Anda di halaman 1dari 22

7.

1 Pengertian Geografi Budaya


Geografi budaya yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupanya,
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita
gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita amati (Ekblaw dan Mulkerne).
Geografi budaya dipelajari karena adanya masalah budaya, khususnya hubungan antara
pertumbuhan penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat
ekploitasi sumberdaya yang berlebihan.dengan kata lain bahwa geografi budaya dapat
memberikan kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah budaya
yang kompleks.
Geografi budaya merupakan cabang geografi yang objek kajiannya keruangan
manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termasuk kependudukan (geografi
penduduk) aktivitas atau perilaku manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas social
(geografi social)dan aktivitas budayanya. Geografi berpengaruh terhadap budaya apabila
lingkungan mempengaruhi perubahan budaya. Lingkungan budaya membentuk ekosistem
budaya, ekosistem budaya menciptakan ekologi budaya yang dinamis. Ekologi budaya sangat
dipengaruhi oleh political space dan cultural agency. Unsur yang terkena pengaruh adalah
bahasa, system teknologi, mata pencaharian, organisasi social, pengetahuan, system
kepercayaan dan kesenian

7.2 Manusia dan Lingkungannya


Dalam pengkajian hubungan antara manusia dan lingkungan, telah terjadi perkembangan
teori, yakni mulai dari:

1. Teori Determinisme Alam, yang menyatakan bahwa alam menentukan segalanya pada
manusia. Manusia merupakan obyek yang palstis saja dari kemutlakan alam. Tokoh
aliran ini adalah Friedrich ratzel, Hipocrates, Aristoteles.
2. Teori Environmentalis (abad 16-19), yakni menyatakan bahwa ada pengaruh dari
lingkungan atas kehidupan manusia. Berbagai variasi kondisi alam ternyata
menciptakan ciri-ciri penduduk yang beraneka, baik dari segi mental, kecerdasan,
kerajinan/etos kerja, dan pola-pola hidup lainnya. Tokoh utamanya adalah Jean Bodin
(Perancis, 1530-1596); Montesquieu; Voltaire; Buffon Charles Darwin; Semple, dan
Huntington.
3. Teori Possibilisme, dikatakan bahwa alam tidak menentukan budaya manusia, tetapi
alam sekedar menawarkan berbagai kemungkinan dan batas-batasnya untuk lahirnya
suatu budaya. Dalam hal ini budaya merupakan produk usaha manusia di alam
mengubah natur agar menjadi kultur, sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Bahkan
dikatakan bahwa alam hanyalah bersifat penasehat bagi manusia. Tokohnya adalah
Paul Vidal De La Blache dan Brunhes (Geograf Perancis), Carl Sauer (Amerika
Serikat)

7.3 Ras dan Kebudayaan Manusia


1. Definisi Ras
Definisi ras menurut beberapa ahli yaitu:
1)        Gill dan Gilbert
Ras merupakan pengertian biologis yang menjelaskan sekumpulan orang yang dapat
dibedakan menurut karakteristik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi 
2)        Daljoeni
Ras adalah:
           Suatu kategori tertentu dari sesorang yang bias superior maupun inferior, yang ditandai oleh
karakteristik fisik, seperti warna kulit, tekstur rambut, dan lipatan mata
           Pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik biologis, misal: kaukasoid, mongoloid,
negroid , australoid  dan indian
3)        Banton (1967), ras merupakan suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk
menetapkan peran yang berbeda-beda. Pengertian ras ini menyangkut aspek biologis (ciri
fisik, warna kulit, bentuk tubuh, dll) dan aspek sosial (menyangkut peran dan kebiasaan yang
dilakukan).
4)        Grosse, ras adalah segolongan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena memiliki
kesamaan sifat jasmani dan rohani yang di turunkan, sehingga dapat di bedakan dari kesatuan
yang lain.
5)        Kohlbrugge, ras adalah segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jasmani
karena diturunkan, sedangkan cirri-ciri kerohaniannya tidak diperhitungkan.
6)        Haldane, ras adalah Sebuah kelompok yang berbagi kesamaan satu set karakter tertentu fisik
bawaan dan asal geografis dalam area tertentu itu.
7)        Horton dan Hunt (1987), ras adalah suatu kelompok manusia yang agaka berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya dari segi ciri fisik bawaan.
8)        Dunn dan Dobshansky,ras adalah populasi yang dibedakan oleh persamaan gen /kategori
individu secara turun-temurun memiliki cirri-ciri fisik dan biologis tertentu, ras memiliki
pengertian secara biologis dan fisik serta tidak termasuk sifat-sifat budayanya.
9)        Koentjaningrat, ras adalah suatu golongan manusia yang menunjukan berbagai cirri tubuh
tertentu dengan suatu frekuensi yang besar (bersifat jasmani)

2. Teori Griffith Taylor Mengenai Ras Manusia


Determinisme lingkungan, juga dikenal sebagai determinisme iklim atau
determinisme geografi, adalah pandangan bahwa lingkungan fisik, bukannya kondisi sosial,
yang menentukan kebudayaan. Penganut pandangan ini mengatakan bahwa manusia
ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon (hubungan lingkungan-perilaku) dan tidak
bisa menyimpang dari hal itu. Argumen dasar dari penganut determinisme lingkungan adalah
bahwa aspek dari geografi fisik, khususnya iklim, mempengaruhi pemikiran individu, yang
pada gilirannya akan menentukan perilaku dan budaya yang dibangun oleh individu tersebut.
Sebagai contoh, iklim tropis dikatakan menyebabkan kemalasan dan sikap santai, sementara
seringnya perubahan cuaca di daerah sub-tropis cenderung membuat etos kerja yang lebih
bersemangat. Karena pengaruh lingkungan ini secara lambat laun mempengaruhi kondisi
biologis manusia, maka perlu untuk merunut migrasi dari kelompok untuk melihat kondisi
lingkungan tempat mereka berevolusi.

3.         Definisi Kebudayaan


Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1) Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2) M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi,
dankesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3) Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4) Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia
dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5) William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
6) Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7) Francis Merill
         Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
         Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
8) Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para
anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di
temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9) Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar
dialihkan secara genetikal.
10) Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat
melalui pendidikan formal atau informal.
11) Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam penghidupan.

4.         Jenis Kebudayaan


Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu:
         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba
atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran
warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
         Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
         Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
         Kebudayaan material
Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang
nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari
suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion
olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
a.       Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

5.         Pengertian Etnis


Etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan
tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau dianggap pasti sama. Menurut
Alex Thio, kelompok etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi warisan
kebudayaan tertentu. Dengan kata lain, etnis berbeda dengan ras karena kelompok etnis
digunakan ntuk mengacu kepada suatu kelompok atau kategori sosial yang perbedaannya
terletak pada kriteria kebudayaan, bukan biologis

6.         Kelompok Ras


Menurut A.L. Kroeber (sebagaimana dikutip Arif Rohman:2003), ras di dunia
diklasifikasikan menjadi 5, yaitu :
1) Australoid, yaitu penduduk asli Australia (Aborigin).
2) Mongoloid, yaitu penduduk asli wilayah Asia dan Amerika,
     meliputi:
a.       Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur);
b.      Malayan Mongoloid Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia,Filipina, dan penduduk asli
Taiwan)
c.       American Mongoloid (penduduk asli Amerika).
3) Kaukasoid, yaitu penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Afrika, dan Asia, antara lain:
a.       Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik);
b.      Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur);
c.       Mediteranian (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran);
d.      Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan SriLanka).
4) Negroid, yaitu penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian Asia, antara lain:
a.       African Negroid (Benua Afrika);
b.      Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal orang Semang, Filipina);
c.       Melanesian (Irian dan Melanesia)

5) Ras-ras khusus, yaitu ras yang tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok,
antara lain :
a.       Bushman (Penduduk di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan);
b.      Veddoid (Penduduk di daerah pedalaman SriLanka dan Sulawesi Selatan);
c.       Polynesian (Kepulauan Mikronesia dan Polynesia); serta
d.      Ainu (Penduduk di daerah Pulau Karafuto danHokkaido, Jepang).

7.3  ADAPTASI MANUSIA
Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan. Manusia dapat
beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut Odum, semua bentuk tingkah
laku pada hakekatnya adalah bentuk adaptasi atau reaksi manusia terhadap kondisi
lingkungan demi kelangsungan hidup.

