PENDAHULUAN
Pusat kesehatan masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas adalah Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan kabupaten atau kota, sehingga dalam
melaksanakan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
pemerintah Daerah Kabupaten Kota yang bersangkutan. 1
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia dan merupakan modal setiap
warga negara dan setiap bangsa dalam mencapai tujuannya dan mencapai kemakmuran.
Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika dia berada dalam
kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk
meneruskan kehidupannya secara layak. 1
Dalam permasalahan ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan sebagai
penyebab 58 juta kematian, dan 80% kematian tersebut terjadi di negara-negara yang
berpendapatan rendah dan menengah akibat penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
(30%), penyakit pernafasan kronik dan penyakit kronik lainnya (16%), Kanker (13%),
cedera (9%) dan Diabetes melitus (2%). PTM seperti Kardiovaskuler, Stroke, Kanker,
Diabetes melitus, penyakit Paru Kronik Obstruktif dan Cedera terutama di negara
berkembang, telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat yang berdampak pula
pada peningkatan angka kematian dan kecacatan.2
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menunjukkan penyebab kematian
telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular. Berdasarkan
riset tersebut, penyebab kematian terbesar untuk umur>15 tahun adalah Stroke, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit menular menyumbang 28,1% kematian
1
sedangkan Penyakit Tidak Menular sebagai penyumbang terbesar penyebab kematian
terbesar (59,5%).2
Faktor risiko PTM antara lain kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat dan tidak
seimbang, merokok, konsumsi alkohol, obesitas, Hyperglikemia, Hipertensi,
hiperkolesterol, dan perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera, misalnya
perilaku berlalu lintas yang tidak benar.2
Salah satu PTM yang prevalensinya tinggi adalah hipertensi, prevalensi hipertensi
di Indonesia cukup tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan hasil pengukuran
yang didasarkan pada pasien umur ≥18 tahun sebesar 25,8%,dimana hanya sekitar 36,8%
masyarakat yang sudah mengetahui terdiagnosis hipertensi, sebagian besar (63,2%) kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau belum mengetahui bahwa mereka telah
menderita hipertensi.2
Upaya pencegahan dan penanggulangan PTM akan menjadi lebih efektif dan
efisien jika faktor risiko tersebut dapat dikendalikan. Dampak dari PTM dan risikonya
selain berpengaruh pada ketahanan hidup manusia dan penurunan produktivitas kerja
juga menambah beban biaya pelayanan kesehatan. Upaya pengendalian penyakit ini
tidak mungkin dilakukan hanya oleh sektor kesehatan saja akan tetapi harus melibatkan
sektor lain dan keterlibatan masyarakat secara aktif.
2
1.3 Tujuan Penelitian
skrining pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Larangan Kel. Kecapi Kec.
PTM.
1. Untuk mengamati sejauh mana program PTM tersebut telah berjalan, melalui
3
Sebagai syarat bagi dokter internship untuk menyelesaikan Program Dokter
Intership dan sebagai sarana belajar untuk bekal menjalankan profesi kedepannya
Pendekatan sistem merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah dengan
melihat masalah tersebut secara menyeluruh. Disini akan dilakukan analisis berdasarkan
masukan, proses, keluaran, factor balikan, dn factor yang mempengaruhi. Pada laporan ini
akan dipaparkan hasil analisis UPTD Puskesmas Larangan yang dimulai dari pegumpulan
data dan dilanjutkan dengan pengolahan data sehingga dapat menjadi informasi. Dengan
informasi tersebut kita dapat mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan cara
pemecahan masalahnya.
A. Letak Wilayah
Kota Cirebon berada pada koordinat 108,33o dan 6,41o Lintang Selatan berada
pada ketinggian 5 meter diatas permukaan air laut.Sebagai kota di pesisir pantai, Kota
Cirebon beriklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 24 o C – 34o C, dengan luas
wilayah sebesar 2,025 Km2 dan jumlah penduduknya 23,761 jiwa sehingga tingkat
kepadatannya mencapai 11 jiwa per kilometer perseginya.
4
Gambaran Umum Wilayah
B. Batas-Batas Wilayah
a. Batas-Batas Wilayah
- Utara : Kelurahan Drajat
- Selatan : Kelurahan Kalijaga
- Barat : Kelurahan Sunyaragi
- Timur : Kelurahan Pengambiran
b. Luas Wilayah Kerja Puskesmas.
- Pemukiman : 225 Ha
- Jumlah RT : 116
- Jumlah RW : 19
5
C. Keadaan Demografi
a. Data Penduduk
Dari tabel di atas, Empat RW yaitu RW 03,RW 15,RW 16 dan RW 18 yang memiliki
jumlah penduduk juga jumlah Kepala Keluarganya lebih banyak dibandingkan dengan 14 RW
lainnya. Sedangkan rata-rata jumlah anggota keluarga per Kepala Keluarga secara umum merata
masih dibawah 5 orang, Jumlah penduduk dan Kepala Keluarga yang banyak bisa memberikan
konsekuensi tingkat permasalahan yang banyak juga, dapat diprediksikan juga permasalahan
kesehatan akan muncul karena kesan kumuh yang diperoleh dari tingginya jumlah penduduk dan
6
Grafik 1. Penduduk Berdasarkan Pendidikan
30
25
20
15
10
7
8