KELUARGA
Disusun Oleh:
Jombang,.....-12-2020
Mahasiswa
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Sutanto,2012).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu.
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri (Harmoko (2012).
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k.. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
B. Etiologi
1. Riwayat keluarga atau genetik
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mempunyai
riwayat keluarga gout dan mengalami/menderita gout sebanyak sebanyak
81.1%, sedangkan lansia yang tidak mengalami gout sebanyak 10.8%. data
tersebut menunjukkan bahwa responden lansia yang mempunyai riwayat
keluarga gout dan mengalami gout lebih besar dibandingkan dengan
responden yang tidak gout. Saat wawancara beberapa responden
mengatakan bahwa didalam keluarganya terdapat riwayat keluarga
(Abiyoga, 2017)
Faktor genetik dapat berkonstribusi terhadap prevalensi
hiperurisemia yang tinggi pada beberapa kelompok etnik tertentu. hal ini
karena faktor gen yang diturunkan dari orang tua yang juga menderita
penyakit gout. Faktor genetis pada penderita gout biasanya berawal dari
gangguan metabolisme purin sehingga menyebabkan gout dalam darah
berlebihan. Gout yang disebabkan oleh genetik disebut dengan gout primer.
Gout ini terjadi akibat ketiadaan enzim hiposantin-guanin fosforibosil
transfarase yang menyebabkan bertambahnya sintesa purin (Abiyoga,
2017)
2. Obesitas
Orang dengan kondisi berat badan lebih berkaitan dengan kenaikan
kadar asam urat dan menurunnya eskresi asam urat melalui ginjal. Hal
tersebut disebabkan karena adanya gangguan proses reabsorpsi asam urat
pada ginjal. pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara
obesitas dengan hiperurisemia dengan p-value < 0,001. Pada orang obesitas
terjadi peningkatan asam urat terutama karena adanya peningkatan lemak
tubuh, disamping itu juga berhubungan dengan luas permukaan tubuh
sehingga pada orang gemuk akan lebih banyak memproduksi urat dari pada
orang kurus. Hiperurisemia pada obesitas terjadi melalui resistensi insulin
(Abiyoga, 2017)
3. Jenis kelamin
Bahwa Hiperurisemia lebih banyak dialami oleh pria dibandingkan
dengan wanita. Hal ini disebabkan karena pria memiliki kadar asam urat
yang lebih tinggi daripada wanita. Hal ini berkaitan dengan hormon
estrogen. Hormon estrogen pada wanita dapat membantu mengeluarkan
asam urat melalui urin. Pria tidak memiliki hormon estrogen yang tinggi,
sehingga asam urat sulit dieksresikan melalui urin, dan dapat menyebabkan
resiko peningkatan kadar asam urat pada pria lebih tinggi. Presentase
kejadian gout pada wanita lebih rendah daripada pria. Walaupun demikian
kadar asam urat pada wanita meningkat pada saat menopause (Abiyoga,
2017).
Bahwa pada penelitian ini didapatkan hasil analisa yaitu p-value <
0,003 yang artinya ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan
kejadian asam urat. Pada usia diatas 40 tahun biasanya mulai terdapat
kenaikan kadar asam urat yang terjadi karena penurunan fungsi ginjal
dalam proses ekskresi sisa metabolism dalam tubuh yang ditandai dengan
kadar ureum dan kreatinin yang tinggi tetapi pada penelitian ini tidak
ditemukan adanya gangguan ginjal. Selain gangguan ginjal ada faktor lain
yang menyebabkan kenaikan kadar asam urat pada usia diatas 40 tahun
yaitu obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah yang tidak
normal (Abiyoga, 2017)
4. Riwayat pengobatan
Penggunaan obat diuretik merupakan faktor resiko yang signifikan
untuk perkembangan artritis gout. Obat diuretik dapat menyebabkan
peningkatan reabsorpsi asam urat dalam ginjal, sehingga menyebabkan
hiperurisemia (Widiyanto, 2014)
5. Usia
Atritis gout atau asam urat yaitu penyakit yang dapat menyerang
lansia. Gout sering menyerang pada lansia dan jarang didapati pada remaja
atau berusia dibawah 60 tahun dengan usia rata-rata paling banyak didapati
pada usia 65-75 tahun, dan semakin sering didapati dengan bertambahnya
usia. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan
kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering adalah karena adanya
penurunan fungsi ginjal) (Widiyanto, 2014)
6. Konsumsi purin
Tingginya konsumsi bahan pangan sumber protein, terutama purin.
