Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Volume 12 No.

2 Desember 2017

PENGARUH TERAPI NYERI NON INVASIFPADA IBU POSTPARTUM


BERDASARKAN EVIDACE BASED TERHADAP INTENSITAS NYERI
DI BPM KOTA PALEMBANG TAHUN 2017
Elita Vasra, Suprida, Diah Sukarni, dan Hendawati
Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi D-IVKebidanan
Fikaaam.anakmama@gmail.com /
Diterima: 26 Desember 2017 Direvisi: 29 Desember 2017 Disetujui: 25 Januari 2018

ABSTRAK
Latar Belakang: Nyeri dapat dirasakan pada berbagai macam tingkatan mulai
dari nyeri ringan-sedang sampai nyeri berat. Tingkatan nyeri yang dirasakan pasien
post partum tergantung dari banyaknya sumber penyebab nyeri, toleransi pasien
terhadap nyeri, dan faktor psikologis dan lingkungan Tujuan Penelitian untuk
menemukan pengaruh terapi non invasif sesuai evidance based terhadap intensitas
nyeri pada ibu postpartum di BPM Kota Palembang tahun 2017. Desain penelitian
adalah eksperimen semu (quasi experiment). Jumlah sampel sebanyak 32 orang.
Dengan masing-masing kelompok berjumlah 16 orang. Tempat penelitian di BPM
Limarini dan Husniyati Palembang. Hasil Penelitian: umur ibu postpartum risiko
tinggi 46,9 % (15 orang) dan rendah 53,1 % (17 orang) dan paritas tinggi 59,4 % (19
orang) dan paritas rendah 40,6% (13 orang), hasil uji Chi-square umur mempunyai
hubungan terhadap intensitas nyeri (p value 0,016 < á = 0,05) dan paritas tidak
mempunyai hubungan terhadap intersintas nyeri (p value 0,095<á=0,05). Intesistas
nyeri ibu sebelum intervensi: sedang 71,9% (23 orang) dan berat dapat dikontrol
28,1% (9 orang). Intensitas nyeri ibu postpartum sesudah dilakukan intervensi adalah :
tidak nyeri 18,8% (6 orang), ringan 65,6% (21 orang) dan sedang 15,6% (5 orang).
Rata-rata intensitas nyeri sesudah intervensi 1,97 dengan SD 0,595 sedangkan
sebelum 3,28 dengan SD 0,497. Hasil uji statistik didapatkan p–value 0,000 pada
alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata intensitas nyeri.
Kesimpulan: Masase bertujuan untuk menstimulasi produksi endhorpin dan dinorpin
yang memblokade transmisi nyeri melalui system control desenden. Sedangkan
interaksi bayi merupakan media distraksi untuk mendominasi impuls yang masuk
dalam system Manajemen Nyeri Non Invasive pada Ibu PostPartum (Nikmatur
Rohmah) control asenden sehingga dapat menutup pintu gerbang penghantar nyeri.
Keyword: Terapi Nyeri NonInvasif, Postpartum Berdasarkan EvidaceBased.
Intensitas Nyeri

PENDAHULUAN blues. Penggunaan metode evidence


based practice lebih banyak member
Nyeri merupakan sensasi kesempatan kepada perawat untuk
ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan berpikir kritis dalam rangka mengambil
ibu post partum. Nyeri berdampak sangat keputusan dan melakukan tindakan yang
komplek bagi perawatan ibu post partum, tepat sesuai dengan masalah dan keunikan
antara ain: terhambatnya mobilisasi dini, pasien. Tujuan asuhan ini adalah
terhambatnya laktasi, terhambatnya proses menerapkan manajemen nyeri nin
bonding attachment,perasaan lelah, onvasive pada ibu post partum denga
kecemasan, kecewa karena menggunakan pendekatan evidence based
ketidaknyamanan, gangguan pola tidur, practice.
dan bahkan bila nyeri berkepanjangan
akan meningkatkan risiko post partum

