Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORITIS

1. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari,

hal ini dikarenakan belajar juga salah satu proses yang dapat merubah perilaku

akibat dari sekitarnya. Proses perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan

sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya

terjadi karena proses kematangan. Aktifitas sehari-hari juga dapat dikatakan

belajar, karena belajar juga dapat dikatakan aktifitas yang dilakukan untuk

mencari informasi yang ada disekitar lingkungan.Proses belajar dari seseorang

saat balita akan mengalam perkembangan psikologis yang didalamnya juga terjadi

pembelajaran untuk mengalami perubahan bentuk dan psikologis seseorang

tersebut. Tahap pendewasaan yang ada pada diri seseorang tidak dapat sempurna

tanpa adanya dukungan dari pengalaman berupa pelatihan, pembelajaran

merupakan proses penting bagi seseorang untuk menjadi dewasa.

Proses belajar dapat dilakukan dengan jalur pendidikan, yaitu pendidikan

formal ,pendidikan non formal, dan pendidikan informal sebagai aspek yang

mendukung seseorang dalam proses perubahan. Pendidikan formal merupakan

proses belajar yang dilakukan pada umumnya, yaitu proses belajar yang dilakukan

disekolah, hal ini seseorang dikatakan melakukan tahapan untuk mengarahkan

perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan,

11
12

keterampilan, maupun sikap. Pendidikan nonformal merupakan proses belajar

berupa pelatihan khusus,contoh dari pendidikan nonformal adalah melakukan

pelatihan praktikum mengenai instalasi tenag listrik disuatu instansi, hal ini akan

membantu siswa untuk mengalami perubahan dibidang keterampilan dari siswa

tersebut. Sedangkan pendidikan jalur informal dapat ditempuh melalui

pendidikan keluarga pendidikan masyarakat yang berkontribusi pendewasaan

seseorang,keluarga juga berperan penting untuk memotivasi seorang anak untuk

lebih giat lagi belajar.

Kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri baik

dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru, maupun dalam bentuk sikap

dan mental. Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang

relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukan (A.Suhaenah

Suparno, 2001: 2). Chaplin (2009:88) membatasi belajar dengan dua macam

rumusan. Rumusan pertama berbunyi: “belajar adalah perolehan perubahan

tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman”.

Rumusan keduanya adalah “belajar ialah proses memperoleh respons-respons

sebagai akibat adanya latihan khusus”. Menurut Sudjana(2013:28) belajar juga

merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Pembelajaran

juga dilakukan oleh seseorang guru dan siswa. Pembelajaran merupakan suatu

sistem , yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan meliputi

tujuan, materi,metode, dan evaluasi yang diperhatikan dengan model

pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.


13

Seseorang dikatakan telah melakukan kegiatan belajar adalah apabila

sesorang telah mengalami perubahan dari segi moral, keterampilan, disiplin,

pengetahuan yang ada pada diri sesorang. Dalam upaya untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan , moral,disiplin, dan keberhasilan siswa juga sangat

dipengaruhi oleh kecerdasan emosioanal siswa. Seorang siswa juga mempunyai

tingkat emosional yang dapat memecahkan suatu permasalahan pokok, frustasi,

kerja sama dalam satu tim juga interakasi anatara guru dan siswa dalam proses

belajar.

Berdasarkan pendapat dari beberapa pengertian belajar dapat dikatakan

adalah proses interaksi terhadap semua sistuasi yang ada disekitar individu.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu gambaran yang akan diterima peserta didik

setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut Djemari Mardapi (2012: 2), hasil

belajar peserta didik merupakan pencapaian belajar atau prestasi belajar. Djemari

Mardapi (2012: 15) menjelaskan, penilaian yang dilakukan guru mencakup semua

hasil belajar peserta didik, yaitu kemampuan kognitif atau berfikir, kemampuan

psikomotor atau kemampuan praktek, dan kemampuan afektif. Ketiga ranah

tersebut memiliki beberapa aspek yang berbeda yang dapat dijadikan indikator

dalam penilaian hasil belajar. Menurut Djemari Mardapi (2012: 15), pada ranah

psikomotor, penilaian yang dilakukan guru terletak pada ketepatan gerakan yang

dilakukan peserta didik. Kemampuan psikomotor peserta didik dilihat dari

penampilan peserta didik melakukan praktek. Fokus penilaian terletak pada


14

kebenaran gerakan dan waktu yang diperlukan. Komponen lain yang penting

adalah keselamatan kerja, baik untuk peserta didik maupun alat.

