Anda di halaman 1dari 25

Kamulah,

Wanita Tangguh Itu!


Aku tak ragu, langkah
dan gebrakanku karena Lillah

Arum Faiza, dkk.

hal depan.indd 1 1/18/2019 10:39:33 AM


Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).

hal depan.indd 2 1/18/2019 10:39:33 AM


Kamulah,
Wanita Tangguh Itu!
Aku tak ragu, langkah
dan gebrakanku karena Lillah

Arum Faiza, dkk.

PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

hal depan.indd 3 1/18/2019 10:39:33 AM


Kamulah, Wanita Tangguh Itu!
Ditulis oleh Arum Faiza
©2019 Arum Faiza, dkk.
Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang
Diterbitkan pertama kali oleh:
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia–Jakarta
Anggota IKAPI, Jakarta

719100175
ISBN: 978-602-04-8997-1
978-602-04-8998-8

iv

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau


seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta


Isi di luar tanggung jawab Percetakan

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

hal depan.indd 4 1/18/2019 10:39:40 AM


Daftar Isi

KATA PENGANTAR v

Bab 1. Wanita dalam Karier 1


Bab 2. Salah Allah 19
Bab 3. Serangan Feminisme 31
Bab 4. The Power of Al-Qur’an 55
Bab 5. Dosa yang Sering Dilalaikan 75
Bab 6. Fenomena Baper 95
Bab 7. Ketika Mulai Ditanya
Kapan Menikah? 119
Bab 8. The Power of Baper Syar’i 143
Bab 9. Instingnya Luar Biasa 167
Bab 10. Mengapa Aku Tidak Cantik! 185

PROFIL PENULIS 209


DAFTAR PUSTAKA 219

hal depan.indd 7 1/18/2019 10:39:46 AM


Bab 1

Wanita
dalam Karier
Oleh: Meilina Astariah

isi.indd 1 1/18/2019 10:56:29 AM


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wanita
karier diartikan sebagai wanita yang berkecimpung
dalam kegiatan profesi (usaha, perkantoran, dan
sebagainya). Sedangkan menurut A. Fatih Syuhud,
penulis buku Meneladani Akhlak Rasul dan Para
Sahabat, wanita karier adalah wanita yang memiliki
pekerjaan dan mandiri finansial baik kerja pada orang
lain atau punya usaha sendiri. Ia identik dengan
wanita pintar dan perempuan modern. Ketiga label
ini bisa positif, tapi juga negatif bergantung pada
bagaimana dia bisa membawa diri secara agama
dan sosial.
Wanita karier sering kali diidentikkan dengan
2 wanita yang tangguh, cerdas, dan luar biasa.
Sehingga keberadaan wanita karier saat ini sering
dianggap sebagai kemajuan suatu bangsa. Yah,
wajar saja, sebab tidak semua wanita bisa seperti
itu. Wanita yang berkarier harus pandai-pandai
membagi waktunya antara pekerjaan dan keluarga.
Menjadi seorang wanita itu tidak mudah. Namun,
menjadi wanita adalah anugerah luar biasa yang
Allah Swt., beri untuk kita. Saat wanita memilih
untuk meniti karier, bukan berarti wanita tersebut
melupakan tugasnya sebagai wanita yang berperan
sebagai ibu dan istri untuk keluarga.

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 2 1/18/2019 10:56:36 AM


Wanita memang perlu mandiri, berusaha
untuk bisa berdiri pada kaki sendiri agar tidak
terbiasa bergantung pada laki-laki. Sebab tempat
menggantungkan segalanya yang paling baik
hanyalah pada Allah. Namun, sepandai-pandainya
wanita dalam mengatur segalanya, tak jarang pula
di lubuk hatinya yang paling dalam muncul berbagai
dilema tersendiri. Ada banyak hal-hal menyedihkan
yang juga kadang dirasakan. Ketika wanita me-
mutuskan untuk berkarier itu artinya ia telah siap
untuk bisa berbagi waktu antara pekerjaan, keluarga,
juga diri sendiri. Mengapa diri sendiri? Ya, tentu saja,
karena kita juga butuh waktu untuk bisa merawat
diri sendiri. 3
Menyediakan waktu untuk diri sendiri sangat
penting agar kita tidak stres dengan segala macam
aktivitas yang membuat penat. Sediakanlah waktu
untuk me time, agar kita tidak lupa bahwa kita juga
perlu untuk bertemu dengan diri kita, menanyakan
apa kabarnya, bukan malah terus-terusan me-
nyiksanya dengan berbagai pekerjaan-pekerjaan.
Jangan hanya karena sibuk bekerja hingga lupa
memperhatikan diri sendiri. Bila bukan kita yang
peduli, lalu siapa lagi?
Dilema-dilema seperti susahnya membagi waktu,
dibicarakan orang, sibuknya hingga nyaris melalaikan

