Anda di halaman 1dari 6

URGENSI PENGENALAN PEMBELAJARAN GERAK

UNTUK OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Uray Gustian

ABSTRAK
Usia dini merupakan periode kelanjutan dari periode bayi dan hingga anak mencapai usia 5
atau 6 tahun. Pada usia dini sedang mengalami masa perkembangan yang bersifat mendasar
(fundamental) karena terjadi pembentukan perkembangan anak secara keseluruhan.
Pembelajaran gerak merupakan pembelajaran yang diberikan pada anak usia dini untuk belajar
mengenai gerak dan belajar melalui gerak. Adanya pembelajaran gerak anak akan mampu
mengembangkan kemampuannya dalam melakukan gerak dan memperoleh manfaat dari melakukan
gerak. Pengenalan pembelajaran gerak pada anak usia dini membantu untuk menumbuhkan dan
mengembangkan seluruh potensinya secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar
sesuai dengan tahap perkembangannya. Anak akan memperoleh manfaat dalam bentuk peningkatan
kemampuan dalam melakukan gerak, keterampilan gerak, kognitif, sosial, dan emosional.
Pembelajaran gerak pada anak diberikan dalam bentuk aktivitas bermain. Adapun konten dari
pembelajaran gerak yang diberikan adalah pembelajaran mengenai gerak tubuh, kesadaran tubuh,
kesadaran ruang, kualitas gerak, dan kaitan antara kemampuan gerak dan anggota tubuh.
Keyword: pembelajaran, gerak, anak usia dini

PENDAHULUAN tantrum) dan memiliki kemampuan motorik yang


Pada dekade terakhir pendidikan anak usia relatif rendah.
dini sangat digalakkan oleh pemerintah. Selain Pendidikan pada anak usia dini merupakan
itu juga kesadaran dari orangtua terhadap hal yang sangat fundamental. Pada usia dini
pentingnya pendidikan anak usia dini semakin merupakan masa awal dari pembentukan
tinggi. Tingginya animo orangtua terhadap perkembangan anak secara keseluruhan atau yang
pendidikan anak usia dini mendorong para dikenal dengan golden age. Dalam fase ini anak
stakeholders dari pemerintah maupun swasta mengalami perkembangan yang pesat baik secara
menawarkan program pendidikan untuk anak usia pertumbuhan anggota tubuh dan kematangan dari
dini. Tawaran ini tentunya menarik perhatian saraf pusat (Santrock, 2011). Hal ini tentunya
setiap orangtua yang menginginkan setiap berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
anaknya untuk berkembang secara optimal. Akan intelegensi, motorik, bahasa, dan sosialemosional
tetapi, hal yang paling penting untuk diperhatikan pada anak.
dan menjadi bahan pertimbangan dari orangtua Anak memiliki kemampuan belajar yang
adalah pemberian materi pendidikan yang tepat sangat tinggi, terlihat dari tingkat
dan baik untuk diberikan kepada anak. Akan keingintahuan yang tinggi dari anak. Anak
tetapi keinginan dari orangtua untuk memberikan akan berusaha mencari tahu sesuatu yang
pendidikan kepada anak mereka terkadang
menarik menurut persepsinya. Anak juga
kurang tepat. Tak jarang orangtua masih
beranggapan bahwa anak yang berkembangan
lebih kreatif dari tahap sebelumnya dalam hal
dengan baik bisa dilihat ketika anak bisa kemampuan belajarnya dan lebih memiliki
membaca dan menulis sedini mungkin. kemampuan dalam mengekspresikan dirinya
Anggapan ini tidak ada salahnya namun hanya yang terlihat dari anak sudah mulai memiliki
sebatas pada perkembangan kognitif anak kemampuan menggambarkan sesuatu yang
sedangkan perkembangan pada anak usia dini ada sekitarnya, lebih banyak bercerita
mencakup keseluruhan aspek perkembangan. Hal mengenai sesuatu yang dialami oleh anak,
ini menjadikan anak usia dini kebanyakan tidak dan mulai melakukan aktivitas yang
mampu untuk mengelola emosinya (mudah menantang.
