Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manfaat yang dapat diambil didalamnya. Rotan adalah salah satu tumbuhan hasil
hutan yang dapat dimanfaatkan, serta memiliki nilai komersil yang cukup tinggi.
Selain itu sebagai sumber devisa negara yang pemanfaatannya banyak melibatkan
Palmae. Indonesia diakui dunia internasional sebagai negara yang kaya akan
sumberdaya jenis serta produksi rotan, dari sekitar 530 jenis rotan yang terdapat di
dunia, sekitar 316 jenis diantaranya terdapat di Indonesia yang terdiri dari genus
rotan di Indonesia meliputi 20 Provinsi dengan total areal hutan yang ditumbuhi
rotan seluas 9,9 juta hektar. Potensi terbanyak terdapat di Sulawesi Tenggara 6,5
ton/ha, Kalimantan Barat 3,85 ton/ ha, Sulawesi Selatan 1,95 ton/ha, Irian Jaya 1,8
menjadi dua jenis yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan
kayu berupa kayu bulat dengan total produksi 61.855,79 m3, kayu gergajian total
2
produksi 953,94 m3 dan kayu olahan mencapai 9.539 m3. Sedangkan untuk hasil
hutan non kayu adalah rotan dengan produksi mencapai 14.861,82 m3 (Anonim,
2009).
Mengingat potensi jenis rotan yang tinggi dan prospek pemasaran diluar
Menteri Perdagangan Nomor 190 / Kpts / VI / 88, yaitu melarang ekspor rotan
dalam bentuk bahan mentah dan setengah jadi. Hal ini dimaksudkan untuk
devisa negara.
terdapat pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Papalia Desa Mata Wolasi
Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan dengan luas kawasan 686,581 ha.
Mengingat pengetahuan tentang potensi rotan selama ini masih belum maksimal
begitu pula mengenai jenis dan pola penyebarannya ditiap daerah maka penelitian
tentang “Identifikasi Jenis Rotan Pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Papalia
Desa Mata Wolasi Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan” perlu untuk
dilakukan guna mengetahui potensi pola penyebaran dari setiap jenis rotan di
daerah tersebut.
3
B. Rumusan Masalah
1. Berapa jenis tanaman rotan yang terdapat dalam kawasan hutan Lindung
3. Bagaimana indeks nilai penting dari jenis tanaman rotan yang terdapat dalam
Wolasi?
dalam kawasan hutan Lindung Gunung Papalia Desa Mata Wolasi Kecamatan
Wolasi?
C. Tujuan Penelitian
3. Mengetahui indeks nilai penting dari jenis tanaman rotan yang terdapat dalam
Wolasi
4
4. Mengetahui nilai keragaman jenis tanaman rotan yang terdapat dalam kawasan
D. Manfaat Penelitian
2. Sebagai dasar untuk dapat mengidentifikasi jenis rotan yang sesuai dengan
teknik identifikasi yang benar dengan mengacu pada buku-buku yang relevan.
sehingg dapat membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu. Sedangkan
Hutan lindung didefinisikan sebagai suatu kawasan hutan yang karena sifat-sifat
banjir dan erosi, serta untuk pemeliharaan kesuburan tanah. Hutan lindung itu
hutan yang berada di dataran tinggi, lereng gunung. Hutan yang berada di
dataran tinggi berfungsi menyerap air hujan agar tak langsung turun ke
daerah bawah.
4. Konservasi hayati
5. Laboratorium alam
B. Klasifikasi Rotan
Divisi : Spermathopyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Arecales
Suku : Arecaceae
Marga : Daemonorops
C. Morfologi Rotan
1. Perakaran
kondisi lahan yang tidak subur, system perakaran rotan akan lebih panjang
berdsarakan jenis berada pada kisaran diameter 0,8 – 1,2 cm, dilengkapi
2. Batang
Batang rotan yang masih muda tertutup dengan rapat oleh pelepah
daun yang biasa memiliki duri yang rapat. Semakin tua batang, daun
sehingga tinggallah batang dengan permukaan yang bersih dan licin akan
batang.