Contoh-contoh adaptasi manusia sesuai dengan lingkungan hidupnya antara lain :


1.         Adaptasi Manusia di Daerah Dingin
Contoh manusia yang hidup di daerah dingin adalah Suku Inut atau disebut juga Eskimo.
Keberadaan mereka tersebar di sebagian besar daerah Siberia (Rusia), Alaska
(Amerika Serikat), Kanada, dan Greenland. Saat ini tercatat ada dua suku bangsa Eskimo
yang menghuni kawasan-kawasan tersebut. Mereka adalah suku Inuit dan Yupik.
Bentuk adaptasi mereka adalah :
a.      Bangsa Eskimo membangun iglo pada musim dingin. Mereka memakai bongkahan es yang
dibentuk kotak-  kotak seperti batu bata. Untuk menyusun bongkahan es menjadi iglo, bangsa
Eskimo membuat lubang terlebih dahulu. Bentuk lubang melingkar dan berfungsi sebagai
fondasi atau dasar bangunan. Setelah itu, bongkahan es berbentuk kotak itu diletakkan di
dalamnya serta disusun searah jarum jam hingga membentuk kubah besar. Meski terbuat dari
bongkahan es, suhu di dalam iglo cukup hangat. Suhu di dalam rumah tak terpengaruh suhu
di luar rumah. Jika diukur, suhu di dalam iglo bekisar antara - 7 hingga 16 derajat celsius.
Sedangkan, suhu di luar rumah terutama ketika musim dingin bisa mencapai - 45 derajat
celsius. Karena itu, bangsa eskimo merasa nyaman tinggal di dalam iglo. Biasanya, untuk
menambah kehangatan, lapisan dalam iglo sering dilapisi dengan kulit binatang. Kulit
tersebut bisa menghangatkan ruangan hingga 2- 20 derajat. 
b.      Berpakaian tebal, sebagian terbuat dari kulit hewan
c.       Memiliki rumah dengan ventilasi kecil, bahkan tidak berventilasi, bentuk dome

2.         Adaptasi Manusia di Daerah Gurun


Bentuk adaptasinya adalah :
a.       Orang yang tinggal di daerah gurun berpakaian tebal untuk mencegah berkurangnya air
dalam tubuh akibat penguapan. Ingat di gurun, sangat panas sehingga air dalam tubuh dapat
cepat berkurang akibat penguapan dan selain itu di gurun air susah didapatkan sehingga harus
berhemat. Selain itu pada malam hari, suhunya dingin sekali sehingga pakaian tebal
diperlukan untuk menghangatkan tubuh.
b.      Arsitek bangunan rumah dari lumpur.
Lumpur menyerap panas di siang hari, dan pada malam hari melepaskannya perlahan-lahan.
Dengan sedikit kreativitas, lumpur juga dapat dibuat menjadi kolom-kolom penyangga,
diukur menjadi relief-relief yang indah, dan dibentuk menjadi dinding raksasa dan menara-
menara tinggi, seperti di India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Niger, Mali, Mauritania, Senegel
dan Marocco
c.       Rumah memiliki penangkap angin.
Di Pakistan misalnya, “penangkap-penangkap angin” dari lumpur yang menjulang ke
angkasa-angkasa seperti teropong kapal selam. Alat-alat ini dipasang di atas atap-atap rumah
untuk menangkap angin dan mengarahkannya ke ruangan rumah di bawah untuk
mendinginkannya.
3.         Adaptasi Manusia di Daerah Pegunungan
Bentuk adaptasi di daerah pegunungan yaitu :
a.       Konstruksi rumah di dataran tinggi biasanya dibangun dengan tembok yang lebih tebal atau
dari kayu untuk menjaga kehangatan suhu ruangan. Suhu yang dingin dan intensitas matahari
sedikit menyebabkan rumah di daerah ini berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng.
Ventelasi yang sedikit mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah. Atap
terbuat dari seng agar panas matahari yang diterima dapat disimpan dan dapat
menghangatkan bagian dalamnya.
b.      Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng dan
mengelompokan pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar
c.       Penduduk yang tinggal di daerah tinggi dengan hawa dingin menggunakan pakaian yang
tebal untuk menghindari hilangnya pengeluaran panas yang berlebihan dari tubuhnya.
4.        Adaptasi Manusia di Daerah pantai
a.    Sebagian besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah nelayan, maka
pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti garis pantai.
Pola pemukiman demikian memudahkan para nelayan untuk pergi melaut. Pola pemukiman
ini banyak ditemukan di hampir seluruh kepulauan Indonesia.
b.       Atap rumah terbuat dari genteng tanah dan rumah memiliki banyak ventilasi
c.        Penduduk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

7.4 Perubahan Sosial Budaya Dalam Masyarakat


7.3.1        Perubahan Sosial Budaya
Kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan. Kita yang dahulu kecil tanpa
tahu apapun, kini tumbuh dewasa. Kematangan fisik dan intelektual kita bertambah. Begitu
pun, kehiidupan masyarakat. Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan,
perkembangan, dan pergantian. Perubahan-perubahan ini dalam ilmu sosial dinamakan
perubahan sosial budaya.
1.       Pengertian Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial danpola budaya
dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi
sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat  dan
sifat  dasar  manusia  yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan
bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Para  ahli  sosiologi  banyak mengemukakan pengertian  perubahan sosial. Diantaranya


adalah sebagai berikut:
1)      Menurut Selo Soemardjan
Perubahan  Sosial  adalah  perubahan-perubahan  yang  terjadi  pada lembaga-
lembaga  kemasyarakatan di  dalam  suatu  masyarakat  yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai , sikap-sikap  dan  pola-
pola  perilaku  di  antara  kelompok-kelompok  dalam masyarakat.
2)      Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin
Perubahan sosial adalah suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik yangtimbul
karena kondisi geografis, kebudayaanmaterial, komposisi
penduduk,  ideologi  maupun  karena  adanya  penemuan  baru  dalam masyarakat  tersebut.
3)      Menurut Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Dari  tiga  pengertian di  atas  kita  dapat  menyimpulkan bahwa  perubahan sosial adalah
perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola
perilaku individu diantara kelompoknya.

7.3.2        Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan dalam sistem ide yang dimiliki
bersama  pada  berbagai  bidang kehidupan dalam masyarakat  bersangkutan. Atau dapat
dikatakan, perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian di
antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan. Unsur-unsur kebudayaan dikenal sebagai tujuh unsur yang
universal, yaitu sebagai berikut:
1.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.
Peralatandanperlengkapanhidupmanusia meliputi perumahan, pakaian, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, dan transportasi. Peralatan hidup manusia ini terus
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh bentuk pakaian orang jaman dulu
dengan orang sekarangsangat berbeda. Sebagianbesar masyarakat Papua jaman dulu memakai
pakaian hanya menutupi bagian tertentu dari tubuhnya, sekarang sudah memakai pakaian
yang menutup seluruh badan.

2.      Bahasa
Bahasa merupakan sarana komunikasi utama manusia untuk mengenal sesamanya. Bahasa
meliputi bahasa lisan dan bahasa tulis. Pada jaman
dahulu  ketika  orang  belum  mengenal  tulisan  (masa  prasejarah), komunikasi berlangsung
secara lisan, namun setelah mengenal tulisan, orang menyampaikan dengan bahasa tulis. Hal
ini bisa kita lihat pada beberapa  peninggalan  kerajaan  Indonesia  pada  masa  lampau  yang
tercatat di berbagai prasasti.
3.      Sistem Pengetahuan.
Sistem  pengetahuan  dimiliki  oleh  masyarakat  seiring  dengan perkembangan
teknologi  yang dikuasai oleh masyarakat  itu  sendiri.
Pengetahuan  yang  dimiliki  masyarakat  sangat  terkait  dengan pengalaman hidup yang
dilalui masyarakat tersebut. Dari pengalaman itu muncullah pengetahuan bercocok tanam,
pengetahun tentang alam semesta, pengetahun tentang flora, fauna dan sebagainya.
4.      Sistem Kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan meliputi sistem perkawinan dan sebagainya. Sistem kemasyarakatan
merupakan salah satu unsur kebudayaan yang selalu berubah seiring dengan perkembangan
pengetahuanmasyarakat.
5.      Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian
Sistem ekonomi dan mata pencaharian meliputi pertanian, peternakan,
perikanan,  perdagangan,  sistem  produksi,  sistem  distribusi  dan sebagainya. Sistem mata
pencaharian masyarakat ada kecenderungan mengalami  perubahan  dari  waktu  ke
waktu.  Masyarakat  pedesaan yang semula menggeluti bidang pertanian, sebagai akibat dari
makin sempitnya lahanpertaniankarena digunakan untuk pemukiman ataupun kegiatan
industri banyakdi antaranya yang beralih pekerjaan ke bidang industri.
6.      SistemReligi.
Sistem religi atau kepercayaan yang dianut masyarakat telah mengalami
perubahan.  pada  masa  dulu  orang  menganut  animisme (kepercayaan
terhadap  kekuatan  roh-roh),  ada  juga  yang  menganut  dinamisme
(kepercayaan  terhadap  kekuatan  benda-benda),  namun  sekarang sebagian besar orang
telah menganut agama yang mempercayai adanya Tuhan.
7.      Kesenian
Kesenian meliputi seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, seni musik,
seni  rias,  dan  seni  drama.  Bentuk-bentuk  seni  ini  selalu  mengalami perubahan dari
waktu ke waktu.

