Anda di halaman 1dari 12

Sulaksana, et all. Analisis Tingkat Partisipasi...

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI DALAM PENGELOLAAN EKOWISATA


( Suatu Kasus pada Obyek Wisata di Desa Gununglarang
Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka )

Jaka Sulaksana, Dinar & Hilman Maulana


Program Studi Agribsinis, Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gununglarang Kecamatan Bantarujeg Kabupaten
Majalengka pada obyek wisata Pasir Ole-Ole mulai bulan Mei-September 2018. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui, bagaimana gambaran tingkat partisipasi masyarakat dan untuk mengetahui
pengaruh partisipasi terhadap kesejahteraan masyarakat. Metode yang digunakan yaitu deskriptif
kuantitatif dengan teknik penentuan responden menggunakan Purposive Sampling yaitu total sampel
42 orang, terdiri dari penjaga spot, penjaga karcis, parkir, dan pedagang. Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan Regresi Linear Sederhana menggunakan aplikasi
SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ekowsiata
pasir ole-ole termasuk kategori baik, seperti kontribusi, pengorganisasian dan pemberdayaan wisata
misalnya penjagaan obyek wisata, pembuatan toilet dan pembaharuan spot foto. Partisipasi
masyarakat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat dengan hasil 17,8% dan sisanya di
pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Partisipasi masyarakat, Ekowisata, Kesejahteraan

38
Paradigma Agribisnis, Maret 2019 2 (1) 38-49

PENDAHULUAN Cilutung yang menembus perbukitan yang


menjadi batas Kabupaten Majalengka dan
Undang-Undang RI no. 23 tahun 2014 Sumedang. Tak hanya itu, Pasir Ole-ole juga
tentang Pemerintah Daerah, dinyatakan bahwa menawarkan berbagai macam atraksi atau
pemerintah pusat memberikan kewenangan atribut sebagai pelengkap bagi para
dan otorisasi kepada pemerintah daerah untuk pengunjung yang suka swafoto, seperti gardu
mengembangkan dan mengatur serta pandang, rumah pohon dan lainnya, sehingga
mengelola wilayah darat, dan laut secara tak salah tempat ini menjadi tempat wisata
mandiri. Tujuannya agar tercapainya favorit baru di Barat Daya Majalengka.
kesejahteraan yang lebih cepat dan Pasir ole-ole ini banyak sekali menarik
optimalisasi sumberdaya yang dimiliki oleh para wisatawan dari berbagai daerah
tiap-tiap daerah. Kebijakan tersebut tentunya majalengka, bahkan ada wisatawan dari
diberikan pula terhadap Kabupaten lampung yang sengaja datang ke pasir oleole
Majalengka, yang diantaranya majalengka hanya untuk menikmati spot spot berfoto yang
memberi kebijakan pengembangan produk dan menarik dari history media sosial, akan tetapi
daya tarik wisata, peningkatan pemasaran dan fasilitas yang disediakan dianggap masih
promosi wisata, pemantapan kelembagaan kurang memadai. Pembangunan spot-
dalam sektor wisata, pengembangan sarana spot/daya tariknya hanya mengandalkan
dan prasarana penunjang pariwisata serta pemuda-pemuda yang tergabung dalam
kebijakan pengembangan investasi pariwisata. organisasi Gapenci (Gabungan Pemuda
Intinya pemerintah dan masyarakat Cipicung). Akses menuju pasir ole-ole juga
perlu memanfaatkan segala sumber daya yang cukup memadai namun tidak adanya petunjuk
dimiliki untuk kesejahteraan masyarakat. jalan di persimpangan-persimpangan jalan
Kabupaten Majalengka memiliki berbagai membuat kebingungan banyak wisatawan
potensi yang belum dikembangkan, seperti yang akan mengunjungi lokasi ini.
daerah ekowisata yang perlu di kembangkan Berdasarkan penjelasan tersebut,
dan dipromosikan di antaranya situ (danau), untuk mewujudkan pariwisata yang
terasering indah (Panyaweuyan), sentra buah- berkembang membutuhkan tingkat partisipasi
buahan dan UKM (Kawitwangi), gunung masyarakat yang tinggi. Tanpa partisipasi
ciwaru, (Paraland (Paralayang), kebun teh masyarakat, perkembangan pariwisata akan
(Lemahsugih), ipukan (Kebunp pinus terhambat dan dengan partisipasi masyarakat
haurgeulis), pasir ole-ole (cipicung) dan masih yang semakin meningkat akan membuat
banyak lagi, semuanya menyajikan wisata ekowisata tersebut semakin baik dalam
alam atau ekowisata.(Disparbud pembangunannya dan juga akan meningkatkan
Majalengka,2016) sektor ekonomi masyarakat sekitar ekowisata.
Ekowisata yang berada di Kecamatan Identifikasi Masalah
Bantarujeg tepatnya di desa gununglarang Permasalahan penelitian yang diangkat
yaitu ekowisata pasir ole-ole, yaitu wisata dalam penelitian ini adalah sebagai
alam yang menawarkan panorama alam berikut :
dengan pemandangan yang berbeda misalnya a. Bagaimana gambaran tingkat
dengan Ciinjuk dan Sawiyah. Kawasan pasir partisipasi masyarakat dalam
ole-ole berada di puncak tebing di kawasan pengelolaan ekowisata Di Desa
hutan pinus. Pemandangan kearah selatan akan Gununglarang, Kecamatan
nampak Landscape kawasan Majalengka Barat Bantarujeg ?
Daya yaitu Gunung Cakrabuana dan b. Apakah partisipasi masyarakat
sekitarnya, sedangkan bila menghadap ke utara berpengaruh terhadap kesejahteraan
dapat menikmati pemandangan lembah sungai masyarakat di ekowisata Desa

