Anda di halaman 1dari 3

Panduan umum budidaya tanaman polowijo

Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-saat
tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga tak berharga.
Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.
Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan
hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya cabe bisa dikatakan
cukup tinggi. Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah
yang harus dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L.
Tanaman ini berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini
menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya. Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk
budidaya cabe dimana matahari bersinar penuh. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di
dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl. Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh
namun produksinya tidak maksimal.
Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius.
Pada suhu yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan terganggu.
Cabe bisa tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang cukup. Curah
hujan yang dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.

 Pemilihan benih cabe merah


Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe merah
keriting. Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya. Untuk
mengetahui lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis cabe. Dari dua jenis itu,
terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga hibrida. Setiap varietas
memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih jenis mana yang akan
dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabe
masing-masing. Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli
di toko benih atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri
benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih cabe
lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil panen terdahulu.
 Penyemaian dan pembibitan
Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya menggunakan polybag (baik dari
plastik atau daun-daunan). Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida
harganya sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang
tumbuh berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.
Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos dengan
perbandingan 1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih detail,
silahkan baca cara membuat media persemaian. Sebaiknya buat naungan untuk tempat
penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya
melindungi tempat penyemaian dengan jaring pelindung hama atau serangga. Susun polybag
yang telah diisi media semai dalam naungan tersebut.
Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang
mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan
kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup
permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran
tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari. Selanjutnya siram secara rutin dan awasi
pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan
atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan 10% dari kebutuhan bibit. Misalnya untuk
lahan satu hektar dibutuhkan sekitar 14000 bibit cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk
tindakan penyulaman tanaman.

 Pengolahan tanah
Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah yang gembur dan
memiliki porosotas yang baik. Sebelum cabe merah ditanam cangkul atau bajak lahan
sedalam 20-40 cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman. Apabila
terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida. Buat bedengan
dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedengan
disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan panjang bedengan
maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik karena tanaman cabe merah tidak tahan
terhadap genangan air.
Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7.
Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat pucat dan
mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang. Untuk
menetralisirnya bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian
kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan. Campurkan
pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap bedengan secara merata.
Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabe merah adalah 20 ton per hektar. Selain pupuk
organik tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.

Anda mungkin juga menyukai