Anda di halaman 1dari 2

Analisa saringan agregat digunakan untuk mencari diameter agregat maksimum dari

Tabel didapat dari SNI 03-2834-2000, Tata Cara Rencana Pembuatan Beton Normal

7. Tabel 3 dan grafik 1 ada di SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal (No 3 kuat tekan rata-rata yang ditargetkan)
8. Tabel 1 ada di peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (NI 2) pasal 4.4 tabel 4.3.4
9. table 2 ada di peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (NI 2) pasal 4.4 tabel 4.4.1
10. ukuran agregat maksimum ada pada analisa agregat awal
11. Kadar air bebas:
Untuk mendapatkan nilai kadar air bebas, periksalah tabel-4 yang dibuat untuk
agregat gabungan alami yang berupa batu pecah. Untuk agregat gabungan yang berupa
campuran antara pasir alami dan kerikil (batu pecah) maka kadar air bebas harus
diperhitungkan antara 180–210 kg/m3 (kalau nilai slump antara 30–60 mm dan ukuran
agregat maksimum 20 mm), memakai rumus:

Kadar air bebas = 2/3 Wh + 1/3 Wk = 2/3 x 185 + 1/3 x 210 = 194 kg/m3
Tabel 4 ada di SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

12. Kadar semen 194/0,454 = 425,844 kg/m3.

14. Tabel 1 ada di peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (NI 2) pasal 4.4 tabel 4.3.4
16. Grafik 3 ada di SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
18. Grafik 3 ada di SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
Persen agregat pasir (bahan yang lebih halus dari 4,8 mm):
Dicapai dalam grafik 1 untuk kelompok ukuran butir agregat maksimum 20 mm pada
nilai slump 30–60 mm dan nilai faktor air semen 0,454. Bagi agregat halus diperoleh
harga antara 33–41. Nilai yang dipakai dapat diambil antar kedua nilai ini (nilai rata-
rata). Dalam hal ini diambil nilai 35%. (Lihat Grafik 3)
19. Berat jenis relatif agregat:

 Berat jenis agregat halus = 2,558


 Berat jenis agregat kasar = 2,623
 Berat jenis agregat gabungan = (0,35x2,558) + (0,65x2,623) = 2,6

20. Grafik 4 ada di SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

Proporsi campuran:

Dari langkah no.1 hingga no.23 kita dapatkan susunan campuran beton teoritis untuk tiap m 3
sebagai berikut:

 Semen = 425,844 kg
 Air = 194,000 kg
 Agregat halus = 607,3046 kg
 Agregat Kasar = 1127,8514 kg
 Perhitungan kebutuhan aktual tiap m3:

Kondisi ideal dari agregat adalah kondisi jenuh kering permukaan (SSD), dimana kondisi
aktual agregat biasanya tidak memenuhi syarat tersebut. Karenanya angka-angka teoritis di
atas harus dikoreksi terhadap resapan, kadar air dan suhu saat pengecoran.
Rumus
(Resapan- berat jenis ssd)x( berat ssd per kg /100) = A
Campuran actual
berat ssd per kg + A

Anda mungkin juga menyukai