Anda di halaman 1dari 10

Tugas Sejarah Peminatan

XII IPS 4
Kelompok 1
Anggota :
Aldi Kurniawan
Desy Sukma Rahayu
Faadilah Azhari
Karmiati
Lulu Nadiroh
Natasha Julia Muslim

SMAN 1 Ciasem

1. Jelaskan Mengenai perjanjian – perjanjian tersebut secara jelas?


2. Untuk mempertahankan NKRI pada waktu itu, terdapat perlawanan baik fisik maupun
diplomasi, coba kalian analisis dalam mempertahankan NKRI harus dengan cara
perlawanan fisik atau diplomasi ?
Jawaban
1. 1.1 latar belakang perjanjian Linggarjati
 Awal terjadinya perjanjian Linggarjati
Bermula ketika masuknya golongan AFNEI (alied force Nedeland east indies) iyalah pasukan
sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya perang dunia II mereka berniat untuk
membebaskan tawanan Jepang, membersihkan persenjataan tentara Jepang dan mengembalikan
Indonesia menjadi Hindia Belanda. pemerintah dan rakyat Indonesia pun tidak ingin diam karena
Indonesia sudah dinyatakan merdeka tetapi banyak kawanan sekutu dan tentara Jepang yang
masih mencari celah untuk menguasainya. sampai-sampai pertempuran terjadi di berbagai wilayah
Indonesia seperti pertempuran medan perang sejak 13 Oktober 1945 - 1946, perang Bandung
lautan api sejak 12 Oktober 1945 sampai 23 Maret 1946 yang merelakan membakar rumahnya
sendiri, perang Ambarawa, perang merah putih di Manado, dan perang yang paling parah ialah
perang di Surabaya yang terjadi sekitar 10 November. akhirnya pihak Belanda dan Indonesia
melakukan diplomasi diplomat Inggris bernama Sir Achibald Clark Kerr mengundang Indonesia
dan Belanda untuk melakukan perundingan di hooge veluwe dilakukan selama 12 hari diperkirakan
sampai dengan tanggal 25 April 1946 maksud perundingan tersebut Belanda harus mengakui
kedaulatan de facto (sudah terjadi walaupun tidak diakui) atas pulau Jawa dan Sumatera. tetapi
Indonesia meminta untuk menerima kedaulatan dari pulau Jawa pulau Madura dan pulau
Sumatera namun Belanda ingin menerima dari Jawa dan Madura saja pada akhirnya melakukan
perundingan pada akhir Agustus 1946 di Indonesia mendatangkan pemerintah Inggris yakni lord
killearn pada tanggal 7 Oktober 1946 diadakan perundingan antara Indonesia dan Belanda yang
dipimpin oleh lord killearn yang bertempat di konsulat jenderal Inggris di Jakarta dan hasil
perundingan tersebut membuahkan kesepakatan bahwa melakukan gencatan senjata tanggal 14
Oktober 1946 dan berencana kembali mengadakan perundingan Linggarjati mulai tanggal 11
November 1946.
 Waktu dan tempat sejarah perjanjian Linggarjati
perjanjian Linggarjati dimulai sejak 11 sampai 13 November 1946 di sana Inggris menjadi
penengah antara pihak sekutu dan Indonesia Linggarjati terletak di Cirebon, Kuningan, dan juga di
kaki gunung Ciremai setelah menemukan tempat perundingan para delegasi proses utusan secara
musyawarah tiba di tanggal 10 November sehari sebelumnya.
hasil perundingan tersebut di para 15 November 1946 dan diratifikasi pada tanggal 25 Maret 1947
di istana negara isi perjanjian tersebut bahwa formasi Negara Republik Indonesia menjadi Republik
Indonesia Serikat atau disebut RIS.
 Tokoh-tokoh perjanjian Linggarjati
1. Pemerintah Indonesia
Mendelegasikan Sultan Syahrir sebagai ketua dan pendamping AK Gani, Susanto tirtoprojo, dan
Muhammad roem.
2. Pemerintah Belanda
Mendelegasikan Win Schermerhon sebagai Ketua dan pendamping H.j. Van mook, maax Van
pool, F. Dr Boer.
3. Pemerintah Inggris
Mediator atau disebut juga penengah diwakili oleh lord killearn.
4.Saksi Tamu
saksi yang hadir di Indonesia ialah presiden Soekarno, Muhammad Hatta, Amir Syarifudin, Dr
leimena, Dr. Sudarsono, dan Ali budiharjo.
 Isi perjanjian Linggarjati
perjanjian Linggarjati disahkan pada tanggal 25 Maret 1947 memiliki 17 pasal, inti perjanjian
Linggarjati tersebut sebagai berikut:
1. Belanda secara resmi mengakui wilayah Republik Indonesia yaitu Jawa Sumatera dan Madura.
2. Paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
3. Serikat (RIS) yang terdiri dari wilayah Indonesia Kalimantan dan timur besar sebelum tanggal 1
Januari 1945.
4. Dalam konteks Republik Indonesia (RIS) pemerintah Indonesia harus bergabung dalam
persemakmuran atau persemakmuran indonesia-belanda dengan ratu Belanda sebagai
perjanjian.