Perkembangan pada anak usia dini tua untuk memilih pola pembelajaran yang sesuai
seharusnya lebih banyak mengarah kepada dan tepat bagi anak usia dini.
perkembangan gerak anak. Hal ini merupakan
sebagai bentuk adanya peningkatan dalam KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI
kemampuan bergerak, mengkoordinasikan mata Anak usia dini merupakan anak yang
dan tangan, bahasa dan sosial emosional yang berada pada usia 2 hingga 6 tahun (Sigelman &
menjadikan anak lebih aktif, memiliki rasa ingin Rider, 2012: 4). Sedangkan menurut Santrock
tahu yang luas dan bersifat lebih emosional. (2011: 17) anak usia dini merupakan periode
Pentingnya pembentukan keterampilan kelanjutan dari periode bayi dan hingga anak
gerak anak karena ada usia dini terjadi mencapai usia 5 atau 6 tahun. Pada usia dini
peningkatan perkembangan aktivitas gerak secara pertumbuhan otak anak sudah mencapai 95% dari
total (Jackson, D.M. et.al., 2003: p.424) dan capaian ukuran pertumbuhan otak orang dewasa.
aktivitas gerak pada umumnya terbentuk pada Adanya petumbuhan otak anak yang hampir
masa kanak-kanak usia 2-5 tahun (Taylor, et.al., mencapai optimal serta meningkatnya fungsi
2013: p.5). Selain itu, dengan melakukan saraf menjadikan anak usia dini memiliki
melakukan aktivitas gerak membentuk peningkatan kemampuan dalam melakukan
kepribadian, tanggungjawab, dan perilaku sosial gerak. Hal ini ditunjukan dengan anak mengalami
(Liu, Karp & Davis (2010: 1). perkembangan motorik kasar yang cepat sebagai
Melalui aktivitas jasmani, anak dapat akibat dari adanya peningkatan pada kemampuan
berinteraksi dengan teman bermain, orangtua dan mengkoordinasikan mata dan tangan (Santrock,
orang dewasa lainnya. Pada usia dini anak 2011: 211).
memiliki sifat egosentris akan tetapi adanya Anak semakin aktif bergerak sehingga
aktivitas gerak memungkinkan anak untuk belajar menyebabkan tulang dan otot menjadi lebih kuat,
kerjasama, bertanggungjawab, bersaing secara kemampuan dari paru-paru menjadi lebih besar.
sehat, dan mengembangkan keterampilan Anak sudah memiliki kemampuan untuk
kepemimpinan. Adanya peningkatan interaksi melakukan aktivitas yang sederhana dan
sosial memperluas kemampuan anak untuk menantang. Adanya perkembangan yang bersifat
kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang fundamental yang terjadi pada anak menjadikan
lain dan umumnya mengurangi sifat egosentrisme perkembangan pada anak usia dini harus
dari anak itu sendiri. mendapatkan perhatian serius.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti Pengetahuan terkait karakteristik anak
bermaksud untuk membuat rangkaian kegiatan usia dini merupakan hal yang sangat penting
yang dapat menstimulus anak untuk lebih aktif untuk dimiliki. Tujuannya adalah untuk dapat
melakukan aktivitas gerak. Bentuk kegiatan ini memahami mengenai tingkat perkembangan anak
berdasar pada aktivitas jasmani yang dilakukan usia dini. Perkembangan yang terjadi pada anak
secara berkelompok seperti melempar dan usia dini mencakup perkembangan perilaku dan
menangkap bola, berlari melewati rintangan, dan perkembangan kemampuan dasar.
