Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD

ARTIKEL JURNAL MENGENAI PENEGAKKAN PERSATUAN DAN


KESATUAN NKRI DALAM UMAT BERAGAMA

OLEH:

ARISTA WIDYA

AULIA PUTRI NABILA

JURUSAN BAHASA DAN SENI

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN


DAERAH

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
Menegakkan Persatuan dan Kesatuan Republik Indonesia dalam Umat
Beragama

Arista Widya, Aulia Putri Nabila

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Negeri Padang

ABSTRAK

”Tidak ada gunanya menjadi negara yang makmur dan modern, tetapi tidak bisa
menjaga Indonesia". Istilah ini mewajibkan kita untuk selalu menegakkan persatuan dan
kesatuan antar masyarakat, terutama dalam menjaga keutuhan umat beragama. Nilai-nilai
luhur bangsa haruslah terus terjaga, karena Ideologi bangsa merupakan identitas Indonesia .
Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki nilai budaya dan nilai religius yang tidak dapat di
ubah ataupun di hancurkan. Di dalam pancasila juga terdapat butir-butir nilai yang harus di
junjung tinggi, karena pancasila merupakan pedoman atau aturan tingkah laku masyarakat. .
Namun di era globalisasi saat ini pemahaman masyarakat terutama para generasi milenial
terhadap pancasila mulai tergerus dengan masuknya ideologi lain. Padahal Pancasila
merupakan warisan dari pendahulu yang bertujuan agar generasi muda tetap konsisten dalam
menjaga perdamaian di Indonesia. Artikel ini membahas tentang cara kita sebagai masyarakat
untuk menegakkan keutuhan bangsa. Seperti yang di ketahui Indonesia merupakan Negara
yang berketuhanan bukan Negara beragama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menegakkan
persatuan dan kesatuan dalam umat beragama merupakan tugas semua masyarakat Indonesia.

Kata Kunci : menjaga, menegakkan, dan menjujung tinggi persatuan dan kesatuan
masyarakat dalam umat beragama

PENDAHULUAN

Menurut Notonegoro pancasila merupakan dasar pemersatu bangsa, serta sebagai


lambang pertahanan bagi bangsa Indonesia. Penjelasan tersebut dapat di artikan bahwa kita
sebagai generasi penerus harus paham bahwa menjaga bangsa ini bukan hanya
memakmurkannya,, melainkan menjaga keutuhan pancasila adalah hal yang utama. Seperti
yang di cantumkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV bahwa pancasila merupakan
landasan Negara dalam mewujudkan cita-cita nasional suatu masyarakat yang adil dan
makmur dengan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Pada sector
dan kualitas pembangunan di Indonesia, penduduk Indonesia yang majemuk akan terus
menjadi manusia yang berkulitas. Indonesia menjadi Negara yang disegani di dunia karena
kehidupan demokrasi islam dan modernitas yang tumbuh secara dinamis dan baik. Terlepas
dari banyak masalah internal yang dihadapi bangsa ini, pemerintah dapat memberikan rasa
aman bagi penduduknya untuk hidup dan toleran antar sesama umat beragama. Kita sebagai
masyarakat Indonesia haruslah mengetahui bahwa agama memiliki tujuan akhirnya adalah
memanusiakan manusia. Kerukunan agama dalam Indonesia, dilandasi banyak hal dalam
aspek hukum; Pancasila sila ke 1: “Ketuhanan Yang Maha ESA”, Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 45) Pasal 29 ayat 1: “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pasal 29
ayat 2: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Negara
hanya mengakui agama yang berkonsep ketuhanan tunggal atau esa (Sesuai dengan
kesepakatan) dan menjamin hak serta kewajiban setiap individu melakukan aktivitas
keagamaan di Indonesia, tanpa mengalami diskriminasi serta kriminalisasi dari kelompok
atau golongan tertentu (Selama tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku).

Pemerintah Indonesia dan Kementerian Agama, memiliki tugas pokok dan fungsi
(Tukposi) menjaga persatuan antar umat agama dengan cara perumusan, penetapan,
pelaksanaan, maupun pengawasan terhadap keseluruhan agama yang diakui di Indonesia,
salah satu implementasinya melalui organisasi binaan Kementerian Agama maupun Forum
Kerukunan Umat Beragama. Tujuan akhirnya ialah pemerintah dapat memelihara persatuan
dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Setiap individu tidak diwajibkan mengerti atau
memahami agama lain di luar agamanya. Namun demikian, semua pihak wajib menghargai
dan menghormati setiap agama yang ada untuk melakukan kegiatan keagamaannya, selama
agama tersebut diakui di Indonesi. Terdapat 6 agama yang diakui di Indonesia Islam, Kristen
Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Dengan begitu, individu yang menganut
agama tertentu tidak boleh mencampuri urusan agama umat lain; memberikan penafsiran,
membatasi, mencela, maupun menistakan agama lainnya. Tujuan akhir ialah persatuan dan
kesatuan di Indonesia yang semakin kuat, positif, dan membangun. Kerukunan umat
beragama dapat terwujud jika hak dan kewajiban keagamaan setiap individu dapat terpenuhi,
serta setiap umat beragama dapat menjalankan kegiatan keagamaannya masing-masing
selama diperbolehkan dan tidak bertentangan dengan berbagai hukum resmi di negeri ini.