 Akibat Perjanjian Linggar Jati

- Dampak positif Perjanjian Linggarjati adalah:


1. Posisi Indonesia di mata dunia internasional semakin kuat, dengan adanya pengakuan Belanda
terhadap kemerdekaan Indonesia. Hal ini mendorong negara-negara lain untuk menerima
kemerdekaan Republik Indonesia secara sah.
2. Belanda mengakui negara Republik Indonesia memiliki kekuasaan atas Jawa, Madura, dan
Sumatera. Secara de facto, Indonesia berkuasa atas wilayah tersebut.
3. Berakhirnya konflik antara Belanda dan Indonesia. Saat itu dikhawatirkan jika konfrontasi rakyat
Indonesia dan kekuatan terus berlanjut maka akan semakin banyak korban jiwa dari kalangan rakyat
Indonesia. Hal ini karena kekuatan militer Belanda yang canggih dan kekuatan rakyat Indonesia yang
apa adanya.
- Dampak negatif Perjanjian Linggarjati adalah:
1. Wilayah kekuasaan Indonesia menjadi sangat kecil, yaitu hanya Pulau Jawa, Sumatera, dan Madura
saja.
2. Indonesia harus ikut juga persemakmuran Indo-Belanda.
3. Perjanjian ini pada hakikatnya memberikan waktu Belanda membangun untuk kemudian selanjutnya
melakukan agresi militernya.
4. Partai nasional mengkritik pemerintah Indonesia karena dianggap lemah mempertahankan
kedaulatan Republik Indonesia. Perjanjian Linggarjati ditentang masyarakat dan kelompok tertentu
yang dimulai dari Partai Masyumi, PNI.

