn


33 Relawati, S.Pd 19680302 200701 2 005 Geografi
34 Reni Angelia, S.Pd - Sej. Indonesia
35 Yuri Karsika, S.Pd - Sej. Indonesia,

Sej.Pemninatan
36 Desnita, S.Pd 196606272007012003 KWN
37 Mulyadarti,S.Pd 19681015 200501 2 007 KWN
38 Desi Yasben, S.Pd 19720521 200701 2 004 Seni Budaya
39 Kartaliza Ananda, 19730502 200801 2 001 Seni Budaya

18
S.Pd
40 Dewi Mulyani, SS 19680622 200701 2 003 Sejarah Pemintn
41 Neni Asnita,S.Pd 19751222 200604 2012 Sejarah Pemintn
42 Ernes, S.Pd 19690202 201408 2 001 Geografi
43 Rosi Kumala sari, - Sejarah Indonesia,

S.Pd Sejarah Pemintn,

Sosiologi, Sosiologi

LM
44 Lenscorpio, S.Pd 19691023 200701 2 003 Ekonomi,

Ekonomi LM
45 Dra. Rahmah Amelia 19660818 200701 2 005 Ekonomi,

G Ekonomi LM
46 Alimasni N., S.Pd 19650920 199003 1 003 Ekonomi
47 Irda Hayati Mard, - Kom Akun,

S.Pd Ekonomi, Ekonomi

LM
48 Mon Anggraina, S.Pd 19801219 200801 2 001 Biologi
49 Agnest Azri Lestari, 19820606 200901 2 002 Biologi

S.Si
50 Fanny Novita Sari, - Biologi, Biologi LM,

S.Pd PKWu/Prakarya
51 Nanda Adi Saputra, 19840507 200901 1 003 BK TIK

S.Kom
52 Titin Musparlina S.Pd TIK, BK TIK
53 Alimasdi Sy, S.Pd 19600225 198403 1 005 BK
54 Tisna Susanti, S.Pd.I 19870125 201001 2 006 BK
55 Zora Anita Dewi - BK
56 Yulisa Ririanti, S.Pd - BK

b. Tugas dan Wewenang pejabat struktural Sekolah

a) Kepala Sekolah

1) Kepala Sekolah Selaku Edukator

19
Bertugas melaksanakan proses Belajar Mengajar secara efektif dan

efisien

2) Kepala Sekolah Selaku Manajer

a) Menyusun perencanaan

b) Mengorganisasikan kegiatan

c) Mengarahkan kegiatan

d) Mengkoordinasikan kegiatan

e) Melaksanakan pengawasan

f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan

g) Menentukan kebijaksanaan

h) Mengadakan rapat

i) Mengambil keputusan

j) Mengatur proses belajar mengajar

k) Mengatur administrasi, ketatausahaan, peserta didik,

ketenagaan, sarana, prasarana dan keuangan.

l) Mengatur organisasi peserta didik intra sekolah

m) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi

terkait.

3) Kepala Sekolah Selaku Aministrator

a) Menyelenggarakan perencanaan

b) Menyelenggarakan pengorganisasian

c) Menyelenggarakan pengarahan

d) Menyelenggarakan pengkoordinasian

20
e) Menyelenggarakan pengawasan

f) Menyelenggarakan kurikuum

g) Menyelenggarakan kepesertadidikan

h) Menyelenggarakan ketatausahaan

i) Menyelenggarakan ketenagaan

j) Menyelenggarakan kantor

k) Menyelenggarakan keuangan

l) Menyelenggarakan perpustakaan

m) Menyelenggarakan laboratorium

n) Menyelenggarakan ruang keterampilan/kesenian

o) Menyelenggarakan bimbingan konseling

p) Menyelenggarakan UKS

q) Menyelenggarakan OSIS

r) Menyelenggarakan serba guna

s) Menyelenggarakan media

t) Menyelenggarakan gudang

4) Kepala Sekolah Selaku Supervisor

5) Kepala Sekolah Selaku Pemimpin/Leader

6) Kepala Sekolah Sebagai Inovator

7) Kepala Sekolah Sebagai Motivator

b) Wakil Kepala Sekolah Bidang KePeserta Didikan

1) Mengawasi terlaksananya kegiatan pembina peserta didik secara

baik dan terkendali.

21
2) Menyiapkan penyusun program kerja pembinaan dan kegiatan

peserta didik.

3) Mengkoordinir kegiatan peserta didik

4) Mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan pembinaan kePeserta

Didikan

5) Melaksanakan pengelolaan system administrasi kePeserta Didikan

6) Melaksanakan tugas lain yang didelegasikan oleh Kepala Sekolah

c) Guru

1) Membuat perangkat program pengajaran

2) AMP

3) Program satuan/cawu

4) Program rencana pengajaran

5) Program mingguan guru

6) LKS

7) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

8) Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian,

ulangan umum, ujian akhir

9) Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

10) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

11) Mengisi daftar nilai peserta didik

12) Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)

kepada guru lain dalam kegiatan belajar mengajar

13) Membuat alat pelajaran/alat raga

22
14) Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

15) Mengikuti kegiatan pengembangan dan permasyaratan kurikulum

16) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

17) Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi

tanggung jawab

18) Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar peserta didik

19) Mengisi dan meneliti data hadir peserta didik, Mengenal pribadi,

lingkungan keluarga dan masyarakat setiap peserta didik yang

berada dibawah asuhannya

20) Menjaga dan membina agar kelasnya tetap tertib, rapi, bersih, dan

menggairahkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar

21) Mengadakan komunikasi dengan orang tua peserta didik

22) Melaksanakan administrasi kelas yang meliputi absensi peserta

didik pengisian buku peserta didik per kelas, pengisian nilai peserta

didik dalam buku kumpulan nilai/raport, membuat catatan khusus

tentang kemajuan kelas

23) Merencanakan kreasi sehat bagi kelasnya, sekurang-kurangnya

pada tiap akhir semester.

d) Tata Usaha Sekolah

Tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketata usahan

sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan

sebagai berikut:

1) Penyususnan program kerja tata usaha sekolah

23
2) Pengelolaan keuangan sekolah

3) Pengurusan administrasi keuangan dan peserta didik

4) Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha

5) Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah

6) Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

7) Mengkoordinasikan dan melaksanakn 6k

8) Penyusunan Laporan Pelaksanaan kegiatan pengurusan

ketatausahaan secara berkala.

c. Model Pembimbingan Pada Masa Pandemi Covid-19

Pembimbingan selama pada masa pandemi Covide -19 dimana siswa dan guru

dan murid di beri pelatihan tentnag belajar online dengan menggunakan aplikasi

google classroom, di awal semester sebelum masuk kepada pertemuan pertama

sekolah sudah melakukan sosialisasi tentang classroom bagaimana menggunakan

PBM Online di Google Classroom yang bertujuan untuk seluruh siswa dan

majelis guru. Selama sosialisasi, siswa di ajarkan bagaimana mengakses google

classroom , melihat materi dan tugas , dan juga mengumpulkan tugas. Dan juga

sosialisasi untuk guru juga memperkenalkan google classroom kepada guru dan

mengajarkan bagaimana mengatur classroom , membuat soal atau latihan di

google classroom, melakukan penilaian di google classroom.

d. Sistem Penilaian Di Sekolah Pada Masa Pandemi Covid-19

Penilaian di sekolah terhadap siswa pada masa pandemi Covid-19 dimana ini

tergantung kepada mata pelajaran, apabila mata pelajaran umum seperti MTK,

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, PPKN, Biologi, di dalam penilaian berupa

24
penilaian pengetahuan terhadap teori yang di berikan dan diajarkan di google

classroom.

e. Rpp Pada Masa Pandemic Covid-19

Selama mengajar PBM Online pada masa pandemi Covid-19 , guru

meggunakan RPP New Normal yang bentuk RPP nya terdiri dari beberapa lembar

seperti penulis lampirkan, RPP New Normal memiliki kemiripan dengan RPP K

13 dan ada beberapa perbedaan antara RPP New Normal dengan RPP K 13 yaitu

pada langkah pembelajaraan dan sumber belajar. RPP New Normal dirancang dan

di aplikasikan pada pembelajaraan Online atau Daring.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

SMA Negeri 1 Kecamatan Payakumbuh memiliki sarana dan prasarana belajar

yang sudah cukup baik untuk terciptanya suasana belajar yang kondusif, yang

terdiri dari:

Tabel 2. Sarana dan Prasarana

25
Jumlah Ruangan dengan

Kondisi
Ukura Keteran
Jenis Ruangan Jumlah Rusa
n Rusak Rusak gan
k
Ringan Sedang
Berat

Ruang Kelas 24 9x8

Perpustakaan 1 15 x 8

Laboratorium

IPA

Laboratorium

Biologi

Laboratorium 1 8 x 15

Kimia

Laboratorium 1

Fisika

Laboratorium

Bahasa

Laboratorium 1 12 x 8

Komp.