39
Sulaksana, et all. Analisis Tingkat Partisipasi...

Gununglarang, Kecamatan dari tebing, hutan pinus, curug, dan lain


Bantarujeg ? sejenisnya. Semua potensi ini dapat di jadikan
ekowisata yang berkelanjutan. Keterlibatan
Tujuan Penelitian masyarakat dalam pengelolaan, kepengurusan,
Adapun tujuan dilaksanakannya dan tanggung jawab dapat membuat ekowisata
penelitian ini adalah untuk mengetahui : tersebut menjadi lahan bisnis yang cukup
a. Tingkat partisipasi masyarakat menjanjikan. Seperti ekowisata di pasir ole-ole
dalam pengelolaan ekowisata Desa yang terletak di Blok Cipicung Desa
Gununglarang, Kecamatan Gununglarang Kecamatan Bantarujeg.
Bantarujeg Pengelolaan ekowisata pasir ole-ole
b. Pengaruh partisipasi masyarakat masih dalam tahap berkembang, itu semua
terhadap kesejahteraan masyarakat karena kurangnya lembaga penunjang dalam
disekitar kawasan ekowisata Desa hal pendanaan. Partisipasi masyarakat pun
Gununglarang, Kecamatan sangat dibutuhkan dalam hal pengelolaan dan
Bantarujeg. fasilitas yang di sediakan di tempat wisata
Kerangka Pemikiran tersebut. Dengan begitu tingkat wisatawan
Rekreasi wisata adalah sebagian dari akan meningkat dan pendapatan dari wisata
pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia. tersebut dapat bertambah.
Secara harfiah rekreasi ialah kegiatan yang Penambahan fasilitas-fasilitas di obyek
dilakukan untuk penyegaran kembali rohani wisata pasir ole-ole akan sangat
dan jasmani seseorang, dapat juga diartikan menguntungkan, terlebih jika ada investor
bahwa rekreasi itu menyehatkan dan suatu yang mau ikut andil didalamnya sehingga
keperluan yang harus di lakukan ketika waktu masyarakatpun akan ikut berpartisipasi lebih
senggang. Pekerjaan intinya rekreasi itu harus tinggi ketika obyek wisata tersebut makin lama
menyenangkan (Dirawan, 2003; Ayunita & semakin berkembang, misalnya pemberian
Hapsari, 2012; Yulianti, 2012). petunjuk arah yang permanen, penambahan
Kabupaten Majalengka menyimpan spot-spot foto, tempat istirahat diatas bukit dll.
banyak sekali potensi rekreasi wisata, mulai
SDA

Rekreasi Wisata

Ekowisata pasir oleole

Pengelolaan wisata pasir oleole

Potensi Wisata yang belum berkembang

Fasilitas : Analisis Partisipasi masyarakat :


Akses petunjuk arah, safety, Kontribusi, Pengorganisasian,
tempat istirahat, penjaga spot, pemberdayaan, wujud dan abstrack.
akses jalan.