HASIL dan PEMBAHASAN

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang besar, bangsa yang menghargai
perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Selain itu Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang plural memiliki beragam suku, etnik, budaya dan bahasa. Melihat
Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam tersebut, kerukunan antar masyarakat
terutama antar umat beragama menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Seperti yang di ketahui bersama bahwa
permusuhan yang dipicu agama merupakan salah satu penyebab utama permasalahan yang
sangat krusial serta dapat membuat masyarakat di suatu negara terpecah belah, saling
bermusuhan yang akhirnya berujung pada pertikaian yang berkepanjangan. Sudah banyak
contoh negara-negara lain di dunia yang hancur akibat pertikaian terkait oleh isu agama yang
tidak bisa ditangani dan diselesaikan dengan baik, antara lain seperti konflik antara Palestina
dengan Israel yang hingga sekarang masih berlanjut, ISIS di Suriah dan diberbagai negara
Arab lainnya, kelompok teroris yang mengatasnamakan agama dan yang baru-baru ini terjadi
yaitu konflik Rohingya di Myanmar, serta masih banyak lagi konflik-konflik agama lainnya.
Demikian pula di Indonesia, isu agama menjadi isu sentral yang a yamenyebabkan terjadinya
beberapa konflik. Seperti konflik antar agama di kota Ambon Maluku yang terjadi pada
tanggal 19 Januari 1999, selanjutnya kerusuhan di Poso Sulawesi Tengah yang merupakan
contoh konflik agama yang berdampak cukup serius dan berlarut larut karena kurang
cepatnya penanganan, Poso I terjadi antara 25-29 Desember 1998, Poso II terjadi antara 17-
21 April 2000 serta Poso III terjadi antara 16 Mei hingga 15 Juni 2000. Dari konflik tersebut
sampai sekarang tidak diketahui pasti seberapa besar korban dan kerugian yang diderita
masyarakat, dan yang pasti kejadian tersebut menimbulkan trauma serta penderitaan yang
mendalam bagi korban dan keluarganya.

Contoh terbaru yang masih hangat dan menjadi pemberitaan utama di media massa
nasional yaitu penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama di berbagai daerah. Walaupun itu
belum tentu dilakukan atas nama agama, namun persepsi yang terbentuk di masyarakat
kejadian tersebut merupakan upaya untuk membenturkan umat agama satu dengan yang
lainnya. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani dengan cepat dan tuntas oleh
aparat keamanan maka dikhawatirkan masyarakat bisa terprovokasi sehingga dapat
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa Indonesia. Perlu juga
menjadi perhatian kita bersama isu agama tersebut dikaitkan dengan Pilkada serentak 2018
dan pemilu legislatif maupun pemilihan presiden 2019. Kondisi tersebut tentunya dapat
berpotensi meningkatkan suhu politik, menimbulkan ancaman dan konflik yang dapat
mengkoyak kebhinekaan bangsa Indonesia. Dalam konteks ini, hendaknya masyarakat dapat
menyikapinya secara bijak, masyarakat harus bisa memilah-milah mana informasi yang benar
dan mana yang tidak benar atau hoax, termasuk menolak ajakan partai politik yang
menggunakan isu agama dalam menjaring dukungan demi kemenangan partainya, serta
jangan mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya. Untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan kerukunan antar umat beragama di Indonesia,
diperlukan peran serta seluruh komponen masyarakat, tokoh agama yang terutama adalah
peran serta pemerintah.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar
umat beragama ini, antara lain Kementerian Agama RI telah menyosialisasikan regulasi dan
penguatan regulasi terkait Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KKB). Kemenag juga
sedang menyiapkan RUU Perlindungan Umat Beragama (PUB) dengan melakukan
pengembangan kemitraan, penelitian, dan pendampingan, termasuk saat terjadi masalah pada
pemeluk keyakinan di luar enam agama yang resmi diakui negara. Perbedaan agama yang ada
di masyarakat Indonesia tidak boleh menjadi hambatan untuk mewujudkan kehidupan yang
rukun dan damai. Kerukunan antar umat harus mengutamakan semangat kebersamaan, tetap
saling menghormati persamaan hak dan kewajiban serta saling menghargai perbedaan dalam
berkeyakinan yang dijamin oleh UUD 1945 Pasal 29 Tentang Kebebasan Beragama. Negara
dalam hal ini menjamin dan melindungi kebebasan setiap warga negara untuk memeluk
agama sesuai keyakinan dan kepercayaannya masing-masing. Banyak contoh betapa
masyarakat Indonesia itu sangat menghormati perbedaan, penuh kasih sayang dan saling
menghargai pemeluk agama satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan oleh masing-masing agama selama ini dapat dilaksanakan dengan aman dan
lancar. Salah satunya adalah kegiatan aksi massa 212 di Jakarta yang diikuti oleh jutaan umat
Islam yang sebelumnya diprediksi menimbulkan kerusuhan, namun dapat berjalan dengan
tertib dan aman. Hal tersebut tidak lepas dari adanya sikap toleransi yang ditunjukkan oleh
saudara-saudara kita yang beragama lain. Untuk mewujudkan toleransi antar umat beragama
di Indonesia setidaknya ada beberapa sikap dan tindakan yang perlu bersama-sama kita
laksanakan yaitu,

