Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan program Keluarga Berencana sudah berjalan dengan

baik, meski masih banyak kendala yang dihadapi,. Dalam pelaksanaan manajemen

Program Keluarga Berencana masih dinilai belum terlalu maksima, hal ini dapat

dilihat pada indikator sebagai berikut:

1) Pasangan usia subur (PUS) yang ada di Kecamatan Pontianak Barat sebagian

besar masih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek (suntik dan pil).

2) Jumlah partisipasi pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan alat IUD,

MOW, MOP dan IMPLANT sangat sedikit.

3) Adanya peningkatan angka fertilitas di Kecamatan Pontianak Barat setiap

tahunnya.

4) Faktor pemahaman agama yang salah tentang penggunaan Program Keluarga

yang mana mereka berpikir bahwa pembatasan jumlah anak sebagai perbuatan

yang tak diridhoi Allah SWT.

5) Sarana dan Prasaran di balai Penyuluhan Keluarga Berencana di Kecamatan

Pontianak Barat masih belum bisa menunjang kegiatan atau program yang

direncanakan.

74
75

Berdasarkan hasil wawancara peneliti menyimpulkan beberapa hal yang menyangkut

permasalahan yang ada dalam pelaksanaan Progrma Keluarga Berencana di

Kecamatan Pontianak Barat yaitu :

1. Penyuluhan keluarga berencana diatas dapat kita ketahui bahwa kebijakan

tentang program keluarga berencana ini sudah dianggap tepat untuk mengatasi

laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pontianak Barat

2. Permasalahan yang dihadapi oleh petugas dalam menjalankan program ini

yaitu tentang pola pikir masyarakat yang menyangkutpautkan program ini

dengan aturan dalam agama yang mereka anut, sehingga masih banyak

masyarakat yang belum menggunakan alat yang dianjurkan untuk digunakan

dalam mengatasi tingkat pertumbuhan penduduk khususnya kelahiran.

3. Pelaksanaan program keluarga berencana ini masih belum berjalan dengan

baik dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas keluarga

berencana masih belum efektif karena keikutsertaan atau partisipasi

masyarakat masih rendah terhadap kegiatan tersebut, dan menurut penjelasan

dari peserta keluarga berencana di Sungai Beliung tersebut diatas bahwa

kebanyakan peserta yang ikut program keluarga berencana ini hanya mau

menggunakan obat (pil) dan dengan cara suntik, sedangkan petugas lebih

menganjurkan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

4. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petugas pelaksana program keluarga

berencana ini adalah terdapat pada masyarakatnya yang masih belum mengerti

dan sadar akan pentingnya program keluarga berencana ini dan manfaat
76

menggunakan Metode Kontrasepi Jangka Panjang dan juga petugas PPKBD,

Sub PPKBD dan Bidan. Selain itu pemahaman masyarakat yang masih belum

percaya terhadap alat-alat yang diberikan oleh pertugas untuk digunakan dan

dipasang kedalam tubuh mereka karena hal tersebut lebih bertentangan

dengan kepercayaan agama mereka. Kemudian hambatan yang juga timbul

dari petugas yang dimana kekurangan persediaan alat kontrasepsi yang masih

kurang sehingga pada saat peserta yang ingin menggunakan alat kontrasepsi

tersebut tidak dapat memasangnya karena persediaannya masih kosong.

5. Target atau sasaran program keluarga berencana ini adalah ibu-ibu yang

masih dalam usia produktif (15- 45 tahun) dengan pemberian pemahaman-

pemahaman dan pengertian-pengertian terhadap program keluarga berencana.

6. Lingkungan yang ada di Kecamatan Pontianak Barat sudah tepat untuk

dilaksanakan program keluarga berencana, dan tidak ada penolakan ataupun

protes yang dilakukan oleh masyarakat selama program ini berjalan di

kecamatan pontianak barat

7. Petugas pelaksana program keluarga berencana yang kita ketahui dari hasil

wawancara sebelumnya bahwa ketersedian alat kontrasepsi yang ada

dipuskesmas masih terbatas dan juga petugas yang maih kurang aktif dalam

melaksanakan penyuluhan dikarenakan partisipasi masyarakat yang kurang

terhadap kegiatan tersebut

Sesuai dengan teori yang digunakan menurut Smith (dalam Siagian,

2012:153), indikator efektivitas yaitu keuangan, produktivitas, inovasi dan


77

tercapainya tujuan sangat menentukan keberhasilan suatu program. Seperti halnya

dalam pelaksanaan program keluarga berencana yang ada di Kecamatan Pontianak

Barat juga harus berpedoman pada empat indikator tersebut.

Berdasarkan Dengan berhasilnya program tersebut, maka tujuan dan harapan

pemerintah yaitu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengurangi ledakan

penduduk, mengatur angka kelahiran, dan peningkatan jumlah pengguna alat

kontrasepsi keluarga berencana dapat tercapai.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas ada beberapa hal yang dapat disarankan,

yakni

sebagai berikut.

1. Perlu adanya kebijakan strategis dan upaya dari pemerintah untuk

meningkatkan kesertaan KB melalui MKJP (IUD, MOP, MOW, dan

Implant)di Kecamatan Pontianak Barat

2. Pemerintah perlu memberikan penghargaan dan kemudahan-kemudahan bagi

masyarakat (PUS) yang akan menjadi akseptor KB melalui MKJP.

3. Pemerintah perlu memikirkan ketersediaan sarana dan prasarana dalam

menunjang kegiatan dan program kerja yang telah dirancang sehingga

pelayanan terhadap Program Keluarga Berencana bisa berjalan secara optimal.

4. Petugas KB lapangan (PLKB) dan petugas Medis (bidan dan dokter)) perlu

proaktif melayani kebutuhan KB bagi masyarakat (PUS)


78

5. Pasangan Usia Subur (PUS) perlu menyadari bahwa mengikuti program KB

melalui MKJP seperti IUD, inflant, MOW, dan MOP lebih aman daripada

melalui non-MKJP seperti pil KB, suntikan, kondom, dan lain-lain untuk

membatasi angka kelahiran dalam jangka panjang. kemudian, perlu dilakukan

sosialisasi dan pemberian pemahaman secara mendalam kepada PUS tentang

pentingnya program KB.

Anda mungkin juga menyukai