Ruang

Keterampilan

Kesenian

Ruang Kepala 1 4x8

Sekolah

26
Jumlah Ruangan dengan

Kondisi
Ukura Keteran
Jenis Ruangan Jumlah Rusa
n Rusak Rusak gan
k
Ringan Sedang
Berat

Ruang Majelis 1 18 x 8

Guru

Ruang TU/ 1 18 x 8

Administrasi

Aula/Ruang

serbaguna

Mushalla 1 15 x 15

KM/WC/guru/si 2 @2x2 Guru

swa
3 @4x2 Siswa

WC Siswa 8 8,4 x Belakang

5,3 Kelas

Baru

WC Siswa 2 2,4 x 2 Porprov

WC Siswa 4 7x4 Belakang

Labor

Ruang OSIS

Ruang UKS 1 8x6

Kantin

27
Bantuan

Jenis Bantuan RKB/RPL/Rehab


Keteran
Jenis Ruangan Pem.Pst/Prop/Ka Jumlah Tahun
gan
b
APBD Lima Puluh 4 ruang 2006

Kota kelas

APBN 3 ruang 2007

kelas

APBN 1 ruang 2008

kelas

APBN 1 ruang 2009

kelas
Ruang Kelas
APBN 1 ruang 2010

kelas

APBN 2 ruang 2011

kelas

APBN-P 4 ruang 2011

kelas

APBN 5 ruang 2012

kelas

Perpustakaan APBN 1 ruang 2008

28
Jenis Bantuan RKB/RPL/Rehab Keteran
Jenis Ruangan Jumlah Tahun
Pem.Pst/Prop/Ka gan
Laboratorium IPA

Laboratorium

Biologi

Laboratorium APBN 1 ruang 2007

Kimia

Laboratorium

Fisika

Laboratorium

Bahasa

Laboratorium APBN 1 ruang 2010

Komputer

Ruang

Keterampilan

Kesenian

Ruang Kepala APBD Lima Puluh 1 ruang 2010 Dirobah

Sekolah Kota menjadi

R. KTU

Ruang Majelis APBD Lima Puluh 1 ruang 2008

Guru Kota

Ruang TU/ APBD Lima Puluh 2010

Administrasi Kota

Aula/ Ruang

serbaguna

29
Jenis Bantuan RKB/RPL/Rehab Keteran
Jenis Ruangan Jumlah Tahun
Pem.Pst/Prop/Ka gan
WC Siswa Porprov 2 unit 2012

WC Guru 5 unit 2009

WC Siswa 8 unit 2013

WC Siswa 4 unit 2014

Pagar Depan 54m Dana DAU 2015

Pengadaan

a. Komputer FC/

Laptop

b. Alat Olahraga

c. Buku

Perpustakaan

d. Alat Labor

IPA/ Bio/ Kim/

Fis

e. Alat Peraga

Matematika

f. Alat peraga APBD Prov 2012

Senbud &

Kesenian

g. Alat Peraga

IPS

h. Meubiler

30
Nama Bantuan Jenis Bantuan Jumlah Tahun Keterangan

Alat Labor BOS 25 buah 2014

Fisika

Alat Labor DAK 212 buah 2014

Fisika

Alat Kimia BOS 8 buah 2014

Alat Kimia DAK 36 buah 2014

Alat Biologi BOMM 2 buah 2013

Alat Biologi BOS 18 buah 2014

Alat Biologi DAK 468 buah 2014

Buku Pustaka BOS 1.021 buah 2014

Buku Pustaka DAK 6.569 buah 2014

Buku Pustaka BOS 3.987 buah 2014

Alat Peraga BOMM 14 buah 2013

Senbud dan

Kesenian

Alat Peraga DAK 3 buah 2014

Senbud dan

Kesenian

Alat Peraga BOMM 2 buah 2012

Olahraga

Alat Peraga BOS 4 buah 2014

Olahraga

31
Nama Bantuan Jenis Bantuan Jumlah Tahun Keterangan

Alat Peraga DAK 28 buah 2014

Olahraga

Alat Peraga IPS BOS 17 buah 2014

(Geografi)

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN

KEPENDIDIKAN

1 Pengertian dan Fungsi Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan

bagi Mahasiswa Keguruan.

A) Pengertian Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan

Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan atau yang biasa

32
disingkat PPLK, khususnya di bidang pendidikan tingkat perguruan tinggi atau

universitas, adalah titik kulminasi dari seluruh program pendidikan yang telah

dihayati dan dialami oleh mahasiswa di bangku kuliah. PPLK merupakan ajang

pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan

dalam rangka pembentukan guru yang professional.

Dipandang dari sudut kurikulum, PPLK adalah suatu program mata kuliah

proses pembelajaran yang menjadi persyaratan dalam pendidikan prajabatan guru.

PPLK dirancang untuk menyiapkan mahasiswa calon guru agar memiliki atau

menguasai kemampuan keguruan yang terpadu secara utuh, sehingga setelah

mahasiswa tersebut menjadi guru, dapat mengemban tugas dan tanggung

jawabnya secara profesional.

Dengan demikian PPLK adalah suatu program yang mensyaratkan

kemampuan aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke

dalam pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan jabatan

keguruan, baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya.

Kegiatan PPLK ini diarahkan dalam bentuk: pelatihan terbatas, pelatihan

terbimbing, dan pelatihan mandiri. Semua kegiatan ini harus terjadwal secara

sistematis, di bawah bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong.

Kunci kesuksesan seorang mahasiswa dalam melaksanakan Praktik

Pengalaman Lapangan Kependidikan adalah bagaimana mahasiswa tersebut

menempatkan posisinya dengan baik, menjalin keakraban dengan kepala sekolah,

guru dan guru pamong. Seorang mahasiswa PPLK hendaknya mengetahui dan

mempelajari kondisi sekolah, suasana belajar siswa, suasana di kantor dan fasilitas

33
yang dimiliki untuk menunjang program pembelajaran yang akan diberikan

selama mengikuti PPLK serta bagaimana menghadapi setiap persoalan yang

mungkin muncul selama PPLK. Jadi, kunci kesuksesan PPLK adalah di diri

mahasiswa itu sendiri.

B) Fungsi Praktek Pengalaman Lapanagan Kependidikan

Fungsi yang diperoleh dari pelaksanaan PPLK ini bagi mahasiswa sebagai

calon guru, antara lain:

a) Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang

diperoleh selama kuliah dalam kegiatan PPLK sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan peserta didik yang dibimbing.

b) Mahasiswa dapat melihat dan merasakan suasana fisik dan psikologis dari

proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan yang sesungguhnya,

sehingga dapat memberikan pengalaman nyata yang bermanfaat bagi

mahasiswa.

c) Mahasiswa dapat meningkatkan mutu dan profesionalisme di bidang

pendidikan yang akan ia tekuni.

d) Mahasiswa dapat lebih memahami arti pentingnya pendidikan karena telah

mengetahui sendiri ruang lingkup pendidikan yang akan digeluti.

2 Prosedur dan waktu pelaksanaan praktik pengalaman lapangan

kependidikan

Persiapan Rangkaian Kegiatan PPLK dimulai sejak mahasiswa di kampus

sampai di sekolah tempat praktik. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan

pada tanggal 14 juli 2020 dan berakhir tanggal 19 Oktober 2020 kurang lebih

34
waktu aktif selama tiga bulan . Rangkaian kegiatan PPLK ini meliputi kegiatan

kelompok dan individu. Sebelum pelaksanaan kegiatan PPLK, mahasiswa

melakukan persiapan sebagai berikut.

a. Pengajaran Mikro Mata kuliah ini bersifat wajib lulus bagi mahasiswa

semester VI yang akan mengambil mata kuliah PPLK pada semester

berikutnya. Pada kegiatan pengajaran mikro mahasiswa melakukan

beberapa Praktek yang meliputi, membuka dan menutup pelajaran,

mengajar, teknik bertanya, teknik menguasai dan mengelola kelas serta

pembuatan administrasi pembelajaran. Dalam proses pengajaran mikro

mahasiswa dapat mempraktikkan kemampuan mengajar secara utuh atau

berlatih secara bagian -bagian pada aspek kompentensi yang belum

dikuasai. Pengajaran mikro merupakan salah satu aspek yang menentukan

apakah mahasiswa yang bersangkutan memenuhi cara untuk melaksanakan

praktik mengajar di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk dan

meningkatkan kompetensi dasar terpadu dan utuh untuk beberapa

kompetensi dasar mengajar. Pengajaran mikro dilaksanakan di kampus

masing- masing fakultas. Banyaknya latihan mengajar di sesuaikan dengan

kemampuan yang telah dikuasai. Setiap peserta di beri kesempatan selama

10-15 menit untuk melakukan praktik pengajaran mikro dalam sekali tatap

muka.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang

akan di sampaikan dan mempersiapkan media, alat dan bahan yang

diperlukan dalam praktik mengajar.

35
c. Melaksanakan praktek pengajaran mikro dengan aspek kemampuan dasar

mengajar meliputi:

a) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

b) Keterampilan bertanya

c) Keterampilan menjelaskan

d) Keterampilan membuat variasi dalam interaksi

e) Keterampilan dalam memotivasi siswa

f) Keterampilan mengelola kelas (Keterampilan memberikan penguatan)

Keterampilan memilih dan menggunakan metode dan media

pembelajaran yang sesuai) Keterampilan memberikan penilaian Pada

akhir pengajaran mikro diadakan evaluasi oleh dosen pembimbing dan

setelah memenuhi syarat maka mahasiswa dinyatakan lulus dan berhak

mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu praktik mengajar di sekolah.

d. Pembekalan PPLK Kegiatan ini diselenggarakan pada bulan Juli 2020

bertempat di Aula STKIP Abdi pendidikan payakumbuh oleh Dosen-dosen

STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh. Kegiatan ini wajib diikuti oleh

calon peserta PPLK. Materi yang disampaikan dalam pembekalan PPLK

adalah cara menggunakan aplikasi media pembelajaran secara daring,

teknik pelaksanaan PPLK dan teknik menghadapi serta mengatasi

permasalahan yang mungkin akan tejadi selama pelaksanaan PPLK.

e. Konsultasi Persiapan Mengajar Konsultasi dengan guru pembimbing

dilakukan dengan tujuan memberikan bekal bagi mahasiswa agar lebih

siap dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan konsultasi

36
mengenai penyusunan silabus dan RPP. Konsultasi ini dilaksanakan

sebelum mengajar.

f. Menyusun Perangkat Administrasi Tujuan dari kegiatan ini agar

mahasiswa mempunyai pengetahuan mengenai administrasi guru dan

mengetahui cara penyusunannyasehingga perangkat pembelajaran yang

mendukung proses belajar mengajar dapat tersusun dengan rapi dan

lengkap.

