KEPERAWATAN KRITIS II
2015
KONSEP TEORI
D. Manifestasi Klinis
Beberapa manifestasi klinis dari trigeminal neuralgia adalah:
1. Kebanyakan unilateral, 3% bilateral
2. Serangan paroksismal di daerah muka atau frontal dengan nyeri beberapa detik tidak
lebih dari 2 menit
3. Nyeri paling tidak 4 karakteristik dibawah ini:
a. Distribusi pada satu atau lebih cabang saraf trigeminus
b. Mendadak, tajam, stabbing, intense, atau seperti terbakar
c. Intensitas nyeri berat (severe)
d. Faktor presipitasi berasal daria area triger atau dari aktvfitas sehari hari seperti
makan, berbicara, sikat gigi atau cuci muka
e. Diantara masa paroksisimal penderita asimptomatik
4. Tidak ada kelainan neurologis
5. Serangan adalah stereotip pada individu penderita
6. Untuk mengeksklusi kasus nyeri wajah lain dilakukan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tertentu bila diperlukan.
E. Patofisiologi
Ada beberapa hopotesis dari para ahli terhadap bagaimana terjadina trigeminal
neuralgia ini. Bisa diduga bahwa trigeminal neuralgia disebabkan karena dimielinisasi
saraf yang mengakibatkan hataran saraf yang berlebihan.
Aneurisma, tumor, peradangan meningeal kronis, atau lesi lainnya dapat mengiritasi
akar saraf trigeminal sepanjang pons dan juga menyebabkan gejala neuralgia
trigeminal. Vaskular yang abnormal dari arteri serebelum superior sering disebut
sebagai penyebabnya. Lesi dari zona masuknya akar trigeminal dalam pons dapat
menyebabkan sindrom nyeri yang sama.
Serangan nyerinya tidak dapat diperkirakan; karena nyeri dapat dicetuskan oleh
aktivitas sehari-hari yang biasanya tidak menimbulkan nyeri (seperti menyisir rambut,
mengunyah makanan, menggosok gigi, atau bahkan saat terkena hembusan
angin).Dikenal pula istilah trigger zone , yaitu daerah yang sering menjadi awal
bermulanya neuralgia; yang terletak di sekitar daerah sekitar hidung dan mulut.
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Nyeri pada bibir, dagu, lobang hidung, dan pada gigi (daerah perifer, bukan
pada struktur yang lebih dalam). Nyeri bersifat tajam seperti tertusuk atau tersetrum
listrik yang terjadi di sepanjang satu atau lebih cabang inervasi N. V. Nyeri dapat
tercetus oleh rangsangan ringan (alodinia) seperti terpapar angin,
berbicara,mengunyah atau cuci muka.
3. Riwayat penyakit sebelumnya
Mengkaji apakah ada penyakit pada bagian sistem saraf pusat yang mengarah
pada penyebab peradangan saraf trigeminal.
4. Riwayat Penyakit sekarang
Terdapat serangan nyeri paroksismal dengan awitan tiba-tiba yang
berlangsung selama beberapa detik sampai kurang dari 2 menit. Nyeri bersifat tajam
seperti tertusuk atau tersetrum listrik yang terjadi di sepanjang satu atau lebih cabang
inervasi N. V. Nyeri dapat tercetus oleh rangsangan ringan (alodinia) seperti
terpapar angin, berbicara,mengunyah atau cuci muka. Pada anamnesa yang perlu
diperhatikan adalah lokalisasi nyeri, kapan dimulainya nyeri, menentukan interval
bebas nyeri, menentukan lamanya, efek samping, dosis dan respons terhadap
pengobatan, menanyakan riwayat penyakit lain seperti ada penyakit herpes atau
tidak, dsb.
5. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik neurologi dapat ditemukan sewaktu terjadi serangan,
penderita tampak menderita sedangkan diluar serangan tampak normal. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Pada B3 ditemukan gangguan sensorik berupa hiperalgesi dan aldonia.
b. Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral (termasuk
refleks kornea).
c. Menilai fungsi mengunyah (masseter) dan fungsi pterygoideus (membuka
mulut, deviasi dagu)
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam, nyeri berkurang atau dapat diadaptasi oleh
klien.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Tindakan Mandiri
Observasi tingkat nyeri dan respon Pengkajian yang optimal akan memberikan
motorik klien 30 menit setelah pemberian perawat data yang objektif untuk mencegah
obat analgesik untuk mengkaji kemungkinan komplikasi dan melakukan
efektifitasnya. Setiap 1-2 jam setelah intervensi yang tepat
tindakan perawatan selama 1-2 hari
Tindakan kolaborasi
Intervensi Rasional
Edukasikan pada pasien tentang makan Makanan yang lunak dapat meminimalisir
makanan yang lunak rangsang nyeri
3. Koping individu tak efektif b/d nyeri berat, ancaman berlebih pada diri sendiri.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam, koping pasien baik
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
Dekati pasien dengan ramah dan penuh Menemukan kebutuhan psikologis yang akan
perhatian meningkatkan harga diri
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan Perubahan yang perlu harus diprioritaskan
secara realistik untuk menghindari rasa tidak
mulai merencanakan perubahan hidup
menentu dan tidak berdaya
Intervensi Rasional
Berikan privasi untuk klien dan orang Memberi waktu untuk mengekspresikan
terdekat perasaan menghilangkan cemas dan perilaku
adaptasi. Adanya keluarga dan teman yang
dipilih klien melayani aktivitas dan
pengalihan (misalnya membaca) akan
menurunkan perasaan terisolasi.
Krieria Hasil :
Intervensi Rasional
Kaji ulang resiko efek samping Mengurangi rasa kurang nyaman dari
pengobatan pengobatan untuk perbaikan kondisi klien
DAFTAR PUSTAKA
White, Lois., Duncan, Gena., Baumle, Wendy. 2010. Foundations of Adult Health Nursing.
Canada: Cengange Learning. https://books.google.co.id/books?id=xutEVD4_V-
wC&pg=PA352&dq=nursing+care+of+trigeminal+neuralgia&hl=en&sa=X&ei=_v
PyVIGpE8vIuATWtoC4Aw&redir_esc=y#v=onepage&q=nursing%20care%20of
%20trigeminal%20neuralgia&f=false, diakses pada 1 Maret 2015.