permainan balok secara estafet. Sasaran dari Berdasarkan pada teori perkembangan
penelitian ini adalah anak usia dini berusia 4-6 kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget
tahun yang difokuskan pada siswa/i Taman (Santrock, 2011: 24) anak usia dini berada pada
Kanak-kanak. Kegiatan ini dilakukan secara tahap praoperasional dimana pada tahap ini anak
berkala hingga mendapatkan hasil yang usia dini memiliki keterbatasan untuk berpikir
signifikan. Rangkaian penelitian ini juga secara operasional. Kemampuan berpikir anak
dilengkapi dengan beberapa alat pendukung yang masih banyak dipengaruhi oleh mental dan lebih
menarik untuk anak. banyak dilakukan dengan melakukan aktivitas
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan fisik. Hal ini dikarenakan anak belum siap untuk
manfaat pada pengembangan keilmuan melakukan operasi mental yang logis. Pada tahap
pendidikan anak usia dini terutama pada ini anak mempresentasikan dunianya dengan
ketrampilan gerak anak. hasil dari penelitian ini kata-kata, simbol, dan menggambar (Santrock,
juga dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti 2011: 217). Kemampuan dalam berpikir
selanjutnya, bahkan rujukan bagi guru dan orang menggunakan simbol diiringi dengan
kemampuan tumbuhnya pemahaman mengenai HAKEKAT PEMBELAJARAN GERAK
ruang, hubungan sebab akibat, identitas, Gerak merupakan aspek paling mendasar
kategorisasi dan angka (Papalia, Olds, & dalam hidup. Tanpa gerak seseorang tidak dapat
Feldman, 2009: 336). berjalan, berreproduksi, dan bahkan dapat
Pada anak usia dini perkembangan fisik bertahan hidup. Pada seseorang bayi baru lahir
lebih melambat dari masa bayi. Perkembangan gerak merupakan aspek utama yang dimiliki
pada anak lebih mengarah kepada perkembangan untuk digunakan dalam menjalankan hidup. Pada
otak dan sistem saraf anak. Pada usia ini bayi gerak merupakan alat untuk bertahan hidup
mengalami peningkatan dalam bergerak, dan gerak selalu digunakan hingga akhir hayat.
mengkoordinasikan mata dan tangan serta terjadi Seiring dengan adanya peningkatan
peningkatan dalam kemampuan dalam bahasa dalam perkembangan yang terdapat pada diri
dan sosial emosional. seseorang, keterampilan gerak juga mengalami
peningkatan. Akan tetapi tidak semua
Peningkatan kemampuan anak dalam keterampilan gerak dapat dikuasai dengan
bergerak dapat menyebabkan tulang dan otot sendirinya tanpa melalui proses belajar.
menjadi lebih kuat serta kemampuan dari paru- Pembelajaran keterampilan gerak diperlukan
paru menjadi lebih besar. Pada usia dini, anak untuk mengoptimalisasikan kemampuan dalam
juga sudah memiliki kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak yang ada pada diri
melakukan aktivitas yang sederhana dan seseorang dari yang kurang terampil menjadi
menantang seperti berlari, berjingkrak, lebih terampil. Hal ini selaras dengan definisi
melompat, mendaki, menaiki dan menuruni dari hakekat belajar yang dikemukakan oleh
tangga. Selain terjadinya peningkatan pada Hergenhann & Mathew (2008: 2) belajar diukur
motorik kasar, pada taman kanak-kanak juga berdasarkan perubahan dalam perilaku,
terjadi peningkatan pada motorik halus. Siswa perubahan perilaku tersebut bersifat relatif
taman kanak-kanak sudah memiliki kemampuan permanen, perubahan perilaku itu tidak selalu
untuk menggambar, mengancingkan baju, terjadi langsung setelah proses belajar selesai,
menulis dan melakukan aktivitas lain yang dan perubahan perilaku berasal dari pengalaman
menggunakan koordinasi mata dan tangan. atau pratik.