ISSN:25795325 117
1
.Elita Vasra. 2Suprida. 3Diah Sukarni 4Hendawati, Pengaruh Terapi Nyeri Nn Invasif Pada Ibu Postpartum
Berdasarkan Evidace Based Terhadap Intensitas Nyeri Di BPM Kota Palembang Tahun 2017

Tujuan Penelitian (r-1)(1) >15


(r-1) >15
1) Tujuan Khusus: Maksud penelitian ini
1
adalah untuk menemukan pengaruh r>15+1 r >16
terapi non invasif sesuai evidance Keterangan:
based terhadap tingkatan nyeri pada r =sampel/kelompok
ibu postpartum di BPM Kota
t =treatment(perlakuan)
Palembang tahun 2017.
2) TujuanUmum Dari hasil data diatas pengambilan
1) Untuk mengetahui hubungan sampel kelompok berjumlah 16 orang
terapi non invasif pada ibu post untuk masing-masing perlakukan.
partum terhadap tingkatan nyeri Sehingga berjumlah 32 orang.
2) Untuk mengetahui perbedaan
sebelum dan sesudah ibu post Teknik Pengumpulan Data
partum yang diberikan terapi non Interview (wawancara) untuk
invasive terhadap tingkatan nyeri menggali karakteristik ibu postpartum
yaitu: umur dan paritas. Observasi
Kerangka Konsep (pengamatan) dapat berupa pemeriksaan
inspeksi untuk melihat tingkatan atau
Independent Variabel Variabel Dependent
intensitas nyeri sebelum dan sesudah
Therapy non invasif Tingkatan nyeri pada
ibu pst partum dilakukan terapi non invasive.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah
Confounding
variabel: melakukan masase ringan pada wajah dan
bahu
Hipotesis Instrumen Pengambilan Data
1. Ada hubungan yang bermakna terapi
Instrument pengukuran intensitas
non invasif pada ibu post partum
nyeri yang merupakan modifikasi VAS
terhadap tingkatan nyeri
(Visual Analog Scale) dan NRS (
2. Ada perbedaan sebelum dan sesudah
nuemerical rating Scale) yang
ibu post partum yang diberikan terapi
diterjemahkan dengan skala pengukuran
non invasive terhadap tingkatan nyeri.
borbounis (terlampir)
METODE PENELITIAN
Disain: Dengan Quasi eksperimen dengan
pre dan post test
Lokasi : BPM Lismarini dan Husniyati
Palembang

Populasi Dan Sampel

Populasi adalah semua Ibu


Postpartum yang masih dirawat di ruang
Rawat inap Bidan Praktik Mandiri
Lismarini dan Husniyati Palembang
Sampel ditetapkan dengan (r-1)(t-1)
>15
(r-1)(2-1) >15
118 ISSN:2579 5325
Jurnal Kesehatan Volume XII No. 2 Desember 2017

DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi Sub- Cara Alat Skala
HasilUkur
Bebas Operasional Variabel Ukur Ukur Ukur

NonInvasif Terapi yang Masasse Intervensi Ceklist 1. Tidak Nyeri Ordinal


dilaksanakan Skala 0
sesuai dengan 2. Nyeri Ringan
evidanced Skala1-3
based 3. Nyeri sedang
Skala4-6
1. Nyeri Berat
Skala7-9
Interaksi Intervensi Ceklist 1. Baik Nominal
Bayidengan Bayi menyusui
Ibu Dengan ibu
2. Kurang
Bayi didlm box
bayi
Variabel Perancu
1. Usia Lama hidup ibu hamil sampai saat Wawancara Kuesioner 1. Risiko tinggijika Ordinal
penelitian dilaksanakan < 20 tahun
dan >35 tahun
2. Risiko rendah,
jika 20 – 35 tahun
2. Paritas Banyaknya jumlah anak yang ibu Wawancara Kuesioner 1. Rendah,1-2 Ordinal
miliki 2. Tinggi, >3

Pengolahan Data á =0,05.