yang mencapai 100 meter. Diameter batang dari setiap jenis rotan berkisar
3. Daun
tangkai daun pada bagian pelepah berduri rapat akan tetapi makin
chiri khas daun menyirip, permukaan daun yang kasar dan sebagian daun
4. Bunga
dibedakan dalam dua kelompok yaitu : (1) jenis rotan yang berbunga pada
ujung batang yang keluarnya bunga lebih dari satu kali, dan (2) jenis rotan
yang berbunga pada ujung dan hanya muncul satu kali selama hidupnya.
memiliki 6 benang sari yang berdiri bebas atau saling berhubungan yang
5. Buah
Pada umunya buah rotan bersisik, yang berwarna putih susu dan
pada ujung sisik yang berbentuk bulat dan masuk ke dalam saling tutup,
pada warna pinggir yang bersisik cokelat tua dan pada tiap tangkai buah
rotan umumnya berbiji satu, namun ada juga yang berbiji dua atau tiga
2012).
6. Organ Panjat
terdapat organ panjat mirip cambuk yang disebut dengan sirus (cirrus).
Organ panjat mulai berkembang hanya ketika batang diatas tanah mulai
lekatan cambuk itu akan semakin kuat (Dransfield dalam Djamal, 2012).
D. Deskripsi Rotan
Tata nama rotan dalam perdagangan terutama nama daerah sangat kacau.
Jenis rotan yang menyebar luas dapat memiliki banyak nama. Untuk mengurangi
berupa deskripsi rotan yang meliputi tempat hidup, batang, daun, bunga, dan
buah. Contoh jenis-jenis marga rotan berdasarkan habitat, deskripsi dan kegunaan
1. Marga Calamus
a. Tempat tumbuh
permukaan laut.
b. Hidup
c. Batang
atau masak tebang, batang berwarna hijau tua. Setelah kering dan
atau lebih.
d. Daun
dengan susunan anak daun rotan manau, dua baris hampir sejajar,
halus dan tipis sehingga jika terkena angin selalu bergerak. Anak daun
e. Kegunaan
anyaman lainnya.
2. Marga Daemonorops
a. Tempat tumbuh
permukaan laut.
b. Hidup
rumpun.
c. Batang
12
semakin besar.
d. Daun
e. Kegunaan
3. Marga Korthalsia
a. Tempat tumbuh
b. Hidup
mencapai 10 batang.
c. Batang
d. Daun
13
mencapai 1,8 m.
e. Kegunaan
4. Marga Myrialepis
a. Tempat tumbuh
b. Batang
c. Hidup
d. Daun
e. Kegunaan
1. Densitas/Kerapatan
Densitas yaitu jumlah individu per unit luas atau per unit volume. Dengan
kata lain, densitas merupakan jumlah individu organisme persatuan ruang. Untuk
No. 02/ 1988) dalam Fandeli (2004) yang membagi kerapatan menjadi 5 kategori
yaitu : Kerapatan > 201 tergolong Sangat Tinggi., Kerapatan 101 – 200 tergolong
2. Frekuensi
diketemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Nilai
15
frekuensi tiap spesies dikelompokan kedalam lima kelas sebagai berikut : kelas A
3. Indeks Dominansi
dominansi spesies dalam komunitas bisa terpusat pada satu spesies, beberapa
spesies, atau pada banyak spesies yang dapat diperkirakan dari tinggi rendahnya
dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang tinggi.
INP = KR + FR+ DR
5. Indeks Keanekaragaman
komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil
tinggi karena interaksi spesies yang terjadi dalam komunitas itu sangat tinggi.
Sangat Tinggi.
17
F. Kerangka Pemikiran
Hasil Hutan
Rotan
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai April 2013 yang
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan rotan alam
yang tersebar di dalam kawasan hutan Lindung Gunung Papalia Desa Mata
a. Tali Rafia
b. Meteran Roll
c. Patok
d. Parang
f. Kamera
h. Tally Sheet
Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis dan sumber data yang diperlukan
a. Data Primer
individu, jenis rotan serta data morfologi, dan juga data dimensi rotan
b. Data sekunder
penelitian ini. Selain itu data sekunder juga bisa diperoleh melalui studi
literatur dan bahan-bahan bacaan lainnya yang juga relevan dengan tujuan
penelitian.