Selanjunya pada usia dini, anak memiliki Dalam konteks pembelajaran gerak
sifat egosentrisme yang merupakan suatu bentuk belajar diartikan sebagai suatu proses untuk
dari pemusatan pada dirinya. Egosentrisme untuk menghasilkan perubahan yang relatif
merupakan sebuah bentuk pengekspresian permanen dalam kemampuan untuk menguasai
centration (Papalia, Olds, & Feldman, 2009: keterampilan gerak. Proses dalam belajar gerak
341). Egosentrisme mengacu kepada sifat dari merupakan serangkaian peristiwa atau kejadian
anak untuk memusatkan kepada sudut yang dilakukan bersama, yang menghasilkan
pandangnya sendiri tanpa memikirkan sudut produk tertentu, bagian, atau perubahan yang
pandang orang lain. terjadi sebagai hasil langsung dari latihan
Pada anak usia dini memiliki emosi yang (Schmidt & Lee, 2005:302).
beragam. Menurut Ulfiani Rahman (2009: 53) Pembelajaran gerak di taman bermain
perkembangan emosi anak sangat kuat seperti dan di sekolah diberikan dalam bentuk
ledakan amarah, ka-takut-an yang hebat, iri hati pendidikan jasmani. Sebagai sebuah disiplin
yang tidak masuk akal karena ingin memiliki ilmu, pendidikan jasmani telah digunakan untuk
barang orang lain dan biasanya terjadi dalam menjabarkan semua pembelajaran (pendidikan)
lingkungan keluarga yang besar. Emosi yang yang dilakukan dengan belajar tentang dan
berkembang pada anak usia dini adalah emosi melalui aktivitas gerak manusia (Kovar, et. al.
yang tergolong emosi sadar diri (self-conscious 2009: 7). Pembelajaran tentang gerak
emotions) seperti bangga, rasa malu, dan merasa menekankan tentang perkembangan kebugaran
bersalah. Emosi ini berkembang karena jasmani dan penguasaan keterampilan gerak.
dipengaruhi oleh cara orang tua merespon Kebugaran jasmani mengacu kepada gerak untuk
perilaku anak sehingga rasa malu dan bangga penguatan sistem organ tubuh yang bertujuan
menjadi hal yang biasa bagi anak. untuk mencapai hidup sehat. Penguasaan
keterampilan gerak melibatkan menyempurnaan peningkatan dari kemampuan kerja dari sistem
keterampilan gerak dasar dan mampu kardiorespirasi dan sistem metabolisme tubuh.
mengaplikasikan keterampilan gerak tersebut Anak akan memiliki tubuh yang sehat dan bugar
dengan efektif pada situasi tertentu seperti ketika karena dengan melakukan aktivitas gerak akan
melempar dan menangkap bola. Belajar meningkatkan massa otot dan menurunkan massa
mengenai gerak terjadi ketika kanak-kanak total lemak dalam tubuh (Aldrige, 2003: 61).
mempraktekan keterampilan gerak atau Manfaat selanjutnya yang dapat
mengembangkan kebugaran jasmaninya. Belajar diperoleh anak dengan melakukan aktivitas gerak
mengenai gerak juga terjadi ketika adalah anak dapat belajar dari pengalamannya
mengasosiasikan konteks dari suatu pengetahuan dengan melakukan aktivitas gerak. Ketika
dengan keterampilan gerak atau mengembangkan melakukan aktivitas gerak anak dapat
kebugaran jasmani yang sedang dipelajari. mengeksplorasi lingkungannya sehingga dapat
Belajar melalui gerak menekankan pada menstimulus perkembangan kognitif anak (Payne
partisipasi dalam aktivitas dengan yang dapat dan Isaacs (2012: 32). Aktivitas gerak juga
berkontribusi pada perkembangan seseorang memiliki pengaruh yang positif terhadap
secara keseluruhan.(sosial, emosional maupun peningkatan kemampuan kognitif dan
jasmani). Belajar melalui jasmani memerlukan peningkatan pencapaian akademik anak (Fedewa
pengetahuan mengenai gerak yang ada pada diri & Ahn, 2011: 9).