7.3.3        Sifat Perubahan
Proses-proses perubahan sosial yang terjadi, dapat diketahui karena adanya ciri-ciri
tertentu, yaitu antara lain:
1.      Tidak ada  masyarakat  yang berhenti  perkembangannya,  oleh  karena setiap masyarakat
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat. Sebagai
contoh, anak lulusan sekolah dasar punya keinginan kuat untukmelanjutkansekolahdi atasnya
karena merasa pengetahuan  yang  dia  peroleh  belum  cukup  sebagai  bekal  mencari
pekerjaan.
2.      Perubahan-perubahan  yang  terjadi  pada  lembaga  kemasyarakatan
tertentu,  akan  diikuti  dengan  perubahan-perubahan  pada  lembaga-lembaga  sosial
lainnya.  Karena  lembaga-lembaga  sosial tadi  sifatnya
interdependen,  maka  sulit  sekali  untuk  mengisolasi  perubahan  pada lembaga-lembaga
sosial tertentu, proses yang dimulai dan proses-proses selanjutnya merupakan suatu mata
rantai. Contoh: adanya reformasi di Indonesia mengakibatkan bergantinya pemerintahan yang
diikuti dengan munculnya partai-partai politik baru.
3.      Perubahan-perubahan  sosial  yang  cepat,  biasanya  mengakibatkan
terjadinya  disorganisasi  yang  sementara  sifatnya  di  dalam  proses
penyesuaian  diri.  Disorganisasi  tersebut  akan  diikuti  oleh  suatu reorganisasi yang
mencakup pemantapan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru. Contoh: Perubahan dari
pertanian ke industrialisasi pada awalnya  menimbulkan  ketegangan-
ketagangan  akibat  perubahan penggunaan lahan yang tidak dikuti dengan penguasaan
ketrampilan di bidangindustri.
4.      Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidangspiritual saja,
olehkarena kedua bidangtersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
Contoh:Adanya televisi yang menyiarkan berbagai acara dari mode, fashion, food, berita,
teknologi, pendidikan maupun acara keagamaan telah mengubah gaya hidup anak-anak kita
maupun masyarakat kita. Belajar agama tidak hanya di masjid, gereja ataupun tempat
peribadatan yang lain tapi media televisi pun bisa.

7.3.4        Teori-Teori Tentang Perubahan-Perubahan Sosial


Beberapa teori tentang perubahan sosial adalah sebagai berikut:
a)      Teori Evolusi (Evolutionary Theory)
Tokoh yang berpengaruh pada teori ini adalah Emile Durkheim  dan  Ferdinand  Tonnies.
Durkheim  berpendapat  bahwa  perubahan  karena evolusi mempengaruhi cara
pengorganisasianmasyarakat, terutama  yang  berhubungan  dengan  kerja.  Sedangkan
Tonnies  memandang  bahwa  masyarakat  berubah  dari masyarakat  sederhana  yang
mempunyai  hubungan erat dan  kooperatif  menjadi  tipe  masyarakat  besar  yang memiliki
hubungan yang  terspesialisasi dan impersonal. Akan tetapi  perubahan-perubahan
tersebut  tidak selalu membawa   kemajuan,   kadang  bahkan   membawa perpecahan dalam
masyarakat, individu menjadi terasing,
dan  lemahnya  ikatan  sosial  seperti  yang  terjadi  dalam
masyarakat  perkotaan.  Teori  ini  hanya  menjelaskan bagaimana perubahan terjadi tanpa
mampu menjelaskan mengapa masyarakat  berubah.
b)      Teori Revolusioner
Tokoh dalam teori ini adalah Ralf Dahrendorf. Ia berpendapat bahwa semua perubahan
sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Ia yakin bahwa konflik dan
pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat. Menurut pandangannya, prinsip
dasar teori konflik, yaitu  konflik  sosial  dan  perubahan  sosial,  selalu melekat  dalam
struktur  masyarakat.  Menurut  teori ini,  konflik berasal  dari  pertentangan kelas  antara
kelompok tertindas dan kelompok penguasa sehingga
akan  mengarah  pada  perubahan  sosial.  Teori  ini
berpedoman  pada  pemikiran  Karl  Marx  yang menyebutkan bahwa konflik kelas sosial
merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua perubahan sosial.
Konsep utama  dari teori konflik adalah adanya
wewenang  dan  posisi.  Kekuasaan  dan  wewenang
akan  menempatkan  individu  dalam  posisi  yang berbeda, atas dan bawah dalam setiap
unsur. Posisi yang berbeda inilah yang mengakibatkan timbulnya konflik. Disini masyarakat
selalu dipandang sebagai konflik. Berbagai peristiwa penting di negara kita sering
kali  diawali  dengan adanya  konflik di  masyarakat.
Peralihan orde lama ke orde baru diawali dengan pemberontakan G30S PKI. Pertentangan
antara  masyarakat  waktu  itu  sangat  hebat.  Korbanpun  sangat banyak,  nyawapun banyak
melayang.  Peristiwa  reformasi  1998 juga  diawali dengan konflik yang sangat dahsyat,
demonstrasi besar-besaran anti pemerintah tentang kebijakan pun merajalela  di  setiap
kota.  Bangunan megahpun ikutan dilalap si jago merah. Para  mahasiswa seluruh Indonesia
serentak menggelar
aksi  anti  "Suharto"  bebaskan  korupsi,  kolusi,  dan  nepotisme.  Akhir  dari peristiwa ini
yaitu lengsernya Bapak Soeharto (Presiden RI ke-2). Contoh lain lengsernya Sadam Husein
(Presiden Irak) yang diawali dengan adanya konflik, yaitu konflik antar negara yang
menyebabkanterjadinya perang Irak tahun 2000.
c)      Teori Fungsionalis (Fuctionalist Theory)
Teori  fungsionalis  berusaha  melacak penyebab  perubahan  sosial  sampai
ketidakpuasan  masyarakat  akan  kondisi  sosialnya  yang  secara  pribadi mempengaruhi
mereka. Teori ini berhasil menjelaskan perubahan sosial yang tingkatnya moderat.
Konsep  kejutan  budaya  (cultural  lag)  dari  William  Ogburn  berusaha menjelaskan
perubahan sosial  dalam kerangka  fungsionalis  ini.  Menurutnya, meskipun unsur-unsur
masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsur lainnya tidak secepat itu
sehingga tertinggal di belakang. Ketertinggalan itu menjadikan kesenjangan sosial dan
budaya antara unsur-unsur yang berubah sangat  cepat  dan  unsur-
unsur  yang  berubah  lambat.  Kesenjangan  ini  akan menyebabkan adanya kejutan sosial
dan budaya pada masyarakat. Ogburn menyebutkan perubahan teknologi biasanya  lebih
cepat  daripada perubahan  budaya  nonmaterial  seperti  kepercayaan,  norma,  nilai-
nilai  yang mengatur masyarakat sehari-hari.
d)     Teori Siklis (Cyclical Theory)
Teori ini mempunyai perspektif (sudut pandang) yangmenarik dalam melihat perubahan
sosial. Teori ini beranggapan bahwa  perubahan sosial tidak dapat dikendalikan sepenuhnya
oleh siapa pun, bahkan orang-orang ahli sekali pun. Dalam setiap masyarakat terdapat siklus
yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitandankemunduransuatu peradaban(budaya)
tidak dapat dielakkan, dan tidak selamanya perubahan sosial membawa kebaikan.

