Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI KAYU

ADINDA JASMINE QOWI


1415012002

TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
Kayu lapis atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri
dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Kayu lapis merupakan
salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Kayu lapis bersifat fleksibel, murah,
dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik pembuatan yang rumit. Kayu
lapis biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena lebih tahan retak, susut,
atau bengkok.

Lapisan kayu lapis (yang biasa disebut veneer) direkatkan bersama dengan sudut urat
(grain) yang disesuaikan untuk menciptakan hasil yang lebih kuat. Biasanya lapisan ini
ditumpuk dalam jumlah ganjil untuk mencegah terjadinya pembelokan ( warping) dan
menciptakan konstruksi yang seimbang. Lapisan dalam jumlah genap akan menghasilkan
papan yang tidak stabil dan mudah terdistorsi. Saat ini kayu lapis tersedia dalam berbagai
ketebalan, mulai dari 0,8 mm hingga 25 mm dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda.
Teknik pembuatan VINIR

Vinir merupakan lembaran tipis kayu yang dihasilkan melalui beberapa proses mesin.
Ketebalannya pun bervariasi tergantung dari fungsi dan pemakaiannya. Vinir yang digunakan untuk lapisan akhir
sebuah plywood (multipleks) atau papan buatan lainnya biasanya cukup tipis namun berkualitas baik terutama dari
sisi estetika atau keindahan

Arah serat kayu dan jenis permukaan vinir yang diperlukan oleh konsumen mempengaruhi metode penyayatan kayu
menjadi vinir. Oleh karena itulah saat ini terdapat beberapa metode untuk mendapatkan bentuk serat kayu tertentu
dan juga untuk memperoleh nilai ekonomisnya.

Dari sebatang log vinir harus melalui beberapa proses sebagai berikut:

Debarking
Proses pertama untuk vinir adalah pengupasan kulit kayu hingga bersih.

ConditioningLog 'direbus' atau disteam dengan uap air panas atau air panas sehingga menjadi lunak untuk
memudahkan penyayatan vinir.

Charging
Batang log di masukkan ke mesin yang berfungsi untuk membuat log sebundar mungkin. Termasuk pemangkasan
bagian-bagian log agar didapat rendemen yang baik
Lathing
Proses pengupasan Log. Terdapat berbagai metode penyayatan antara lain rotary slice, quarter slice, flat slice, plain
slice, half-round slice dan rift slice.

Pada metode rotary, kayu log masih tetap dibiarkan utuh sesuai bentuk aslinya. Lalu
kayu log tersebut diletakkan pada sebuah poros pemutar (penampangnya) untuk kemudian diputar sesuai arah radial
kayu. Rotary slice memungkinkan untuk menghasilkan vinir kayu sepanjang mungkin dengan lebar lembaran vinir
sesuai dengan panjang kayu log. Tentu saja untuk mendapatkan hasil terbaik perlu dilakukan pemilihan kayu log
yang simetris dan bentuk penampang log yang bundar.
Quarter slicing, penyayatan dilakukan searah jari-jari log (tegak lurus dengan lingkaran
tahun) sehingga serat vinir lurus dan seragam. Pada metode ini log dibelah dahulu dengan metode quarter sawn

Flat/Lengthwise; slicing yang dilakukan sejajar arah panjang serat tanpa


memperhatikan arah radial atau tangensial sehingga serat yang dihasilkan bervariasi. Cara ini tidak diproses pada
sebuah log melainkan balok kayu yang telah digergaji.

Plain, penyayatan dengan arah sejajar lingkaran tahun dan log yang diproses dibelah sedemikian rupa sehingga
permukaan lingkaran tahun tetap dipertahankan. Jenis serat vinir berupa motif kembang sesuai dengan pergerakan
lingkaran tahun pada kayu.

Half-Round slicing hampir sama dengan metode Plain namun pada posisi log
yang berputar sehingga hasil permukaan vinir lebih berserat lurus daripada Plain slicing yang lebih banyak berupa
serat kembang (melengkung dan kurva).

Rift Slicing, hampir mirip dengan metode Quarter namun pisau dimiringkan sedikit
dengan posisi jari-jari log. Cara ini membuat serat vinir menjadi lurus dan halus.
Clipping
Vinir (terutama dari metode rotary) dipotong-potong sesuai ukuran tertentu dan sekaligus memisahkan vinir yang
baik dengan membuang bagian vinir yang cacat/defects.

Sorting
Proses ini biasanya dilakukan secara manual dengan memisahkan jenis vinir berdasarkan kayu Gubal, kayu Teras
ataupun grade vinir. Sekaligus pula vinir ditumpuk dengan kategori tersebut sebelum kemudian dikeringkan.