Data yang telah terkumpul akan HASIL DAN PEMBAHASAN
diolah dengan tahapan sebagai berikut : HASIL
Editing & Coding, Scoring, Entry data, Penelitian ini telah dilakukan pada
Tabulasi data. Data di olah dengan bulan Oktober s/d Awal Desember
sistim distribusi frekuensi dan dilakukan 2017, dengan desain quasi ekperimen
pengujian hubungan variabel dengan uji pre-post test sampel yang didapatkan
statistik. Rumus uji statistik yang di berjumlah 32 orang yang dilakukan
pakai adalah : Chi Square Test dan Uji T intervensi yang sama.
dengan derajat bermakna bila p value <

1. Grafik 1:Distribusi Frekuensi Ibu Postpartum Berdasarkan Intensitas Nyeri


Sebelum Intervensi

ISSN:25795325 119
1
.Elita Vasra. 2Suprida. 3Diah Sukarni 4Hendawati, Pengaruh Terapi Nyeri Nn Invasif Pada Ibu Postpartum
Berdasarkan Evidace Based Terhadap Intensitas Nyeri Di BPM Kota Palembang Tahun 2017

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa intesistas nyeri ibu sebelum dilakukan
intervesi adalah : sedang berjumlah 71,9% (23 orang) dan berat namun masih dapat
dikontrol berjumlah 28,1% (9 orang)

2. Grafik 2:Distribusi Frekuensi Ibu Postpartum BerdasarkanIntensitasNyeri


Sesudah Intervensi

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa intensitas nyeri ibu postpartum sesudah
dilakukan intervensi adalah: tidak nyeri berjumlah 18,8% (6 orang), ringan 65,6%
(21 orang) dan sedang berjumlah 15,6% (5 orang)

2. Grafik 3 : Distribusi rata-rata Intensitas Nyeri pada ibu Postpartum dengan Terapi
Non Invasif

No Terapi Non Me SD SE P- N
Invasif an Value
1 Nyeri Sebelum 3,28 0,4 0,08 32
0,000
2 Nyeri Sesudah 1,97 57
0,5 1
0,10 32
95 5
Rata-rata intensitas nyeri ibu post partum sesudah dilakukan terapi non invasif
adalah 1,97 dengan SD 0,595 sedangkan intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi
non invasif adalah 3,28 dengan SD0,497. Hasil uji statistik didapatkan p – value
0,000 pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata.

PEMBAHASAN intervensi.
Nyeri dapat dirasakan pada berbagai
1. Nyeri Pada Ibu Postpartum macam tingkatan mulai dari nyeriringan-
Data Hasil pe nel it ia n ini sedang sampai nyeri berat. Tingkatan nyeri
menunjukkan bahwa intesistas nyeri ibu yang dirasakan pasien post partum tergantung
sebelum dilakukan intervesi adalah: dari banyaknya sumber penyebab nyeri,
sedang berjumlah 71,9% (23 orang) dan toleransi pasien terhadap nyeri, dan faktor
berat namun masih dapatdikontrol psikologis dan lingkungan (Carpenito, 2000;
berjumlah 28,1% (9 orang) dan Potter dan Perry, 2006; Bobak, 2005; Rohmah.
intensitas nyeri ibu postpartum sesudah N. & Walid, S, 2008)
dilakukan intervensi adalah: tidak nyeri
Nyeri berdampak sangat komplek bagi
berjumlah 18,8% (6 orang), ringan 65,6%
perawatan ibu post partum, antara lain:
(21 orang) dan sedang berjumlah 15,6%
te rha mbat nya mobilisasi dini,
(5 orang) data tersebut menunjukkan
terhambatnya laktasi, terhambatnya proses
perubahan yang sangat signifikan dari
Bonding Attachment, perasaan lelah,
pola nyeri sebelum intervensi dan setelah
kecemasan, kecewa karena ketidaknyamanan,
120 ISSN:2579 5325
Jurnal Kesehatan Volume XII No. 2 Desember 2017