7.3.5        Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial  selalu  terjadi  dalam  masyarakat.  Namun, perubahan pada masyarakat
yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain. Hal ini disebabkan kondisi masyarakat yang
berlainan. Menurut Soerjono  Soekanto  (1987:293-298),  perubahan  sosial  budaya  yang
terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi perubahan evolusi dan revolusi,
perubahan direncanakan dan tidak direncanakan, serta perubahan berpengaruh kecil dan
berpengaruh besar.
a)      Perubahan Revoluasi dan Evolusi
Revolusi  adalah  perubahan  yang  berlangsung dalam waktu yang cepat. Revolusi
menyangkut  seluruh  sendi-sendi  pokok kehidupan  masyarakat.  Perubahan  karena
revolusi  dapat  direncanakan  atau  tidak
direncanakan  sebelumnya,  dengan  kekerasan  atau  tanpa  kekerasan.  Ciri  khas revolusi
antara lain perubahan berlangsung secara  cepat,  berskala  besar  karena  menyangkut  sendi-
sendi  pokok  kehidupan, terjadi  tanpa  direncanakan  sebelumnya, sering diikuti kekerasan,
serta menimbulkan konflik.  Contoh  perubahan  ini  antara  lain
Revolusi  Industri  Inggris,  Revolusi  Prancis,
Revolusi  Indonesia  tahun  1945,  serta Reformasi Indonesia tahun 1998.
Perubahan evolusi merupakan perubahan  yang  berjalan  lambat  dan  memerlukan
waktu  yang  lama.  Umumnya  perubahan evolusi  berupa  suatu  rentetan  perubahan
kecil  yang  mengikutinya  secara  lambat. Perubahan evolusi terjadi karena masyarakat
berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan,  keadaan,  dan  kondisi  lingkungan sekitar.
Ciri khas perubahan evolusi antara lain  memerlukan  waktu  lama,  perubahan
berskala  kecil,  terjadinya  perubahan  tidak disadari oleh masyarakat, dan tidak menim-
bulkan  konflik  atau  kekerasan.  Contohnya terjadi  pada  kehidupan  suku  bangsa  kita
seperti  Nias,  Dani,  Dayak,  dan  Sakai. Perubahan  tersebut  juga  terjadi  pada
masyarakat  desa  menjadi  masyarakat  kota
yang  kompleks  dan  perubahan  mata  pencaharian hidup.

b)      Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan


Perubahan  direncanakan  disebut  juga  perubahan  yang
dikehendaki  oleh  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  perubahan  yang direncanakan adalah
perubahan yang dikehendaki, diperkirakan, dan  direncanakan  sebelumnya  oleh  pihak-
pihak  yang  menginginkan  perubahan  tersebut.  Orang-orang  menginginkan
perubahan  dinamakan  agent  of  change  atau  agen  perubahan. Mereka mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin sebuah lembaga kemasyarakatan.
Contoh paling baik dari agent of change adalah  peran  yang  dijalankan  oleh  Butet
Manurung.  Ia  ingin  melihat  anak-anak  di pedalaman hutan di Sumatra bisa maju. Ia
dengan tekun mengajak anak-anak tersebut belajar  membaca  dan  menulis.  Baginya,
melek  aksara  adalah  kunci  menuju  perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Ia  termasuk  agent  of  change  yang  sangat berjasa bagi bangsa dan negara.
Perubahan  yang  direncanakan  dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan social
planning  yang  telah  ditentukan.  Contoh perubahan  direncanakan  adalah  pembangunan
kompleks umah tahan gempa, pembangunan  rumah  sederhana  dengan  harga yang murah,
dan pembangunan tata kota. Perubahan  tidak  direncanakan  adalah perubahan yang terjadi
tanpa sengaja atau tidak  diinginkan  oleh  pihak-pihak  yang
mengadakan  perubahan.  Biasanya  perubahan tidak dikehendaki muncul sebagai dampak
dari perubahan yang direncanakan. Contohnya pembangunan kota menyebabkan urbanisasi,
meningkatnya angka kriminalitas, banyak rumah kumuh, dan bencana banjir.

c)      Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil


Perubahan berpengaruh  besar  adalah perubahan yang membawa pengaruh lang-
sung  terhadap  kehidupan  masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada unsur-unsur sosial
budaya yang baku dalam masyarakat, seperti struktur kemasyarakatan, hubungan
kerja,  sistem  mata  pencaharian,  dan  stratifikasi  sosial.  Mau  tidak  mau  masyarakat
mengikuti  gerak  perubahan  tersebut.  Oleh karena  itu,  perubahan  ini  membawa  pe-
ngaruh  besar  bagi  kehidupan  masyarakat secara  keseluruhan.  Contoh  perubahan
berpengaruh  besar  adalah  industrialisasi, modernisasi, dan globalisasi.
Industrialisasi membawa pengaruh yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat.
Perubahan  yang  berpengaruh  kecil  adalah  perubahan  yang tidak membawa pengaruh
langsung bagi kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut hanya terjadi pada sekelompok
kecil dari satu unsur  budaya  yang  tidak  berarti  bagi  masyarakat.  Misalnya
perubahan  mode  rambut  dan  tren  baju.  Contoh  lain  adalah
perubahan  tata  bahasa,  perubahan  gerakan  tari,  dan  perubahan logat bahasa yang
digunakan.

d)     Pola Perubahan
Ada beberapa pola perubahan, yaitu sebagai berikut:
a.   Drastis
Perubahan yang terjadi hanya sekali.
Contoh:
1)   Revolusi Perancis, Industri di Inggris.
2)   Kemerdekaan Amerika, Kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
3) Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 yang ditandai dengan lengsernya
Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Dengan  reformasi  maka  berakhirlah  orde  baru  digantikan  orde reformasi.
b.   Bergelombang
Perubahan yang selalu timbul tetapi segera terjadi keseimbangan kembali.
Contoh:
1)   Perubahan gerak konjungtur dalam proses ekonomi.
2)  Perubahan sistem politik, sistem pemilu di Indonesia dari sebelumnya pemilihan tak langsung
(perwakilan) menjadi pemilihan langsung.
3)   Perubahan bidang mode pakaian.
c.   Perubahan kumulatif
Merupakan  gangguan  keseimbangan  yang  berkali-kali  yang menghasilkan perubahan
baru, baik yang membawa kemajuan maupun yang menjadi kemunduran.
Contoh: Krisis ekonomi di Indonesia yang berlangsung dari tahun 1997 sampai sekarang
telah menimbulkan berbagai perubahan yang lain seperti timbulnya reformasi 1998,
perubahan pemerintahan, perubahan sistem pemilu, adanya otonomi daerah, keterbukaan di
bidang informasi dan sebagainya.Ada kemajuan yangdiperoleh dari rangkaian perubahan itu
yakni terbentuknya sistem politik yang lebih demokratis dan terbuka, namun di sisi lain ada
kemunduran di bidang moralitas bangsa ini akibat reformasi yang kebablasan, seperti
timbulnya aksi-aksi pornografi dan pornoaksi di berbagai media cetak dan elektronik, aksi-
aksi demonstrasi yang anarkhis.

7.3.6        Faktor Penyebab Perubahan Sosial


Faktor penyebab perubahansosial dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu faktor yang
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri atau disebut faktor internal dan faktor yang
bersumber dari luar masyarakat atau faktor eksternal.
1.      Faktor Internal
Faktor  internal atau  sebab-sebab yang bersumber  dalam masyarakat  itu sendiri adalah
sebagai berikut.
a.   Bertambah  atau  berkurangnya  penduduk
Bertambahnya pendudukyangsangat cepat, menyebabkanterjadinya
perubahan  dalam  struktur  masyarakat,  terutama  yang  menyangkut lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Lembaga sistem hak milik atas tanah mengalami perubahan-perubahan
orang mengenal hak milik individual atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan
selanjutnya, yang sebelumnya tidak dikenal.
Berkurangnya pendudukmungkin disebabkan karena berpindahnya penduduk dari desa ke
kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi). Perpindahan penduduktersebut
mungkin mengakibatkan kekosongan, misalnya dalambidang pembagiankerja, stratifikasi
sosial dan    selanjutnya, kemasyarakatan. yang    mempengaruhi    lembaga-lembaga
kemasyarakatan
b.      Penemuan-penemuan baru
Adanya penemuan baru dapat menyebabkan terjadinya perubahan. Berikut ini ada tiga hal
dalam proses penemuan baru
1)   Discovery
Discovery adalah penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa
suatu alat baru, ataupun yang berupa suatu ide yang baru, yang diciptakan oleh seorang
individu atau suatu rangkaian ciptaan-ciptaandari individu-individu dalammasyarakat yang
bersangkutan.
2)   Inovasi
Inovasi  adalah  penemuan  baru  yang diakui  dan  diterima  oleh  masyarakat
tersebut sudah menyebar ke semua bagian masyarakat  sehingga  masyarakat  secara
luas  menggunakan  dan  memanfaatkan untuk meningkatkan taraf kehidupannya.
3)   Invention
Invention adalah penemuan baru yang sudahdiakui, diterima, serta diterapkanoleh
masyarakat.  Sehingga  discovery  baru menjadi invention kalau masyarakat sudah
mengakui,  menerima  serta  menerapkan penemuan baru itu.
4)      Pertentangan  (conflict)
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflikdiartikansebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflikbertentangandenganintegrasi.
Konflikdanintegrasi berjalan sebagai  sebuah siklus  di  masyarakat.  Konflik
yang  terkontrol  akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yangtidaksempurna
dapat menciptakan konflik. Adanya  pertentangan  (conflict)  dalam  masyarakat  dapat
menyebabkan terjadinya perubahansosial dankebudayaan. Pertentangan
dapat  terjadi  antara  orang  perorangan,  orang  perorangan  dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok. Pertentangan antar  kelompok mungkin terjadi antara  generasi
tua dengan generasi muda. Pertentangan-pertentangan demikianitu kerapkali terjadi, apalagi
pada masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap
modern.
5)      Terjadinya  pemberontakan  atau  revolusi  di  dalam  tubuh masyarakat  itu  sendiri
Perubahan  dapat  terjadi  karena  adanya  pemberontakan  oleh kekuatan-
kekuatandalammasyarakat terhadap kondisi yang telah mapan.
Sebagai  contoh  adalah  adanya  Revolusi  Prancis  yang  merupakan
pemberontakan  masyarakat  kelas  bawah  yang  tertindas  terhadap kekuasaan kerajaan yang
bertindak sewenang-wenang.