1.2 Latar Belakang Perjanjian Reville

 Awal terjadinya Perjanjian Renville


Awal terjadinya perjanjian renville bermula ketika pihak Indonesia dan Belanda melakukan perundingan dari
persetujuan PBB (perserikatan bangsa-bangsa) yang berfungsi memberikan keamanan dan perdamaian
terhadap keamanan dunia internasional. Dan komisi3 negara, yang dilakukan pada tanggal 17 Januari 1948
perundingan ini Indonesia diwakili oleh Mr. Amir Syarifudin dan Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir
Widjojoatmodjo, seorang warga Indonesia namun lebih memihak ke Belanda. sejak itu belanda melakukan
agresi militer pertama sejak tanggal 21 Juli 1947 sampai 4 Agustus 1947 titik sejauh 7 Desember 1942
Belanda melakukan penafsiran dari pidato ratu Wilhelmina bahwa indonesia adalah anggota persemakmuran
dan juga akan di bentuk negara federasi (perjanjian serikat) dan merugikan pihak Indonesia padahal Belanda
sudah setuju dengan perjanjian Linggarjati dan malah belum puas terhadap Indonesia sendiri. Di situlah awal
mulanya terjadinya perkelahian.
 Ultinatum Dari PBB pada tanggal 1 Agustus 1957
Pada tanggal tersebut, pertikaian antara pihak Belanda dan Indonesia menimbulkan reaksi keras karena
perbedaan sebuah pendapat. akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1947 dewan keamanan PBB memberikan
negara kepada Indonesia dan Belanda. pada tanggal 4 Agustus1947 gencatan senjata berakhir setelah
melakukan gencatan, pada tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal renville yang sedang bertabuh ke Jakarta
den menghasilkan perundingan kedua bahwa untuk memberhentikan tembak-menembak di garis Van mook
letakkan kembali senjata dan membuat daerah kosong militer. semua itu melalui saran-saran komisi tiga
negara antara lain Amerika serikat, Australia, dan Belgia. tepat pada tanggal 17 Agustus 1948 perjanjian
renville secara resmi ditandatangani.
 Isi Perjanjian Renville

1. Belanda memiliki kedaulatan di Indonesia sampai terbentuknya republik Indonesia serikat.


2. Republik Indonesia serikat atau ris agar memiliki kedudukan sejajar dengan uni indonesia-belanda.
3. sebelum ris terbentuk pemerintah akan dipindahkan ke pemerintah federal sementara.
4. Negara Republik Indonesia menjadi bagian negara RIS
5. Setiap enam bulan/1 tahun sekali, akan diadakan pemilihan umum (pemilu) untuk membentuk
konstitusi RIS.
6. semua tentara Indonesia yang berada di daerah pendudukan Belanda atau daerah gerilya gerilya
harus kembali ke daerah Republik Indonesia.

 Pasca Perjanjian Renville

 Setelah menyetujui Renville di tanda-tangani, pihak Republik Indonesia diwajibkan mengosongkan


wilayah yang dikuasai TNI. Pada bulan Februari 1948, Divisi Siliwangi memutuskan hijrah ke
Yogyakarta, Jawa Tengah. Divisi ini juga dijuluki sebagai Pasukan Hijrah.
 Terjadi pengalihan wilayah Indonesia ke Belanda, dan membuat RI mengubah penyempitan wilayah
yang cukup drastis.