g. Pelaksanaan PPLK yang dilakukan pada dasarnya merupakan bentuk

latihan keterampilan sebagai calon seorang pengajar dan pendidik. Dalam

PPLK ini mahasiswa diharapkan dapat menerapkan semua keterampilan

dan kemampuan yang diperoleh saat dikampus, yaitu pada saat kuliah dan

terutama saat pengajaran mikro berlangsung. Program/kegiatan yang

dilakukan selama PPLK, diantaranya :

1) Kegiatan Belajar Mengajaran Persiapan Kegiatan persiapan dilakukan

sebelum melaksanakan praktek mengajar, yaitu penyusunan silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Mahasiswa terlebih

dahulu menyusun silabus sesuai dengan karakteristik sekolah. Setelah

silabus selesai disusun maka langkah selanjutnya adalah menyusun

RPP. RPP disusun berdasarkan silabus yang mencakup nilai-nilai

pendidikan karakter beserta mencantumkan pula indikator nilai

tersebut. RPP ini mencakup informasi mengenai standar kompetensi,

kompetensi dasar yang harus dicapai, indikator, tujuan, materi

pelajaran, metode,

37
2) sumber bahan dan langkah-langkah pembelajaran yang dimulai dari

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Silabus untuk setiap mata

pelajaran dibuat untuk pembelajaran selama dua semester. Pelaksanaan

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan setelah persiapan mengajar

dibuat. Dalam pelaksanaanya praktik mengajar dibedakan menjadi:

a. Praktik Mengajar Terbimbing Yaitu dalam pelaksanaanya kegiatan

pembelajaran, mahasiswa ditunggu dan diamati oleh guru

pembimbing.

b. Praktik Mengajar Mandiri Yaitu dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, mahasiswa melaksanakan sendiri proses

pembelajaran tanpa ditunggu dan diamati oleh guru pembimbing.

Dalam melaksanakan praktik mengajar, praktikan menerapkan

seluruh keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, menerapkan

teori yang didapat di kampussertamenyesuaikan diri dengan

lingkungan pembelajaran di SMA Negeri 1 Kecamatan

Payakumbuh untuk memberikan yang terbaik. Metode

pembelajaran sangat mempengaruhi ketercapaian tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu, penentuan metode yang akan

digunakan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Pemberian materi bersifat teori dan praktik, tetapi untuk praktik

mempunyai waktu sekitar 75%. Pelaksanaan pembelajaran dilalui

melalui tahap:

1. Membuka pelajaran tujuan membuka pelajaran adalah agar

38
siswa siap untuk melakukan proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Baik secara fisik maupun secara mental.

Membuka pelajaran meliputi beberapa kegiatan sebagai

berikut:

a) Membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdo’a

b) Mengetahui kondisi siswa dan mempresensi siswa

c) Melakukan apersepsi materi terkait

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

e) Menyampaikan materi pelajaranPenyampaian materi

diawali dengan menjelaskan materi secara umum kepada

peserta didik, lalu peserta didik menggali informasi tentang

materi melalui buku pegangan yang dimiliki. Setelah itu,

dilakukan konfirmasi pemahaman siswa dengan penjelasan

praktikan lalu peserta didik mengerjakan soal latihan dalam

buku pegangan masing-masing.

2. Penggunaan bahasa selama mengajar, praktikan berusaha

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik

tanpa meninggalkan ejaan baku bahasa Indonesia.

3. Penggunaan waktu. Waktu pelajaran dialokasikan untuk

kegiatan pendahuluan, inti dan penutup sesuai dengan jadwal

pelajaran.

4. Gerak Dalam proses pembelajaran, praktikan tidak hanya

berdiri di depan untuk menjelaskan materi, tetapi praktikan

39
juga bergerak ke belakang, ke samping dan mendekati siswa

untuk mengecek pekerjaan peserta didik.

5. Cara memotivasi siswa. Cara memotivasi peserta didik dalam

proses belajar mengajar adalah dengan memberikan pujian,

kata-kata positif dan memberikan apresiasi terhadap peserta

didik yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

6. Teknik bertanya. Teknik bertanya yang digunakan adalah

dengan memberikan pertanyaan terlebih dahulu dan kemudian

baru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab,

ketika tidak ada yang bersedia maka guru menunjuk salah satu

dari mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut.

7. Teknik penguasaan kelas. Teknik penguasaan kelas yang

dilakukan oleh praktikan adalah dengan berjalan keliling dan

meneliti satu-persatu hasil pekerjaan yang telah dibuat oleh

siswa, baik individu maupun kelompok.

Dengan demikian diharapkan praktikan bisa memantau apakah siswa

dikelaskonsentrasi mengikuti pelajaran atau tidak. Ketika praktikan menjelaskan

dan peserta didik kurang memperhatikan maka praktikan menegur peserta didik

yang bersangkutan.Adapun metode pembelajaran yang digunakan dalam praktik

mengajar adalah sebagai berikut:

a. Ceramah Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi yang

memerlukan uraian atau penjelasan dan menjelaskan konsep-konsep

atau pengertian.

40
b. Diskusi Kelompok Peserta didik secara berkelompok memecahkan

suatu masalah dan mempresentasikan serta ditanggapi oleh peserta

didik lain.

c. Latihan Soal dan Penugasan Metode ini digunakan untuk

memperdalam pengetahuan peserta didik dan untuk meningkatkan

keterampilan peserta didik.

d. Demonstrasi dan Praktik Metode ini digunakan untuk memberikan

contoh yang benar kepada siswa sebelum siswa kemudian melakukan

praktik dengan bimbingan pengajaran.

3 Pelaksanaan Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan

di Kelas Pada Masa Pandemic Covid-19

Teknis pelaksanaan PPLK 2020 dirumuskan dalam tiga tahapan, yaitu

persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1) Persiapan

a. Mahasiswa PPLK STKIP Abdi Pendidikan mempersiapkan diri dalam

waktu 3 bulan terhitung sejak penerjunan Selasa, 14 juli 2020 .

b. Mahasiswa PPLK melakukan perencanaan kegiatan penunjang

pembelajaran daring yang akan dilakukan selama PPLK 2020.

Dalam proses perencanaan, mahasiswa wajib berkonsultasi dengan

dosen pembimbing dan kemudian meminta arahan kepada

pembimbing dari sekolah/lembaga kependidikan.

c. Kegiatan-kegiatan penunjang pembelajaran daring yang dapat

dilakukan antara lain adalah berikut:

41
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Menyusun bahan ajar

3. Membuat media pembelajaran

4. Membuat instrument penilaian

5. Mengembangkan inovasi pembelajaran daring sesuai dengan

karakter sekolah/lembaga kependidikan dan siswa

6. Melakukan asistensi pembelajaran dengan pembimbing dari

sekolah/lembaga kependidikan

7. Mengajar secara daring melalui aplikasi yang telah di tetapkan

8. Melakukan evaluasi pembelajaran(memberikan feedback untuk

pekerjaan siswa)

9. Mahasiswa PPLK berkoordinasi dengan sekolah/ lembaga

kependidikan untuk teknis pelaksanaan pembelajaran daring.

Untuk sekolah/ lembaga kependidikan yang berada di zona hijau

dan diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka oleh

Kemendikbud, pelaksanaan PPLK 2020 akan menyesuaikan

dengan teknis pembelajaran yang ditentukan oleh sekolah/lembaga

kependidikan.

2) Pelaksanaan

a. Mahasiswa PPLK melakukan pembukaan dengan salam dan

perkenalan dilanjutkan dengan membaca doa di pandu dengan aplikasi

Google Classroom pada setiap kelas.

b. Mahasiswa PPLK mengecek kehadiran peserta didik dengan

42
mengirimkan link kehadiran di aplikasi Google Classroom pada setiap

kelas.

c. Mahasiswa PPLK memberikan materi berupa media/bahan ajar

kepada siswa di setiap kelas melalui aplikasi Google Classroom.

d. Mahasiswa PPLK menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

melalui aplikasi Google Classroom.

e. Mahasiswa PPLK meminta siswa untuk membaca materi yang telah di

kirim pada setiap kelas melalui aplikasi Google Classroom.

f. Mahasiswa PPLK meminta kepada siswa hasil dari mengamati

pembelajaran yang telah dikirim di Google Classroom untuk di periksa

dan di nilai.

g. Mahasiswa PPLK memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi materi yang kurang jelas.

h. Mahasiswa PPLK memberikan kesimpulan dan menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam di Google Classroom.

i. Mahasiswa PPLK menunggu tugas yang akan di kumpulkan siswa

lewat aplikasi Google Classroom.

3) Evaluasi

a. Mahasiswa PPLK menilai sikap siswa melalui observasi perilaku yang

menonjol dengan menggunakan jurnal.

b. Mahasiswa PPLK menilai pengetahuan siswa melalui penugasan dan

tes tertulis.

c. Mahasiswa PPLK menilai keterampilan siswa melalui “portofolio”

43
sesuai dengan materi yang di berikan dan perintah soal.

4 Evaluasi Dalam Pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan

Kependidikan Pada Masa Pandemic Covid-19

A. Pengertian Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

Istilah evaluasi berkaitan dengan suatu program. Evaluasi adalah proses

penetapan suatu program yaitu apakah suatu program terencana dengan sempurna,

terlaksana dengan baik, tercapai dengan sempurna, dan berdampak sangat luas.

Evaluasi program pembelajaran dalam arti luas berupa penetapan apakah

kurikulum (termasuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran/ RPP) sudah

tersusun dengan sempurna, apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan

rencana, apakah hasil yang dicapai peserta didik sebagai peserta program sudah

sesuai dengan harapan, apakah setelah peserta didik bekerja dapat menunjukkan

kinerja (performans) yang profesional, apakah aspek pendukung program,

termasuk sarana-prasarana, SDM, dan lingkungan tempat penyelenggaraan

pendidikan sudah sesuai harapan. Hasil evaluasi program secara keseluruhan

adalah penetapan apakah suatu program yang dirancang benar-benar efektif .