2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat itu. Faktor
eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya adalah sebagai
berikut:
a.       Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia
Perubahan  dapat  disebabkan  oleh lingkunganfisik, seperti terjadinya gempa bumi,
taufan, banjir besar, dan lain-lain mungkin      menyebabkan      bahwa
masyarakat  yang  mendiami  daerah-daerah    tersebut    terpaksa    harus
meninggalkantempat tinggalnya. Apabila masyarakat  tersebut  mendiami  tempat tinggalnya
yangbaru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut.
Sebagai contohkegiatan-kegiatanpenambangandengan resiko tinggi yang dilakukan
dengan pengeboran dalam, apalagi dilakukan di tengah-
tengah  pemukiman  penduduk  yang  padat  akan  beresiko  terjadinya
kebocoran  maupun  polusi.  Hal-hal  tersebut  dapat  mengakibatkan masyarakat
yangbersangkutanterpaksa meninggalkan tempat tinggalnya untuk menetap di wilayah yang
lain.

b.      Peperangan
Peperangan  dengan  negara  lain  dapat  menyebabkan  terjadinya perubahan-
perubahan  yang  sangat  besar  baik  pada  lembaga kemasyarakatan maupun struktur
masyarakat. Negara yang menang perang biasanya akan memaksa negara yang kalah untuk
tunduk dan takluk menerima apa yang diinginkanoleh negara pemenang, termasuk juga
menerima kebudayaannya.
Sebagai contoh negara Irak yang kalah perang menghadapi koalisi pimpinanAmerika
Serikat harus menerima ketentuan yang diputuskan
oleh  Amerika  yaitu  memaksakan  penerapan  sistem  demokrasi menggantikan sistem yang
telah berlaku sebelumnya.

c.       Pengaruh  kebudayaan  masyarakat  lain
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya  perubahan
sosial  dan budaya.  Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat,
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkanpengaruhtimbal-balik, artinya masing-
masingmasyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari
masyarakat yang lain itu.
Apabila  pengaruh  tersebut tidakkarena paksaan dari pihak yang mempengaruhi, maka
hasilnya di dalam ilmu ekonomi dinamakan demonstration  effect. Proses      penerimaan
pengaruh  kebudayaannya,  di dalam    antropologi    budaya dinamakan  akulturasi.
Di  dalam  proses  pertemuan kebudayaan tersebut, tidak selalu
akan  terjadi  saling  pengaruh-mempengaruhi kadangkala kedua
kebudayaan    tersebut    yang seimbang tarafnya saling menolak. Hal itu kemungkinan
disebabkan karena dalam masa-masa yang lalu pernah terjadi pertentangan fisik yang
kemudian dilanjutkan dengan pertentangan-pertentangan nonfisik antara kedua masyarakat
tersebut. Keadaan semacam itu dinamakan cultural  animosity.
Proses perubahan kebudayaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      Difusi, yaitu penyebaranunsur-unsur kebudayaan dari suatu tempat ke tempat lain, dari orang
ke orang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain.
Contoh:  Pada  masyarakat  tani  tradisional  pengolahan  lahan pertanian masih
menggunakan tenaga hewan dan tenaga manusia.
Dengan  adanya  hubungan  dengan  masyarakat  lain  mereka mengenal mesin traktor yang
ternyata lebih praktis dan lebih cepat dalammengolah lahan. Pada akhirnya mereka
menggunakan traktor dalam mengolah lahan pertanian menggantikan tenaga hewan dan
tenaga manusia.
Manusia  dapat  menghimpun  pengetahuan  baru  dari  hasil penemuan-penemuan. Tipe
difusi:
a) Difusi intra masyarakat
1.      Pengakuan  bahwa  penemuan  baru  bermanfaat  bagi masyarakat
2.      Ada  tidaknya  unsur  kebudayaan  yang  mempengaruhi (untuk diterima/ditolak)
3.      Unsur berlawanan dengan fungsi unsur lama, akan ditolak
4.      Kedudukan  penemu  unsur  baru  ikut  menentukan penerimaan
5.      Ada tidaknya batasan dari pemerintah
2)      Akulturasi (cultural contact), yaitu suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan denganunsur-
unsur kebudayaan asing, yang lambat laun unsur kebudayaan asing tersebut melebur  atau
menyatu ke dalam kebudayaansendiri (asli), tetapi tidak menghilangkanciri kebudayaan lama.
Hal yang terjadi dalam akulturasi adalah:
b)      Substitusi,  unsur  kebudayaan  yang  ada  sebelumnya  diganti, melibatkan perubahan
struktural yang kecil sekali.
c)      Sinkretisme, unsur-unsur lama bercampur denganyang baru dan membentuk sebuah sistem
baru.
d)     Adisi, unsur-unsur baru ditambahkan pada unsur yang lama.
e)      Dekulturasi, hilangnya bagian substansial sebuah kebudayaan.
f)       Orijinasi,  tumbuhnya  unsur-unsur  baru  untuk  memenuhi kebutuhan situasi yang berubah.
g)      Rejection (penolakan),  perubahan yang sangat  cepat  sehingga sejumlah besar orang tidak
dapat menerimanya, menyebabkan penolakan, pemberontakan, gerakan kebangkitan.
3)      Asimilasi,  yaitu  proses  penyesuaian  (seseorang/kelompok  orang asing) terhadap
kebudayaan setempat. Dengan asimilasi kedua kelompok baik asli maupun pendatang lebur
dalam satu kesatuan kebudayaan. Penyebab asimilasi antara lain: toleransi, rasa simpati,
kesamaan
4)      Penetrasi,  yaitu  masuknya  unsur-unsur  kebudayaan asing secara paksa, sehingga merusak
kebudayaan lama yang di datangi. Apabila  kebudayaan  baru  seimbang  dengan  kebudayaan
setempat,  masing-masing  kebudayaan  hampir  tidak  mengalami perubahan atau tidak
saling mempengaruhi, disebut hubungan symbiotic.
5)      Invasi,  yaitu  masuknya  unsur-unsur  kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat
dengan peperangan (penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain. Masuknya Belanda ke
Indonesia pada masa perjanjiandahulu membawa serta unsur-unsur budaya yang sebagian
diterapkanpada masyarakat daerahjajahannya seperti bahasa, agama dan  sistem
hukum  yang  sebagian  masih digunakan  dalam  sistem hukum/perundang-undnagan di
negara Indonesia.
6)      Hibridisasi,  yaitu  perubahan  kebudayaan  yang  disebabkan  oleh perkawinan
campuranantara orang asing dengan penduduksetempat. Orang asing yang kawin dengan
penduduk pribumi akan membawa pengaruh budaya aslinya dalam kehidupan rumah
tangganya yang lambat  laun akan mempengaruhi  budaya  masyarakat  yang ada  di
sekitarnya.
7)      Milenarisme, yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha mengangkat  golongan
masyarakat  bawah yang tertindas dan telah lama menderita dalam kedudukan sosial yang
rendah. Masyarakat pedalaman yang memiliki sumber daya alam yang melimpah namun
selama ini tidak bisa mengolah sumber daya alam itu karena telah dieksploitasi orang asing,
sekarang ini berusaha untuk bisa mengolah kekayaan alam mereka sendiri, seperti masyarakat
Papua termasuk contoh Milenarisme.
8)      Adaptasi, yaitu proses interaksi antara perubahan yang ditimbulkan oleh organismepada
lingkungannya danperubahan yang ditimbulkan oleh lingkunganpada
organisme(penyesuaiandua arah). Masyarakat yang tinggal di daerah pantai dan sepanjang
hidup mereka bekerja sebagai  nelayan,  mereka  harus  menyesuaikan diri  dengan  kondisi
pegunungan  ketika  terjadi  tsunami  yang  melanda  daerah  pantai mereka. Mereka tidak
lagi mencari ikan, namun menjadi petani atau berkebun dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
9)      Imitasi,  yaitu  proses  peniruan kebudayaan  lain  tanpa  mengubah kebudayaan yang ditiru.
Imitasi ini sering dijumpai pada sebagian
besar  anak  remaja  di  negara  kita.  Jika  ada  tokoh  yang  mereka idolakan, segala hal yang
melekat dari tokoh tersebut mereka tiru, seperti mode pakaian, gaya rambut, bahkan perilaku.