Tingkat kunjungan

Penghasilan
40
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Paradigma Agribisnis, Maret 2019 2 (1) 38-49

METODE PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian Instrumen Penelitian yang dilakukan
menggunakan Angket yang disusun
Penelitian di lakukan di objek wisata berdasarkan skala Likert. Pilihan jawaban
pasir ole-ole yang terletak di Desa angket terdiri dari lima pilihan, yaitu a, b, c, d,
Gununglarang, Kecamatan Bantarujeg, untuk pernyataan ataupun pertanyaan positif
Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi diberi skor 4, 3, 2, dan 1, sedangkan
ditentukan secara sengaja (purposive), dengan pernyataan atau pertanyaan negatif dari
pertimbangan bahwa lokasi wisata tersebut : 1) jawaban a, b, c, d, diberi skor 1, 2, 3, 4.
sedang populer di media sosial ; 2) wisata Dengan pilihan Sangat baik, baik, cukup baik,
tersebut baru dan sedang dalam tahap kurang baik, dan tidak baik.
pengembangan. Waktu penelitian dimulai pada Rumus yang digunakan untuk
Bulan Mei sampai dengan bulan Oktober perhitungan kuesioner sebagai berikut :
2018.
Skor jawaban maksimum =
Teknik Penelitian skor tertinggi x jumlah responden
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dimana
metode tersebut dibagi menjadi metode
deskriptif dan metode kuantitatif. Metode
deskriptif kuantitatif menurut Traver dalam
Umar, (2000) bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah Menurut Abdurrahmat (2006)
berlangsung pada saat penelitian dilakukan dinyatakan bahwa skala likert ini telah banyak
yaitu bentuk dan partisipasi masyarakat pada digunakan oleh para peneliti guna mengukur
wisata pasir ole-ole. persepsi atau sikap seseorang. Skala ini
Penelitian kuantitatif yaitu penelitian menilai sikap atau tingkah laku yang
yang melibatkan pengukuran tingkatan suatu diinginkan oleh para peneliti dengan cara
ciri tertentu dengan didasarkan atas mengajukan beberapa pertanyaan kepada
perhitungan persentase, rata-rata, dan responden. Menurut Sugiyono (2006), dalam
perhitungan lainnya. Penelitian ini lebih pembahasan skala likert, variabel yang akan
menekankan ke fenomena-fenomena objektif diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,
dan memaksimalisasi objektivitas. Penelitian kemudian indikator dijadikan titik tolak untuk
ini bertujuan untuk menguji pengaruh menyusun item-item instrumen yang dapat
partisipasi masyarakat (X) terhadap berupa pernyataan atau pertanyaan.
kesejahteraan masyarakat (Y).
Definisi dan Operasional, Variabel
Tabel 2.1 Definisi dan operasional, variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Item
Partisipasi Kontribusi Pemikiran 2
Dana & Tenaga 2
Saran 1
Pengorganisasian Model organisasi
Unsur organisasi
Struktur organisasi 3
Fungsi organisasi

41
Sulaksana, et all. Analisis Tingkat Partisipasi...

Pemberdayaan Peran masyarakat 5


Aksi masyarakat
Motivasi masyarakat
Tanggung jawa masyarakat

Ekowisata Atraction Daya tarik wisata


Amenity Fasilitas 4
Acces Jalan menuju objek wisata
Ancillary Service Lembaga pendukung wisata
Kesejahteraan Penghasilan Ekowisata, non Ekowisata 4
dan Pengeluaran