sendiri yaitu kemampuan dalam melakukan Melalui pembelajaran gerak yang
gerak, aktivitas jasmani yang disenangi, dan diberikan pada anak melalui pendidikan jasmani
perasaan ketika melakukan aktivitas jasmani. juga dapat meningkatkan kemampuan sosial anak
Belajar melalui gerak juga dapat terjadi dengan taman kanak-kanak. Hal ini sebagaimana
melakukan sendiri maupun bersama orang lain. dikemukakan oleh Liu, Karp, & Davis (2010: 1)
Ketika anak belajar untuk berkerjasama pendidikan jasmani tidak hanya dapat membantu
dengan anak lainnya melalui bermain permainan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan
yang memerlukan kerjasama tim atau ketika psikomotorik, tetapi dapat memberikan manfaat
mereka belajar untuk menghargai/menghormati psikologis melalui pengembangan tanggung
orang lain ketika melakukan aktivitas permainan. jawab pribadi dan sosial dan perilaku sosial yang
Belajar melalui gerak juga mengacu kepada tepat.
pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan Selanjutnya Strong, W. B. (2005: 1)
aktivitas menari, memainkan suatu permainan, mengemukakan aktivitas jasmani juga sangat
atau menyusun suatu strategi baru. bermanfaat untuk kesehatan anak baik secara
fisik, sosial maupun emosional. Hal ini
MANFAAT PEMBELAJARAN GERAK menunjukan melakukan aktivitas jasmani sangat
BAGI ANAK USIA DINI bermanfaat terhadap perkembangan anak baik
Pentingya pembelajaran gerak bagi anak secara kognitif, psikomotorik, dan sosial serta
usia dini adalah untuk membantu anak anak memperoleh peningkatan kesehatan dengan
berkembang dan mencapai perkembangannya melakukan aktivitas gerak. Anak yang
secara optimal. Hal ini dikarenakan pada anak berpartisipasi aktif dalam melakukan aktivitas
usia dini terjadi peningkatan perkembangan gerak dalam bentuk olahraga terstruktur anak
aktivitas gerak secara total (Jackson, D.M. et.al., dapat memperoleh pembelajaran yang bernilai.
2003: 424) dan aktivitas gerak pada umumnya Pembelajaran ini sangat berkontribusi positif
terbentuk pada masa kanak-kanak usia 2-5 tahun terhadap perkembangan kepribadian anak
(Taylor, et.al., 2013: 5). (Robert & Treasure, 2003: 3).
Selain itu juga dengan melakukan
aktivitas gerak maka anak akan memiliki tubuh MODEL PEMBELAJARAN GERAK
yang sehat dan ideal. Hal ini dikarenakan UNTUK ANAK USIA DINI
bergerak merupakan aktivitas fisik yang dapat Pendidikan yang diberikan untuk anak
menyehatkan bagi semua orang tak terkecuali usia dini seharusnya disesuaikan dengan
anak usia dini. Melalui aktivitas fisik dapat karakteristik anak. Model pemebelajaran gerak
meningkatkan kesehatan anak karena adanya yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk
anak dilakukan dalam bentuk bermain. Melalui aspek sebagaimana yang dikemukakan oleh
aktivitas bermain anak dapat belajar sambil Kovar, et. al (2012: 166) yaitu 1. Jenis aktivitas
bermain dan bermain seraya belajar. Hal ini gerak yanng diberikan harus sesuai dengan tahap
bertujuan untuk menimbulkan kesan yang perkembangan anak, 2. Meningkatkan
menyenangkan bagi anak dalam belajar. keterampilan dan kebugaran, 3. Memperkenalkan
Bermain juga bermanfaat bagi anak untuk belajar aktivitas fisik, 4. Memfasilitasi proses
bergerak dan belajar mengenai tubuhnya. Hal ini pembelajaran, 5. Memaksimalkan waktu
sebagaimana dikemukakan oleh Gallahue & pembelajaran aktif, 6. Secara tidak langsung
Ozmun (2006: 174) bermain merupakan aktivitas mengajarkan kompetisi dan kerjasama, 6.