Hasil belajar dapat diperoleh oleh guru dari perbuatan, nilai-nilai, dan,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, appersepsi dan keterampilan yang diperoleh

dari siswa dalam pembelajaran yang dilakukan dikelas.

Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki

penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Perubahan prilaku akibat kegiatan

belajar dapat diketahui dari hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (2009:3) “hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris”.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Ali, 1997:121) menjelaskan bahwa “hasil

adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan”. Sedangkan “belajar adalah

berusaha, berlatih untuk mendapatkan pengetahuan”. Jadi hasil belajar menurut

kamus bahasa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan untuk berlatih dalam

mendapatkan pengetahuan.

Dari beberapa defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar dan hasilnya dapat berupa

perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli

maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan

aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh

pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.


15

Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki

ciri-ciri:

1. Perubahan terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

3. Perubahan bersifat positif dan aktif

4. Perubahan bukan bersifat sementara

5. Perubahan bertujuan dan terarah

6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan

atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar dari seseorang

dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik.

Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam

diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan

dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah berhasil

dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat meningkatkan

kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah hidupnya.

Menilai hasil belajar siswa-siswanya sebenarnya guru tidak hanya menilai

hasil usaha siswanya saja tetapi sekaligus juga menilai hasil usahanya sendiri.

Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu guru dalam menilai

kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui status anak dalam

kelas,membantu guru dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar.

Menurut Benyamin S.Bloom dalam Nana Sudjana (2013: 22-34),

klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah
16

afektif, dan ranah psikomotoris. Uraian dari tiga ranah di atas adalah sebagai

berikut :

a) Ranah Kognitif

A. Suhaenah Suparno (2001: 6), menyebutkan bahwa pada ranah

kognitif terdapat tingkatan yang mulai dari hanya yang bersifat pengetahuan

tentang fakta-fakta sampai dengan proses intekektual yang tinggi yaitu dapat

mengevaluasi sejumlah fakta. Tingkatan tersebut adalah :

1) Pengetahuan, merupakan tingkatan yang didasarkan pada kegiatan-kegiatan

untuk mengingat informasi, fakta, metode, taknik maupun mengingat yang

bersifat aturan, prinsip-prinsip, atau generalisasi.

2) Pemahaman, merupakan kemampuan untuk menangkap apa yang tersaji,

kemampuan untuk menterjemahkan dari suatu bentuk ke bentuk lain dalam

kata-kata, angka, maupun interprestasi berbentuk penjelasanringkasan,

prediksi, dan hubungan sebab akibat..

3) Aplikasi, merupakan kemampuan untuk menerapkan atau memanfaatkan

bahan-bahan yang telah dipelajari dalam situasi yang baru. Kegiatan ini

mengharuskan penerapan dari prinsip-prinsip, teori, rumus ataupun aturan-

aturan..

4) Analisis, merupakan kemampuan untuk mengurai bahan-bahan yang telah

dipelajari menjadi komponen-komponen atau bagian-bagian sehingga

struktur dari yang dipelajari itu menjadi lebih jelas.

a. Sintesis, merupakan kemampuan untuk menggabungkan unsur-unsur

yang terpisah sehingga dapat menjadi suatu kesatuan yang baru dan

mempunyai makna. Seseorang dapat dikatakan bisa mensintetiskan


17

apabila ia dapat meramu sejumlah konsep menjadi suatu karangan yang

bermakna.