Efektif dalam arti bahwa peserta program sudah berhasil ditingkatkan

kompetensinya dari tidak/ kurang kompeten menjadi lebih kompeten. Bagi

program yang berlangsung berkelanjutan, juga harus dilihat dari sisi efisiensinya.

Program S-1 dikatakan efektif karena lulusannya menunjukkan indek prestasi

kumulatif yang tinggi, namun menjadi sangat tidak efisien ketika peserta didik

tidak ada yang lulus tepat waktu (semuanya tidak ada yang lulus dalam jangka

waktu ≤ 4 tahun).

44
Dalam lingkup terbatas, evaluasi pembelajaran dimaknai bagaimana program

pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh pendidik sudah menghasilkan

meningkatkan kompetensi peserta didik sebagai peserta program pembelajaran

yang diselenggarakan pendidik. Dalam hal ini evaluasi dapat dilakukan terhadap

silabus dan RPP yang dirancang pendidik, performansi selama proses

pembelajaran, dan capaian nilai yang diperoleh oleh seluruh peserta didik sebagai

peserta program. Evaluasi terhadap silabus dan RPP menjadi sangat penting

karena untuk mengetahui seberapa jauh capaian kompetensi dan garis besar serta

operasional proses pembelajaran sudah sesuai dengan jenjang program pendidikan

yang ditempuh peserta didik. Sebagai contoh harus jelas perbedaan

penyelenggaraan pembelajaran antara mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD,

SMP, SMA, dan program S1. Hal ini justru kurang memperoleh perhatian.

Perancangan silabus dan pembelajaran diserahkan kepada dosen yang

bersangkutan. Evaluasi terhadap silabus dan RPP oleh dosen serumpun kurang

efektif dilakukan. Proses pembimbingan dosen senior terhadap dosen yunior juga

kurang efektif. Evaluasi terhadap proses pembelajaran juga kurang mendapat

porsi yang memadai. Evaluasi hasil hanya dilihat proporsi peserta didik mencapai

nilai A, B, C, D, dan E.

Agar dapat dilakukan evaluasi pembelajaran maka diperlukan adanya

asesmen pembelajaran. Asesmen dalam proses pembelajaran adalah prosedur

yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta

didik yang hasilnya akan digunakan untuk evaluasi. Asesmen dilakukan untuk

mengetahui seberapa tinggi kinerja atau prestasi setiap peserta didik atau setiap

45
peserta program. Asesmen dalam aspek afektif untuk mengetahui seberapa positif

sikap atau karakter peserta didik.

Informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik dalam kegiatan asesmen

diperoleh dari hasil pengolahan data pengukuran dan nonpengukuran. Jika

dikaitkan dengan hasil belajar maka informasi disajikan dalam bentuk profil

peserta didik yang kemudian digunakan untuk menetapkan apakah setiap peserta

didik, orang per orang, dinyatakan sudah atau belum menguasai kompetensi yang

ditargetkan. Tujuan asesmen dari segi afektif, menggunakan informasi yang

disajikan untuk menunjukkan bagaimana perubahan sikap atau karakter setiap

peserta didik menuju ke arah yang positif.

Pengukuran dan nonpengukuran adalah proses untuk memperoleh deskripsi

tentang karakteristik seseorang dengan aturan tertentu. Hasil pengukuran berupa

data numerik atau kuantitatif, sedangkan hasil nonpengukuran atau hasil

pengamatan berupa data kualitatif. Contoh pengukuran antara lain memberikan

ulangan, memberi penugasan, atau melakukan ujian praktik, sedangkan contoh

nonpengukuran antara lain observasi terhadap tingkat aktivitas peserta didik

selama kegiatan pembelajaran atau terhadap interes/minat peserta didik terhadap

suatu mata pelajaran.

Menurut Ary et.al. (2010) dalam melakukan pengukuran terhadap suatu

variabel, ada yang dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan

indikator tunggal. Sebagai contoh, status pendidikan seseorang, nilai ujian

nasional yang dicapai, lama seseorang berhasil menempuh program S-1, status

kewarganegaraan, ataupun status perkawinan dapat di/terukur oleh indikator

46
tunggal karena variabel ini mengacu pada gejala/fenomena yang nyata atau yang

sangat jelas indikatornya sehingga satu indikator sudah mampu menyediakan

suatu ukuran yang dapat diterima. Namun tidak memiliki fenomena yang jelas,

atau yang langsung dapat diukur dengan menghadirkan indikator tunggal.

Variabel yang demikian menjadi lebih komplek indikatornya sehingga menjadi

tidak mudah untuk diukur.

Pengukuran dapat dilakukan melalui tes dan/ atau nontes. Tes adalah

pengukuran sampel tingkah laku menggunakan satu set pertanyaan dan jawaban

yang diberikan dapat dikategorikan menjadi benar dan salah. Nontes adalah

pengukuran sampel tingkah laku menggunakan satu set pertanyaan, tetapi jawaban

yang diberikan tidak dapat dikategorikan benar dan salah, melainkan dengan

kategori positif dan negatif, setuju dan tak setuju, atau suka dan tidak suka. Agar

dapat memperoleh hasil pengukuran yang benar atau yang memiliki kesalahan

sekecil mungkin maka diperlukan alat ukur yang sahih (valid) dan andal

(reliable), dilakukan pada situasi yang tidak ada tekanan baik bagi pihak yang

mengukur dan pihak yang diukur, dan dilakukan pengukuran dengan cara yang

benar. Kesahihan alat ukur dapat dilihat dari konstruk alat ukur (mengukur sesuai

dengan yang direncanakan), hanya mengukur satu dimensi, dan memenuhi aspek

substansi, konstruksi, dan bahasa. Keandalan alat ukur dapat dilihat dari hasil

pengukuran yang konsisten atau ajeg. Namun, mengukur aspek-aspek psikologi

sangat sulit menghasilkan keajegan karena banyak faktor yang tidak relevan yang

mempengaruhi ketika dilakukan pengulangan pengukuran (Djemari Mardapi,

2008).

47
Pengukuran yang terlalu sering juga tidak selalu menghasilkan hasil yang

akurat jika efek pengukuran menimbulkan kelelahan secara fisik dan/atau mental

pada diri peserta didik. Sering terjadi anti klimak pada prestasi yang berkait kerja

fisik berat seperti pada bidang pendidikan jasmani karena akan timbul kelelahan

pada diri testi (pihak yang diuji).

B. Keterampilan/ Kinerja/ Performansi Kognitif dan Psikomotor Serta

Afektif

Istilah keterampilan yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kinerja aatau

unjuk kerja atau performansi (performance), baik kinerja dalam bentuk tindakan

secara fisik baik berupa gerakan tubuh atau anggota tubuh dalam melakukan

sesuatu. Jadi, berkaitan dengan ranah psikomotor dalam taksonomi Bloom.

Kinerja juga berkaitan dengan otak melakukan proses mental atau proses

berpikir sehingga menghasilkan sesuatu. Dalam hal ini berkaitan dengan ranah

atau domain kognitif. Kinerja dapat merupakan gabungan antara kinerja fisik dan

kinerja otak. Istilah psiko juga menunjukkan proses mental.

Pengertian afektif yang dimaksud dalam buku ini adalah terjemahan dari

affective dalam taksonomi Bloom. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan,

emosi, atau tingkat penerimaan/ penolakan. Ranah afektif beragam, mulai dari

perhatian yang seder yang berkait dengan ranah afektif terbentang mulai dari

tumbuhnya/ munculnya perhatian yang kecil/sekilas terhadap fenomena terpilih

sampai dengan perhatian yang kompleks tetapi tetap konsisten terhadap kualitas

karakter/ watak dan hati nurani. Semua itu diekspresikan sebagai minat

(interest), sikap (attitude), apresiasi (appreciations), nilai atau nilai-nilai

48
(values), dan satu kesatuan emosi/ perasaan (emotion set) atau prasangka-

prasangka (biases) (Krathwohl, 1956). Penilaian atau asesmen aspek

keterampilan dalam buku ini adalah penilaian aspek kinerja baik kinerja fisik dan

atau mental yang didemosntrasikan oleh peserta didik, baik sebelum

pembelajaran (placement assessment), selama berlangsungnya proses

pembelajaran (formative assessment), dan setelah pembelajaran berakhir

(sumative assessment). Penilaian atau asesmen aspek sikap juga merupakan

penilaian yang berkaitan dengan aspek afektif yang didemosntrasikan peserta

didik, baik sebelum pembelajaran, selama berlangsungnya proses pembelajaran,

dan setelah pembelajaran berakhir.

Melalui pengkajian secara teoretik dan praktik, diharapkan seorang

tenaga pendidik mampu menilai atau mngases aspek keterampilan/kinerja dan

aspek afektif peserta didik, baik sebelum pembelajaran, selama berlangsungnya

proses pembelajaran, dan setelah pembelajaran berakhir.

C. Taksonomi Bloom

Pada tahun 1949 sampai tahun 1953 Bloom, Krathwohl, dan para

kolaboratornya mengembangkan rumusan-rumusan tujuan pembelajaran sebagai

hasil yang merupakan perubahan pada diri peserta didik setelah mengalami proses

pendidikan. Akhirnya dapat dirumuskan tujuan-tujuan yang berkaitan dengan

pengetahuan sebagai domain atau ranah kognitif, tujuan-tujuan yang berkaitan

dengan perasaan sebagai domain atau ranah afektif, dan tujuan-tujuan yang

berkaitan dengan gerak tubuh atau bagian tubuh sebagai domain psikomotor

49
(Dettmer 2006). Ketiga ranah tersebut berhubungan satu sama lain Sebagai

contoh, orang yang dari aspek afektif menunjukkan kemauan mau menerima

(receiving) ditengarai adanya respon sederhana berupa senyuman atau anggukan

kepala. Orang yang menunjukkan kesadaran untuk merspon ditengarai repons

berupa kesiapan untuk beraktivitas (Eiss & Harbeck, 1969).