Dapat meningkatkan kosentrasi asam urat. Asam urat (gout) merupakan
asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan sel hidup, yakni makanan dari tanaman
(sayuran hijau, melinjo, buah, kacang-kacangan) ataupun hewan (daging,
jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat adalah hasil metabolisme tubuh, yang
kadarnya tidak boleh berlebihan (Abiyoga,2017)
7. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dapat menyebabkan peningkatan terbentuknya
adenosin monofosfat yang menjadi prekursor pembentuk asam urat. Selain
itu alkohol juga bisa meningkatkan asam laktat didalam darah yang dapat
menghambat ekskresi asam urat. Alkohol juga mengandung purin yang
cukup tinggi sehingga dapat mengakibatkan over produksi asam urat dalam
tubuh (Widyanto, 2014)
C. Patofisiologi
Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (peningkatan
produksi atau hambatan ekresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam
tubuh. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor
(yang meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesisi purin
(karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang
berperan). Penurunan sekresi asam urat secara idiopatik (tidak diketahui
secara pasti penyebabnya) dan sekunder (gagal ginjal). Pembentukan
berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat (keduanya). Peningkatan kadar
asam urat serum dapat menyebabkan penimbunan asam urat di sendi dalam
bentuk kristal mononatrium urat, penyumbatan dalam tubulus ginjal , dan
nefropati gout serta Inflamasi (fagositosis terhadap kristal) mengaktifkan
mediator respon peradanga. Mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan
pada protease (cedera jaringan). Peradangan kronis terjadi pada ankilosis,
erosi tulamg rawan, fibrosis sinovium , tofus (tendon atau jaringan lunak)
(Muttaqin, 2008)
Pathway Gout Atritis
Sekresi asam urat Produksi asam urat
Genetik
yang berkurang yang berlebihan
Gout
E. Pemeriksaan Penunjang
Radiodiagnostik
1. Radiografi untuk mendeteksi adanya klarifikasi sendi.
2. Radiografi didapatkan adanya erosi pada permukaan sendi dan kapsul
sendi (Muttaqin, 2008)
F. Penatalaksanaan
Tujuan terapi arthritis ialah mempertahankan kadar asam urat dalam
serum dibawah 6 mg/dL, nyeri, mengurangi peradangan dan nyeri sendi yang
disebabkan oleh penumpukan kristal monosodium urat monohidrat (jaringan
kartilago, subkutan, dan jaringan paartikular, tulang, ginjal, dan tendon), dan
tujuan terakhirnya adalah mencegah tingkat keparahan penyakit lebih lanjut
karena penumpukan kristal dalam medulla ginjal akan menyebabkan Chronic
Unit Nephroparity serta meningkatkan risiko terjadinya gagal ginjal
dilanjutkan dengan pengontrolan dan penurunan kadar asam urat dalam serum
darah. Melakukan program pengobatan untuk mencegah serangan berualang
seperti obat atau kolkisin dalam dosis rendah. (Muttaqin, 2008).
Konsep Asuhan Keperawatan
didapatkan.
b) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
keluarga.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
C. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
keluarga lainnya,
b) Fungsi sosial
c) Fungsi reproduksi
d) Fungsi ekonomi
anggota keluarga
dilakukan.
G. Pemeriksaan fisik
I. Penilaian (skoring)
Skor yangdiperoleh
x Bobot
Skortertinggi
J. Diagnosa keperawatan
Asuhan Keperawatan
PENGALAMAN BELAJAR PRAKTIKA
KEPERAWATAN KELUARGA
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES ICME JOMBANG
A. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. M Bahasa sehari-hari Jawa
LANJUTAN
Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
No Nama Alat Bantu/ Protesa
Saat ini Alergi
1 Tn. M Tidak ada Sehat tidak ada keluhan Tidak ada
2 Ny. P Tidak ada Asam urat Tidak ada
3 An. B Tidak ada Sehat tidak ada keluhan Tidak ada
Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : ________________________________________
B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap Perkembangan Klg Saat Ini
Keluarga Tn. M mengalami tahap perkembangan yang baik karenaTn. M mencukupi
kebutuhan yang dobutuhkan anggota keluarga.
