Anda di halaman 1dari 5

1

RINGKASAN UU 25/2009
tentang PELAYANAN PUBLIK
BAB 1: KETENTUAN UMUM
Pasal 1 :
Ayat 1:
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Ayat 2:
Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang- undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Ayat 4:
Organisasi penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut Organisasi
Penyelenggara adalah satuan kerja penyelenggara pelayanan publik yang berada di
lingkungan institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang- undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain
yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Ayat 5:
Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai,
petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik.
Ayat 6:
Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-
perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima
manfaat pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ayat 7:
Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban
dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas,
cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
Ayat 13:
Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara
dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh badan usaha rnilik negara, badan
usaha milik daerah, dan badan hukum milik negara serta badan swasta, maupun
perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
2
BAB 2 : MAKSUD, TUJUAN, ASAS DAN RUANG LINGKUP
Bagian 2 : Asas
Pasal 4 :
Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan :
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Bagian 3 : Ruang Lingkup


Pasal 5 :
Ayat 1:
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa publik serta
pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Ayat 2:
Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pendidikan, pengajaran,
pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,
kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata,
dan sektor strategis lainnya.
Ayat 4:
Pelayanan atas jasa publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah...;
b. penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan
c. penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang
modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/
atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
PENJELASAN :
Misi negara adalah kebijakan untuk mengatasi permasalahan tertentu, kegiatan tertentu,
atau mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan kepentingan dan manfaat orang
banyak.
3
Ayat 5:
Pelayanan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi skala kegiatan
yang didasarkan pada ukuran besaran biaya tertentu yang digunakan dan jaringan
yang dimiliki dalam kegiatan pelayanan publik untuk dikategorikan sebagai
penyelenggara pelayanan publik.
PENJELASAN :
Skala kegiatan didasarkan besaran biaya tertentu yang digunakan dan merupakan jaringan
yang dimiliki dalam kegiatan pelayanan sebagai ukuran untuk dikategorikan sebagai
pelayanan publik.

BAB 3: PEMBINA, ORGANISASI PENYELENGGARA, DAN PENATAAN


PELAYANAN PUBLIK
Bagian 1 : Pembina dan Penanggung Jawab Pelayanan Publik
Pasal 6 :
Ayat 1:
Guna menjamin kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik diperlukan pembina dan
penanggung jawab.
Ayat 2:
Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. pimpinan lembaga negara, pimpinan kementerian, pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian, pimpinan lembaga komisi negara atau yang sejenis, dan pimpinan
lembaga lainnya;
b. gubernur pada tingkat provinsi;
c. bupati pada tingkat kabupaten; dan
d. walikota pada tingkat kota.
Pasal 7 :
Ayat 1:
Penanggung jawab adalah pimpinan kesekretariatan lembaga sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (2) atau pejabat yang ditunjuk pembina.
Ayat 2:
Penanggung jawab mempunyai tugas:
a. mengoordinasikan kelancaran penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan standar
pelayanan pada setiap satuan kerja;
b. melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik; dan
c. melaporkan kepada pembina pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik di seluruh
satuan kerja unit pelayanan publik.

Bagian 2 : Organisasi Penyelenggara


Pasal 8 :
Ayat 1:
Organisasi penyelenggara berkewajiban rnenyelenggarakan pelayanan publik sesuai dengan
tujuan pembentukan.
4
Ayat 2:
Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana dimaksud pada ayat ( I), sekurang-
kurangnya meliputi:
a. pelaksanaan pelayanan;
b. pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. pengelolaan informasi;
d. pengawasan internal;
e. penyuluhan kepada masyarakat; dan
f. pelayanan konsultasi.
Ayat 3:
Penyelenggara dan seluruh bagian organisasi penyelenggara bertanggung jawab atas
ketidakmampuan, pelanggaran, dan kegagalan penyelenggaraan pelayanan.

Bagian 4 : Hubungan Antar Penyelenggara


Pasal 12 :
Ayat 1:
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan, dapat dilakukan kerja sama
antar penyelenggara.
Ayat 2:
Kerja sama antarpenyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan yang
berkaitan dengan teknis operasional pelayanan dan/ atau pendukung pelayanan.
Ayat 3:
Dalam ha1 penyelenggara yang memiliki lingkup kewenangan dan tugas pelayanan publik
tidak dapat dilakukan sendiri karena keterbatasan sumber daya dan/atau dalam keadaan
darurat, penyelenggara dapat meminta bantuan kepada penyelenggara lain yang mempunyai
kapasitas memadai.
Ayat 4:
Dalam keadaan darurat, permintaan penyelenggara lain wajib dipenuhi oleh penyelenggara
pemberi bantuan sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi penyelenggara yang
bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB 4: HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN


Bagian 1 : Hak dan Kewajiban Penyelenggara
Pasal 14 :
Penyelenggara memiliki hak:
a. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang bukan tugasnya;
b. melakukan kerja sama;
c. mempunyai anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayananan publik;
d. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan tuntutan yang tidak sesuai dengan
kenyataan dalam penyelenggaraan pelayanan publik; dan
e. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
5
BAB 5: PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK
Bagian 6 : Biaya / Tarif Pelayanan Publik
Pasal 31:
Ayat 1:
Biaya/tarif pelayanan publik pada dasarnya merupakan tanggung jawab negara dan/ atau
masyarakat.
Ayat 2:
Biaya/tarif pelayanan publik yang merupakan tanggung jawab negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada negara apabila diwajibkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Ayat 3:
Biaya/ tarif pelayanan publik selain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan kepada penerima
pelayanan publik.

Pasal 32:
Ayat 1:
Penyelenggara berhak mendapatkan alokasi anggaran sesuai dengan tingkat
kebutuhan pelayanan.
Ayat 2:
Selain alokasi anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (I), penyelenggara dapat
memperoleh anggaran dari pendapatan hasil pelayanan publik.

Anda mungkin juga menyukai