Pengeringan Vinir
Karena diproses langsung dari log berarti vinir masih dalam keadaan basah dengan kadar MC yang tinggi. Sama
halnya dengan kayu, vinir juga perlu dikeringkan hingga mencapai kadar MC yang ditentukan dengan menggunakan
mesin khusus untuk pengering vinir.
Teknik pembuatan Kayu Lapis
Proses awal pada dasarnya sama dengan proses pembuatan vinir kayu karena plywood terbuat dari
lapisan beberapa lembar vinir. Pembuatan papan buatan, dalam hal ini multipleks, adalah proses lanjutan
dari pembuatan vinir.

Memilih Log
Langkah pertama dalam pembuatan papan buatan adalah memilih log. Log dipilih berdasarkan kelurusan
dan diameternya bundar atau tidak. Log yang baik untuk pembuatan plywood adalah yang bebas dari mata
kayu.

Debarking hingga Vinir Drying


Proses ini persis seperti yang dijelaskan pada proses pembuatan vinir.

Gluing
Aplikasi bahan lem menggunakan roller coater sistem dan lem yang digunakan adalah jenis urea resin atau
phenol-Formaldehyde. Jenis lem yang mengandung formaldehyde diketahui kurang baik untuk kesehatan
dan lingkungan yang mana bahan kimia yang digunakan untuk membuat lem ini bisa mengakibatkan
penyakit kanker.
Oleh karena itulah beberapa konsumen besar saat ini mensyaratkan pabrik furniture mereka untuk
menggunakan papan buatan yang bebas dari kandungan formaldehyde dengan cara melakukan test
secara berkala.
Terdapat beberapa standar ukuran dan metode pengetesan untuk bahan kimia ini. Grade paling tinggi
adalah E0 yang berarti NOL emisi. Kemudian terdapat grade E1, E2 san seterusnya.

Pressing
Lapisan-lapisan vinir diatur di bawah mesin press dengan tekanan tinggi hingga ketebalan yang diinginkan.
Sebuah mesin press plywood bisa memuat sekaligus untuk 50 lembar plywood dalam sekali tekan selama
3-4 menit.
Dengan jenis lem yang berbeda, pressing bisa dilakukan dengan 2 metode yang berbeda, hot press dan
cold press.

Hot Press: Lazim dilakukan untuk plywood dengan bahan baku softwood dengan suhu mencapai 120 °C
selama hampir 10 menit. Akurasi waktu pengepressan, tingginya tekanan dan temperatur sangat penting
pada proses ini.

Cold Press: Dilakukan dengan alat tekan hidrolik atau putar. Jenis lem yang digunakan biasanya adalah
resin atau urea-formaldehyde yang memiliki proses pengeringan lebih lama. Pengepresan dilakukan
selama 4-24 jam.
Cutting, Sanding
Lembaran-lembaran plywood yang telah kering kemudian di potong sesuai dengan ukuran standar arah
panjang dan lebar. Permukaan plywood dihaluskan dengan mesin amplas dan cacat-cacat produksi
dibersihkan atau diperbaiki.

Quality Control
Terdapat grade kualitas pada plywood yang dikenal dengan standar kualitas A hingga C. A mewakili
kualitas paling tinggi dan C kualitas paling rendah. Standar kualitas untuk plywood antara lain: tidak
terdapat 'overlap' vinir atau terkelupas, warna dan serat kayu dan akurasi ketebalan plywood
Cara Membuat Papan Partikel dari Limbah Kayu

Industri pengolahan kayu memproduksi limbah rata – rata 40% hingga 55 % dari volume bahan baku.
Misalkan dari industri penggergajian, banyak dihasilkan limbah kayu yang berupa serbuk kayu (grajen) dan
potongan kayu (tatal). Dari hasil pengamatan dilapangan limbah penggergajian yang dihasilkan hanya
dibuang atau dibakar. Untuk itu diperlukan upaya yang kreatif memanfaatkan limbah gergajian kayu
(serbuk kayu) diantaranya menjadi papan partikel agar bernilai ekonomis, berikut proses pembuatannya :

Bahan :  serbuk kayu (grajen), adhesive/lem kayu, thermosetting resin seperti phenol formaldehyde dan
organik resin seperti polyisocyanates.

Proses produksi 

1. Serbuk kayu dibersihkan dari kotoran yang mungkin ada seperti tanah, kerikil. Paku dan lain –
lainnya.
2. Kemudian dikeringkan untuk mengurangi kadar air serbuk kayu.
3. Setelah bersih kemudian kita buat bubur kayu dan adhesive sebagai matriks.
4. Kemudian dari bubur kayu-adhesive yang sudah jadi di cetak dan dipress sesuai ukuran yang
direncanakan.
5. Dengan proses pencetakan kurang lebih 6 menit maka jadilah papan partikel yang masih dalam
keadaan kasar

Untuk diketahui papan partikel sendiri sekarang cenderung menjadi tren bagi pengguna material untuk
furniture. Karena sifat papan partikel yang ringan serta sederhana sehingga sesuai untuk gaya arsitektur
yang mengutamakan kesederhanaan. Untuk membuat papan partikel tersebut bisa juga memanfaatkan
kayu lunak untuk di hancurkan menjadi serbuk.

Anda mungkin juga menyukai