Domain kognitif menurut Gronlund & Linn (1990) yang mengacu pada

tulisan Bloom et al. (1956) dalam buku berjudul Taxonomy of educational

objectives. Handbook I. Cognitive domain meliputi jenjang:

1. Ingatan (knowledge) meliputi: (a) ingatan tentang hal yang spesifik, (b)

ingatan tentang jalur-jalur atau arti dari hubungan-hubungan yang

spesifik, dan (c) ingatan tentang universalitas dan abstraksi misalnya

ingatan tentang prinsip, generalisasi, teori, atau skturktur.

2. Pemahaman (comprehension) meliputi: (a) translasi (penerjemahan),

(b) interpretasi (penafsiran), (c) ekstrapolasi atau estimasi, dan (d)

jastifikasi (pembenaran).

3. Penerapan (aplication) meliputi kemampuan: (a) menerapkan prinsip

pada situasi yang baru, (b) menerapkan teori ke dalam praktik, (c)

menerapkan rumus untuk pemecahan soal, (d) menyusun skema atau

diagram dari data/informasi yang tersedia, dan (e) mendemonstrasikan

suatu prosedur dengan benar.

Analisis (analysis) meliputi: (a) analisis unsur-unsur misalnya menemukan

unsur suatu hal atau membedakan fakta dan pendapat; (b) analisis hubungan-

hubungan misalnya hubungan sebab-akibat, dan (c) analisis prinsip-prinsip yang

50
terorganisasi misalnya menemukan bentuk-bentuk, formula, pola, atau struktur.

1. Sintesis (synthesis) meliputi: produksi/hasil suatu komunikasi yang

unik/khas misalnya membuat ringkasan, menyusun suatu alat, atau

menyusun suatu rangkaian; (b) produksi/hasil suatu rencana atau

seperangkat usulan kegiatan misalnya menyusun rencana

kegiatan/percobaan; dan (c) menurunkan/mencari derivat seperangkat

hubungan abstrak misalnya merumuskan hipotesis.

2. Evaluasi (evaluation) meliputi: (a) evaluasi berdasarkan pertimbangan

internal misalnya evaluasi dari segi ketepatan, kecermatan, konsistensi

atau urutan logis; dan (b) evaluasi berdasarkan pertimbangan eksternal

misalnya evaluasi dari segi efisiensi, efektifitas, nilai ekonomis, atau

dari segi makna.

3. Ranah afektif menurut Gronlud & Linn (1990) dengan mengacu

kepada buku yang berjudul Taxonomy of educational objecctive.

Handbook II. Affective domain dengan editor Krathwohl et al. (1964)

adalah sebagai berikut.

1. Menilai atau memaknakan (valuing) meliputi: (a) menerima

secara baik suatu nilai (acceptance of a value) misalnya

meningkatkan kecakapannya dalam hubungan personal atau

menetapkan pilihan pada suatu hal, (b) menentukan pilihan

terhadap suatu nilai (preference for a value) misalnya medukung

argumen orang lain, dan (c) komitmen misalnya mendebat hal-hal

yang tak relevan, mengajukan argumentasi atas jawaban yang

51
diberikan, atau memprotes hal-hal yang tidak benar.

2. Mengorganisasi (organizing) meliputi: (a) konsepsualisasi nilai

(conceptualization f a value) misalnya membandingkan dengan

suatu standar, menghargai kebutuhan yang seimbang antara

kebebasan dan tanggung jawab, atau mengakui kelebihan dan

kelemahan diri, dan (b) organisasi sistem nilai (organization of a

value system), misalnya menyusun kriteria, mengorganisasi

sistem atau menyusun renocana sesuai dengan minat, tanggung

jawab, serta keyakinannya.

3. Karakterisasi nilai (a value) atau gabungan nilai (value complex)

yang akan terbentuk suatu life stile meliputi: (a) satu kesatuan

yang tergeneralisasi (generalized set,) misalnya menyusun

rencana, mengubah perilaku, melengkapi cara, atau memilih

prosedur, dan (b) karakterisasi (characterizing) seperti dinilai baik

oleh teman-teman, oleh guru ataupun oleh anggota kelompoknya,

menghindari konflik, menentang tindakan yang boros, mengatasi

akibat yang tak dikehendaki, atau menunjukkan kepercayaan diri

dalam kerja individual.

Menurut Krathwohl, tujuan-tujuan yang berkitan dengan aspek afektif untuk

jenjang/ tingkatan yang paling sederhana adalah menumbuhkan/ memunculkan

perhatian/ kepekaan atau kesadaran dan kesediaan untuk menerima terhadap

fenomena tertentu (to receive), seperti kesadaran/ kemauan untuk menerima

pelajaran. Jenjang berikutnya adalah menumbuhkan/ memunculkan kemauan

52
atau motivasi untuk merespon fenomena yang ada (to response), seperti kemauan

menjawab pertanyaan ataupun melakukan perintah. Jenjang selanjutnya adalah

munculnya kemauan untuk menerima suatu nilai atau muncunya kesepakatan

terhadap suatu nilai, yang diaktualisasikan sebagai tingkah laku yang konsisten

yang memunculkan keyakinan pada dirinya. Kemudian jenjang kemauan

mengorganisasi atau menggabungkan/menyatukan nilai-nilai yang berbeda

sehingga mampu memperoleh sistem nilai yang konsisten di dalam dirinya.

Adapun jenjang terakhir adalah terkarakterisasinya diri seseorang oleh

sistem nilai yang menjadi perangkat nilai yang tergeneralisasi yang membentuk

karakteristik dalam waktu yang cukup lama sehingga menjadi pola/pandangan

hidupnya yang membentuk karakter atau watak yang terbentuk secara konsisten

terinternalisasi sebagai suatu kualitas karakter atau kata hati. Ekspresi ranah

afektif mencakup minat (interest), sikap (attitude), apresiasi (appreciations),

nilai (values), dan emosi (emotion set) atau prasangka (biases).

Sikap atau attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu stimulus yang

datang dari sekitarnya, baik dari orang, benda, ataupun situasi yang

mengenainya. Dengan demikian sikap dapat diartikan tingkah laku sebagai reaksi

atau respon atas stimulus yang disertai dengan pendirian dan perasaan. Sikap

selalu berhubungan dengan dua alternatif: senang- tidak senang, mengikuti/

melaksanakan- menjauhi, menerima- menolak, dan seterusnya.

Kepribadian atau personalittas secara psikologi dipandang sebagai peran

yang disesuaikan oleh seseorang terhadap lingkungannya. Personalitas dianggap

53
sebagai tingkah laku seseorang untuk menutupi kelemahannya agar dapat

diterima oleh masyarakat. Dalam psikologi modern arti personalitas adalah

keseluruhan kualitas tingkah laku dan kepribadian seseorang. Kepribadian

merupakan orgaanisasi/ susunan yang dinamis dari sistem psiko-fisik pada diri

individu sedemikian rupa agar yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri

secara unik dengan lingkungannya. Kata organisasi merujuk kepada struktur

yang kokoh sehingga personalitas adalah suatu sistem psikofisik yang kokoh

yang bersifat selalu berubah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sistem

psikofisik meliputi aspek kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan emosional,

perasaan, dan motif yang bersifat psikologis tetapi mempunyai dasar fisik umum

serta sistem hormon dan sistem syaraf.

Kepribadian yang dipengaruhi oleh motivasi untuk bertindak disebut dengan

karakter atau watak. Ada watak yang termasuk positif seperti watak pemberani

yang merupakan kepribadian yang dimotivasi untuk mengatasi rintangan, watak

disiplin sebagai kepribadian yang dimotivasi untuk selalu tepat waktu, watak

jujur sebagai kepribadian yang dimotivasi untuk tidak merugikan orang lain, dan

sebagainya.

Kepribadian yang lebih bergantung kepada keadaan badaniah disebut

temperamen atau tabiat. Temperamen atau tabiat merupakan gejala individual

yang berkaitan intensitas suasana hati yang sangat dipengaruhi oleh sifat emosi

dan faktor keturunan sehingga tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Temperamen

dapat dikaitkan dengan aspek motalitas atau kegesitan/kelincahan yang lebih

ditentukan oleh sistem otot dan pertulangan, vitalitas/daya hidup yang lebih

54
ditentukan oleh aspek hormonal dan syarat otonom, dan emosionalitas/daya rasa

yang lebih ditentukan oleh keadaan neurohormonal dan syarat pusat.

Menurut Stiggins (2011: 63-64) sikap atau attitude masih berupa

kecenderungan atau predisposisi. Sikap akan meningkat menjadi

personalitas/kepribadian jika sudah tertampak dalam tindakan. Beberapa

karakteristik pada diri peserta didik seperti sikap, rasa percaya diri, minat/interes,

dan motivasi akan mempengaruhi seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu

dan akan menjadi karakter/watak yang terdisposisi, yang terwujud dalam

tindakan. Hubungan antara karakter dan prestasi pada diri seseorang merupakan

hubungan interaktif yang bersifat siklik dan akan tercipta dalam lingkungan

sosialnya.

Ahli lain yaitu Anderson dari University of South Carolina (1981)

mengemukakan bahwa domain afektif mencakup:

1. Sikap (attitude) adalah dimensi afektif yang merupakan predisposisi/

kecenderungan sebagai hasil belajar dalam menanggapi atau merespon

suatu objek, individu, atau peristiwa tertentu yang didalamnya melekat

perasaan yang tidak menyenangkan/ tidak baik atau yang menyenangkan/

baik.

