SAMBUTAN
KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ASMAWI REWANSYAH
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................... 1
B. Deskripsi Singkat................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran........................................... 2
D. Materi Pokok....................................................... 3
BAB II KONSEP KEUANGAN NEGARA DAN
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA.................. 4
A. Pengertian Keuangan Negara dan Manajemen
B. Keuangan Negara................................................ 4
C. Pendekatan Keuangan Negara............................. 5
D. Ruang Lingkup Keuangan Negara....................... 8
E. Fungsi Keuangan Negara ...................................
F. Pendekatan New Public Management (NPM).....
G. Perubahan Pendekatan Anggaran Negara ...........
H. Azas-azas Umum Penyelenggaraan
Keuangan Negara................................................
I. Prinsip-prinsip Pengelolaan
Keuangan Negara ...............................................
vii
Manajemen Keuangan Negaraviii
BAB IX P E N U T U P ...........................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 38
DAFTAR DOKUMEN.............................................................. 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat
utama pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat
pemerintah untuk mengelola perekonomian negara. Sebagai alat
pemerintah, APBN bukan hanya menyangkut keputusan ekonomi,
namun juga menyangkut keputusan politik. Dalam konteks ini, DPR
dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang dimilikinya
perlu lebih berperan dalam mengawal APBN sehingga APBN benar-
benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan
rakyat dan mengelola perekonomian negara dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan good governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu
telah dilakukan Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah.
Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan
telah disahkannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
Sebagai sebuah sistem, pengelolaan keuangan negara telah
mengalami banyak perkembangan. Dengan keluarnya tiga paket
perundang-undangan di bidang keuangan negara tersebut, sistem
manajemen keuangan negara di Indonesia terus berubah dan
11
Manajemen Keuangan Negara12
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat Manajemen Keuangan Negara ini meliputi
pengertian manajemen keuangan negara, prinsip-prinsip dan asas-asas
dalam manajemen keuangan negara, mekanisme penyusunan dan
penetapan APBN dan APBD, mekanisme pelaksanaan APBD dan
APBD, mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban APBN dan
APBD, hingga mekanisme pengawasan APBN dan APBD.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta mampu
memahami dan melaksanakan manajemen keuangan negara sesuai
dengan kedudukan dan posisi jabatannya sebagai eselon III, sehingga
dapat dicapai efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran.
D. Materi Pokok
Materi pokok dalam mata diklat ini terdiri dari:
1. Pengertian Keuangan negara dan Manajemen Keuangan Negara
2. Pendapatan Negara dan Daerah
3. Penyusunan dan penetapan APBN/APBD
4. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara (APBN/APBD)
5. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA dan DPA)
6. Prosedur pencairan Belanja Pusat (APBN) dan Belanja Daerah
(APBD)
7. Pelaksanaan APBN dan APBD
8. Pelaporan APBN dan APBD
9. Pertanggungjawaban APBN dan APBD
10. Pengawasan APBN dan APBD
BAB II
KONSEP KEUANGAN NEGARA DAN
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
Dalam Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945, secara berturut-
turut ditegaskan, APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan
secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
29
Manajemen Keuangan Negara30
Pajak penghasilan
Pajak pertambahan Nilai barang dan jasa
dan pajak penjualan atas barang mewah
(PPnBM),
Bea, terdiri dari bea masuk dan bea
keluar. Bea masuk ialah bea yang
dipungut dari jumlah harga barang yang
dimasukkan ke daerah pabean dengan
maksud untuk dipakai dan dikenakan bea
menurut tarif tertentu yang ditetapkan
dengan UU dan keputusan Mentri
keuangan.Bea keluar ialah bea yang
dipungut dari jumlah harga barang
tertentu yang dikirim keluar daerah
Indonesia dihitung berdasarkan tarif
tertentu berdasarkan UU
Cukai, yaitu pungutan yang dikenakan
atas barang-barang tertentu berdasarkan
tarif yang sudah ditentukan misalnya
tembakau, gula, bensin.
serta pajak lainnya.
2. Akuntansi Keuangan
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset,
utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan
perhitungannya. Yang dimaksud dengan aset adalah sumber
daya, yang antara lain meliputi uang, tagihan, investasi, dan
barang, yang dapat diukur dalam satuan uang, serta dikuasai
dan/atau dimiliki oleh pemerintah dan diharapkan memberi
manfaat ekonomi/sosial di masa depan.
Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja selaku
pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung
jawabnya.
Manajemen Keuangan Negara34
3. Penatausahaan Dokumen
Setiap orang dan/atau badan yang menguasai dokumen
yang berkaitan dengan perbendaharaan negara wajib
menatausahakan dan memelihara dokumen tersebut dengan
baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu undang-undang tentang kearsipan.
Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah.
Sedangkan pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Pendapatan daerah tersebut merupakan perkiraan yang terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan
uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah
ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran
dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
2. Dana Perimbangan
Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana
perimbangan dalam APBD, perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1) Mengingat proses penyusunan APBD sudah dimulai
sejak bulan juni tahun sebelumnya, dan penetapan
alokasi dana perimbangan direncanakan sekitar bulan
Oktober tahun sebelumnya, maka pencantuman alokasi
dana perimbangan dalam penyusunan APBD Tahun
Anggaran yang akan berjalan didasarkan pada alokasi
dan perimbangan Tahun Anggaran sebelumnya dan
memperhatikan realisasi penerimaan dua tahun terakhir;
2) Terhadap perencanaan alokasi dana bagi hasil,
pemerintah daerah dapat memperkirakan besaran alokasi
dana bagi hasil lebih rendah dari Keputusan Menteri
Manajemen Keuangan Negara38
2. Dana Perimbangan
Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana
perimbangan dalam APBD, perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mengingat proses penyusunan APBD sudah dimulai
sejak bulan juni tahun sebelumnya, dan penetapan
alokasi dana perimbangan direncanakan sekitar bulan
Oktober tahun sebelumnya, maka pencantuman alokasi
dana perimbangan dalam penyusunan APBD Tahun
Anggaran yang akan berjalan didasarkan pada alokasi
dan perimbangan Tahun Anggaran sebelumnya dan
memperhatikan realisasi penerimaan dua tahun terakhir;
43 Modul Diklatpim Tingkat III
a. Gubernur/Wakil Gubernur
b. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku
Bendahara Umum Daerah
c. Kuasa Pengelola Keuangan Daerah (KPKD) sebagai
kuasa bendahara umum Daerah
d. Kepala SKPD sebagai pengguna anggaran
e. Bendahara sebagai kuasa pengguna anggaran
47
Manajemen Keuangan Negara48
1. Penyusunan APBN
a. Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Negara/
Lembaga (Renja-KL)
b. Pembahasan Renja-KL
c. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/ Lembaga (RKA-KL)
d. Penyusunan anggaran belanja
e. Penyusunan perkiraan pendapatan negara
f. Penyusunan rancangan APBN
Manajemen Keuangan Negara52
2. Penetapan APBN
a. Tahap I:Presiden menyampaikan pidato pengantar
RUU APBN pada siding paripurna DPR.
b. Tahap II:Masing-masing fraksi DPR
mengemukakan pendapatnya mengenai RUU APBN
dan keterangan pemerintah.
c. Tahap III:Dilakukan pembahasan dalam rapat
komisi, rapat gabungan komisi, atau rapat panitia
khusus.
d. Tahap IV:Menyampaikan pada forum tentang hasil
pembicaraan pada tahap III dan pendapat akhir dari
tiap-tiap fraksi di DPR.
DPR dapat menggunakan hak budgetnya untuk
menyetujui atau menolak RUU APBN.
C. Pelaksanaan APBN
1. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Negara
1. Pengawasan Fungsional,
a. Pengawasan Fungsional internal instansi, dilakukan oleh
Inspektorat Jenderal untuk Kementerian, dan oleh
Inspektorat untuk Non Kementerian (LPND). Pengawasan
dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan APBN dan
kegiatan yang didekonsentrasikan;
b. Pengawasn fungsional ekstern instansi/intern
pemerintah, dilakukan oleh BPKP, namun dengan
tertibnya PP No.60/2006, BPKP melaksanakan fungsi
pengendalian terhadap pelaksanaan APBN oleh
Kemenetrian dan LPND;
c. Pengawasan fungsional intern Pemerintah Provinsi,
dilaksanakan oleh BAWASDA Provinsi untuk
mengawasi pelaksanaan APBD. Sedangkan pelaksanaan
tugas dekosentrasi pengawasan dilakukan oleh oleh
57 Modul Diklatpim Tingkat III
3. Pengawasan Politik
Sesuai dengan fungsinya DPR/DPR melakukan fungsi
pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Pengawasan
yang dimaksud adalah pengawasan terhadap pelaksanaan
berbagai kebijakan yang telah diputuskan oleh DPR/DPRD
4. Pengawasan Yudikatif, yaitu pengawasan yang dilakukan
oleh lembaga yudikatif.
