terdiri dari laki – laki dan perempuan, bukan pasangan sesama jenis seperti yang tercantum
dalam ayat berikut.
َ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي ت ََس[[ا َءلُون ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء
َّ َق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوب ٍ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف
َ َس َوا ِح َد ٍة َو َخل
ُ َ َ هَّللا َّ
١:﴿النساء إِن َ كانَ َعل ْيك ْم َرقِيبًا ﴾بِ ِه َوا رْ َحا َم َ أْل
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu Yang menciptakan kamu dari satu jiwa dan
darinya Dia menciptakan jodohnya, dan mengembang-biakan dari keduanya banyak laki-laki
dan perempuan; dan bertakwalah kepada Allah swt. yang dengan nama-Nya kamu saling
bertanya, terutama mengenai hubungan tali kekerabatan. Sesungguhnya Allah swt. adalah
pengawas atas kamu”. (An Nisa: 1)
…ت ْ ث َو ُربَا َع ۖ فَإ ِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تَ ْع ِدلُوا فَ َوا ِح َدةً أَوْ َم[ا َملَ َك
َ اب لَ ُك ْم ِمنَ النِّ َسا ِء َم ْثن َٰى َوثُاَل
َ ََوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تُ ْق ِسطُوا فِي ْاليَتَا َم ٰى فَا ْن ِكحُوا َما ط
ٰ
َأَ ْي َمانُ ُك ْم ۚ َذلِك
“…maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau empat…”(QS. an-
Nisa: 3)
Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.”(QS. An-Nur: 32).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Menikah adalah sunnahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku berarti bukan dari
golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah kalian aku akan berbanyak-
banyakkan umat. Siapa memiliki kemampuan harta hendaklah menikah, dan siapa yang tidak
hendaknya berpuasa, karena puasa itu merupakan tameng.”
“…sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan
mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat.”(QS. an-Nur: 21).