utama yang dilakukan anak. melalui aktivitas Mencantumkan model gerak yang beragam, 7.
bermain anak dapat belajar mengenai Terintegrasi dengan konten pembelajaran, dan 8.
kemampuan gerak yang ada pada tubuhnya. Penilaian dilakukan secara terus menerus.
Melalui bermain anak akan berinteraksi dan SIMPULAN
mengembangkan kesadaran dengan yang anak Pengenalan pembelajaran gerak pada
lainnya dan kelompok sosial. Bermain yang anak usia dini pada hekekatnya sangat
dilakukan dengan melakukan gerak akan diperlukan. Hal ini dikarenakan pembelajaran
berdampak pada perkembangan motorik, afektif, gerak pada anak usia dini dapat menstimulus
dan sosial (Kovar, et. al. 2012: 32). perkembangan anak. Adanya stimulus dapat
Adanya sifat anak untuk aktif dalam membantu anak untuk menumbuhkan,
bergerak dan pada anak usia dini terjadi mengembangkan seluruh potensinya secara
perkembangan gerak secara keseluruhan dapat optimal sehingga terbentuk perilaku dan
dijadikan dasar untuk melakukan pembelajaran kemampuan dasar sesuai dengan tahap
gerak pada anak. Hal ini dikarenakan perkembangannya.
perencanaan kegiatan aktivitas gerak yang baik Pembelajaran gerak pada anak tidak
sangat membantu anak untuk mengoptimalkan hanya membantu anak untuk memiliki
kemampuan geraknya terutama kemampuan keterampilan motorik yang baik atau memiliki
gerak kasar dan gerak lokomotor (Aryamanesh & tubuh yang ideal melainkan melalui pembelajaran
Sayyah, 2014: 650). gerak anak dapat mengembangkan kemampuan
Dalam memberikan pembelajaran gerak kognitif. Selain itu juga melalui pembelajaran
harus dilaksanakan dengan baik. Tujuannya gerak anak dapat belajar berinteraksi dengan
adalah membina, menumbuhkan, orang lain yang sangat membantu anak untuk
mengembangkan seluruh potensi anak secara mengembangkan perilaku sosial dan
optimal sehingga terbentuk perilaku dan emosionalnya. Selain itu juga pembelajaran gerak
kemampuan dasar sesuai dengan tahap sangat sesuai untuk diberikan pada anak usia dini
perkembangannya. Oleh karena itu, pembelajaran kerena pada usia ini terjadi peningkatan
gerak yang harus diberikan pada anak usia dini perkembangan aktivitas gerak secara total dan
adalah pembelajaran mengenai gerak tubuh, aktivitas gerak pada umumnya terbentuk pada
kesadaran akan tubuh, kesadaran ruang, kualitas usia dini.
gerak, dan kaitan antara kemampuan gerak dan
anggota tubuh (Abels & Bridges, 2010: 10). DAFTAR PUSTAKA
Selanjutnya bagi guru yang mengajar Abels, K. W. & Briges, J. M.. (2010). Teaching
mengenai pembelajaran gerak pada anak usia dini movement education: foundation for active
ada beberapa hal yang harus diperhatikan lifestyles. Champaign II: Human Kinetics.
sebelum memberikan pembelajaran gerak pada
anak. Progam pembelajaran gerak yang diberikan Aldrige, J.. (2003). Skeletal growth and
pada anak usia dini seharusnya dapat membantu development. In Lee, M.. (ed). Choaching
untuk mencapai keterampilan gerak, children in sport: principles and practice.
pengetahuan, dan motivasi yang dapat London: Routledge.