b. Evaluasi, adalah kemampuan untuk memberi penilaian terhadap bahan-

bahan atau fakta-fakta berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Objek yang

dinilai bersifat objektif sehingga kesimpulan yang dibuat pun bersifat

objektif.

b) Ranah Afektif

Dalam taksonomi yang dibuat oleh Krathwol, Bloom, & Masia pada

A. Suhaenah Suparno (2001: 9), ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan

yaitu:

1) Menerima atau menaruh perhatian (receiving/attending), yakni semacam

kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa

dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

2) Memberi respon (reponding), yakni kemauan untuk berpartisipasi mengikuti

aturan-aturan.

3) Memberi Penilaian (valuing), pada tahap ini individu meneruskan kegiatan

untuk melakukan sesuatu, merasa menjadi bagian kelompok dari pelaku-

pelaku kegiatan yang sama, dan bertanggung jawab atas kegiatan tersebut

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas

nilai yang telah dimilikinya.

5) Karakterisik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem


18

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian

dan tingkah lakunya.

c) Ranah Psikomotorik

Sholeh Hidayat (2013: 60) menjelaskan domain psikomotor adalah tujuan

yang berhubungan dengan skill atau kemampuan dan keterampilan seseorang.

Kemampuan psikomotorik juga terbagi kedalam beberapa tingkatan-tingkatan.

Sholeh Hidayat (2013: 60) membagi domain psikomotorik dalam 6 tingkatan,

yakni: (1) persepsi (perception), (2) kesiapan (set), (3) meniru (imitation), (4)

membiasakan (habitual), (5) menyesuaikan (adaptation), dan (6) Menciptakan

(organization).

Bagian domain psikomotorik terbagi dalam lima tingkatan, sebagai

berikut.

1) Keterampilan meniru (imitation) adalah kemampuan seseorang untuk

mempraktikkan gerakan sesuai contoh.

2) Merekayasa (manipulation) adalah kemampuan menggunakan serta

merekayasa tindakan, gagasan, sikap, sistem berpikir, dan perilaku.

3) Ketepatan (precision) adalah kemapuan untuk melakukan sesuatu dengan

tepat sesuai arahan dan peraturan yang ada.

4) Merangkaikan (articulation) adalah koordinasi serangkaian tindakan dengan

membentuk urutan yang tepat dan akurat.

5) Keterampilan naturalisasi (naturalization) adalah perilaku seseorang yang

ditunjukkan malalui kemahiran dan keterampilan atau kinerja yang dimiliki.

Selain itu Nana Sudjana (2013: 30) mengatakan bahwa hasil belajar
19

psikomotorik dapat dilihat dari keterampilan dan kemampuan bertindak individu.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka disimpulkan bahwa kemampuan

psikomotorik adalah kemampuan yang menekankan keterampilan siswa untuk

melakukan aktivitas dengan menggunakan koordinasi antara syaraf dan otot.

Nana Sudjana (2013: 30), membagi ranah psikomotorik menjadi enam

tingkatan, yaitu:

1 Gerak refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2 Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3 Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dll.

4 Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan.

5 Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks.

6. Kemampuan yang berkenan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan, kemampuan

psikomotorik adalah kemampuan yang melibatkan keterampilan anggota

badan,yang berhubungan dengan skill seseorang. Kemampuan ini memiliki

beberapatingkatan mulai dari meniru, merekayasa atau menggunakan,

ketepatan,merangkai, dan naturalisasi.


20

c. Pembelajaran Dengan Bantuan Simulator dan Pembelajaran Dengan

Bantuan Power Point

Pembelajaran dengan bantuan simulator merupakan proses perancangan model

dari suatu sistem nyata (riil) dan pelaksanaan eksperimen-eksperimen dengan

model ini untuk tujuan memahami tingkah laku sistem atau untuk menyusun

strategi (dalam suatu batas atau limit yang ditentukan oleh sebuah satu atau

beberapa kriteria) sehubungan dengan operasi sistem tersebut.