 Setelah Soekarno dan Hatta di tangkap di Yogyakarta, SM Kartosuwiryo menolak dengan keras
jabatan Menteri Muda Pertahanan dan Kabinet Amir Syarifuddin. SM Kartosuwiryo menganggap
negara telah kalah dan bubar. Mendirikan ia mendirikan Darul Islam (DI / TII). Pada 7 Agustus 1949,
SM Kartosuwiryo menyatakan dengan resmi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
 Munculnya kebencian kabinet untuk kabinet Amir Syarifuddin (perwakilan Indonesia dalam
perundingan renville). Amir Syarifuddin di anggap telah menjual negara sendiri kepada musuh. Tepat
pada tanggal23 Januari 1948, Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kembali kepada Presiden
Soekarno, dan menunjuk Hatta untuk menyiapkan kabinet kembali tanpa campur tangan dari
golongan sayap kiri atau sosialis.
 Amir Syarifuddin menjadi kabinet yang dipimpin oleh Hatta. Untuk merebut kembali mandatnya, pada
tanggal 28 Juni 1948, Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang menyatukan
semua golongan sayap kiri, sosialis, komunis, kaum petani dan buruh. Selain itu FDR juga
memprovokasi bentrokan dengan menghasut para buruh untuk mengadakan pemogokan di pabrik
karung Delangu, pada 5 Juli 1948.
 Belanda menyelenggarakan pemblokadean ekonomi indonesia secara merata. Mengakibatkan
pereknomian Indonesia saat itu sangat kekurangan dan anjlok. Persetujuan Renovasi ini mendukung
kekuatan politik yang menguntungkan Belanda, sehingga ia berhasil memperbaiki sektor ekonomi.
 Pasukan dari Resimen 40 / Damarwulan bersama batalyon di jajarannya, Batalyon Gerilya (BG) VIII,
Batalyon Gerilya (BG) IX, Batalyon Gerilya (BG) X, Depo Batalyon, EX. ALRI Pangkalan X dan
Kesatuan Kelaskaran, dengan total 5.000 orang memutuskan untuk hijrah ke daerah Blitar dan
dibahas.
 Resimen 40 / Damarwulan ini berubah menjadi Brigade III / Damarwulan, dan Batalyon pun berubah
menjadi Batalyon 25, Batalyon 26, Batalyon 27. Dengan keluarnya Surat Perintah Siasat No. di
daerahnya masing-masing. Brigade III Pasukan / Damarwulan, di bawah pimpinan Letkol Moch
Sroedji ini, melaksanakan Wingate Action, yang melakukan perjalanan menempuh 500 kilometer
selama 51 hari.
 Belanda semakin berusaha memecahkan wilayah Indonesia, dengan membentuk negara boneka
seperti negara Kalimantan Barat.
1.3 Latar belakang perjanjian Roem royen
 Latar Belakang Perjanjian Roem Royen
Perjanjian roem royen (rem-van) iyalah perjanjian antara pihak Indonesia dan sekutu (Belanda) yang berawal
tanggal 14 April 1949 dan dikelola di hotel Des indes Jakarta, kemudian dirubah menjadi 7 Mei 1949.
Serangan Belanda bermula di Indonesia di wilayah Yogyakarta menciptakan agresi militer II , Belanda
melakukan propaganda bahwa TNI Indonesia telah dihancurkan, hal ini mendapat bantahan Amerika dengan
adanya agresi militer ke-2 dilepaskan oleh pihak Belanda. PBB malah menyetujui dengan membuat
kemenangan KTN dan kemudian KTN berubah menjadi UNCI (komisi perserikatan bangsa-bangsa untuk
Indonesia) dengan dikepalai oleh Merle cochran dari Amerika serikat bersama Crittchley dari Australia dan
harremans dari Belgian. Pada tanggal 23 Maret 1949 pihak DK-PBB membawa unci agar penengah
perundingan dan diketuai oleh Mohamad Roem dan para anggota ahli Sastroamidjojo, Dr leimena, Ir.
Juanda, prof Dr Soepomo, dan Latuharhary.Sementara dari pihak Belanda diketahui oleh dr. KH Van royen
dengan anggota nya blom , Jacob, dr.san, dr.gede, dr. Pjkoets, Van hoogstratendan, dan dr.
gieben.dilaksanakan di pulau Bangka, perbincangan perundingan disana menguat bangsa Indonesia dan
pengakuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari Yogyakarta mempertegas "Yogyakarta is de republik
Indonesie"
 Isi perjanjian Roem royen
 Belanda melakukan pemulihan pemerintahan republik Indonesia ke Yogyakarta yang akan dilaksanakan
pada tanggal 4 Juni 1949.
 Perintah untuk menghentikan gerilya akan diumumkan setelah pemerintahan republik Indonesia di