Jenis, Sumber dan Cara pengumpulan Data sekitar ekowisata pasir ole-ole / blok cipicung
Data yang dikumpulkan dalam sejumlah 1311 orang.
penelitian ini terdiri dari data primer dan data Menurut Arikunto (2010: 174), sampel
sekunder. Data primer yaitu data yang adalah sebagian atau wakil populasi yang
diperoleh secara langsung dari responden diteliti. Setiap hari penjaga spot dari
melalui wawancara, kuesioner, maupun masyarakat 4 orang jika dalam periode 30
observasi lapangan. Sedangkan data sekunder hari/1 bulan maka totalnya ada 120 orang.
merupakan data yang diperoleh dari studi Menurut arikunto pengambilan sampel antara
pustaka, instansi terkait maupun perpustakaan. 30-50 % dari jumlah populasi. Jumlah yang
Responden adalah anggota masyarakat yang diambil dalam penelitian ini adalah 35%
menjadi sampel dan melakukan kegiatan dengan perhitungan sebagai berikut :
dikawasan ekowisata pasir ole-ole. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari studi
pustaka, baik dari instansi terkait maupun dari = 42 sampel
perpustakaan. N = Populasi
n = Sampel
Teknik Penentuan Responden Teknik analisis
Teknik penarikan responden ini adalah Untuk mengetahui partisipasi dan
dengan cara probability sampling yaitu bentuk-bentuknya peneliti memberi pilihan
memberikan kesempatan pada setiap individu jawaban kuesioner yang terdiri dari lima
untuk dijadikan sampel, menurut Sugiyono pilihan, yaitu a, b, c, d,sedangkan untuk
(2006), simple random sampling adalah pernyataan ataupun pertanyaan positif diberi
metode penarikan dari sebuah populasi atau skor 4, 3, 2, dan 1, dan pernyataan atau
semesta dengan cara tertentu sehingga setiap pertanyaan negatif dari jawaban a, b, c, d,
anggota populasi atau semesta tadi memiliki diberi skor 1, 2, 3, 4.
peluang yang sama untuk terpilih atau Metode analisis statistik yang
terambil. digunakan adalah analisis regresi linear
Populasi adalah wilayah generalisasi sederhana. Regresi Linear Sederhana
yang terdiri atas: obyek/subyek yang adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu menguji sejauh mana hubungan sebab akibat
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari antara Variabel Faktor Penyebab terhadap
dan kemudian ditarik kesimpulannya Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada
(Sugiyono,2013,2017). Populasi masyarakat umumnya dilambangkan dengan X (partisipasi

42
Paradigma Agribisnis, Maret 2019 2 (1) 38-49

masyarakat) atau disebut juga dengan Membandingkan nilai signifikansi dengan


Predictor sedangkan Variabel Akibat probabilitas 0,05 :
dilambangkan dengan Y (kesejahteraan 1. Jika nilai signifikansi tidak lebih besar
masyarakat) atau disebut juga dengan dari nilai probabilitas 0,05, artinya
Response (X). variabel bebas berpengaruh secara
Model Persamaan Regresi Linear signifikan terhadap variabel terikat.
Sederhana adalah seperti berikut ini : 2. Jika nilai signifikansi lebih besar dari
Y = a + bX nilai probabilitas 0,05, artinya variabel
Dimana : bebas tidak berpengaruh secara
Y = pendapatan masyarakat signifikan terhadap variabel terikat
X = partisipasi masyarakat Adapun untuk mengukur tingkat
a = konstanta b = koefisien regresi penghasilan menurut UMR Kabupaten
(kemiringan) Majalengka ditabel sebagai berikut :
Tabel 2.2 Tingkat Pendapatan
Besar Pendapatan Kategori
>1.800.000 Sangat tinggi
1.500.000 – 1.800.000 Tinggi
1.150.000 – 1.500.000 Sedang
500.000 – 1.000.000 Rendah
<500.000 Sangat Rendah
Sumber : UMR Kab. Majalengka (2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN pembersihan, membuat jalan menuju keatas


Gambaran Pengelolaan Ekowisata Di Desa bukit dan membangun 10 spot foto.
Gununglarang Kecamatan Bantarujeg Diawal pembukaan, setelah selesai
Asal mula terbentuknya lokasi wisata membangun para pengunjung mulai
ini adalah bermula ketika sekelompok orang berdatangan ke lokasi wisata ini. Teknis
berkumpul di lokasi ini yang merupakan salah pemasaran yang dilakukan adalah dengan cara
satu sudut perkampungan di Blok Cipicung, mengarahkan para pengunjung yang telah puas
Desa Gununglarang, Kecamatan Bantarujeg. berswafoto memberi tag di media sosial
Maksud perkumpulan tersebut lebih bersifat dengan tag pasir ole-ole (#pasiroleole) oleh
hiburan yang diisi dengan swafoto dan lain- para penjaga yang ada sebagai sarana promosi.
lain. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 2017 Kebanyakan pengunjung berdatangan dari
dan ternyata lokasinya sangat menarik bagi mulai siang hari mulai jam 10 sampai sore hari
mereka yang hadir, sehingga terpikirkan untuk sekitar jam 6 sore, untuk menikmati matahari
membuat bisnis spot-spot berswafoto dan terbenam sambil berswafoto. Puncaknya,
membuka wisata alam pasir ole-ole Desa pengunjung biasannya berdatangan pada hari-
Gununglarang ini. hari perayaan misalnya tahun baru, hari hari
Pembangunan dilakukan oleh para raya idul fitri, idul adha dan hari libur lainnya.
pemuda yang bergotong royong dengan Akan tetapi, seiring waktu fasilitas
dukungan para sesepuh desa yang ikut untuk berswafoto mulai dianggap kurang
membantu dalam pembangunannya. Dana menarik sehingga dirasa diperlukan inovasi
untuk pembangunan juga sangat terbatas baru untuk pengembangan spot-spot yang ada.
karena hanya mengandalkan bantuan Akses jalan menuju pasir ole-ole cukup baik,
seikhlasnya dari para pemuda dan warga. namun pentunjuk arah menuju pasir ole-ole
Jangka waktu pembangunan tak begitu lama yang perlu ditambah agar wisatawan tidak
hanya sekitar 3 bulanan karena hanya banyak yang tersesat/memutar jalan yang jauh.
Pada tahun 2018, ada pembaruan spot-spot

