Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan suatu indikator untuk menentukan

keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu negara, untuk menunjang

keberhasilan pembangunan maka perlu di dukung oleh sistem pembangunan

yang memadai. Jumlah penduduk merupakan elemen terpenting dalam suatu

negara untuk menciptakan negara yang maju dan berkembang. Untuk menekan

laju pertumbuhan penduduk dan permasalahan kependudukan yang terjadi di

Indonesia pada era moderenisasi ini adalah melalui Program Keluarga Berencana

(KB).

Perkembangan penduduk di Kota Pontianak cukup tinggi 2,1 % per tahun

kemudian di ikuti perkembangan penduduk di Kecamatan Pontianak Barat 2,2%

per tahun dengan jumlah penduduk saat ini 25.617 jiwa. Persoalan utama.yang

terjadi pada kajian sumberdaya manusia di Kecamatan Pontianak Barat

berdasarkan prasurveiw terdapat data tidak secara kontinu ibu rumah tangga

diantaranya terdapat hamil berjumlah cukup besar dan sebagian pekerjaan

masyarakat di Kecamatan Pontianak Barat sebagai pegawai swasta dan buruh.

Sesuai dengan pernyataan ini mereka umumnya dianggap kurang mampu atau

belum tergabung dalam pasangan usia subur yang di program pemerintah dalam

program keluarga berencana. Hal ini didasari dengan pengetahuan dan pendidikan

yang ditamatkan umumnya hanya sekolah dasar dan kurangnya sosialisasi

program keluarga berencana sehingga mereka tidak menggunakan alat pencegah

1
2

kehamilan seperti IUD, MOW, MOP, kondom, implant, suntik dan pil.

Program Keluarga Berencana dibuat sebagai salah satu Program

Pembangunan Nasional Negara Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan

penduduk. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada saat ini

pemerintah membentuk suatu lembaga yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan

Perlindungan dan Keluarga Berencana Kabupaten dan Perwakilan (BPPPKBKP)

Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan dan Keluarga Berencana

Kabupaten dan Perwakilan (PPPKBKP) merupakan badan resmi pemerintah dan

departemen yang bertanggungjawab penuh dalam melaksanakan pengendalian

penduduk dan menyelenggarakan Program Keluarga Berencana.

Pelaksanaan program keluarga berencana ini diperkuat dengan adanya

undang-undang yaitu Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 47 yang

berbunyi bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan

pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan

keluarga. Kegiatan pokok dari Program Keluarga Berencana Nasional tersebut

yaitu Program Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi, program

penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, program ketahanan dan

pemberdayaan keluarga, dan program penguatan pelembagaan keluarga kecil

berkualitas.

Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk pada saat ini pemerintah

memilih untuk menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional, meskipun

Program Keluarga Berencana (KB) ini sudah lama diterapkan di Kecamatan


3

Pontinak Barat namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala yaitu masih

banyak masyarakatnya yang belum ber-KB dan menggunakan alat kontrasepsi di

Kelurahan-kelurahan. Hal ini dilihat dari jumlah penduduk dan berdasarkan

jumlah kepala keluarga yang terdapat di seluruh Kelurahan Kecamatan Pontianak

Barat, namun masih sedikit masyarakat yang menggunakan alat kontrasepsi

(KB).

Pada permasalahan ini yang menyebabkan Program Keluarga Berencana di

Kecamatan Pontianak Barat masih belum berjalan efektif yaitu dikarenakan

tingginya angka Pasangan Usia Subur (PUS), dan masih banyak masyarakat

yang sudah berkeluarga tidak menggunakan alat kotrasepsi (KB), hal ini

menyebabkan tingginya angka kelahiran bayi dan tingginya jumlah anak.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Program Keluarga Berencana di

Kecamatan Pontianak Barat belum berjalan efektif yaitu kurangnya kegiatan

sosialisasi dan pelayanan yang dilakukan oleh Balai Penyuluh Keluarga

Berencana di Kecamatan Pontianak Barat, serta rendahnya kesadaran masyarakat

akan pentingnya Program Keluarga Berencana yang menjadi tolak ukur

masyarakat untuk ber-KB .