Wanita dalam Karier

isi.indd 3 1/18/2019 10:56:42 AM


ibadah, dan segala rayuan-rayuan setan membujuk
seorang wanita untuk lalai dan melupakan kodratnya
sebagai wanita turut menjadi godaan yang sulit
sekali dihindari.

Sarjanaku
Ketika wanita menjadi sarjana, tidak semua orang bisa
mengerti dan menganggap itu hal baik. Tak sedikit
orang yang mencibir seperti, “Buat apa sih sekolah
tinggi-tinggi, toh pada akhirnya diam di rumah juga,”
atau “Buat apa jadi sarjana kalau akhirnya, kerjanya
cuma di dapur.” Tentu itu ungkapan yang cukup
menyayat hati. Meski tidak semua orang mencibir
4 seperti itu, namun ungkapan seperti itu cukup
menyakiti hati wanita yang sangat sensitif.
Memang menjadi sarjana tidak menjamin kita
akan mendapatkan pekerjaan di luar rumah. Tapi
menuntut ilmu bagi wanita itu sangat penting, sebab
wanita adalah tiang negara. Dari tangannyalah akan
muncul bibit-bibit unggul negara. Wanita adalah
awal sebuah peradaban bangsa. Bila wanitanya
berpendidikan, maka besar kemungkinan anak-anak
yang dilahirkannya pun akan menjadi anak-anak
yang berpendidikan.
Tujuan wanita menjadi sarjana bukanlah untuk
menyaingi laki-laki. Sebab keluarga itu ibarat sekolah.

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 4 1/18/2019 10:56:42 AM


Laki-laki sebagai kepala sekolahnya dan wanita
adalah gurunya. Bila guru tidak pandai, mustahil
anak-anak muridnya akan pandai. Itulah mengapa
pendidikan itu sangat penting juga bagi wanita.
Meski pada akhirnya gelar sarjana itu akan berakhir
di dapur dan mengurus rumah, tapi ingatlah bahwa
dapur dan rumah juga perlu ilmu untuk mengurusnya.
Bukankah Allah, telah memerintahkan kita untuk
menuntut ilmu baik laki-laki maupun perempuan.

“Barangsiapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,


wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yang ingin (selamat
dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula;
dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya,
5
wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam.”


(HR. Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi)

Terlepas dari apakah kita laki-laki atau perempuan,


siapa pun kita diwajibkan untuk menuntut ilmu.
Terutama bila kita wanita, sadarilah bahwa kita
adalah madrasah pertama bagi anak-anak kita
kelak. Kitalah orang yang pertama kali mengajarkan
mereka tentang hal-hal baru yang mereka tidak
ketahui. Kitalah orang pertama yang bertugas untuk

Wanita dalam Karier

isi.indd 5 1/18/2019 10:56:42 AM


membuat mereka cerdas, dengan mengajarkan
ilmu-ilmu agama sejak mereka masih kecil. Itulah
mengapa kita dituntut untuk tidak hanya pintar ilmu
umum, melainkan juga harus pintar perilaku.
Menuntut ilmu sampai ke bangku perkuliahan
seharusnya tidak hanya untuk mengejar gelar
sarjana. Jauh lebih penting dari semua itu adalah
seberapa banyak ilmu yang bisa kita dapat hingga
bisa menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat
bagi lingkungan sekitar kita.
Semoga kita bisa menjadi wanita-wanita yang
bergelar sarjana unggul dalam ilmu agama dan ilmu
umum agar kita bisa mendidik generasi-generasi
6 bangsa berikutnya yang berakhak mulia.