gangguan pola tidur, dan bahkan bila


nyeri berkepanjangan akan meningkatkan
risiko post partum blues. Pada ibu post
partum yang mengalami rasa nyeri bisa
mendukung terjadinya stress yang akan
meningkatkan keletihan (Mubarak,
2007:72)
Hasil persepsi ini akan di
kembalikan ke dalam medulla spinalis
melalui serat eferen dan reaksinya
mempengaruhi aktifitas sel T. Gambar 2. Pemetaan area nyeri (Strong, et al., 2002)

Rangsangan pada serat kecil akan


menghambat aktifitas substansia 2. Terapi Nyeri Non Invasif Terhadap
gelatinosa danmembuka pintu Intensitas Nyeri Pada Ibu
mekanisme, sehingga merangsang Postpartum
aktifitas sel T yang selanjutnya akan Data hasil penelitian ini menunjukkan
menghambat rangsangan nyeri intesistas nyeri ibu sebelum dilakukan
(Uliyah, 2006) intervesi adalah: sedang 71,9% (23 orang) dan
Prinsip pelaksanaan manajemen berat namun masih dapat dikontrol 28,1% (9
nyeri pada evidence based sesuai dengan orang) dan intensitas nyeri ibu postpartum
konsep teori yaitu prinsip stimulasi sesudah dilakukan intervensi adalah : tidak
kutaneus dan distraksi (Carpenito, 2000; nyeri 18,8% (6 orang), ringan 65,6% (21
Potter dan Perry, 2006; Adams, White, orang) dan sedang 15,6% (5 orang), data
dan Beckett, 2010). Namun pada evidence tersebut menunjukkan perubahan yang sangat
based terdapat perbedaan pada area signifikan dari pola nyeri sebelum intervensi
masase dan media distraksi. Area masase dan setelah intervensi.
dipilih pada wajah dan bahu dengan Dan jika dilihat dari perbedaan rata-rata
pertimbangan adanya pemetaan nyeri intensitas nyeri ibu post partum ssesudah
yaitu area 1, 2, 3, 4, dan 5. Area 1 dan 2 dilakukan terapi non invasif adalah 1,97 dengan
adalah area wajah yang merupakan area standar deviasi 0,595 sedangkan intensitas
yang selalu mengalami ketegangan pada nyeri sebelum dilakukan terapi non invasif
saat nyeri berlangsung, dengan melakukan adalah 3,28 dengan standar deviasi 0,497. Hasil
masase pada daerah ini diharapkan dapat uji statistik didapatkan p – value 0,000 pada
menjadi rileks sehingga dapat alpha 5% terlihat ada perbedaan yang
memutuskan matarantai siklus takut- signifikan rata-rata intensitas nyeri sebelum
tegang-nyeri. Sedangkan area 3,4,5 dan seudah terapi nyeri non invasif. Data
adalah areayang dikeluhkan sebagai tersebut juga menunjukkan selisih penurunan
area nyeri. (Hamilton, 1998; Bobak, intensitas yang cukup besar yaitu 1,31
2005; Strong, et all, 2002). Dari hasil penelitian terkait yang
duilakukan oleh Rochmah tahun2011 adalah
hasil data subyektif mengatakan ”Nyeri skala
2”. Sedangkan data obyektif menunjukkan
wajah cukup rileks, gerakan masih hati-hati,
TFU 2 jari bawah pusat, UC kuat, TD 110/80
mmHg nadi 80x/menit, RR22×/menit, suhu
36,3° C, BU (+) 12×/menit, tersenyum saat
ISSN: 2579 5325 121
1
.Elita Vasra. 2Suprida. 3Diah Sukarni 4Hendawati, Pengaruh Terapi Nyeri Nn Invasif Pada Ibu Postpartum
Berdasarkan Evidace Based Terhadap Intensitas Nyeri Di BPM Kota Palembang Tahun 2017