2. Minat (interest) adalah dimensi afektif yang berupa disposisi/ watak/

pengaturan dalam diri yang terorganisasikan melalui pengalaman yang

mendorong individu mencari-cari objek, aktivitas, pemahaman,

ketrampilan, atau capaian tertentu untuk menjadi perhatiannya. Minat

menunjukkan pemusatan perhatian yang terlahir akibat dorongan

55
kemauan, keinginan, kesenangan, ketertarikan. Semakin tinggi minat

seseorang semakin tinggi motif untuk berhubungan secara lebih aktif

dengan sesuatu yang menarik bagi dirinya. Minat sudah terdisposisi

sehingga sudah terwujud sebagai tindakan bukan sekedar predisposisi/

kecederungan.

3. Nilai-nilai (values) adalah dimensi afektif yang merupakan konsepsi

tentang suatu keinginan (bukan kenyataan) yang mempengaruhi pilihan

perilaku, atau sesuatu yang dianggap penting atau yang sangat diharapkan,

yang dapat diterima oleh diri dan masyarakat. Dengan demikian, nilai-

nilai yang dimiliki oleh seseorang merupakan karakteristik dari orang

yang bersangkutan.

4. Preferensi (preference) adalah dimensi afektif yang merupakan disposisi/

watak/ pengaturan dalam diri individu untuk menerima suatu objek dan

menolak yang lainnya sehingga berupa kecenderungan untuk memilih

suatun objek, aktivitas, atau ide tertentu dan menolak objek, aktivitas, atau

ide lainnya.

5. Harga diri (self estem) adalah dimensi afektif yang berkaitan dengan

penilaian individu terhadap dirinya sebagai orang yang memiliki

kemampuan, keberartian, dan keahlian. Harga diri akan membawa

seseorang melakukan analisis seberapa jauh perilaku atau hasil yang

dicapai memenuhi idealisme dirinya. Harga diri akan diekspresikan oleh

seseorang dalam menilai kehormatan diri dan bersifat implisit. Harga diri

ada yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat akademik dan

56
nonakademik. Seseorang yang memiliki harga diri akademik tinggi akan

menunjukkan semangat dan perhatiannya terhadap bidang keilmuan yang

digeluti/ dipelajari.

6. Pusat pengendalian (locus of control) merupakan dimensi afektif yang

memiliki sisi berlawanan, yakni sejauh mana seseorang percaya bahwa

apa yang terjadi pada dirinya berada pada kendali dari dalam dirinya atau

berada pada kendali dari luar dirinya. Pusat pengendalian memberi

kontribusi kepada kinerja seseorang. Seseorang yang mempercayai bahwa

pusat kendali berasal dari luar dirinya lebih percaya bahwa apa yang

terjadi pada dirinya adalah kebetulan, nasib, atau berasal dari kekuatan di

luar dirinya.

7. Kecemasan (anxiety) merupakan dimensi afektif yang merupakan fungsi

ego untuk memperingatkan individu akan kemungkinan munculnya

bahaya sehingga akan memunculkan reaksi adaptif pada dirinya.

Kecemasan merupakan pengalaman yang muncul pada diri seseorang

mengenai sesuatu yang menegangkan/menggelisahkan. Intensitas atau

tingkat kecemasan yang ada pada diri seseorang tergantung kepada

keseriusan ancaman yang dirasa oleh diri orang yang bersangkutan.

Tabel Hubungan antara ranah kognitif dan afektif.

Kontinum kogniti dimulai dengan Kontinum afektif dimulai dengan

kemampuan mengingat dan penerirnaan belaka stimuli dan secara

mengenal kembali pengetahuan yang pasif mengikuti sesuatu hal dan

dimiliki. dilanjutkan dengan lebih aktifnya

57
mengikuti hal tersebut.
Dilanjutkan dengan pemahaman Dilanjutkan dengan respon terhadap

terhadap pengetahuan yang dimilik. suatu stimulus atas dasar permintaan,

kemudian munculnya kemauan untuk

merespons dan timbulnya kepuasan

dalam merespon.
Keterampilan dalam menerapkan Penilaian/penghargaanterhadap

pengetahuan dimiliki. fenomena- fenomena atau aktivitas

agar secara sukarela merespons dan

mencari jalan/cara untuk merespon.


Keterampilan dalam menganalisis Konsepsualisasi tiap penilaian atau

situasi dengan menggunakan penghargaan terhadap sesuatu yang

pengetahuan yang dimiliki dan ditampilkan.

menyintesis pengetahuan kedalam

organisasi pengetahuan yang baru.


Kemampuan menilai/mengevaluasi Kemampuan mengorganisasi atau

dalam ruang lingkup pengetahuannya menyusun nilai yang kompleks ke

untuk mengritik/menetapkan nilai dalam suatu nilai yang utuh sebagai

sesuatu dan metode/cara untuk kar akter (life style) seseorang.

menyampaikan Keinginan.

Ranah psikomotor menurut Harrow (1972) dalam buku berjudul A

taxonomy of the psychomotor domain: A guide for developing behavioral

objectives meliputi:

1. Gerak reflek (reflex movements): merupakan gerak yang otomatis, yang

tidak dapat dilatih, terdiri atas (a) reflek segmental (segmental reflexes)

58
yang melibatkan segmen spinalis, (b) reflek intersegmental yaitu gerak

reflek yang melibatkan lebih dari sebuah segmen spinalis, dan (c) reflek

suprasegmental (suprasegmental reflexes) yaitu reflek yang memerlukan

peran serta pusat-pusat di otak, sepanjang medula spinalis, dan otot-otot

anggota gerak maupun tubuh yang mendukung suatu gerakan.

2. Gerak dasar pokok (basic-foundamental movements) meliputi: (a) gerak

lokomotor (locomotor movements) yaitu gerakan yang mengakibatkan

tubuh berpindah tempat misalnya berjalan dan berlari, (b) gerak

nonlokomotor (nonlocomotor movements) yaitu gerak yang terjadi pada

sebagian tubuh/ anggota badan, misalnya gerak membungkuk atau

menengadah, (c) gerak manipulatif (manipulative movements) yaitu gerak

kombinasi dari bagian tubuh/anggota badan, misalnya gerak orang

mengetik atau gerak bermain biola.

3. Kemampuan perseptual (perceptual abilities) meliputi: (a) pembedaan

kinestetik (kinesthetic discrimination) berupa kesadaran posisi tubuh

(body awareness), kesan posisi tubuh (body image), dan kesadaran posisi

tubuh terhadap objek sekitar (body relationship to surrounding objects in

space), (b) pembedaan menurut penglihatan/ secara visual (visual

discrimination), (c) pembedaan menurut pendengaran (auditory

discrimination), (d) pembedaan berdasar rabaan (tactile discrimination).

4. Kemampuan fisik (physical abilities) meliputi: (a) daya tahan (endurance)

yaitudaya tahan otot dan daya tahan kardiovaskuler (cardio-vascular

endurance), (b) kekuatan (strength), (c) fleksibilitas (flexibility), dan (d)

59
ketangkasan (agility).

5. Gerak terlatih (skilled movements) yang merupakan semua bentuk

adaptasi pola gerak terpadu dari gerak-gerak dasar pokok (basic-

foundamental movements) meliputi: (a) keterampilan adaptif sederhana

(simple adaptive skill) merupakan berbagai penyesuaian gerak-gerak dasar

pokok yang diubah atau disesuaikan dengan situasi baru, misalnya

gerakan menggergaji merupakan penyesuaian/ perpaduan gerak menarik

dan mendorong; (b) keterampilan adaptif gabungan (compound adaptive

skill) yang merupakan perpaduan dua atau beberapa keterampilan adaptif

sederhana, misalya keterampilan bermain tenis merupakan perpaduan

gerakan memukul dan kemampuan menggunakan alat berupa raket, dan

(c) keterampilan adaptif kompleks (complex adaptive skill) merupakan

perpaduan banyak keterampilan adaptif sederhana yang memerlukan

penguasaan lebih besar misalnya gerakan main selancar sambil bersalto,

melakukan gerak mengelinding pada senam lantai sambil menangkap

bola.

6. Komunikasi berkesinambungan (non-discursive communication) yaitu

gerak yang dilakukan untuk komunikasi baik dalam bentuk ekspresi

wajah ataupun gerak isyarat lainnya, meliputi: (a) gerak ekspresif

(expressive movement) yaitu gerak-gerak untuk menunjukkan suatu

ekspresi seperti dalam kehidupan sehari-hari (berekspresi sebagai orang

yang sedang marah, sedang bergembira dan sebagainya), (b) gerak

interpretatif (interpretative movement) yaitu gerak dengan maksud

60
tertentu, (c) gerak aestetik (aesthetic movement), yaitu gerak ditampilkan

untuk menciptakan gerak yang indah/cantikm dan (d) gerak kreatif

(creative movement) yaitu gerakan-gerakan untuk mengkomuni- kasikan

suatu pesan atau sesuatu yang lebih baru yang didukung oleh kemampuan

fisik serta kemampuan persepsual.

Pembagian ranah psikomotor menurut Simpson sebagaimana dikutip oleh

Harrow mencakup jenjang sebagai berikut.

1. Persepsi (perseption, interpreting), yakni kemampuan menangkap

stimulus, menyeleksi isyarat, dan kemampuan mentranslasinya ke

dalam aksi yang ditampilkan, misalnya mampu menunjukkan adanya

gangguan mesin berdasarkan suara yang didengarnya, mampu

menyerasikan irama musik dengan langkah-langkah gerakan saat

menari.

2. Kesiapan (set, preparation) untuk berperan aktif dalam suatu bagian

dan kegiatan, baik secara mental, fisik maupun emosional, misalnya

mengetahui urut-urutan langkah suatu kegiatan, menunjukkan langkah

yang efisien untuk melaksanakan suatu kegiatan, mendemonstrasikan

cara berposisi yartg benar pada saat akan memulai suatu kegiatan.