43
Sulaksana, et all. Analisis Tingkat Partisipasi...

foto namun dukungan pendanaan terbatas wisata dengan didahului pembersihan lahan
hanya mengandalkan sisa dari pembagian dari rumput-rumput besar diatas bukitnya.
pendapatan pasir ole-ole. Adanya keterlibatan Perhutani dalam
Pengelolaan ekowisata pasir ole-ole pengelolaan membuat gapenci tidak terlalu
Desa Gununglarang saat ini di kelola oleh leluasa membangun wahana/spot-spot foto
gapenci (gabungan pemuda/pemudi cipicung) yang baru atau memperluas lahan wisata.
yang ikut masuk ke LMDH (lembaga Hasil Analisis Skala Likert
masyarakat desa hutan) dan perhutani. Partisipasi Masyarakat Dalam Ekowisata
Pengelolaan hanya sebatas tiket masuk dan Desa Gununglarang (Pasir Ole-Ole)
parkir yang sudah diatur oleh perhutani itu Tingkat partisipasi masyarakat dalam
sendiri, yang seharusnya pembangunan masih ekowisata pasir ole-ole dalam hal kontribusi,
bisa terus dilanjutkan dengan penambahan- pengorganisasian dan pemberdayaan , dapat di
penambahan spot-spot foto dan perluasan lihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Skor Jawaban Partisipasi Masyarakat


No. Pernyataan Jumlah Skor
1 Alternatif Jawaban1 124
2 Alternatif Jawaban2 122
3 Alternatif Jawaban3 115
4 Alternatif Jawaban4 108
5 Alternatif Jawaban5 108
6 Alternatif Jawaban6 132
7 Alternatif Jawaban 7 121
8 Alternatif Jawaban8 121
9 Alternatif Jawaban9 134
10 Alternatif Jawaban10 126
11 Alternatif Jawaban11 124
12 Alternatif Jawaban12 114
Jumlah 1449
Jumlah Skor Harapan 2064
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Selanjutnya, dilakukan pengkategorian sejalan Interval = (Nilai indeks maksimal – Nilai


dengan Sugiyono (2006) yaitu: Indeks minimal) : Jumlah kategori
Nilai minimum = Bobot minimum x = (2064-516) : 4
Jumlah pernyataan x Jumlah Responden = 387
= 1x 12x 43 Berdasarkan perhitungan tersebut,
= 516 maka partisipasi masyarakat dapat dinilai
Nilai maksimum = Bobot maksimum x berdasarkan kriteria sangat baik/selalu, baik,
Jumlah pernyataan x cukup baik/kadang-kadang, dan tidak
Jumlah Responden baik/tidak. Kriteria penilaian tersebut disajikan
= 4 x 12x 43 dengan tabel berikut:
= 2064
Tabel 3.2 Interpretasi Jawaban Responden Partisipasi Masyarakat
Kriteria Penilaian Interval
Sangat Baik 1.678-2064
Baik 1.291-1.677 1449
Buruk 904-1.290
Sangat Buruk 516-903

44
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Paradigma Agribisnis, Maret 2019 2 (1) 38-49