1. Pengawasan Preventif
59 Modul Diklatpim Tingkat III
2. Pengawasan Represif
Dilakukan dengan membandingkan apa yang terjadi dengan
apa yang seharusnya terjadi.
b. Pihak Legislatif
Pihak Legislatif yang terlibat dalam penyusunan anggaran
pemerintah daerah antara lain adalah:
67 Modul Diklatpim Tingkat III
A. Presiden
B. Menteri Keuangan
Gambar 6.1
Delegasi wewenang kekuasaan atas Pengelolaan
Keuangan Negara
C. Menteri/Pimpinan Lembaga
D. Gubernur/Bupati/Walikota
H.Bendahara
1. Bendahara Penerima
2. Bendahara Pengeluaran
2. Jenis-Jenis DIPA
3. Penyusunan DIPA
4. Penelaahan DIPA
1. Jenis-Jenis DPA
2. Penyusunan DPA
3. Penelaahan DPA
b. Penetapan SPM
c. Penerbitan SPM-LS
d. Penerbitan SPM-UP
16.
a. Penerimaan SPM
b. Pengujian SPM
1) Pengujian Substansi
Petugas dari Seksi perbendaharaan melakukan
pengujian ulang atas SPM beserta lampiran, sebagai
berikut:
a) Memeriksa kebenaran perhitungan tagihan yang
tercantum dalam SPM
b) Memeriksa ketersediaan dana pada sub
kegiatan/kegiatan/MAK dalam DIPA yang
ditunjuk dalam SPM tersebut.
c) Memeriksa kontrak/SPK pengadaan barang/jasa
d) Memeriksa bukti pengeluaran dan/atau Surat
Pernyataan Tanggung Jawab dari kepala
kantor/satuan kerja atau pejabat lain yang
ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap
kebenaran pelaksanaan pembayaran
e) Faktur pajak beserta SPP-nya
Modul Diklatpim Tingkat. III
2) Pengujian Formal
a) Memeriksa tanda tangan pejabat penandatangan
SPM
b) Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah
uang dalam angka dan huruf (termasuk tidak
boleh terdapat cacat dalam penulisan)
c. Penerbitan SP2D
1) SP2D ditandatangi bersama oleh seksi
Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro Pos atau Seksi
Bendum
2) Penerbitan SP2D Uang Persediaan (UP) dan
Pembayaran Langsung (LS) dilakukan selambat-
Manajemen Keuangan Negara
c. Penerbitan SPM-LS
1) SPM-LS disampaikan oleh PA/Kuasa PA
disertai dengan bukti pengeluaran yang sah
2) SPM-LS dibuat atas beban MAK yang tersedia
kreditnya pada DIPA atau dokumen pelaksanaan
Modul Diklatpim Tingkat. III
d. Penerbitan SPM-UP
1) PA/Kuasa PA menerbitkan SPM-UP berdasarkan
alokasi dana dalam DIPA atau dokumen
pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan
dengan DIPA atas permintaan dari Bendahara
Pengeluaran yang dibebankan pada Mata Anggaran
Keluaran (MAK) untuk pengeluaran transito
Manajemen Keuangan Negara
2) Pengujian Formal
a) Memeriksa tanda tangan pejabat penandatangan
SPM
b) Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah
uang dalam angka dan huruf (termasuk tidak
boleh terdapat cacat dalam penulisan)
4) Penerbitan SP2D
Manajemen Keuangan Negara
150
151
DAFTAR PUSTAKA
Buku
152
Modul Diklatpim Tingkat. III
Peraturan Perundang-undangan:
Referensi Lainnya