Kerja dulu baru Allah


Saking sibuknya dengan pekerjaan, tak jarang
beberapa wanita karier sering mengesampingkan
Allah. Bila sudah begini, hal yang harus dipertanyakan
adalah sebenarnya untuk apa capek-capek bekerja?
Untuk apa sibuk-sibuk bekerja bila Allah tidak
dinomorsatukan?
Kita sering kali terbalik dalam mengutamakan
sesuatu antara kerja dan Allah yang jelas-jelas harus
diutamakan adalah Allah. Sesibuk apa pun kerja
alangkah baiknya bila kita mengutamakan Allah di
atas segalanya.

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 6 1/18/2019 10:56:42 AM


Di dalam Al-Qur’an kita memang diperintahkan
untuk mencari rezeki, namun hal itu jangan sampai
membuat kita lupa pada Allah. Ingatlah bahwa rezeki
datangnya dari Allah, maka mintalah pada Allah.
Percuma saja kan, kita bekerja mati-matian bila Allah
tidak rida terhadapnya. Lantas, apa gunanya kita
bekerja bila Allah Swt., kita abaikan? Naudzubillah.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa setiap manusia
hendaknya mencari rezeki dengan cara bekerja
sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah
Swt.

“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;


dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak 7
supaya kamu beruntung.”
(QS. Al-Jumu’ah: 10)

Ungkapan, Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya


supaya kamu beruntung adalah tamparan keras bagi
kita yang telah sibuk dengan pekerjaan sedangkan
Allah kita abaikan. Padahal semua yang kita miliki
adalah pemberian dari Allah. Pantaskah kita
mendahulukan pekerjaan daripada Allah bila semua
yang kita inginkan adalah pemberiaan dari Allah,
bahkan udara yang saat ini kita hirup pun pemberian
dari Allah yang diberikan untuk kita secara gratis,
loh. Kurang baik apalagi Allah kepada kita?

Wanita dalam Karier

isi.indd 7 1/18/2019 10:56:42 AM


Lebih mengutamakan pekerjaan daripada Allah
tentu menjadi tindakan yang salah. Sebab, tujuan
kita bekerja adalah untuk ibadah. Untuk menghindari
hal tersebut, yang harus kita tanamkan dalam hati
adalah dengan mengutamakan Allah Swt., pada
setiap aktivitas kita.
Serahkanlah segalanya pada Allah. Sebab Ia-
lah segala-galanya. Dari Umar bin Al-Khaththab
radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kalian betul-
betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan
memberikan kalian rezeki sebagaimana burung
mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada
8 pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore
harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi, dan Al Hakim)

Sering melalaikan ibadah


Melalaikan ibadah juga tak luput menjadi kendala
bagi seorang wanita karier, saat kerjaan menumpuk
dan dikejar deadline, tak jarang ibadah pun dilalaikan.
Naudzubillah. Salat menjadi telat, berdoa dipercepat,
hingga tak ada nikmat yang didapat. Padahal salat
sendiri memiliki banyak manfaat yang bisa kita
dapatkan.

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 8 1/18/2019 10:56:42 AM


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat yang (dirasakan) paling
berat oleh orang-orang munaik adalah salat Isya dan salat Fajr (Subuh).
Seandainya mereka mengetahui (pahala) apa yang ada pada keduanya,
niscaya mereka akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak.”
(HR. Al-Bukhari)

Padahal sudah jelas sekali hukuman yang akan


diberikan oleh Allah bila kita suka melalaikan ibadah.
Allah pun berfirman pada ayatnya yang lain.

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat,


(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.”
(QS. Al-Ma’un: 4–5)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga 9

bersabda, “Bermula orang yang meninggalkan salat


padahal ia dalam keadaan sehat, maka Allah Swt.,
tidak memandang kepadanya dengan pandangan
rahmat, dan baginya kelak azab yang amat hebat
melainkan kalau ia bertobat dari perbuatannya itu.”
Salat adalah tiang agama, tak pantas bila kita
melalaikannya dengan berbagai macam alasan-
alasan yang tak seharusnya diutarakan. Bayangkan
apa jadinya bila suatu rumah mewah memiliki
tiang yang mudah rapuh dan hancur. Tentu, rumah
tersebut akan mudah roboh. Begitu pun dengan
kehidupan kita. Bila salat kita berantakan, maka akan

