Anda di halaman 1dari 7

RMK AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

“Standar Akuntansi ETAP Bagian I”

KELOMPOK 8

Ni Wayan Widya Wedani (1807531147/ 14)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PEMBAHASAN...........................................................................................................1
1.1. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)......................................................1
1.2. Karakter SAK ETAP...................................................................................................1
1.3. Manfaat SAK ETAP....................................................................................................1
1.4. Pelaporan Keuangan ETAP.........................................................................................2
1.5. Bagian I SAK ETAP (Ruang Lingkup).......................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................5

i
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)


SAK ETAP yang merupakan kepanjangan dari Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia untuk
perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha
menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar ETAP
ini cukup sederhana dan pasti tidak akan menyulitkan bagi penggunanya. SAK ETAP
menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana
antara lain:
 Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
 Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
 Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
 Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

1.2. Karakter SAK ETAP


Karakter SAK ETAP yaitu, berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum,
menggunakan historical cost, hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP,
lebih sederhana, dan tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan. Apabila SAK ETAP
ini telah berlaku efektif, maka lembaga keuangan seperti LPD tidak perlu membuat
laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa
hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan
PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.

1.3. Manfaat SAK ETAP


Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
untuk pengembangan usahanya. Adapun manfaat lain dari SAK ETAP antara lain: Lebih
mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana, Walaupun
sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan

1
keuangan, Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan
kondisi di Indonesia serta dibuat lebih ringkas, SAK ETAP masih memerlukan
profesional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK-IFRS, dan Tidak ada
perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa hal yang
diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS

1.4. Pelaporan Keuangan ETAP


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (2009), laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan, dan laporan keuangan yang lengkap
meliputi:
a. Neraca. Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut ;
kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, persediaan, properti investasi,
aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban
pajak, kewajiban diestimasi, ekuitas.
b. Laporan laba rugi. Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan
beban dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar
untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.
Unsur – unsur laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran
laba adalah penghasilan dan beban. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos
sebagai berikut: pendapatan, beban keuangan, bagian laba rugi atau rugi dai investasi
yang menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi neto.
c. Laporan perubahan ekuitas. Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode,
termasuk di dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam
ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan yang diakui dalam periode tersebut. Perubahan ekuitas selain perubahan
yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
termasuk jumlah investasi, penghitungan deviden dan distribusi lain ke pemilik
ekuitas selama suatu periode.
d. Laporan arus kas. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas
kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama satu periode dan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

2
e. Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi informasi
sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam lapran keuangan.

1.5. Bagian I SAK ETAP (Ruang Lingkup)


Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang memiliki dua kriteria yang
menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP)
yaitu:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan.
 Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK)
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu
Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE-
06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal,
termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa
dana, dan kontrak investasi kolektif.
 Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana, dan bank investasi.
b. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah: Pemilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha; Kreditur; dan Lembaga pemeringkat kredit. Entitas yang
memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contohnya
Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank Indonesia menggunakan
SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No. 11/37/DKBU tanggal 31
Desember 2009. SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 Januari 2011 namun
penerapan dini per 1 Januari 2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya
mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara atas
kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak
boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan

3
dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang
akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.
Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada
PSAK, maka terdapat beberapa ketentuan transisi dalam SAK-ETAP yang cukup
ketat:
a. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK-
ETAP, yakni 1 Januari 2011
b. Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat
menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK-ETAP, tetapi berdasarkan
PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak
diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan
laporan keuangan berikutnya.
c. Per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan
keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK-ETAP.
d. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian
tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka
entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK-ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang
memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian
mendaftar menjadi perusahaan public di tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib
menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak
diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali.
e. Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun
laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP
ini dalam menyusun laporan keuangan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik. Jakarta. Penerbit: Dewan Standar Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia.
https://www.slideshare.net/sriwidyanti1/sak-etap diakses pada tanggal 28 November 2020
https://tsetyaernawati.wordpress.com/2012/04/05/rangkuman-isi-sak-etap/ diakses pada
tanggal 28 November 2020.
Amri, Nur Fadhila. (2019, 9 September). Mengenal Standar Akuntansi Keuangan Untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). [Tersedia di: https://www.e-
akuntansi.com/sak-etap/ diakses pada tanggal 28 November 2020].

Anda mungkin juga menyukai