7.3.7        Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya


Laju perubahan sosial budaya setiap daerah berbeda-beda. Lihat saja, masyarakat kota
lebih cepat mengalami perubahan dibandingkan masyarakat  desa.
Laju  perubahan  sosial  budaya  dalam  masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor dasar, yaitu
faktor pendorong dan faktor penghambat.
a)      Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor  pendorong  perubahan  sosial  budaya  sebagai berikut:
1)   Kontak dengan Budaya Lain
Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil-hasil
budaya. Adanya kontak dengan  budaya  lain  menjadikan  satu
kebudayaan  bertemu  dan  saling  bertukar  informasi.  Misalnya  kontak
dagang  antara  pedagang  Nusantara dengan pedagang India, Arab, dan Barat.
Kebudayaan  mereka  saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial
budaya.  Oleh  karena  itu,  seringnya melakukan kontak dengan budaya lain akan
mempercepat laju perubahan sosial budaya.
2)   Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak  adanya  apresiasi  terhadap karya orang lain menjadikan seseorang
enggan  untuk  berkarya.  Namun,  akan berbeda  jika  setiap  orang  menghargai hasil karya
orang lain. Setiap orang akan berlomba-lomba  menciptakan  suatu karya yang bermanfaat
bagi masyarakat. Karya-karya  inilah  yang  mendorong
munculnya  perubahan  sosial  budaya. Penemuan pesawat terbang mengilhami Prof. Dr. Ing.
B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di Bandung.
3)   Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan mengajarkan seseorang untuk  berpikir  ilmiah  dan  objektif. Dengan
kemampuan tersebut, seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan
kebutuhan serta kebudayaan yang tidak sesuai dengan
perkembangan  zaman.  Berbekal  pengetahuan itu  seseorang  melakukan  perubahan pada
kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena  itu,  sistem  pendidikan  tinggi
mampu  mendorong  munculnya  perubahan sosial budaya.
4)   Keinginan untuk Maju
Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya
menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh karena itu, orang akan
melakukan berbagai  upaya  guna  melakukan  perubahan  hidup  yang tentunya ke arah
kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti kursus komputer untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan komputer.
5)   Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang heterogen memudahkan  terjadinya  perubahan  sosial budaya. Hal ini
dapat dilihat pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam
suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang
ada  tidak  selamanya  membawa  keuntungan  bagi  Indonesia.  Perbedaan tersebut dapat
menimbulkan konflik jika tidak disertai dengan rasa toleransi yang tinggi.  Konflik-
konflik  inilah  yang mendorong  munculnya  perubahan sosial budaya.
6)  Ketidakpuasan  Masyarakat  terhadap  Bidang  Kehidupan Tertentu
Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Berbagai cara dan upaya
mereka lakukan untuk
mengubah  taraf  hidup.  Rasa  tidak  puas  terhadap  keadaan  mendorongnya melakukan
berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat Indonesia ketika reformasi
digulirkan. Rasa tidak  puas  terhadap  pemerintahan  saat  itu  mendorong masyarakat
menuntut perubahan secara total.
7)   Sistem Pelapisan Terbuka
Sistem pelapisan terbuka memungkinkan  terjadinya  gerak  sosial  vertikal
yang  lebih  tinggi.  Sistem  ini  memberi kesempatan  kepada  seseorang  untuk maju.
Kesempatan untuk menaiki strata yang lebih tinggi mendorong seseorang
melakukan  perubahan  ke  arah  yang lebih baik.
8)    Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
Pandangan  yang  visioner  mendorong  seseorang  melakukan  beragam
perubahan.  Bagi  mereka  masa  lalu adalah  sesuatu  yang  patut  untuk  di- kenang, bukan
sebagai pedoman hidup. Masa depan harus lebih baik dari masa
sekarang.  Visi  inilah  yang  mendorong seseorang melakukan perubahan.
9)   Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
Suatu  perubahan  akan  berdampak besar  jika  setiap  orang  menerima
perubahan  tersebut.  Keadaan  ini  menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun
yang  menanggapi  perubahan  tersebut. Perubahan  akan  berlalu  begitu  saja
tanpa  ada  masyarakat  yang  mengikutinya. Oleh karena itu, sikap mudah menerima  hal-
hal  baru  mendorong terjadinya  perubahan  sosial  budaya  di masyarakat.
10)  Toleransi terhadap Perubahan
Sikap  toleransi  dibutuhkan  untuk  mempercepat  laju
perubahan  sosial  budaya  dalam  masyarakat.  Adanya  sikap toleransi menjadikan
masyarakat lebih mudah menerima hal-hal baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru
yang dirasa membawa kebaikan.

b)      Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya


Faktor-faktor  penghambat  perubahan  sosial  budaya  sebagai berikut:
1)   Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan
yang lamban. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan
masyarakat  lain  yang  dapat  memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung
dalam  kebudayaan  mereka  dan  pola- pola pemikiran yang masih sederhana.
Contohnya  suku-suku  bangsa  yang masih tinggal di pedalaman.
2)   Masyarakat  yang  Bersikap  Tradisional
Umumnya  masyarakat  tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada.
Mereka  menolak  segala  hal  baru  yang berkenaan  dengan  kehidupan  sosial. Adat dan
kebiasaan diagung-agungkan. Sikap  ini  menghambat  masyarakat tersebut untuk maju.
3)   Pendidikan yang Rendah
Masyarakat  yang  berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-
hal  baru.  Pola  pikir  dan  cara  pandang mereka masih bersifat sederhana.
Mereka  umumnya  enggan  mengikuti gerak  perubahan  yang  ada.  Artinya, masyarakat
statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
4)   Adanya Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)
Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok
menyebabkan  perubahan  sulit  terjadi.  Hal  ini  dikarenakan
setiap  kelompok  yang  telah  menikmati  kedudukannya  akan
menolak  segala  bentuk  perubahan.  Mereka  akan  berusaha mempertahankan sistem yang
telah ada. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam
masyarakat.
5)    Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi
Terciptanya  integrasi  merupakan  harapan  dan  cita-cita
masyarakat  pada  umumnya.  Oleh  karena  itu,  integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi
oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi
masyarakat.
6)    Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing
Sikap  demikian  sering  dijumpai  pada  masyarakat  yang
pernah  dijajah  oleh  bangsa  asing.  Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan
mereka senantiasa berprasangka
buruk  terhadap  budaya  asing.  Akibatnya,  mereka  menolak segala hal baru terutama
berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
7)    Hambatan Ideologis
Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Mengapa demikian? Setiap orang
memandang ideologi sebagai sebuah  pedoman  hidup  yang  paling  mendasar.  Oleh  karena
itu, perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat
tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.