Metode simulasi dapat menjelaskan tingkah laku sebuah sistem dalam

beberapa waktu dengan mengobservasi tingkah laku dari sebuah model yang

dibuat sesuai dengan karakter sistem yang asli sehingga seorang analis bisa

mengambil kesimpulan tentang tingkah laku dari sistem dunia nyata.

Simulasi adalah suatu cara untuk menduplikasi/menggambarkan ciri,

tampilan, dan karakteristik dari suatu sistem nyata. Ide awal dari simulasi adalah

untuk meniru situasi dunia nyata secara matematis, kemudian mempelajari sifat

dan karakter operasionalnya, dan akhirnya membuat kesimpulan dan membuat

keputusan berdasar hasil dari simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata

tidak disentuh /dirubah sampai keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi

kebijakan utama suatu keputusan di uji cobakan dalam sistem model.

Langkah-langkah Pembelajaran dengan bantuan simulator yaitu :

 Guru akan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin ia capai pada

pembelajaran tersebut.

 Memberikan pertanyaan dan gambaran mengenai dasar sistem pengendali

sirkuit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).


21

 Menjelaskan cara kerja rangkaian dan permasalahan yang terjadi pada

rangkaian melalui simulasi Software Electrical Control Techniques

Simulator.

 Menjelaskan dalam membuat beberapa rangkaian yang ada pada jobsheet

melalui simulasi Software Electrical Control Techniques Simulator.

 Mempraktekkan rangkaian yang sudah disimulasikan melalui simulasi

Software Electrical Control Techniques Simulator dan membuat laporan.

Pembelajaran dengan menggunakan bantuan power point adalah

Pembelajaran yang lazim diterapkan alam pembelajaran sehari hari yang sudah

terbiasa dilakukan di kelas yang sifatnya berpusat pada guru dan kurang

memperhatikan keseluruhan situasi belajar. Menurut Sanjaya (2011) pembelajaran

Ekspositori itu bersifat teoritis dan abstrak , tindakan atau perilaku guru

didasarkan pada factor luar dirinya. Misalnya individu melakukan sesuatu karena

takut hukuman atau untuk memperoleh nilai yang bagus dari guru. Guru

merupakan penentu jalannya pembelajaran, pembelajaran berlangsung di kelas

dan keberhasilan hanya diukur dari tes.

Media Power Point adalah alat bantu presentasi, biasanya digunakan untuk

menjelaskan suatu hal yang dirangkum dan dikemas dalam slide Power Point.

Sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami penjelasan kita melalui

visualisasi yang terangkum di dalam slide. Dengan Media Power Point

diharapakan semua materi yang disampiakan guru bisa diterima oleh siswa. Media

Powerpoint memiliki keunggulan/ kelebihan Power Point yaitu salah satu fitur

menyediakan kemampuan untuk membuat presentasi yang meliputi musik yang


22

memainkan seluruh presentasi atau efek suara untuk slide tertentu. Microsoft

powerpoint memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut:

Kelebihan microsoft powerpoint antara lain:

Keunggulan/ kelebihan power point yaitu salah satu fitur menyediakan

kemampuan untuk membuat presentasi yang meliputi musik yang memainkan

seluruh presentasi atau efek suara untuk slide tertentu. Selain kemampuan untuk

menambahkan file suara, presentasi dapat dirancang untuk berjalan, seperti film,

sendiri. Power Point memungkinkan pengguna untuk merekam slide show dengan

narasi dan laser pointer. Pengguna dapat menyesuaikan tampilan slide untuk

menampilkan slide dalam urutan yang berbeda dari awalnya dirancang dan

memiliki slide muncul beberapa kali. Microsoft juga menawarkan kemampuan

untuk menyiarkan presentasi untuk pengguna tertentu melalui link dan Windows

Live. Dan kelebihan yang lain dari power pointadalah sebagai berikut.

1. Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas

2. Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa

3. Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan

4. Dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan

suara sehingga membuat siswa lebih tertarik

5. Dapat dipergunakan berulang-ulang


23

Kelemahan diantaranya adalah:

1. Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki

2. Tidak semua  materi  dapat  disajikan  dengan  menggunakan powerpoint

3. Membutuhkan keterampilan  khusus  untuk  menuangkan  pesan atau  ide-

ide  yang  baik  pada  desain  program  komputer microsoft  powerpoint 

sehingga  mudah  dicerna  oleh  penerima pesan

4. Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik

penyajian (animasi) yang kompleks.

Langkah-langkah pembelajaran dengan bantuan power point yaitu :

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin ia capai pada

pembelajaran tersebut.

 Guru memberikan pertanyaan dan penjelasan mengenai dasar

pengoperasian sistem pengendali sirkuit motor kontrol non programmable

logic control (Non PLC).

 Menjelaskan cara kerja rangkaian dan permasalahan yang terjadi dengan

metode ceramah dan power point.

 Melakukan tanya jawab guna untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

dalam pelajaran.

 Memandu siswa dalam membuat beberapa rangkaian yang ada pada

jobsheet.

 Mempraktekkan sirkuit motor kontrol non programmable logic control

(Non PLC) secara langsung.


24

d. Hakikat Hasil Belajar Instalasi Motor Listrik

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang

mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Intslasi Motor Listrik sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh

siswa sekolah menengah kejuruan jurusan teknik instalasi tenaga listrik dan

merupakan mata pelajaran wajib. Pada mata pelajaran instalasi motor listrik

terbagi dua bagian yaitu kontrol non programmable logic control (Non PLC)

untuk kelas XI dan kontrol dengan programmable logic control (PLC)

Ada beberapa materi yang terdapat dalam kompetensi Instalasi motor

listrik sesuai dengan silabus SMK TR Sinar Husni, dapat dilihat pada tabel 2.1

berikut.

Tabel 2.1. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Instalasi Motor Listrik

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghayati dan mengamalkan 1.1. Menyadari sempurnanya konsep
ajaran agama yang dianutnya. Tuhan tentang benda-benda dengan
fenomenanya untuk dipergunakan
sebagai aturan dalam melaksanakan
instalasi motor listrik
1.2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran
agama sebagai tuntunan dalam
melaksanakan instalasi motor listrik
2. Menghayati dan mengamalkan 2.1. Mengamalkan perilaku jujur,
perilaku jujur, disiplin, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu,
tanggungjawab, peduli (gotong inovatif dan tanggung jawab dalam
royong, kerjasama, toleran, melaksanakan instalasi motor listrik
damai), santun, responsif dan 2.2. Menghargai kerjasama, toleransi,
proaktif, dan menunjukkan damai, santun, demokratis, dalam
sikap sebagai bagian dari menyelesaikan masalah perbedaan
solusi atas berbagai konsep berpikir dalam
permasalahan dalam melaksanakan instalasi motor listrik
berinteraksi secara efektif 2.3. Menunjukkan sikap responsif,
dengan lingkungan sosial dan proaktif, konsisten, dan berinteraksi
alam serta dalam secara efektif dengan lingkungan
25

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


menempatkan diri sebagai sosial sebagai bagian dari solusi atas
cerminan bangsa dalam berbagai permasalahan dalam
pergaulan dunia melaksanakan instalasi motor listrik
3. Memahami, menerapkan dan 3.1. Menjelaskan pemassangan
menganalisis pengetahuan komponen dan sirkuit motor kontrol
faktual, konseptual, dan non programmable logic control
prosedural berdasarkan rasa (Non PLC)
ingin tahunya tentang ilmu 3.2. Menafsirkan gambar kerja
pengetahuan, teknologi, seni, pemasangan komponen dan sirkuit
budaya, dan humaniora dalam motor kontrol non programmable
wawasan kemanusiaan, logic control (Non PLC)
kebangsaan, kenegaraan, dan 3.3. Mendeskripsikan karakteristik
peradaban terkait penyebab komponen dan sirkuit motor kontrol
fenomena dan kejadian dalam non programmable logic control
bidang kerja yang spesifik (Non PLC)
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1. Memasang komponen dan sirkuit
menyaji dalam ranah konkret motor kontrol non programmable
dan ranah abstrak terkait logic control (Non PLC)
dengan pengembangan dari 4.2. Menyajikan gambar kerja
yang dipelajarinya di sekolah (rancangan ) pemasangan komponen
secara mandiri, dan mampu dan sirkuit motor kontrol non
melaksanakan tugas spesifik di programmable logic control (Non
bawah pengawasan langsung PLC)
4.3. Memeriksa pemasangan komponen
dan sirkuit motor kontrol non
programmable logic control (Non
PLC)