Pertama, mengembangkan sikap saling menghargai dan menerima adanya perbedaan.


Kedua, menghormati kesetaraan antara pemeluk agama satu dengan yang lainnya dan
memahami bahwa semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Ketiga, sesama warga negara harus mempunyai keinginan untuk saling melindungi dan
menjaga dengan tidak memandang agama yang dianut. Agama mayoritas tidak boleh semena-
mena terhadap minoritas. Begitupun sebaliknya sehingga akan terwujud sikap saling tolong
menolong, kerjasama dan gotong royong yang tulus untuk membangun demi kemajuan
bangsa dan negara Indonesia tercinta. Keempat, dalam kehidupan berpolitik hendaknya elit
politik tidak memanfaatkan isu agama untuk kepentingan kelompoknya, berikanlah program-
program membangun yang dapat diterima oleh masyarakat. Kita sadari bahwa dengan
terciptanya kerukunan antar umat beragama menjadi pilar utama bagi bangsa Indonesia
dalam melaksanakan pembangunan, demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur,
hidup rukun dan damai. Selain itu dengan kerukunan antar umat beragama diharapkan akan
mampu melahirkan kesadaran diri bahwa pada dasarnya manusia memang diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dengan beraneka ragam dan saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.

KESIMPULAN

Indonesia merupakan Negara dengan segudang masyarakatnya yang beragam.


Keragaman tersebut terlihat pada semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mempunyai arti
berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Untuk menjunjung tinggi semboyan tersebut tidak lah
susah, salah satu cara yang dapat kita lakukan yaitu dengan menjaga perdamaian dalam
masyarakat. Menjaga perdamaian dalam masyarakat harus lah di lakukan oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Menjaga perdamain antar masyarakat juga tercantum pada ideology
bangsa Indonesia yaitu pancasila. Pancasila merupakan pedoman kita sebagai masyarakat
Indonesia dalam bertingkah laku. Tidak hanya di dalam pancasila, menjaga perdamaian
bangsa juga tercantum pada pembukaan UUD. Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk
menjaga perdamaian bangsa yaitu dengan menegakkan sikap saling menghargai antar
perbedaan yang ada seperti, perbedaan agama, ras, suku, dan budaya.
Untuk mencegah terjadunya konflik yang menyebabkan perpecahan, maka hal yang
perlu kita lakukan adalah menjaga keutuhan bangsa dengan tidak melakukan diskriminasi
antar masyarakat. Karena hal tersebut sangat merugikan bangsa Indonesia. Dalam konteks ini
di jelaskan bahwa Indonesia bukanlah Negara beragama melainkan Negara berketuhanan
yang telah disebutkan pada pancasila dan UUD.Di era modern ini sering sekali masyarakat
membawa persoalan agama dalam sebuah konflik. Seperti kasus yang di alami seorang tokoh
politik Indonesia Basuki Tjahaja Purnama. Kasus tersebut mencerminkan bahwa Indonesia
tidak mengembangkan sikap toleran antar umat beragaama. Maka mulai lah dari sekarang
kita sebagai masyarakat Indonesia untuk selalu menegakkan persatuan dan kesatuan dalam
umat beragama agar tidak terjadi perpecahan yang dapat merugikan bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Shopqabul.Kerukunan Umat Beragama.{Blog}.co.id

Kompasiana.com.Indonesia Negara Berketuhanan Tetapi Bukan Negara


Beragama{Internet}

Tribunnews.com.Kerukunan Umat Beragama Perekat Persatuan Bangsa{Internet}.di


akses 3 desember 2018

Tribunnews.com.Maknai Agama Sebagai Alat Pemersatu Antar Umat Untuk


Mewujudkan Perdamaian{Internet}. Di akses 27 desember 2018

Anda mungkin juga menyukai