Berdasarkan data hasil kuesioner yang Tabel 3.4 Pengeluaran Masyarakat Setelah Ada
terdiri dari 12 pernyataan untuk variable Ekowisata
Partisipasi Masyarakat (X), diperoleh total Besar Pengeluaran Frekuensi
skor sebesar 1449. Hal ini menunjukan bahwa >1.800.000 2
hasil penelitian mengenai partisipasi 1.500.000 – 1.800.000 3
masyarakat pada ekowisata pasir ole-ole 1.150.000 – 1.500.000 11
berada pada kritera baik, artrinya masyarakat 500.000 – 1.000.000 25
sangat mendukung sekali adanya ekowisata <500.000 1
pasir ole-ole ini denga ikut berkontribusi,
Jumlah 42
mengorganisasi pengelolaannya, dan juga ikut
Sumber : Data Primer Diolah 2018
dalam pemberdayaannya.
Kesejahteraan Masyarakat
Setelah adanya ekowisata, pengeluaran
Penghasilan masyarakat yang ikut masyarakat perbulannya dapat diketahui bahwa
berpartisipasi di ekowisata pasir ole-ole coba frekuensi terbanyak berada di tingkat 500rb-1jt
digali dengan memberikan 4 buah yaitu tingkat kesejahteraan tinggi/cukup,
pertanyaan yang membandingkan nominal masyarakat yang pengeluarannya kurang dari
penghasilan dan pengeluaran sebelum ada 500rb perbulan berkurang dan bertambah
ekowisata dengansetelah adanya ekowisata. diangka 1.150.000-1.500.000.
Berdasarkan tabel diatas tingkatan Setelah penjelasan kesejahteraan
kesejahteraan masyarakat sebelum adanya masyarakat yang disetarakan pengeluaran,
ekowisata berada di tingkatan tinggi/cukup, selanjutnya hasil angket yang menanyakan
yang berdasarkan data dilapangan jumlah pendapatan perbulannya ke responden
sebagaimana tabel berikut : tanpa melakukan perhitungan sistematis. Pada
tabel dibawah dapat dilihat pendapatan sebelum
Tabel 3.3. Pengeluaran Masyarakat adanya ekowisata sebagai berikut :
Sebelum Ada Ekowisata
Besar Pengeluaran Frekuensi Tabel 3.5. Pendapatan Sebelum Adanya
Ekowisata
>1.800.000 0
Besar Pendapatan Frekuensi
1.500.000 – 1.800.000 1
>1.800.000 0
1.150.000 – 1.500.000 4
500.000 – 1.000.000 28 1.500.000 – 1.800.000 4

<500.000 9 1.150.000 – 1.500.000 7


Jumlah 42 500.000 – 1.000.000 21
Sumber : Data Primer Diolah 2018 <500.000 10
Sebelum adanya ekowisata, Jumlah 42
kesejahteraan masyarakat termasuk
Sumber : Data Primer Diolah 2018
tinggi/cukup, sebagaimana terlihat di tabel atas
frekuensi terbanyak berada di pengeluaran
Pendapatan masyarakat diluar/sebelum
500rb – 1jt perbulannya yaitu sebanyak 28
adanya ekowisata pasir ole-ole frekuensi
orang, namun masih ada masyarakat yang
terbanyak berada di tingkat rendah atau sekitar
tingkat kesejahteraannya rendah dengan
500.000-1.000.000. H al ini diisebabkan
pengeluaran dibawah 500rb perbulannya.
banyaknya masyarakat yang bekerja tak menentu,
Setelah adanya ekowisata kesejahteraan
bila waktu musin tanam tiba masyarakat bekerja
masyarakat meningkat dengan tingkatan
Tabel 3.6 Pendapatan Setelah Ada Ekowisata sebagai buruh tani, bila musim kemarau tiba
pengeluaran sebagai berikut :
usaha apapun dilakukan (wiraswasta). Hasil
angket nominal pendapatan setelah adanya
ekowisata di tabel sebagai berikut : 45

45
Sulaksana, et all. Analisis Tingkat Partisipasi...

Frekuensi pendapatan masyarakat yang


Tabel 3.6 Pendapatan Setelah Ada Ekowisata
<500.000 setelah adanya ekowisata tidak ada,
Besar Pendapatan Frekuensi
berarti ada penambahan nominal pendapatan ke
>1.800.000 5
masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam
1.500.000 – 1.800.000 8
kegiatan di obyek wisata tersebut.
1.150.000 – 1.500.000 15
Uji Validitas
500.000 – 1.000.000 14 Uji validitas dalam penelitian ini
<500.000 0 dilakukan terhadap 16 pertanyaan yang terdiri dari
Jumlah 42 12 pertanyaan untuk variabel X (Partisipasi), 4
Sumber : Data Primer Diolah 2018 pertanyaan untuk variabel Y (Kesejahteraan).
Adapun jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r
tabel, maka angket tersebut dinyatakan valid. Jika
nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka
angket tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Partisipasi dan Pendapatan