e. Simulasi Software Electrical Control Techniques Simulator

Model simulasi adalah model dimana siswa dihadapkan dalam keadaan seperti

kenyataan akan tetapi hanya menggunakan piranti komputer. Azhar Arsyad (2011:

161-162), mencontohkan model simulasi seperti menerbangkan

pesawat,menjalankan usaha kecil, memanipulasi pengendalian pembangkit listrik

tenaga nuklir dengan software.


26

Simulasi adalah suatu cara untuk menduplikasi/menggambarkan ciri,

tampilan, dan karakteristik dari suatu sistem nyata. Ide awal dari simulasi adalah

untuk meniru situasi dunia nyata secara matematis, kemudian mempelajari sifat

dan karakter operasionalnya, dan akhirnya membuat kesimpulan dan membuat

keputusan berdasar hasil dari simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata

tidak disentuh /dirubah sampai keuntungan dan kerugian dari apa yang menjadi

kebijakan utama suatu keputusan di uji cobakan dalam sistem model.

Metode simulasi merupakan proses perancangan model dari suatu sistem nyata

(riil) dan pelaksanaan eksperimen-eksperimen dengan model ini untuk tujuan

memahami tingkah laku sistem atau untuk menyusun strategi (dalam suatu batas

atau limit yang ditentukan oleh sebuah satu atau beberapa kriteria) sehubungan

dengan operasi sistem tersebut. Metode simulasi dapat menjelaskan tingkah laku

sebuah sistem dalam beberapa waktu dengan mengobservasi tingkah laku dari

sebuah model yang dibuat sesuai dengan karakter sistem yang asli sehingga

seorang analis bisa mengambil kesimpulan tentang tingkah laku dari sistem dunia

nyata. ( Sumber : STIKOMP Digital Library )

Software Electrical Control Techniques Simulator merupakan software

simulator yang dapat digunakan untuk merancang sistem elektromekanik .

software ini menyediakan berbagai macam sistem elektromekanik yang

menggunakan relay, relay waktu, tombol, motor, switch dan beberapa sistem

mekanik dasar.

Penggunaan utama dari simulator ini adalah bertujuan untuk mensimulasikan

dasar-dasar sistem Electromechanical, karena Software Electrical Control


27

Techniques Simulator memiliki fitur yang berguna untuk mengkoreksi kesalahan

apabila ada kesalahan dalam pemasangan alat. Fitur lain dari software ini adalah

adanya daftar semua elemen sirkuit yang umumya banyak digunakan dalam

lingkungan nyata

Gambar 2.1 Aplikasi Software Electrical Control Techniques Simulator

f. Instalasi Motor Listrik

Mendeskripsikan Instalasi motor listrik merupakan salah satu kompetensi dasar

yang harus dicapai siswa kelas XI di SMK Swasta TR Sinar Husni. Sesuai dengan

silabus yang mengacu pada kurikulum 2013 kompetensi dasar ini diberikan pada

semester ganjil. Di dalam kompetensi terdapat materi pokok jenis-jenis

komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC )

dan rangkaian pengendali Direct on Line (DOL).