Wanita dalam Karier

isi.indd 9 1/18/2019 10:56:42 AM


berantakan pula kehidupan kita. Apakah kita tidak
ingin memperbaiki semuanya agar kehidupan kita
menjadi lebih baik? Ingatlah, baik buruknya hidup
kita adalah pengaruh dari baik tidaknya salat kita.
Bila salat kita baik, maka baik pula hidup kita, dan
sebaliknya.
Bila saat ini merasa hidup kita belum baik, maka
perbaikilah hidup dengan memperbaiki salat kita.
“Siapa yang tidak menjaga salatnya, dia tidak akan
mendapatkan cahaya dan keselamatan pada hari
kiamat, dan di akhirat kelak dia akan dikumpulkan
bersama Fir`aun, Haman, Qarun, dan Ubai bin
Khalaf.”
10 Sebenarnya Allah sama sekali tidak butuh salat
kita. Justru kitalah yang butuh untuk salat, karena
itulah cara kita untuk bisa terhubung dan lebih dekat
dengan Allah. Bila salat kita lalaikan, itu artinya kita
tidak butuh Allah. Padahal, apalah kita ini bila tidak
ada Allah. Sungguh, kita bukan apa-apa, tak layak
dan tak pantas, bila kita melalaikan ibadah hanya
karena sibuk bekerja. Padahal pekerjaan yang kita
dapatkan saat ini pun pemberian dari Allah. Maka dari
itu, mulai sekarang cobalah untuk menjadi wanita
karier yang tak lalai dengan ibadah dan lupa pada
Allah. Sebab berkarier boleh saja, namun beribadah
jangan sampai lupa!

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 10 1/18/2019 10:56:42 AM


Profil Penulis

1. Meilina Astariah
Meilina Astariah, lahir tanggal 24 Mei 1997 di
Pulau Sumbawa, NTB. Merupakan anak dari
Bapak Sudjito dan Ibu Taraiyah. Mulai menulis
sejak duduk di bangku SMP dan bercita-cita
menjadi manusia berguna serta bermanfaat bagi
sesama dengan tulisan-tulisannya. Aamiin.
Saat ini masih berkuliah di Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer, jurusan
Teknik Informatika di Kota Mataram, NTB.
Kesibukan lainnya, sedang berusaha untuk
menyibukkan diri dalam menulis kebaikan setiap
hari sebagai upaya untuk memperbaiki diri dan
mengingatkan diri sendiri maupun orang lain
agar tetap bersemangat dalam berbuat baik.

isi.indd 209 1/18/2019 10:57:00 AM


Untuk melihat tulisan lainnya bisa kunjungi
blognya  meilinaastariah.blogspot.co.id  atau
follow IG: @meilinca

2. Nunung Julita
Nunung Julita, lahir tanggal 21 Juli 1997 di
Pemalang, Jawa Tengah. Saat ini dia beraktivitas
sebagai seorang suster, baginya menulis adalah
salah satu hobi yang menyenangkan.
Selain ingin menjadi penulis dia pun ingin
menjadi haiz, sebab dari itu belajar dan menulis
tidak jauh dari sosoknya. Di antara karyanya
adalah antologi Ambar Afrena (Skenario Allah
210 Penuh Kejutan), Bunga Rampah (Wifi Semarang),
Jejak Cita (30 DWC), 30 DEM (Dongeng Emak-
Emak), cerpen tema waktu (Online Writing Class)
dan insya Allah buku solonya Niqab Treveling.
Untuk menghubunginya bisa melalui IG: @julita_
nunung dan e-mail nunungjulita75@gmail.com.

3. Dwi Septiyana
Dwi Septiyana, bernama pena Cupu Manik
Astagina seorang guru pecinta malam, kopi,
buku, dan hujan. Lahir pada 1 September di
sebuah kota pinggiran Jakarta, Tangerang.
Selalu berusaha memberi yang terbaik dan