Program Keluarga Berencana di Kecamatan Pontianak Barat masih belum

berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari 6.540 Kepala Keluarga hanya

3.380 jiwa masyarakat yang menggunakan alat kontrasepsi (KB) dan 1.350 jiwa

masyarakat yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (KB) dimana Pasangan

Usia Subur (PUS) merupakan target utama bagi Petugas Lapangan Keluarga

Berencana (PLKB) dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Kecamatan


4

(PPKBK), Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Kecamatan (Sub

PPKBK), Bidan Pemerintah dan Bidan Swasta untuk memberikan penyuluhan,

motivasi dan pelayanan di beberapa Pukesmas atau posyandu untuk terus

mengajak masyarakat menggunakan alat kontrasepsi (KB).

Berdasarkan data yang penulis dapat di Kantor Camat Pontianak Barat bahwa

peserta baru pengguna alat kontrasepsi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.1
Akseptor KB PUS Pontianak Barat Kota Pontianak

TAHUN

2017 2018
NO PUS (Pasangan Usia
Subur)

1. Peserta KB 13.320 Orang 16.379 Orang

2. Bukan Peserta KB 7.049 Orang 6.030 Orang

Sumber : Balai Penyuluhan KB Pontianak Barat Bulan Desember 2018


Dari data jumlah akseptor KB diatas dapat dilihat bahwa tingkat pasrtisipasi

peserta pengguna alat kontrasepsi masih rendah. Berdasarkan hal – hal yang telah

diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai partisipasi

pasangan usia pasangan subur dalan program metode kontrasepsi di Kecamatan

Pontianak Barat Kota Pontianak. Secara rinci alat kontrasepsi yang dipergunakan

di Kecamatan Pontianak Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2
5

Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi Di Kecamatan


Pontianak Barat Tahun 2018
NO Jenis Kontrasepsi Jiwa
1 IUD 4.000
2 MOW 510
3 MOP 412
4 KONDOM 495
5 IMPLANT 267
6 SUNTIK 5.383
7 PIL 5.312
Jumlah Akseptor 16.379
Sumber; Balai Penyuluhan KB Kecamatan Pontianak Barat 2018

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak terdiri dari empat kelurahan. Di

tahun 2019 Kecamatan Pontianak Barat ini mempunyai 6.540 kepala keluarga

(KK), yang didalamnya terdapat 25.617 jiwa yang terdiri dari 13.007 jiwa

penduduk berjenis kelamin laki – laki dan 12.610 jiwa penduduk berjenis kelamin

perempuan. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pasangan usia subur (PUS) yang ada di Kecamatan Pontianak Barat sebagian

besar masih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek (suntik dan pil).

2. Jumlah partisipasi pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan alat

kontrasepsi jangka panjang sangat sedikit.

3. Adanya peningkatan angka fertilitas di Kecamatan Pontianak Barat setiap

tahunnya.

1.3 Fokus Penelitian


6

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis fokus penelitiannya pada

“Efektivitas Program Keluarga Berencana di Kecamatan Pontianak Barat Kota

Pontianak”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan oleh penulis,

maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Mengapa Program

Keluarga Berencana tidak efektif di Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui efektivitas program keluarga berencana di

Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak?

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian ini secara teoritis adalah penelitian ini dapat

berguna atau digunakan untuk menambah khazanah pengetahuan,

khususnya dalam bidang administrasi pelayanan publik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat hasil penelitian secara praktis adalah menjadi masukan

kepada Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan dan Keluarga

Berencana Kabupaten dan Perwakilan Kantor Keluarga Berencana di

Kecamatan Pontianak Barat dan Puskesmas Pontianak Barat.

Anda mungkin juga menyukai