28

Pada penelitian ini, penelitian dibatasi pada materi pokok jenis-jenis

komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC )

dan rangkaian pengendali Direct on Line (DOL). Hal ini dikarenakan keterbatasan

peneliti yang tidak dapat melakukan penelitian semua kompetensi. Materi pokok

pembelajaran dapat dilihat pada silabus pada lampiran

B. Materi

Materi pembelajaran yang dibahas juga memiliki refrensi atau pustaka

e-book ,job sheet, Software Electrical Control Techniques Simulator maupun

buku cetak mata pelajaran instalasi motor listrik.

C. Penelitian Relavan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hendra Rudianto (2017) yang meneliti,

“Peningkatan Hasil Belajar siswa menggunakan Software EKTS pada Mata

Pelajaran Pengendali Elektromagnetik”. Jenis penelitian adalah quasi

eksperimen dengan desain one group pretest-posttest dengan jumlah sampel

sebanyak 36 siswa. Hasil penelitiannya adalah model pembelajaran inquiri

dengan bantuan software EKTS menunjukkan hasil peningkatan hasil

belajar pada siswa pada kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Budi Utomo (2011) yang meneliti,

“Pengaruh Penggunaan Media Software Fluidsim Dalam Pembelajaran

Pneumatik Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 2

Kebumen”. Jenis penelitian adalah model pembelajaran konvensional

dengan software fluidsim dengan jumlah sampel sebanyak 70 siswa. Hasil


29

penelitiannya adalah menunjukkan hasil peningkatan motivasi dan hasil

belajar pada siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Elmanda Dyan Astarin (2017) yang

meneliti, “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Software

EKTS Pada Mata Pelajaran Instalasi Tenaga Listrik Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas XI Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 3

Surabaya”. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dengan desain posttest

only control group design dengan jumlah sampel sebanyak 36 siswa. Hasil

penelitiannya adalah menunjukkan hasil peningkatan keaktifan pada siswa

pada kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor dengan model

pembelajaran inkuiri lebih baik daripada menggunakan metode

konvensional.

D. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan guru, fungsi media dapat

diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin

timbul dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan yang sangat

penting untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan penerapan konsep

diri. Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan dapat tercermin

dari peningkatan mutu lulusan yang dihasilkannya, untuk itu perlu adanya peran

aktif seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input

sekaligus calon output dan juga guru sebagai fasilitator. Guru yang berfungsi

sebagai fasilitator diharapkan mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki


30

oleh siswa untuk dapat digunakan dalam belajar. Fungsi fasilitator akan berhasil

jika dalam merancang proses belajar mengajar dilakukan berdasarkan langkah-

langkah yang sistimatis dan luwes, yang memungkinkan terjadinya revisi terhadap

tujuan, bahan, ataupun strategi belajar mengajar melalui proses umpan balik

yang diperoleh dari hasil evaluasi.

Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam suatu proses belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Media dapat

meningkatkan motivasi seorang siswa dari segi menghilangkan kejenuhan

akan materi teori secara terus-menerus, menarik perhatian siswa, dan

pemudahan pemahaman akan suatu pokok bahasan. Meningkatnya suatu

motivasi siswa diharapkan dapat menimbulkan peningkatan prestasi siswa

dalam suatu mata pelajaran.

Media Software Electrical Control Techniques Simulator merupakan salah

satu media yang dapat digunakan untuk media pembelajaran Instalasi Motor

Listrik. Software Electrical Control Techniques Simulator didalamnya terdapat

suatu simulasi sebagai aplikasi yang dapat di kendalikan. Aplikasi

penggunaan Software Electrical Control Techniques Simulator ini dapat

berfungsi sebagai simulasi dari merangkai samapai menjalankan rangkaian,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka dapat dikemukakan

hipotesis penelitian yaitu :

1. Hipotesis
31

H0 = Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran dengan bantuan

media Software Electrical Control Techniques Simulator lebih kecil atau

sama dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran dengan

bantuan media power point pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik.

Ha = Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran dengan bantuan

media Software Electrical Control Techniques Simulator lebih tinggi dari

hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran dengan bantuan

media power point pada mata pelajaran Instalasi Motor Listrik.

Anda mungkin juga menyukai