STRUKTUR KELUARGA
Komunikasi :
Peran Dalam Keluarga : Ny.P sebagai ibu rumah tangga dan Tn. M sebagai
kepala rumah tangga yang tinggal bersama satu anaknya dalam satu rumah
C. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif :
√ Berfungsi Berfungsi sebagian Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial :
√ Berfungsi Berfungsi sebagian Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi :
√ Baik Cukup Baik Kurang Baik
Fungsi Reproduksi : Ny.p mempunyai 2 orang anak dan setelah mempunyai anak yang
ke dua Ny. p mengatakan ikut KB dengan metode suntik.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
√ Ya Tidak
karena: Keluarga tau dikarenakan setiap berobat Tn.m sendiri yang mengantarkan
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya:
Ya √ Tidak
karena: Ny. p selalu mengeluh sakit pada telapak kaki
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :
Ya √ Tidak
karena: Ny. P selalu mengeluh kram dan kebas setiap saat tetapi dianggap hal bia
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Ya √ Tidak
karena: Karena sakit yang dialami dianggap hal biasa karena usia
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga , ……………………………………………………………
√ Kader Tenaga kesehatan,
yaitu, Saat diadakannya posyandu lansia
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
√ Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
√ Ya Tidak,jelaskan Ny. P biasanya meminum air rebusan daun alpukat
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang
dialami anggota keluarganya :
√ Ya Tidak
Jelaskan. Ny.P biasanya datang ke posyandu untuk memita obat yang sesuai dengan kejala
sakit yang dialami
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah
kesehatan yang dialaminya: √ Ya Tidak
jelaskan, Selalu meningatkan dalam berhati dalam masalah makan
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
√ Ya Tidak,
jelaskan, Melakukan pencegahan secara sederhana dengan meminum air rebusan daun
alpukat
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Ya √ Tidak,
jelaskan, Karena setiap anggota keluarga sibuk bekerja
13) Apakah keluargamampumenggali dan memanfaatkansumber di
masyarakatuntukmengatasimasalahkesehatananggotakeluarganya:
√ Ya Tidak,
jelaskan, Ny.P sering bertanya ketetangga dengan keluhan sakit yang sama
Pemeriksaan
1 2 3 4 5
Laboratorium
GDP/2JPP/acak
Asam Urat 6,9
Cholesterol
Hb
PEMERIKSAAN PENUNJANG
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
I. Analisis dan sistesis data
NO DATA DIAGNOSIS
1. DS : Nyeri akut
Ny. P mengatakan terkadang kakinya nyeri di bagian kaki
dan terkadang hilang timbul skala nyeri 4, seperti
kesemutan, dengan durasi 5-6 menit
DO :
1. Menunjukkan kaki yang sakit
2. Ekspresi wajah meringis
DO :
Ny.P mengatakan dengan ekspresi meringis memegang
kaki
Aktual (3)
3x 1
1 =1
3
Risiko (2)
Potensial (1)
Rendah (1)
Masalah tidak
dirasakan (0)
Total Skor 1
4
2
Potensial (1)
Rendah (1)
Membutuhkan
perhatian segera (2)
Tidak membutuhkan
perhatian (1)
Masalah tidak
dirasakan (0)
Total 2
3
3
D. IMPLEMENTASI
HARI, DIAGNOSIS IMPLEMENTASI PARAF
TANGGAL KEPERAWATAN
DAN WAKTU
Kamis, 3 Nyeri Akut 1. Mengobservasi tanda tanda
Desember 2020 yang menyebabkan nyeri
pada lutut
2. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
3. Mengajarkan kompres
hangat untuk mengurangi
rasa nyeri
E. EVALUASI
Nyeri Akut
Abiyoga, Aries. 2017. Faktor-Faktor Berhubungan Dengan Kejadian Gout Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Situraja. Jurnal Darul Azhar. 2(1). 47-56
Diantari, E dan Aryu Candra. 2013. Pengaruh Asupan Purin Dan Cairan Terhadap Kadar
Asam Urat Wanita Usia 50-60 Tahun Di Kecamatan Gajah Mungkur,
Semarang. Journal Of Nutrition College. 2(1). 44-49
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Ignatavicius, Donna D & M. Linda Workman. 2013. Medical Surgical Nursing Patient
Centered Collaborative Care : 7th Edition. St. Louis: Elevesier
Ilkafah. 2017. Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan
Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 6(2).22-29
Indasari, R. N. 2016. Pengetahuan Penderita Gout Atritis Tentang Terapi Olahraga Gout
Atritis. Jurnal AKP. 7 (2). 22-29
Meiner, Sue.E. 2011. Gerontologic Nursing Fourth Edition. St.Louis : Elesevier
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Putra, Tjokorda Raka. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : EGC
Risnanto dan Uswatun Insani. 2014. Buku Ajar Asuhan Medikal Bedah ; Sistem
Muskuloskeletal. Yogyakarta : Deepublish
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada Praktik asuhan
keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Widyanto, F. W., dkk. 2014. Atritis Gout dan perkembangannya. Journal e-Biomedik. 10(2).
145 - 152