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 210 1/18/2019 10:57:00 AM


memberi kenangan yang manis pada siapa saja.
Kecintaannya pada menulis dimulai dari puisi,
setelah 10 tahun sempat berhenti, ia kembali
menemukan dunia kepenulisan yang pernah
begitu ia cintai. Kini ia kembali aktif menulis, tidak
hanya puisi, tapi juga beberapa cerpen, dan esai.
Karyanya pernah dimuat dalam beberapa buku
antologi. Di antaranya, cerpen berjudul Jakarta
Oh Jakarta (dalam buku Jakarta Punya Cerita,
Wifi Jakarta, Ellunar Publisher), cerpen berjudul
Berawal dari Luka (dalam buku Garis Waktu,
Inspirator academy Publisher) cerpen berjudul
Sembilu (dalam buku ontologi cerpen Batas
Sendu, Rumedia Publisher), esai berjudul Bangga 211
Menjadi Orang Banten (dalam buku Indonesiaku,
Indonesiamu, Indonesia Kita, Inspirator Academy
Publisher), cerpen berjudul Senja dan Kenangan
(dalam buku ontologi cerpen Rindu Itu Berat,
Rumedia Publisher). Kamu bisa menyapanya di
Instagram pada akun @Uwiiiieee, dan di Wattpad
dengan nama Cupu Manik Astagina.

4. Inur
Inur, lahir di Samarinda pada tanggal 14 Juni.
Seorang gadis biasa yang suka menulis sejak
duduk di bangku sekolah dasar. Saat ini sedang

Profil Penulis

isi.indd 211 1/18/2019 10:57:00 AM


belajar mencintai dunia kepenulisan, karena suka
dan cinta itu berbeda. Untuk lebih mengenal
Inur bisa kunjungi Instagram: @inur77 atau
e-mail: inuri921@gmail.com

5. Fida Nur
Fida Nur adalah salah satu penulis asal Gresik,
Jawa Timur yang selalu mencoba menulis dengan
benar. Motivasi menulis didapatkan dari para
penulis yang menghasilkan banyak karya tetapi
tak pernah bosan untuk memberi semangat
pada penulis pemula.
Baru saja mengenal penulis hebat di akhir
212 2017, karya ini menjadi karya selanjutnya setelah
antologi cerpen indie berjudul Secret Admirer,
antologi puisi berjudul First Sight, dan antologi
buku Welcome To Becoming Writer. Penulis
pernah diberi kesempatan untuk mendapatkan
juara 1 di perlombaan esai Al Hikmah Fair oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al Hikmah dan
juara 2 lomba cerpen pada acara Muharram
Fair di PKN STAN. Sejak pengenalan itu, penulis
berusaha menuangkan idenya di idanur.bernas.
id dan menjadi penulis di UC News sembari
menyelesaikan buku solo dan antologinya.

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 212 1/18/2019 10:57:00 AM


6. Arum Faiza
Arum Faizatul Umami atau biasa dikenal
dengan Arum Faiza. Dilahirkan di Lumajang 6
Desember 1993 dari pasangan Juarno dan Umi
Hanik. Mengenyam pendidikan diploma 4 di
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, jurusan
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pernah mendapatkan Beasiswa Unggulan dari
Pemerintah Indonesia dan BGF (beasiswa
pemerintah Prancis) untuk kuliah di Université du
Littoral Côte d’Opale jurusan Manajemen Risiko
Industri dalam program double degree tahun
2015/2016. Alhamdulillah dengan izin Allah,
saat ini, dia sedang menuntut ilmu di Paris 13 213
University jurusan magister K3 dengan beasiswa
LPDP.
Buku Arum Faiza tersebar di toko buku seluruh
Indonesia, di antaranya Untukmu Wahai Pejuang
Ilmu; sebuah novel mengharukan Azimah: Derita
Gadis Aleppo; Taaruf Mati Langkah; Muslimah
Kece Cantik karena Allah; Bila Cinta Bermula
& Berakhir Pada Allah Maka Cinta Yang Lain
Hanya Cerminan Cinta Kepada-Nya; Allah Maha
Baik; Tuhan, Maha Menghibur, Maha Menghapus
Kesedihan, dan banyak lagi yang lain.

Profil Penulis

isi.indd 213 1/18/2019 10:57:00 AM


Wanita penyuka bakso ini masih terus menulis.
Dia sedang belajar menyusun naskah buku anak
serta buku motivasi Islami lain. Dia sangat ramah
berbagi ilmu tentang kepenulisan, lho. Jika ingin
bertanya, mengundang bedah buku atau update
terus karyanya bisa langsung dihubungi melalui:
IG: arumfaiza
FB: facebook.com/arum.faiza
e-mail: arumfaizatul@gmail.com

7. Neni Sumarni
Neni Sumarni, lahir di Kuala Tungkal Tanjab Barat
pada tanggal 22 Juni 1995. Lulusan Sarjana UIN
214 Jambi, saat ini berprofesi sebagai pengajar di
SDIT Cahaya Hati. Moto hidup Neni “Kalau bukan
kita yang melakukan kebaikan, lalu siapa lagi?”