1. Populasi
sampling (with random start) atau penarikan contoh dengan jalur secara
pertumbuhan rotan tingkat muda dan dewasa atau masak tebang. Metode
contoh dibuat memotong garis kontur dan sejajar satu dengan yang
lainnya.
jalur-jalur contoh dibuat tegak lurus pantai, momotong sungai, jalan, naik
pengamatan serta peletakkannya pada setiap garis rintis dapat dilihat pada
1000 m
50 m
A
BB
20 m
300 m
Keterangan :
a. Jenis Rotan
b. Morfologi Rotan
bentuk dan warna daun, berduri, bentuk batang, dimensi rotan yang terdiri
dari :
3. Jumlah rumpun
4. Jumlah batang
berikut :
setiap petaknya pada kawasan hutan Lindung Gunung Papalia Desa Mata
F. Metode Penelitian
akan mendeskripsikan komposisi jenis dan penyebaran rotan yang tumbuh alami
dikawasan hutan Lindung Gunung Papalia Desa Mata Wolasi Kecamatan Wolasi
data suatu komposisi dan penyebaran rotan dilokasi penelitian. Metode Penelitian
survey karena dalam menjalani penelitian ini, peneliti melakukan observasi atau
G. Prosedur Penelitian
bahwa pada lokasi hutan tersebut banyak ditumbuhi tanaman rotan dan
belum ada informasi atau data tentang rotan pada lokasi tersebut.
24
c. Membuat atau menentukan petak dengan jalur yang telah ditentukan yaitu
f. Melakukan pengamatan sifat dan ciri yang ada pada tumbuhan rotan
lurus, bengkok, melilit dan tidak melilit, serta jumlah batang), daun
(bentuk daun, arah duduk daun dan panjang daun), sifat tumbuh (soliter
atau berumpun) dan habitat tinggi tempat, tipe hutan dan kondisi tanah).
H. Analisis Data
2. Morfologi Rotan
dilapangan. Hal ini berkaitan dengan bentuk batang, daun, dan dimensi
rotan.
perlu dianalisis adalah luas bidang dasar, nilai kerapatan, kerapatan relatif,
sebagai berikut :
Jumlah Individu
Kerapatan =
Luas Petak
Dominansi Relatif
berikut:
Keterangan:
I. Konsep Operasional
Palmae. Rotan tumbuh secara alami di dalam kawasan hutan, pola hidup
tanaman rotan terdiri atas dua yaitu soliter dan berumpun. Rotan
6. Dominansi adalah proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh spesies
7. Indeks Nilai Penting (INP) adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai
tumbuhan.
terhadap komponen-komponennya.
a. Tingkat anakan rotan (muda) yaitu rotan yang sudah berbentuk batang
namun belum berbunga dan berbuah, dengan panjang bantang bebas pelepah
< 3 m.
bebas pelepah ≥ 3 m.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. Pedoman Inventarisasi Hasil Hutan Non Kayu Rotan. Pemerintah
Sulawesi Tenggara Dinas Kehutanan. Kendari.
______, 2004. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Global Forest Watch. Forest
Watch Indonesia.
Fatmawati, W.S.E. 2008. Skripsi : Identifikasi Jenis Rotan Pada Ekosistem Hutan
Kecamatan Landono. Universitas Haluoleo. Kendari.
Kalima, T dan Jasni, 2010. Tingkat Kelimpahan Populasi Spesies Rotan Di Hutan
Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, Volume VII Nomor 4 Tahun 2010. Bogor.
Simyapen, Aledha., 2007. Skripsi : Potensi Jenis Rotan Pada Kawasan Hutan
Pulau Meosmangguandi Kepulauan Padaido Atas Kabupaten Biak
Numfor. Universitas Negeri Papua. Manokwari.