Respons terpandu (guided response, learning), merupakan

kemampuan awal dalam belajar suatu keterampilan yang bersifat

komplek, termasuk kemampuan menirukan ataupun kemampuan-

mencoba berdasarkan kriteria atau instruksi, misalnya

mendemonstrasikan cara memukul bola, mendemonstrasikan cara

61
menggosok gigi geraham, mendeterminasi langkah-langkah pokok

dalam rnelakukan peiawatan untuk mebuang karang gigi.

3. Mekanisme (mecanism, habituating), yaitu menampilkan suatu

kegiatan yang sifatnya habitual sehingga menghasilkan suatu

keterampilan (skilt), misal merangkai alat laboratorium, menggunakan

mikroskop sehingga sampai dapat menemukan bayangan benda yung

ingitt dilihatnya, menggunakan slide projector.

4. Respons yang benar-benar kompleks (complex overt response,

performing),yaitu menunjukkan keterampilan secara utuh, misalnya

memperagakan cara menggergaji, memperagakan cara berenang

menggunakan suatu gaya atau berganti gaya, memperagakan cara

mengemudikan kendaraan, memperagakan cara membersihkan karang

gigi,atau mendemontrasikan cara menambal gigi.

5. Adaptasi (adaption, modifying), yakni kemampuan mengubah-ubah

pola gerakan karena adanya masalah yang dihadapi, misal

membelokkan mobil saat menghindari kubangan, mengubah gerakan

tangan saat berenang dalam menghadapi arus yang berputar.

6. Originasi (origination, creating) yaitu berkreasi menilorkan suatu

gerakan baru yang benar-benar orisinal, misalnya menciptakan tari-

tarian atau menciptakan mode baru dalam disain pakaian.

D. Taksonomi Bloom Terbaru

Kemampuan pada diri manusia dalam taksonomi Bloom dipisahkan menjadi

tiga domain, yakni domain (a) kognitif, (b) afektif, dan (c). psikomotor. Jenjang

62
ranah kognitif oleh Anderson & Krathwohl (2001) disusun ulang dengan urutan

mulai dari (a) to remember, (b) to understand, (c) to apply, (d) to analyze, (e) to

evaluate, dan (f) to create. Hasil belajar sebagai pengetahuan kognitif terdiri atas

(a) pengetahuan faktual, (b) pengetahuan konseptual, (c) pengetahuan prosedural,

dan (d) pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan

yang ada pada diri seseorang, menyangkut apa yang telah diketahui, apa yang

belum diketahui, apa yang berubah dari yang tidak diketahui menjadi diketahui.

Sejalan dengan perkembangan tujuan-tujuan pmbelajaran, Dettmer (2006)

memperbaikinya menjadi empat domain. Empat domain tersebut adalah domain

(a) kognitif, (b) afektif, (c) sensorimotor (sebagai pengganti psikomotor), dan (d)

sosial. Keempat domain tersebut sebagai aktualisasi dalam pembelajaran

membentuk satu kesatuan yang disebut dengan unity. Oleh Dettmer, masing-

masing domain juga dikembangkan sehingga menjadi 8 jenjang. Secara

keseluruhan domain dan jenjang masing-masing domain dapat dilihat dalam Tabel

Keempat domain pada Tabel memiliki jalinan satu sama lain dalam

kaitannya dengan aktivitas pembelajaran dan melakukan sesuatu hal (learning

and doing). Kemampuan berkreasi merupakan puncak dari domain kognitif yang

dapat ditumbuh kembangkan agar dimiliki seseorang. Konsep Bloom yang baru

membagi tujuan-tujuan pembelajaran menjadi pembelajaran dasar (basic

learning), pembelajaran terapan (applied learning), dan pembelajaran ideasional

(ideational learning). Ketiga bentuk pembelajaran tersebut tidak dapat terlepas

dari target yang ingin dicapai.

Tabel Domain yang Dikembangkan dalam Pembelajaran

63
No Domain Domain afektifDomain Domain Kesatuan

kognitif sensorim sosial (Unity)

otor
1 Mengetahui Menerima Mengamati Berhubungan Merasa,

(know) (receive) (observe) (relate) menyadari

(perceive)
2 Memahami Menanggapi, Bereaksi Berkomun Mengerti

(comprehen merspon (react) ikasi (understand)

d) (respond) (communi

cate)
3 Menerapkan Menilai (value) Bertindak Berpartisipasi Menggunakan/

(apply) (act) (participate) menangani

(use)
4 Menganalis Mengorganisasi Berada Bernego Membedakan/

is (organize) ptasi siasi menemukenal

(analysis) (adapt) (negotia i perbedaan

te) (differentiate)
5 Mengevalua Menginternali- Melakuk Memutus Memvalidasi/

si (evaluate) sasi an kan menunjukkan

(internalize) aktivitas berdasar yang

yang kan sebenarnya

sesunggu pertimba (validate)

hya ngan

(authenticate) (adjudicate)
6 Menyintes Mengkarakteri- Mengha Berkolab Berintegrasi

is sasi rmo- orasi (integrate)

64
(synthesiz (characterize) nisasika (collabor

e) n ate)

beberap

a hal

(harmonize)
7 Berimajinasi Mengagumi Berimprovisas Berinisiatif Berani

(imagine) (wonder) i (initiate) menempuh

(inprovise) risiko (venture)


8 Berkrea Beraspirasi Berino Mengonversi Melakukan

si (aspire) vasi ke hal baru sesuatu yang

(create) (innov (convert) orisinal

ate) (originate)
(Sumber: Dettmer, 2006: 73 ).

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar berupa kemampuan untuk

merasa, menyadari, atau menjadi sadar (to perceive) adalah kesatuan dari aspek

kognitif kemampuan mengetahui (to know) halnya, aspek afektif adanya

kemauan menerimanya (to receive), aspek sensorimotor adanya kemampuan

mengamatinya (to observe), dan aspek sosial kemauan untuk berhubungan/

berelasi (to relate). Sebagai contoh, peserta didik yang sudah menjadi sadar

tentang pentingnya belajar, ia mengetahui apa keuntungan dari belajar, ia mau

menerima kegiatan belajar sebagai suatu aktivitas yang dilakukan, ia mampu

mengamati apa yang dipelajari (dapat melihat huruf atau menganggukkan kepala

ketika mendengar suara dari apa yang dipelajari), dan ia mau berhubungan

dengan orang lain yang sama-sama mau belajar.

Seorang peserta didik yang mau berhubungan dengan peserta didik lain akan
65
tampak misalnya dari kesediaannya dikelompokkan dengan siapa saja ketika

akan dibuat kelompok baik untuk kegiatan diskusi maupun untuk bekerjasama

secara kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas.

Hasil belajar berupa kemampuan mengerti (to understand) merupakan

kesatuan aspek kognitif kemampuan untuk memahami (to comprehend) halnya,

aspek afektif adanya kemauan untuk meresponnya (to response), aspek

sensorimotor kemampuan mereaksinya (to react), dan aspek sosial kemauan

untuk mengomunikasikan (to communicate). Sebagai contoh, peserta didik yang

mengerti tentang Indonesia sebagai negara kesatuan berbentuk republik, ia

memahami tentang karakteristik Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dan mampu mendefinisikannya, ia mau merespon dengan

kemauan untuk menjawab jika ada pertanyaan tentang NKRI, ia bereaksi dengan

memberikan jawaban jika ada pertanyaan tentang NKRI, dan ia mau

mengomunikasikan kepada orang lain tentang NKRI. Dalam hal ini kemauan

mengomunikasikan dapat dilihat dari kemauannya untuk bertutur, bertanya, dan

berdiskusi baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya menggunakan

e- mail.

Hasil belajar berupa kemampuan untuk menggunakan (to use) adalah

kesatuan dari aspek kognitif kemampuan dapat menerapkan (to apply) halnya,

aspek afektif mau menilai (to value), aspek sensorimotor mampu bertindak (to

act), dan aspek sosial kemauan untuk berperanserta/berpartisipasi (to

participate). Peserta didik yang sudah mampu menggunakan peralatan berupa

gergaji, ia mampu menerapkan cara menggergaji menggunakan gergaji belah dan

66
gergaji potong, ia mau menilai perlunya merawat gergaji sebagai alat bantu yang

berguna, ia mampu bertindak dengan menggunakan alat gergaji belah maupun

gergaji potong untuk membelah atau untuk memotong seperti kayu atau bambu,

ia dapat berperanserta pada kegiatan yang melibatkan pemakaian alat berupa

gergaji belah atau gergaji potong baik berperanserta melakukannya dan/atau

melatih orang lain yang belum mampu menggunakannya.

Hasil belajar sebagai satu kesatuan juga berlaku untuk jenjang-jenjang

berikutnya, sampai dengan hasil belajar berupa kemampuan untuk menghasilkan

sesuatu yang baru/orisinal (to originate) merupakan gabungan aspek kognitif

mengreasi (to create), aspek afektif kemauan menggagas (to aspire), aspek

sensorimotor kemampuan berinovasi (to inovate), dan aspek sosial kemauan

untuk mengonversi/mengubah padangan orang lain ke hal baru (to convert).

Sebagai contoh, peserta didik yang mampu menemukan tarian baru, ia memiliki

kemampuan mengreasi suatu tarian yang unik atau yang lain dari semua tarian

yang sudah ada, ia mau mencari gagasan-gagasan baru yang berkaitan dengan

tari- tarian, ia mampu melakukan gerakan-gerakan dari tarian baru yang

dikreasinya, dan ia mampu mengubah sikap/pandangan orang lain sehingga

orang lain menyetujui/ menghargai tarian baru hasil kreasinya. Ia berusaha

meyakinkan kepada orang lain bahwa tariannya benar-benar tarian baru dan

memiliki nilai yang tinggi yang layak untuk diapresiasi.