Variabel X-Y rhitung rtabel(α=5%) Keterangan
Pertanyaan 1 0,618 0,312 Valid
Pertanyaan 2 0,506 0,312 Valid
Pertanyaan 3 0,579 0,312 Valid
Pertanyaan 4 0,427 0,312 Valid
Pertanyaan 5 0,812 0,312 Valid
Pertanyaan 6 0,766 0,312 Valid
Pertanyaan 7 0,680 0,312 Valid
Pertanyaan 8 0,670 0,312 Valid
Pertanyaan 9 0,643 0,312 Valid
Pertanyaan 10 0,550 0,312 Valid
Pertanyaan 11 0,706 0,312 Valid
Pertanyaan 12 0,589 0,312 Valid
Pertanyaan 13 0,827 0,312 Valid
Pertanyaan 14 0,831 0,312 Valid
Pertanyaan 15 0,871 0,312 Valid
Pertanyaan 16 0,809 0,312 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20, 2018

Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen yang bila digunakan beberapa kali
terhadap variabel Partisipasi (X) dan untuk mengukur obyek yang sama, akan
Pendapatan (Y) menunjukan hasil bahwa rhitung menghasilkan data yang sama. Instrumen
untuk 16 pertanyaan/pernyataan lebih besar dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha
dari rtabel pada taraf signifikansi 5% yakni lebih besar dari 0,60 atau membandingkan r
sebesar 0,312. Sehingga dapat disimpulkan hitung dengan r tabel (Ghozali, 2009). Hasil
bahwa seluruh butir pertanyaan/pernyataan uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat
tersebut valid. dilihat pada tabel berikut:

46
Paradigma Agribisnis, Maret 2019 2 (1) 38-49

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas


Variabel Total Item Nilai Cronbach’s Nilai Keterangan
Pernyataan Alpha Kritis

Partisipasi 12 0,858 0,312 Reliabel

Pendapatan 4 0,845 0,312 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20, 2018

Berdasarkan tabel diatas bahwa kuesioner Uji Regresi linear Sederhana


dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk Dasar pengambilan keputusan uji
penelitian lain yang bersangkutan dengan nilai regresi sederhana dapat mengacu pada dua
r hitung lebih besar dari r tabel, maka bisa cara, yaitu membandingkan nilai t hitung
disimpulkan bahwa kuesioner ini reliabel. dengan t tabel, atau dengan membandingkan
nilai probabilitas.

Tabel 3.9 Hasil Uji Regresi Model Summary


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate

1 ,422a ,178 ,157 2,610


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20, 2018

Tabel diatas menjelaskan besarnya penguadratan R. Dari output diatas diperoleh


nilai korelasi/hubungan (R) yaitu sebesar koefisien determinansi (R2) sebesar 0,178,
0,422 dan dijelaskan besarnya prosentase yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas
pengaruh variabel bebas terhadap variabel (partisipasi) adalah sebesar 17,8%.
terikat dari

Tabel 3.9 Hasil Uji Regresi Model Coefficients


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) 3,545 2,120 1,672 ,102

1 Partisipasi ,181 ,062 ,422 2,942 ,005


Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 20, 2018

Tabel model coefficients ini berfungsi Kesimpulan


menggambarkan koefisien regresi partisipasi Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan nilai t hitung sebesar 2,942 dengan analisis data yang telah dilakukan di
nilai signifikansi 0,005. Berdasarkan 3 tabel Ekowisata Pasir Ole-Ole , blok Cipicung,
diatas maka bisa di simpulkan bahwa tingkat Desa Gununglarang, Kecamatan Bantarujeg,
partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap Kabupaten Majalengka mengenai tingkat
pendapatan. partisipasi masyarakat pada pengelolaan
47
47
Sulaksana, et all. Analisis Tingkat Partisipasi...