menerima kehadiran anaknya, menerima Media distraksi yang digunakan adalah


kehadiranbayi dengan senang saat interaksi dengan bayi, media ini mempunyai
dilakukan rawat gabung, kontak mata banyak manfaat, selain untuk mengalihkan
dengan bayi, menyentuh wajah bayi, pusat perhatian dari nyeri media ini juga dapat
tersenyum saat bayinya menetek, dipakai untuk meningkatkan pembentukan
payudara lembek setelah disusukan, ASI bonding attachment. Interaksi dengan bayi
kolo strum keluar, bayi dapat menghisap merupakan media bonding. Bonding didefi
dengan efektif. Analisis nyeri akut nisikan sebagai suatu ketertarikan mutual
teratasi. Planning RT dihentikan. pertama antar individu, misalnya antara
Nyeri post partum adalah nyeri yang orangtuadan anak, saat bonding.
dirasakan seperti kram menstruasi saat
uterus berkontraksi setelah melahirkan
NYERI
(Bobak, 2005). Selain itu nyeri post
partum juga diartikan perasaan yang
MASASE INTERAKSI DENGAN BAYI
tidak menyenangkan yang merupakan
mekanisme pertahanan diri dari berbagai Stimulasi produksi opiate EFEK DISTRAKSI
endogen dalam system control
penyebab dan dapat dimanifestasikan
dalam respon fisik dan perilaku yang
FOKUS PERHATIAN PINDAH KE
dirasakan ibu setelah melahirkan Melepaskan serotonin, endorphin, ANAK
dinorphin di dorsal medula spinalis
(Rohmah dan Walid, 2008). Intervensi Menurunakn respon pada Inpuls yang asuk didominasi oleh
nyeri post partum dapat dilakukan melalui otak, medulla spinalis serabut A.Betha

kompres hangat, distraksi, imajinasi Blok transmisi Nyeri Menutuup mekanisme


Inpuls nyeri dihambat
terbimbing, sentuhan terapiutik
Nyeri turun
ataumasase, interaksi dengan bayi
(Hamilton, 1998: Carpenito, 2000; Gambar : 5.1 Pathofisiological pathway
intervensi nyeri non invasie (carpenito,
Bobak, 2005; Potter dan Perry, 2006; 200; Halminton, 2001 dan Bobak 2005;
Potter dan Perry 2006;
Rocmat, 2008). Rochmat R, 2008
Masase bertujuan untuk
menstimulasi produksi endhorpin dan KESIMPULAN
dinorpin yang berfungsi untuk
Umur ibu postpartum mempunyai kategori
memblokade tranmisi nyerimelaluisystem
tinggi sebesar 46,9% (15 orang) dan rendah
control desenden. Sedangkan interaksi
sebesar 53,1% (17 orang) dan variabel
dengan bayi merupakan media distraksi
paritas ibu postpartum untuk kategori paritas
yang bermaksud untuk mendominasi
tinggi berjumlah 59,4% (19 orang) dan paritas
impuls yang masuk dalam system control
rendah berjumlah 40,6% (13 orang) Sedangkan
asenden sehingga dapat menutup pintu
dari hasil uji Chi-square didapatkan umur
gerbang penghantar nyeri. Dua
mempunyai hubungan terhadap intensitas nyeri
intervensi ini diharapkan dapat secara
(p value 0,016 < á = 0,05) dan paritas tidak
sinergis menurunkan nyeri, karena
mempunyai hubungan terhadap intersintas
hilangnya nyeri post partum dapat
nyeri (p value 0,095 < á = 0,05). Intesistas
dipercepatjika menggunakan lebih dari
nyeri ibu sebelum dilakukan intervesi adalah :
satu tehnik (Hamilton 1998 Carpenito,
sedang berjumlah 71,9% (23 orang) dan berat
2000;Bobak 2005; Potter dan Perry, 2006;
namun masih dapat dikontrol berjumlah
Rochmat, 2008; Adams, White, dan
28,1% (9 orang). Intensitas nyeri ibu
Beckett, 2010).
postpartum sesudah dilakukan intervensi