5 Faktor pendukung dan kendala pelaksanaan praktek pengalaman

lapangan kependidikan pada masa pandemic Covid-19

Prahara wabah covid-19 memang telah menjadi keprihatinan global. Wabah

67
ini telah menyebabkan kelesuan pada pelbagai sektor: finansial, perdagangan,

turisme, sosial-budaya, dan juga pertumbuhan ekonomi. Namun, tak patut bagi

kita terpasung pada kemurungan global berlama-lama. Ada banyak inisiatif yang

bisa dilakukan untuk tetap bersiasat di tengah kesulitan. Di dunia pendidikan,

termasuk pendidikan tinggi, bisa memanfaatkan kemerdekaan berpikirnya untuk

lepas dari masalah dan menatap masa depan dengan optimistis. Salah satu yang

bisa dilakukan perguruan tinggi ialah ‘me-lockdown’ perkuliahan secara fisik,

tentu temporer sifatnya, dan memaksimalkan ‘open up’ kuliah model lain dengan

memanfaatkan teknologi virtual dan digital.

Revolusi industri 4.0 memungkinkan kita melakukan inisiatif terbarukan

untuk memaksimalkan fungsi komunikasi, transfer informasi, dan pengetahuan.

Dunia boleh mewabah dan terimpit oleh pertumbuhan yang melambat, tapi dunia

pendidikan harus terus berlari demi melanjutkan peradaban. Memang tetap saja

perjumpaan fisik tidak bisa dipinggirkan. Untuk momen seperti yudisium, wisuda,

Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK), juga kuliah kerja nyata

(KKN), dan tentu saja kuliah secara ‘tradisional’, perjumpaan riil dan sosial harus

dilakukan. Itu karena tujuan pendidikan tinggi seperti tertuang di dalam UU No

12 tahun 2012 menerapkan nilai humaniora dan pembudayaan demi membentuk

manusia Indonesia yang berkarakter harus dilakukan di dunia nyata.

Perjumpaan fisik tetap tidak akan ditinggalkan meskipun kemajuan teknologi

virtual dan digital semakin menebal. Meskipun wabah covid-19 ini akan

berlangsung lama, kita harus memikirkan pola dan metode pembelajaran fisik dan

sosial yang aman bagi semua orang. Perkembangan teknologi komunikasi dan

68
digital memiliki peran signifikan yang bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh para

akademia untuk menatap hari depan lebih cerah.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Secara umum kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPLK) di SMA

Negeri 1 Kec Payakumbuh terlaksana dengan baik dan lancar. Dan kegiatan

PPLK yang telah dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Kec Payakumbuh,

memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Praktik Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) merupakan salah

satu upaya yang dilakukan oleh STKIP Pendidikan Payakumbuh untuk

mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah

untuk diterapkan dalam kehidupan nyata khususnya di lembaga

pendidikan formal, non formal, serta masyarakat. Langkah pertama

sebelum PPLK adalah analisis situasi dibutuhkan untuk mendapatkan data

tentang kondisi baik fisik maupun non fisik di Sekolah SMAN 1 Kec

Payakumbuh sebelum melaksanakan kegiatan PPLK dan kemudian

merumuskan masalah berupa suasana belajar yang kurang kondusif karena

69
dalam situasi pandemic Covid-19, media pembelajaran yang dirasa kurang

efektif serta belum meratanya jumlah tenaga pendidik yang menguasi

tekhnologi seperti pembuatan akun aplikasi pembelajaran dan cara

pengoperasiannya.

2. Membuat rumusan kegiatan PPLK berupa kegiatan observasi

pembelajaran di kelas, konsultasi persiapan mengajar, membuat RPP,

mempersiapkan media dan alat pembelajaran, pelaksanaan praktik

mengajar, evaluasi, menyusun laporan PPLK pada akhir kegiatan PPLK.

3. Pelaksanaan PPLK dimulai dari persiapan (kegiatan observasi

pembelajaran di kelas, konsultasi persiapan mengajar, membuat RPP,

revisi pembuatan RPP, mempersiapkan media dan alat pembelajaran,

pelaksanaan), pelaksanaan praktik mengajar dan evaluasi pembelajaran

serta terakhir adalah menganalisis hasil pelaksanaan dan refleksi selama

mengajar. Dari pelaksanaan PPLK secara umum terdapat peningkatan

pada kedua subjek dibandingkan dengan hasil kemampuan awal.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa

a. Mahasiswa berkewajiban menjaga nama baik almamater, bersikap

disiplindan bertanggung jawab.

b. Mahasiswa sebaiknya menjalin hubungan baik, komunikasi dengan

siapasaja (sesama anggota kelompok, guru, siswa, dan seluruh warga

sekolah) pandai menempatkan diri dan berperan sebagaimana

mestinya.

70
c. Mahasiswa lebih mempersiapkan diri baik fisik, mental, materi,

danketerampilan mengajar. Mahasiswa harus mampu untuk

menggunakanberbagai macam model atau metode pembelajaran

sehingga pelajaranekonomi menjadi pelajaran yang menyenangkan.

d. Mahasiswa sebaiknya sering berkonsultasi dengan guru

pembimbingmengenai pembuatan administrasi guru dan cara mengajar

yang baik.

2. Bagi sekolah

a. Kemajuan yang telah dicapai SMA Negeri 1 Kec Payakumbuh dari

kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler hendaklah senatiasa

selalu ditingkatkan.

b. Pihak sekolah diharapkan dapat memanfaatkan dengan sebaik-

baiknyamedia pembelajaran yang telah tersedia guna meningkatkan

minat dan prestasi peserta didik.

c. Disiplin seluruh warga sekolah sebaiknya lebih ditingkatkan sehingga

seluruh kegiatan di sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan

yang telah direncanakan.

d. Hubungan yang sudah terjalin antara mahasiswa dan seluruh keluarga

besar SMA Negeri 1 Kec Payakumbuh hendaknya tetap terjaga

meskipun kegiatan PPLK 2020 telah berakhir.

3. Pihak STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh

a. Sosialisasi program PPLK perlu lebih ditingkatkan secara jelas dan

transparan kepada pihak sekolah maupun kepada praktikan.

71
b. Pembekalan dan monitoring merupakan salah satu kunci keberhasilan

pelaksanaan PPLK. Diharapkan pembekalan PPLK lebih diefektifkan

(pembuatan proposal, pembuatan laporan PPLK, dll) dan monitoring

atau pemantauan kegiatan PPLK dapat dioptimalkan.

c. Lebih memperhatikan antara kebutuhan sekolah lokasi PPLK dengan

jumlah mahasiswa praktikan bidang studi tersebut agar tidak terjadi

kelebihan atau kekurangan jam mengajar.

d. Perlu adanya peningkatan kerjasama antara pihak kampus dengan

pihak sekolah sehingga mahasiswa PPLK dapat melaksanakan praktik

mengajar dengan lebih optimal.

72
LAMPIRAN-LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Nama Sekolah SMA N 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH


Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (wajib)
Kelas/Semester X/ Ganjil
Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal

dua teks laporan hasil observasi

4.1 Mengkontruksikan teks laporan dengan memerhatikan

isi dan aspek kebahasaan baik lisan maupun tulisan


Materi Pokok Teks Laporan Hasil Observasi
Alokasi Waktu 60 Menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning, peserta didik dapat mengidentifikasi laporan hasil observasi yang

dipresentasikan dengan lisan dan tulis serta terampil menginterpretasi isi teks

laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis

dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan komunikatif selama proses

pembelajaran.

B. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

73
Kegiatan Pendahuluan

1. Guru menyapa peserta didik dengan ucapan salam

2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum mengawali

kegiatan pembelajaran.

3. Guru mengirim link absen kepada Peserta didik untuk diisi sebagai bukti

kehadiran siswa.
Kegiatan inti

1. Guru mengirimkan materi yang menjelaskan pengertian dan struktuk teks

hasil observasi melalui aplikasi Google Classroom.

2. Peserta didik mengamati dan memahami teks yang berisi laporan hasil

observasi yang telah dikirimkan sebelumnya.

3. Guru mempersilahkan peserta didik menarik kesimpulan (pengertian,

struktur, dan kebahasaan lapran hasil observasi)

4. Peserta didik mengerjakan tugas mandiri terkait hal-hal yang berhubungan

dengan isi dari teks hasil observasi yang telah dikrim guru melalui google

classroom. Dan mengirimkan hasil diskusi melalui aplikasi google

classroom atau diantarkan ke sekolah sesuai waktu yg telah di tentukan.


KegiatanPenutup

1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari .

2. Guru bersama peser tadidik melakukan refleksi tentang kegiatan

pembelajaran dengan memberikan pertanyaan seperti berikut :

a. Bagaimana kesan pembelajaran hari ini?

74
b. Apa manfaat pembelajaran hari ini?

3. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang aktif dan member

motivasi untuk yang lainnya.

4. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik untuk tetap semangat

dan mengikuti pembelajaran.

5. Guru mengajak peserta didik berdoa untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran.

6. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Pengetahuan

Testulis dan penugasan


2. Keterampilan

Produk hasil menginterpretasi isi teks laporan

hasil observasi

3. Sikap

Sikap rasa ingin tahu, tanggung jawab,

komunikatif dalam pembelajaran dan

menyelesaikan tugas

4. Remedial

Dilakukan sebanyak dua kali dan apabila

75
setelah dua kali tes remedial belum mencapai

ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam

bentuk tugas tes tertulis.

5. Pengayaan

Peserta didik yang mencapai nilai>KKM

diberikan pengetahuan tambahan dalam

cakupan KD atau menjadi tutor bagi

pesertadidik yang belum mencapai KKM.

Mengetahui, Koto Tangah Simalanggang, Oktober 2020

Guru Pamong, Guru Mata Pelajaran,

Liza Eka Putri S.Pd Rahmina Yulianda Delvia


NIP 197660626 200901 2 002 NIM. 1710007743018

Kepala Sekolah,

Teno Ganefri, S.Pd

76
NIP 19631024 198803 1 006

77

Anda mungkin juga menyukai