Yogyakarta pada tanggal 1 Juli 1949.
 Konferensi meja bundar (KMB) akan segera dilaksanakan di den Haag .
1.4 Latar Belakang Perjanjian Komisi Meja Bundar (KMB)
 Latar Belakang Perjanjian KMB
Konferensi Meja Bundar (KMB) atau Nederlands Indonesische Rondetafelconferentie merupakan
pertemuan yang dilakukan di Deen Haag, Belanda. Konferensi ini diselenggarakan mulai 23 Agustus – 24
November 1949 antara perwakilan dari Republik Indonesia, Belanda dan BFO (Bijeenkomst voor
Federaal Overleg) sebagai perwakilan dari berbagai negara Belanda di kepulauan Indonesia. Sejarah
konferensi meja bundar ini diselenggarakan setelah usaha Belanda untuk menggagalkan kemerdekaan
Indonesia melalui cara kekerasan tidak berhasil. Belanda bahkan mendapatkan kecaman keras dari dunia
internasional. Sebelumnya telah berlangsung tiga pertemuan tingkat tinggi yang dilakukan antara Belanda
dan Indonesia seperti perjanjian Linggarjati pada 1947, sejarah perjanjian Renville pada 1948 dan
perundingan Roem Roijen pada 1949. Pada tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB
mengeluarkan resolusi dalam sejarah berdirinya PBB yang isinya mengecam serangan militer Belanda
terhadap tentara RI dan memberi tuntutan untuk pemulihan pemerintahan RI serta peran Indonesia dalam
hubungan internasional, juga menuntut untuk adanya kelanjutan perundingan agar tercapai penyelesaian
damai antara Indonesia dan Belanda.
 Adapun hasil dari Konferensi Meja Bundar dituangkan dalam beberapa poin kesepakatan yaitu:
 Pengakuan kedaulatan akan Republik Indonesia Serikat (RIS) dari Belanda sebagai sebuah
negara merdeka.
 Pengakuan kedaulatan harus dilakukan selambat – lambatnya pada 30 Desember 1949.
 Status dari Propinsi Irian Barat harus ditentukan dan diselesaikan paling lama dalam waktu
setahun setelah pengakuan kedaulatan.
 Pembentukan Uni Indonesia – Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS dan Belanda,
dipimpin oleh Raja Belanda.
 RIS akan mengembalikan hak milik Belanda serta hak – hak konsesi dan memperbarui izin untuk
perusahaan – perusahaan Belanda.
 RIS harus membayar semua utang Belanda yang terjadi sejak 1942.
 Kapal – kapal perang Belanda ditarik dari Indonesia dan beberapa korvet akan diserahkan kepada
RIS.
 Tentara Belanda akan ditarik mundur sedangkan KNIL akan dibubarkan. Anggotanya yang
diperlukan kemudian akan dimasukkan sebagai bagian dari kesatuan TNI.
 Dampak Konferensi Meja Bundar
Pengesahan dari kesepakatan Konferensi Meja Bundar ditandatangani pada 29 Oktober 1949 dan
kemudian disampaikan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP. Setelah itu KNIP
bersidang mulai tanggal 6 – 14 Desember 1949 untuk membahas hasil persetujuan KMB, yang
akhirnya disetujui pada 15 Desember 1949 dan memilih Soekarno sebagai calon tunggal untuk
Presiden Republik Indonesia Serikat. Soekarno dilantik pada 17 Desember 1949.RIS dibentuk
terdiri dari 16 negara bagian dan merupakan negara persekutuan dengan Kerajaan Belanda.
Kabinet RIS dibentuk di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri yang dilantik
pada 20 Desember 1949. Beberapa dampak peristiwa Konferensi Meja Bundar yang positif dan
negatif bagi Indonesia adalah sebagai berikut:
 Seluruh tentara Belanda ditarik dari wilayah Republik Indonesia Serikat.
 Perang antara Indonesia dan Belanda berakhir dengan perginya para tentara Belanda sebagai
dampak peristiwa Konferensi Meja Bundar yang positif.
 Belanda memberikan pengakuan terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka.
 Indonesia dapat segera memulai pembangunan dan membenahi kondisi negara yang masih
kacau akibat perang kemerdekaan.
 Hutang yang dimiliki pemerintah Belanda sejak tahun 1942 sebesar 4,3 miliar gulden menjadi
tanggungan pemerintah RIS sepenuhnya, dan ini adalah dampak peristiwa Konferensi Meja
Bundar yang negatif.