ekowisata, maka peneliti mengambil akan menambah jumlah pengunjung


kesimpulan sebagai berikut: apabila fasilitas-fasilitas di sediakan
secara baik.
1. Kawasan wisata Desa Gununglarang 2. Pembagian hasil dengan perhutani
(Pasir Ole-ole) adalah kawasan perlu dikaji ulang/ perjanjiannya, agar
ekowisata yang menyuguhkan masyarakat dan gapenci tidak merasa
pemandangan diatas bukit dengan rugi karena perhutani tidak pernah ikut
riasan/spot-spot foto yang disediakan andil dalam pembangunan dan
menambah indahnya untuk pengelolaannya.
berswafoto. Tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan dan DAFTAR PUSTAKA
pengelolaannya masuk ke dalam Abdurrahmat F. 2006. Metodologi Penelitian
kategori baik dengan nilai interval & Teknik Penyusunan Skripsi.
1449, dengan ukuran atau indikator Jakarta : PT Rineka Cipta.
yang diambil adalah kontribusi, Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
pengorganisasian dan pemberdayaan. Penelitian (Suatu Pendekatan
2. Pada ekowisata ini terlihat bahwa Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.
tingkat partisipasi berpengaruh Ayunita & Hapsari T. 2012. Analisis Persepsi
terhadap kesejahteraan masyarakat dan Partisipasi Masyarakat Pesisir
yang diukur dengan pengeluaran pada Pengelolaan KKLD Ujungnegoro
masyarakat perbulan yang disetarakan Kabupaten Batang.
dengan konsumsi beras menurut BPS Damanik, J. dan H. F. Weber. 2006.
(Badan Pusat Statistik). Pengaruh dari Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi
partisipasi terhadap kesejahteraan Pariwisata (PUSPAR) UGM dan
sebesar 17,8% sisanya 82,2% diluar ANDI. Yogyakarta
pengaruh partisipasi/faktor lain. ______________________. 2006.
Kesejahteraan masyarakat termasuk Perencanaan Ekowisata Dari Teori
kategori tinggi/cukup dilihat dari ke Aplikasi. Penerbit Andi.
pengeluaran lebih dari 480.000/bulan Yogyakarta
atau setara > 48 Kg/bulan. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan
Pariwisata, Kabupaten Majalengka
Saran Tahun 2016. Majalengka
Berdasarkan hasil penelitian dan Dirawan, G.D., 2003, Analisis Sosio-Ekonomi
pembahasan yang telah dilakukan, peneliti dalam Pengembangan Ekotourisme
memberikan saran yang diharapkan dapat pada Kawasan Suakamarga Satwa
memberikan manfaat dan dapat dijadikan Mampie Lampok, Tesis: Institut
bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang Pertanian Bogor.
berkepentingan, yaitu: Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis
1. Masyarakat harus bisa mengambil Multivariate dengan Program SPSS
tindakan terhadap perhutani yang “. Semarang : UNDIP
hanya ikut pembagian hasil penjualan Linberg, K. dan D. E. Hawkins. 1993.
tiket tanpa ikut dalam pembangunan Ekoturisme : Petunjuk untuk
dan pengelolaannya, seperti halnya Perencana dan Pengelola. The
meminta bantuan dana yang jelas Ecotourism Society. North
dengan mengajukan proposal ke Bernington, Vermont
perhutani agar pembangunan pasir ole- Lutpi H. 2016. Analisis Tingkat Partisipasi
ole bisa di jalankan kembali, sehingga Masyarakat Dalam Pengembangan

48
Paradigma Agribisnis, Maret 2019 2 (1) 38-49

Pariwisata Pantai Di Kecamatan _______. 2017. Statistika untuk penelitian.


Jerowaru. Alfabeta. Bandung.
Nurgiyanto, Burhan. Gunawan. Marjuki. 2012. Husein, Umar. (2000). Riset Pemasaran Dan
Statistika terapan untuk ilmu-ilmu Penilaian Konsumen. Jakarta: PT Gramedia.
sosial. Gadjah Mada University Pustaka.
Press. Yulianti Y. 2012. Analisis Partisipasi
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 & PP No Masyarakat dalam Pelaksanaan
50 tahun 2011 tentang Program Nasional Pemberdayaan
kepariwisataan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Perkotaan di Kota Solok. Padang.
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeta.
_______ 2013. Cara mudah belajar SPSS &
Lisrel. Alfabeta. Bandung.

49

Anda mungkin juga menyukai