(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).
719100175
ISBN: 978-602-04-8997-1
978-602-04-8998-8
iv
KATA PENGANTAR v
Wanita
dalam Karier
Oleh: Meilina Astariah
Sarjanaku
Ketika wanita menjadi sarjana, tidak semua orang bisa
mengerti dan menganggap itu hal baik. Tak sedikit
orang yang mencibir seperti, “Buat apa sih sekolah
tinggi-tinggi, toh pada akhirnya diam di rumah juga,”
atau “Buat apa jadi sarjana kalau akhirnya, kerjanya
cuma di dapur.” Tentu itu ungkapan yang cukup
menyayat hati. Meski tidak semua orang mencibir
4 seperti itu, namun ungkapan seperti itu cukup
menyakiti hati wanita yang sangat sensitif.
Memang menjadi sarjana tidak menjamin kita
akan mendapatkan pekerjaan di luar rumah. Tapi
menuntut ilmu bagi wanita itu sangat penting, sebab
wanita adalah tiang negara. Dari tangannyalah akan
muncul bibit-bibit unggul negara. Wanita adalah
awal sebuah peradaban bangsa. Bila wanitanya
berpendidikan, maka besar kemungkinan anak-anak
yang dilahirkannya pun akan menjadi anak-anak
yang berpendidikan.
Tujuan wanita menjadi sarjana bukanlah untuk
menyaingi laki-laki. Sebab keluarga itu ibarat sekolah.
1. Meilina Astariah
Meilina Astariah, lahir tanggal 24 Mei 1997 di
Pulau Sumbawa, NTB. Merupakan anak dari
Bapak Sudjito dan Ibu Taraiyah. Mulai menulis
sejak duduk di bangku SMP dan bercita-cita
menjadi manusia berguna serta bermanfaat bagi
sesama dengan tulisan-tulisannya. Aamiin.
Saat ini masih berkuliah di Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer, jurusan
Teknik Informatika di Kota Mataram, NTB.
Kesibukan lainnya, sedang berusaha untuk
menyibukkan diri dalam menulis kebaikan setiap
hari sebagai upaya untuk memperbaiki diri dan
mengingatkan diri sendiri maupun orang lain
agar tetap bersemangat dalam berbuat baik.
2. Nunung Julita
Nunung Julita, lahir tanggal 21 Juli 1997 di
Pemalang, Jawa Tengah. Saat ini dia beraktivitas
sebagai seorang suster, baginya menulis adalah
salah satu hobi yang menyenangkan.
Selain ingin menjadi penulis dia pun ingin
menjadi haiz, sebab dari itu belajar dan menulis
tidak jauh dari sosoknya. Di antara karyanya
adalah antologi Ambar Afrena (Skenario Allah
210 Penuh Kejutan), Bunga Rampah (Wifi Semarang),
Jejak Cita (30 DWC), 30 DEM (Dongeng Emak-
Emak), cerpen tema waktu (Online Writing Class)
dan insya Allah buku solonya Niqab Treveling.
Untuk menghubunginya bisa melalui IG: @julita_
nunung dan e-mail nunungjulita75@gmail.com.
3. Dwi Septiyana
Dwi Septiyana, bernama pena Cupu Manik
Astagina seorang guru pecinta malam, kopi,
buku, dan hujan. Lahir pada 1 September di
sebuah kota pinggiran Jakarta, Tangerang.
Selalu berusaha memberi yang terbaik dan
4. Inur
Inur, lahir di Samarinda pada tanggal 14 Juni.
Seorang gadis biasa yang suka menulis sejak
duduk di bangku sekolah dasar. Saat ini sedang
Profil Penulis
5. Fida Nur
Fida Nur adalah salah satu penulis asal Gresik,
Jawa Timur yang selalu mencoba menulis dengan
benar. Motivasi menulis didapatkan dari para
penulis yang menghasilkan banyak karya tetapi
tak pernah bosan untuk memberi semangat
pada penulis pemula.
Baru saja mengenal penulis hebat di akhir
212 2017, karya ini menjadi karya selanjutnya setelah
antologi cerpen indie berjudul Secret Admirer,
antologi puisi berjudul First Sight, dan antologi
buku Welcome To Becoming Writer. Penulis
pernah diberi kesempatan untuk mendapatkan
juara 1 di perlombaan esai Al Hikmah Fair oleh
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al Hikmah dan
juara 2 lomba cerpen pada acara Muharram
Fair di PKN STAN. Sejak pengenalan itu, penulis
berusaha menuangkan idenya di idanur.bernas.
id dan menjadi penulis di UC News sembari
menyelesaikan buku solo dan antologinya.
Profil Penulis
7. Neni Sumarni
Neni Sumarni, lahir di Kuala Tungkal Tanjab Barat
pada tanggal 22 Juni 1995. Lulusan Sarjana UIN
214 Jambi, saat ini berprofesi sebagai pengajar di
SDIT Cahaya Hati. Moto hidup Neni “Kalau bukan
kita yang melakukan kebaikan, lalu siapa lagi?”
9. Zutri Parwines
Zutri Parwines adalah gadis minang lahir di
Lunang, Kab. Pesisir Selatan, Kota Padang,
Sumatera Barat, 24 tahun yang lalu. Sekarang
sedang menempuh jenjang Magister di Universitas
Negeri Jakarta (UNJ) dengan beasiswa S2 dari
pemerintah Kemenkeu bernama beasiswa LPDP-
RI. Ia adalah memiliki media dakwah @inspiring_
syi_art_dakwah.
Profil Penulis
Profil Penulis