122 ISSN:2579 5325


Jurnal Kesehatan Volume XII No. 2 Desember 2017

adalah: tidak nyeri berjumlah 18,8% (6 2001;14:211-18.


orang), ringan 65,6% (21 orang) dan
sedang berjumlah 15,6% (5 orang). Rata- Pain Manag Nurs 2000;1(4):106-115. Martini
rata intensitas nyeri ibu post partum FH, Timmons MJ, Tallitsch RB. Human
ssesudah dilakukan terapi non invasif Anatomy , 4th ed. Upper Saddle River:
adalah 1,97 dengan standar deviasi 0,595 Prentice Hall, 2002.
sedangkan intensitas nyeri sebelum
Pusdiknakes-JHPIEGO. Panduan
dilakukan terapi non invasif adalah 3,28
Pe ngaja ra n asuhan ke bidana n
dengan standar deviasi 0,497. Hasil uji
fisiologis bagi dosen diploma III
statistik didapatkan p – value 0,000 pada
kebidanan. Buku 1 Konsep Asuhan
alpha 5% terlihat ada perbedaan yang
Kebidanan. Jakarta;2003.hlm.18-9.
signifikan rata-rata intensitas nyeri
sebelum dan seudah terapi nyeri non Mubarak Iqbal, (2007). Buku Ajar Kebutuhan
invasive. Dasar Manusia Teori Dan Aplikasi Dalam
Praktik; Cet.1,Jakarta: EGC
SARAN
Petugas Kesehatan (Bidan): berupaya Uliyah Musrifatul, (2006). Ketrampilan Dasar
melakukan pelayanan kebidanan Praktik Klinik Kebidanan ; Cet. 1, Jakarta
beradasarkan evidanced based practise : Salemba Medika
yang dapat sangat membantu dalam
m e nghi l a ngka n ke t i da kn ya m a na n Mander Rosemary, (2003). Nyeri Persalinan;
temporer. Peneliti: Area penilaian yang Cet.1,Jakarta:EGC
diharapkan juga menggunakan pemetaan
Potter danPerry,2006. Buku Ajar Fundamental
nyeri dan mengkaji aspek tanda-tanda
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik.
vital sehingga pemenuhan kebutuhan
Ed. 4, Vol 2, Jakarta: EGC
sesuai dengan asuhan sayang ibu yang
berbasis evidanced based practise dapat Bobak, Lowdwermilk, and Jensen, 2005.
tercapai, Desain penelitian selanjutnya Maternity Nursing. (Fourth Edition),
menggunakan kualitatif dan kuantitatif diterjema hka n oleh: Wijayarini. Buku
Ajar Keperawatan Maternitas.
(Edisi4),Jakarta: EGC.Carpenito, L.J.,
DAFTAR PUSTAKA
2000.Diagnosa Keperawatan Aplikasi
Howard RF. Current status of pain pada Praktik Klinis.,Jakarta. EGC
management in children. JAMA
Rochmah.Nikmatur.2011.Manajemen Nyeri
2003;290:2464-2469. Institute
Non Invasive Pada Ibu Post Partum
for Clinical Systems Improvement
Dengan Pendekatan Evidence Based
(ICSI). Mc Graw-Hill, 1987:32.
Practice, Program Studi DIIIKeperawatan
Franck LS, Greenberg CS,Stevens B. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Pain assessment in infants and Muhammadiyah Jember. Dengan alamat
children. Pediatr Clin North Am https://e-
2000;47(3):487-512. journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/articl
e/download/3992/2701 Diakses pada
GlajchenM. Chronic pain: treatment tanggal 25 November 2017
barrier s and strategies for clinical
practice. J am Board Fam Pract
ISSN: 2579 5325 123

Anda mungkin juga menyukai