8. Indah Astutik Wulandari


Lahir di kota pisang, Lumajang 23 tahun silam.
Anak pertama dari dua bersaudara ini menyukai
traveling, writing, dan dunia pendidikan. Lulus
sebagai Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia membuatnya lebih semangat belajar
dan menggali ilmu pengetahuan, salah satunya
dalam bidang kepenulisan.

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 214 1/18/2019 10:57:00 AM


Saat ini bekerja di salah satu sekolah
dasar swasta di Kota Lumajang. Melalui buku,
penulis berharap dapat berkontribusi dalam
pengembangan literasi dan wawasan bagi
masyarakat Indonesia.
Mencoba menekuni bidang kepenulisan
di akhir tahun 2017. Sampai saat ini dua buku
antologi telah terselesaikan. Antologi pertama
berjudul On Becoming Great Role Models:
Mendidik Sepenuh Jiwa dan yang kedua berjudul
Semangkuk Inspirasi. Moto hidupnya sederhana,
Raih rida-Nya dengan hidup yang berkah dan
bermanfaat bagi sesama. Penulis dapat dihubungi
melalui akun Instagram @ind_1123, Facebook 215
Indah Astuti W.

9. Zutri Parwines
Zutri Parwines adalah gadis minang lahir di
Lunang, Kab. Pesisir Selatan, Kota Padang,
Sumatera Barat, 24 tahun yang lalu. Sekarang
sedang menempuh jenjang Magister di Universitas
Negeri Jakarta (UNJ) dengan beasiswa S2 dari
pemerintah Kemenkeu bernama beasiswa LPDP-
RI. Ia adalah memiliki media dakwah @inspiring_
syi_art_dakwah.

Profil Penulis

isi.indd 215 1/18/2019 10:57:00 AM


Karyanya, essay Pemuda mendunia chapter
Malaysia, essay FSLN chapter Korea, essay
Student Backpacker Chapter Singapura, essay
GNFI dan Kemendikbud, buku antologi puisi, buku
antologi bersama 30DWC dengan judul Jatuh,
berdiri dan berlari, dan antologi bersama GWC
dengan judul Perjalanan Singkat 3 Kisah. Ia juga
sangat tertarik di dunia riset, hal ini dibuktikan
dengan ia berhasil mempresentasikan hasil
risetnya dalam sebuah conference internasional
yang diadakan oleh ISSSM di international house
Osaka, Jepang. Selain itu ia juga pernah menjadi
kontributor di media masa online Bernas.id. yang
216 sudah terpublish beberapa tulisan.
Penulis bisa dihubungi lewat WA ke no:
085263725377, bisa juga lewat sosial media: @
parwines (IG), Zutri Parwines (Facebook), dan
e-mail: zutriparwines@gmail.com.

10. Ayu Daus Hariani


Dunia kepenulisan sudah digemarinya sejak di
bangku sekolah dasar, khususnya mata pelajaran
mengarang. Wanita yang bernama lengkap Ayu
Daus Hariani ini merasa jika sudah mengikuti
pelajaran mengarang imajinasinya seakan ikut
terwujud. Walau selepas SMA kegemarannya

Kamulah, Wanita Tangguh Itu!

isi.indd 216 1/18/2019 10:57:00 AM


menulis sempat terhenti, bersyukurnya setelah
hampir 20 tahun berlalu seorang sahabat
mengajak ibu dari Dika dan Adit untuk ikut
bergabung dalam grup menulis yang diasuh oleh
Brilli Agung.
Satu demi satu kegiatan menulis diikutinya.
Alhamdulillah menghasilkan antologi dan mem-
punyai kelas menulis untuk anak sekolah dasar
dan kelas menulis untuk umum. Namun ada satu
keinginan yang sampai saat ini masih belum
terwujud yaitu memiliki buku solo.
Usia bukan halangan untuk meraih impian, itu
salah satu moto hidup dari wanita yang sebentar
lagi berusia setengah abad. 217

Profil Penulis

isi.indd 217 1/18/2019 10:57:00 AM

Anda mungkin juga menyukai