7.3.8        Sikap Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya


Setiap masyarakat memiliki respons yang berbeda-beda terhadap perubahan sosial
budaya. Ada masyarakat yang selalu mengikuti gerak
perubahan,  tetapi  ada  pula  masyarakat  yang  membenci,  bahkan menolak segala
perubahan yang ada. Setiap masyarakat menginginkan keteraturan dan ketertiban dalam
hidupnya.  Oleh  karena  itu,  segala  bentuk  perubahan  yang  terjadi
menimbulkan  reaksi  tertentu.  Secara  umum  terdapat  dua  perilaku
masyarakat  dalam  menyikapi  perubahan  sosial  budaya,  yaitu penyesuaian dan disintegrasi
yang mengarah pada perpecahan.
1)   Penyesuaian
Penyesuaian  merupakan  satu  reaksi  masyarakat  dalam menyikapi perubahan.
Penyesuaian dilakukan agar keteraturan dan ketertiban masyarakat tetap terjaga. Mereka
beranggapan bahwa setiap  perubahan  yang  terjadi  akan  membawa  kebaikan  dan
kemajuan  bagi  kehidupan  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  segala
macam  perubahan  diterima  dan  diikuti.  Sikap  inilah  yang mendorong masyarakat untuk
terus maju dan berkembang. Penyesuaian terhadap perubahan biasanya dilakukan melalui
tiga cara sebagai berikut:
b.      Menerima Unsur-Unsur Baru
Penerimaan unsur-unsur baru dilakukan jika  unsur-unsur  tersebut  dirasa  sesuai
dengan  kebutuhan  masyarakat.  Proses penerimaan dilakukan tanpa adanya suatu penolakan.
Sikap ini biasanya dimiliki oleh anak-anak  muda  yang  mudah  mengikuti perubahan yang
ada. Contohnya perubahan tren  rambut,  mode  pakaian,  merebaknya game online,
penggunaan teknologi canggih, seperti  internet,  handphone  3G,  flasdisk, MP4, dan MP5.
c.       Melakukan Asimilasi
Sikap  penyesuaian  dapat  pula  diwujudkan  dalam  proses pengasimilasian kebudayaan.
Unsur-unsur dari luar diterima dan
disesuaikan  dengan  kebudayaan  lokal  sehingga  membentuk
kebudayaan  baru  yang  berbeda.  Kebudayaan  yang  satu  diresapi
oleh  kebudayaan  lain  begitu  pun  sebaliknya.  Cita-cita,  tujuan, sikap, serta nilai lambat
laun melebur dan berkembang bersama
melahirkan  sesuatu  yang  baru  hasil  percampuran  kedua kebudayaan. Contohnya cerita
Mahabarata dan Ramayana saat ini. Cerita tersebut merupakan hasil asimilasi dari
kebudayaan India yang bercampur dengan kebudayaan lokal sehingga cerita tersebut sering
dilakonkan pada kesenian wayang yang merupakan budaya Indonesia.
d.      Melakukan Akomodasi
Akomodasi  dilakukan  sebagai  usaha  untuk  meredakan  atau menghindari konflik
akibat perubahan. Segala unsur-unsur baru diakomodasi untuk menjaga keseimbangan sosial
yang telah lama terbentuk.  Dalam  hal  ini  akomodasi  adalah  proses penerimaan unsur-
unsur  baru  atau  kebudayaan  luar  tanpa  mempengaruhi unsur-unsur budaya lokal dalam
rangka menghindari konflik.

2)   Disintegrasi
Disintegrasi terjadi ketika perubahan yang ada disikapi berbeda
oleh  beberapa  masyarakat.  Ada  masyarakat  yang  beranggapan bahwa perubahan akan
membawa kebaikan dan kemajuan. Namun,
ada  pula  yang  beranggapan  bahwa  perubahan  tersebut  akan
menggoyahkan  integrasi  masyarakat  yang  telah  terbentuk. Perbedaan dalam menyikapi
perubahan menyebabkan munculnya disintegrasi. Disintegrasi adalah proses pecahnya suatu
kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain.
Perilaku  masyarakat  terhadap  perubahan  yang  mampu menimbulkan disintegrasi
sebagai berikut.
a.       Kenakalan Remaja
Perubahan yang ada tanpa disikapi dengan bijak memang dapat menimbulkan efek
negatif bagi  masyarakat.  Budaya  Barat  yang  datang
mampu  mengoyahkan  nilai  dan  norma  yang ada. Akibatnya, kewibawaan nilai dan norma
sebagai  pedoman  bertindak  menjadi  kabur. Anak-anak  mulai  tidak  menaati  nilai  dan
norma yang berlaku. Oleh karena itu, perilaku yang keluar berupa penyimpangan, salah
satunya adalah tindakan ini mampu menimbulkan keresahan masyarakat yang mendorong
terjadinya disintegrasi bangsa.
b.      Kriminalitas
Perkembangan masyarakat yang semakin maju tanpa dibarengi
peningkatan  kemampuan  dan  moral,  justru  akan  menjadi
bumerang  bagi  masyarakat  itu  sendiri.  Misalnya  perkembangan
teknologi  canggih  memang  dapat  memudahkan  kehidupan masyarakat. Akan tetapi,
menjadi berbeda jika perkembangan iptek berada  di  tangan  orang-
orang  yang  tidak  bertanggung  jawab.
Muncul  tindak  kejahatan  yang  dilakukan  dengan  menggunakan
teknologi  canggih.  Misalnya  pembobolan  kartu  ATM  melalui jaringan internet, penipuan
melalui telepon, pencurian pulsa lewat handphone, dan perekaman gambar-gambar amoral
dengan kamera digital.
c.       Prostitusi atau Pelacuran
Adanya  prostitusi  pada  era  saat  ini  merupakan  satu  bentuk
perilaku  dalam  menyikapi  perubahan.  Berubahnya  sistem perekonomian menjadikan
keberlangsungan hidup semakin sulit.
Hal  inilah  yang  mendorong  seseorang  masuk  dalam  dunia prostitusi. Menurut Soerjono
Soekanto, prostitusi dianggap sebagai
suatu  pekerjaan  yang  bersifat  menyerahkan  diri  kepada  umum untuk melakukan
perbuatan seksual dengan imbalan upah.
d.      Narkoba
Pada era kemajuan ini, tidak heran jika kasus penyalahgunaan
narkoba  jumlahnya  semakin  bertambah.  Arus  globalisasi  yang cepat membawa perubahan
yang cepat pula di tubuh masyarakat. Dahulu masyarakat tidak mengenal berbagai obat-
obatan terlarang, tetapi seiring dengan perkembangan zaman orang dengan mudah
mendapatkan dan menikmatinya. Merebaknya narkoba terutama di kalangan remaja
merupakan hasil dari perubahan sosial budaya.
e.       Pergolakan Daerah
Terjadinya  pergolakan  daerah  disebabkan  adanya  perubahan  ekonomi,  politik, etnis,
dan agama yang mengarah pada kesenjangan. Perubahan tersebut dinilai tidak adil
dan  hanya  memihak  pada  kepentingan orang-orang  tertentu.  Mereka  menganggap bahwa
perubahan-perubahan yang ada tidak membawa  kemajuan,  tetapi  keterpurukan masyarakat.
Oleh karena itu, segenap masya-rakat  menolak  perubahan  hingga  muncul
pergolakan  daerah  yang  berkepanjangan. Contohnya  pergolakan  di  Aceh,  Poso,  dan
Ambon.
f.       Demonstrasi
Demonstrasi  kini  menjadi  fenomena yang biasa di negara kita. Terlebih pada era
reformasi  seperti  saat  ini,  demonstrasi dianggap  sebagai  sarana  efektif  dalam
menyampaikan aspirasi. Selain itu, demonstrasi  dianggap  sebagai  alat  kontrol  sosial yang
tepat terhadap kinerja pemerintah. Demonstrasi  disebabkan  adanya  sikap
ketidaksetujuan  masyarakat  terhadap kebijakan-kebijakan  pemerintah  yang
dianggap  merugikan  rakyat.  Sikap  penolakan  ini  diwujudkan  dalam  aksi  demonstrasi
secara besar-besaran.
Sesungguhnya  masih  banyak  sikap  dan  perilaku  masyarakat terhadap perubahan
sosial budaya yang terjadi. Salah satunya adalah muncul sikap materialisme, individualisme,
dan konsumerisme. Sikap materialisme adalah sikap lebih mengejar kekayaan materi
dibanding dengan kualitas diri. Sikap individualisme adalah sikap lebih memperjuangkan
kepentingan dirinya sendiri dibanding menolong orang
lain.  Sementara  sikap  konsumerisme  adalah  sikap  hidup  yang  suka menghambur-
hamburkan uang atau hidup boros.