 Demokrasi yang menjadi cita – cita perjuangan tidak terlaksana dengan pembentukan RIS.
 Tertundanya penyelesaian sejarah pengembalian Irian Barat yang akan diserahkan setahun
kemudian.
 Republik Indonesia terpecah – pecah menjadi Negara Indonesia Timur, Negara Jawa Timur,
Negara Pasundan dan Jakarta, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Jawa
Tengah dan lainnya.
 Indonesia menjadi negara serikat yang berada di bawah pengawasan pemerintah Belanda
sehingga tidak sepenuhnya bebas berdaulat.
Tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penandatanganan akta penyerahan kedaulatan oleh kedua
delegasi. Ratu Juliana, PM Dr. Willem Drees dan Menteri Seberang Lautan Mr. AM. J.A. Sassen
menandatangani untuk pihak Belanda. Sedangkan Indonesia diwakili oleh Drs. Moh. Hatta dan
rombongan. Pada waktu yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi
Mahkota AH. J. Lovink juga menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Pengakuan ini berarti
bahwa Belanda mengakui berdirinya Republik Indonesia Serikat dengan wilayah yang mencakup
semua bekas jajahan Hindia Belanda kecuali Irian Barat.
Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tanggal penanda tanganan kedaulatan ini. Sekitar
enam puluh tahun kemudian, pada 15 Agustus 2005 pemerintah Belanda bersedia secara resmi
mengakui bahwa kemerdekaan de facto Indonesia sebenarnya berlangsung pada 17 Agustus 1945 di
Jakarta. Perdana Menteri Belanda, Ben Bot dalam sebuah konferensi di Jakarta menyatakan
penyesalan mendalam atas penderitaan rakyat Indonesia selama empat tahun masa Revolusi
Nasional walaupun tidak menyampaikan permohonan maaf secara resmi. Reaksi umum Indonesia
kepada pernyataan ini adalah positif.
2. Menurut pendapat kami, jika untuk mempertahankan NKRI waktu itu, lebih baik dengan cara
perlawanan diplomasi karena perlawanan diplomasi ini berdasarkan perundingan dan diputuskan
berdasarkan musyawarah dibantu juga dengan kekuatan negara lain seperti inggris yang selalu
menjadi penengah antara pihak Belanda dan Indonesia, juga negara lain turut membantu seperti
Amerika serikat, Australia, dan Belgia. tepat pada tanggal 17 Agustus 1948 perjanjian renville secara
resmi ditandatangani. Tetapi dengan cara itu pihak indonesia tidak membuahi hasil karena ketika
perjanjian roem royen dan KMB tentara sekutu belanda tidak lepas indonesia untuk merdeka, saking
ingin menjajah indonesia, sampai – sampai belanda dikecam oleh beberapa pihak internasional
seperti inggris. Jika saat itu Tentara indonesia dapat melawan penjajahan belanda tak masalah jika
perlawanan secara fisik itu di pertahankan tetapi faktanya perlawanan fisik di indonesia menyebabkan
banyak pertumpahan darah di negri kita, seperti pertempuran medan perang sejak 13 oktober 1945 –
1946, Bandung lautan api sejak 12 oktober 1945 sampai 23 maret 1946 dimana banyak peristiwa
pembunuhan di kota bandung dan pembakaran rumah di bandung, Pertempuran ambarawa sejak 20
oktober 1945 sampai 16 desember 1945 dimana terdapat kedatangan sekutu dan taktik
gerilya,Serangan umum 1 maret 1949 di yogyakarta,serangan umum surakarta di solo terjadi pada 7 –
10 agustus 1949, dan serangan paling parah dan banyak para tokoh dan masyarakat yang bertumpah
darah sejak 10 november 1945 sehingga dijadikan hari pahlawan.
DOKUMENTASI

 Foto

 Bukti Tertulis
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6)

(7)
 Artikel

- Linggar jati
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/sejarah-perjanjian-
linggarjati
- Perjanjian renville
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/sejarah-perjanjian-
renville
- Perjanjian Roem Royen
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/perundingan-roem-
roijen
- Perjanjian KMB
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-kemerdekaan/dampak-peristiwa-
konferensi-meja-bundar

Anda mungkin juga menyukai