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan program pembelajaran gerak Aryamanesh, S. & Sayyah, M. (2014). Effect of
pada anak usia dini harus meperhatikan beberapa Some selected Games on the Development
of Locomotor Skills in 4-6 Year-Old Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.
Preschool Boys. International Journal of (2009). Perkembangan manusia, (edisi 10)
Sport Studies. Vol., 4 (6), 648-652, 2014. (penterjemah: Brian Marswandy). Jakarta:
Diakses pada tanggal 21 November 2014 Salemba Humanika. (Buku asli diterbitkan
di http: www.ijssjournal.com. tahun 2008).

Fadewa, A.L. & Ahn, S. (2011). The effects of Payne, V.G. & Isaacs, L.D. (2012). Human
physical activity and physical fitness on motor development: A lifespan approach,
children's achievement and cognitive (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
outcomes: A meta-analysis. Research
quarterly for exercise and sport 82.3 (Sep Robert, G. & Treasure, D.. (2003). The
2011): 521-35. Diakses pada tanggal 21 importance of the study of childres in
November 2013, dari sport: An overview. In Lee, M.. (ed).
http://search.proquest.com/docview/89593 Choaching children in sport: principles
8318/141DEA1D537371F3FF0/10? and practice. London: Routledge.
accountid=31324#center.
Santrock, J.W. (2011). Life span development,
Gallahue, D.G. & Ozmun, J. H. (2006). (13th ed.). New York: McGraw-Hill.
Understanding motor development: Infant,
children, adolescent, adult. (6th eds). New Schmidt, R. A. & Lee, T. D. (2005). Motor
York: McGraw-Hill. control & learning: A behavior emphasis.
Champaign II: Human Kinetics.
Hergenhahn, B.R & Olson, M.H. (2009).
Theories of learning (Teori belajar). Sigelman, C.K. & Rider, E.A. (2012). Life-Span
(Penterjemah Tri Wibowo). Jakarta: human development, (7th ed.). Belmont:
Kencana. (Buku asli diterbitkan tahun Wadsworth.
2008). Strong, W.B., et.al. (2005). Evidence based
physical activity for school-age youth. J.
Jackson, D.M., et.al. (2003). Objectively Pediatr. 146:732–737, 2005. Diakses pada
measured physical activity in a tanggal 30 Juni 2014, dari
representative sample of 3- to 4-year-old http://www.sciencedirect.com/science/artic
children. Obesity research Vol. 11 No. 3 le/pii/S0022347605001009.
March 2003. Diakses pada tanggal 30 Juni
2014, dari Taylor, et.al. (2013). Changes in physical activity
http://search.proquest.com/docview/10307 over time in young children: A
78236?pq-origsite=gscholar#. longitudinal study using accelerometers.
PLoS ONE 8(11): e81567.
Kovar, et.al. (2012). Elementary classroom doi:10.1371/journal.pone.0081567.
teachers as movement educators, (4th ed.). Diakses pada tanggal 30 Juni 2014, dari
New York: McGraw-Hill. http://search.proquest.com/docview/14689
39444?accountid=166961.
Liu, M.H.C., Karp, G.G., & Davis, D. (2010).
Teaching learning-related social skills in Ulfiani Rahman. (2009). Karakteristik
kindergarten physical education. Journal perkembangan anak usia dini. [versi
of physical education, recreation & dance, elektronik]. Jurnal lentera pendidikan vol.
81(6), 38-44. Diakses pada tanggal 31 12 no. 1 juni 2009. Makasar: Fakultas
November 2013, dari Tarbiyah dan Keguruan. Universitas
http://search.proquest.com/docview/74677 Negeri Makasar.
9375?accountid=31 324.

Anda mungkin juga menyukai