7.3.9        Dampak-Dampak Perubahan Sosial Budaya di Masyarakat


Perubahan sosial budaya membawa akibat baik positif maupun negatif di tengah
masyarakat.  Dampak positif  perubahan  sosial  budaya  tercermin  dari
perilaku  positif  masyarakat  menghadapi  perubahan  sosial  budaya  tersebut. Sebaliknya,
dampaknegatif perubahansosial budaya akanmempengaruhiperilaku masyarakat menjadi
negatif. Perilaku positif dan perilaku negatif sebagai akibat perubahan sosial budaya
tercermin dari pola pikir masyarakat, gaya hidup, moralitas masyarakat dan juga tingkat
pengetahuan masyarakat.
1.      Dampak Positif
a.       Kemajuan  Ilmu  Pengetahuan
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi didorong oleh perubahan sikap
mental  masyarakat  dalam menerima  perubahan sosial  budaya.  Penemuan-
penemuan  baru  yang  sudah  diterima  dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Misalnya, dulu
orang menyimpan data
dari  komputer  dengan  disket  atau  CD  yang  bentuknya  agak  besar. Sekarang sudah ada
flashdisk yangrelatif kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana.  Dulu  orang
bekerja  dengan komputer  harus  berdiam diri di suatu tempat karena memang bentuknya
besar dan tidak mudah dibawa kemana-mana. Dengan adanya laptop atau notebook, kita bisa
bekerja dimana saja dan kapan saja karena bentuknya yang ramping dan mudah dibawa
kemana-mana.
b.      Kebutuhan mudah terpenuhi
Dengan adanya perubahan sosial budaya, kebutuhan masyarakat yang sebelumnya sulit
dijangkau dan sulit terpenuhi, sekarang menjadi lebih mudah. Sebagai contoh: kebutuhan
akan informasi, pada masa dulu orang mendapatkan informasi atau berita dari membaca
majalah atau surat kabar yang waktunya tertentu.
c.       Pola Pikir lebih maju
Perubahan sosial  budaya  jika  disikapi  dengan  positif  akan  bisa mengubah pola pikir
yang sebelumnya tradisonal, primitif menjadi pola pikir yanglebihmaju. Kalau
denganmemakai mesintraktor, pengolahan tanah bisa lebih cepat, hasilnya lebih banyak,
daripada memilih alat bajak tradisional yang ditarik sapi.

2.      Dampak Negatif
a.       Dekadensi Moral
Dekadensi  moral  adalah menurun atau merosotnya    moral    seseorang    yang
ditunjukkan   dari   perilakunya   yang bertentangan dengan nilai dan norma yang
berlaku  dalam  masyarakat.  Biasanya perilaku orang tersebut  merugikan dirinya
sendiri  dan  orang  lain.  Beberapa  contoh yang  termasuk  dekadensi  moral  adalah
perilaku pergaulan bebas dikalangan remaja maupunorangtua, prostitusi, perselingkuhan dan
lain-lain.
b.      Kriminalitas
Donald R.  Gressey berpendapat  bahwa  kriminalitas  adalah suatu kondisi dan proses
sosial yang menghasilkan perilaku lain. Kriminalitas merupakan tindakan yang
melanggar  norma  hukum dan menyakitkan
orang  lain  secara  langsung.  Beberapa  contoh  yang  termasuk  tindak kriminalitas antara
lain korupsi, pencurian, penodongan, pemerkosaan dan pembunuhan.
c.       Aksi  Protes  dan Demonstrasi
Demonstrasi adalah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan
orang  di  hadapan  umum.  Demonstrasi  biasanya  dilakukan  untuk menyatakanpendapat
kelompok tersebut atau menentang kebijakanyang dilaksanakan suatu pihak.Aksi protes
merupakan gerakan atau tindakan yang dilakukansecara perorangan atau untuk
menyampaikan pernyataan tidak setuju yangolehsebagian besar orangdilancarkan melalui
kecaman yang pedas.
d.   Konsumerisme
Konsumerisme adalah pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan
penggunaan barang  secara  berlebihan.  Pembelian  barang-barang yang bukan kebutuhan
pokok  dan sifatnya  hanya  tersier  jika dilakukan secara berlebihan dikategorikan
konsumerisme.
e.  Pergolakan  Daerah
Pergolakan daerah merupakan   pertentangan   di daerah  tertentu  yang  bertujuan
untuk  memperjuangkan  atau memperebutkan  kepentingan tertentu   yang   mengabaikan
tatananatau norma dan nilai yang sudah mapan dalam masyarakat. Kepentingan tertentu di
sini bisa berupa  kepentingan  kekuasaan, kepentingan ekonomi, kepentingan yang berlatar
belakang suku, ataupun agama. Pergolakandi daerahada juga
yang  bertujuan  positif.  Banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang bisa dikatakan
terbelakang, walaupun sebenarnya kaya akan sumber daya alam melakukan koreksi terhadap
pemerintah akibat  daerahnya  belum tersentuh pembangunan
dengan  merata.  Mereka  menuntut  hak-hak  yang  sepatutnya  mereka terima.

7.3.10    Tipe-tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya


Adabeberapa hal yang dilakukan masyarakat dalam menyikapi pengaruh perubahan
sosial budaya. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Bersikap Selektif DalamMenerima Pengaruh Budaya Lain.
Perubahan sosial budaya  akan terus  berlangsung di  tengah masyarakat. Penemuan-
penemuan baru juga akan tetap ada. Setiap terjadi perubahan sosial budaya,  akan
membawa  pengaruh bagi kehidupan kita,  apakah itu perilaku kita, gaya hidup kita ataupun
pola hidup kita. Kemajuan di bidang teknologi informasi membawa konsekwensi bagi kita
untukpandai-pandai menyikapinya. Dengan demikian kita harus bersikap selektif.
b.      Berpikir yang Ilmiah Terhadap Perubahan.
Kebutuhan  manusia  terus  meningkat setiap  saat,  perkembangan  teknologi  pun
semakin  canggih  dewasa  ini.  Kita  harus bisa    memanfaatkan    perkembangan
teknologi  itu,  jangan  kita  yang  menjadi korban dari kecanggihan teknologi. Kelengkapan
bahan bakar minyak, dan meningkatnya  harga  bahan bakar  minyak
dunia   mendorong   berbagai   elemen masyarakat  untuk   melakukan penelitian-
penelitianilmiah guna  menemukan sumber energi  baru.  Penggunaan energi  matahari dan
juga biogas merupakan salahsatu hasil dari pemikiran-pemikiran inovatif dalam mengatasi
kelangkaan bahanbakar minyak.
c.       Mendorong Perubahan Tersebut ke arah yang Lebih Baik
Berbagai perubahanyangterjadi dalammasyarakat memang tidaks emuanya positif.
Banyakkejahatantimbulakibat berkembangnya teknologimaju. Informasi tentang pencurian,
korupsi, bahkan penipuan-penipuan perbankkan sering kita
dengar  lewat  berbagai  media.  Tentu kejahatan yang satu  ini  memanfaatkan teknologi
komputer yangcanggihdantidaksembarangorangbisa melakukannya. Dalam permasalahan
ini  tentu  yang salah bukan teknologinya,  tetapi  orang yang menggunakan teknologi
tersebut. Oleh karena itu masyarakat harus tetap mendorong dan mengawasi setiap dampak
dari perubahan sosial budaya. Salah satu kemajuan teknologi di dunia pendidikan kita saat ini
adalah pemakaian internet untuk berbagai keperluan, seperti penerimaan siswa baru secara
online, buku sekolahelektronik, konsultasi kegiatansekolah dengan email dan
penerapanprogramaplikasi sekolah. Kegiatan yang menggunakan teknologi internet ini
sungguh sangat membantu masyarakat, namun di sisi lain ada bahaya yang mengancam jika
penggunaan teknologi ini disalahgunakan. Oleh karena itu pemerintah mendorong kemajuan
pemakaian teknologi internet ini dengan juga melindungi masyarakat secara luas dengan cara
pemblokiran situs-situs porno yang berbahaya khususnya bagi kaum pelajar dan masyarakat
pada umumnya.
d.      Menerima Perubahan yang Mengarah Pada Peningkatan
Taraf Hidup dan KesejahteraanUmat Manusia. Perubahan
sosial  budaya  yang  membawa  dampak positif  seperti  mudah terpenuhinya kebutuhan,
taraf hidup meningkat, masyarakat menjadi semakin lebih sejahtera, cenderung diterima oleh
masyarakat bangsa manapun termasuk kita  sebagai  bangsa  Indonesia.  Perubahan dalam
peralatan hidup,  peralatan transportasi, peralatan komunikasi, danperalatan lain yang
dibutuhkan manusia yang sifatnya mempermudah kerja, meningkatkan kesejahteraan akan
diterima masyarakat.
Sebagai contoh, penggunaan mesin traktor pada pertanian diterima baik oleh kaumpetani
karena mempercepat kerja mereka dalammengolah lahan pertanian.
Demikian  pula  pembangunan  waduk-waduk  sebagai  sumber  irigasi.  Pada awalnya
pembuatan waduk-waduk ini ditentang masyarakat karena merasa hak tanahnya dirampas,
namun setelah memahami dan merasakan fungsinya sebagai sarana irigasi dan juga sumber
listrik mereka mau menerima. Mereka rela untuk pindah  dari  lokasi  pembuatan
waduk  ke  tempat  lain  guna keperluan yang lebih besar yakni terbangunnya sarana irigasi
dan juga  pembangkit  listrik  yang nantinya   bermanfaat   dalam
meningkatkan    taraf    hidup masyarakat. Hal ini terjadi pada masyarakat  Wonogiri
pada  saat pembangunan  Waduk  Gajah Mungkur.

Anda mungkin juga menyukai