Anda di halaman 1dari 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan jenis

penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model

secara kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan atau

menggambarkan kondisi, keadaan, dan situasi yang terjadi dilapangan. Penelitian ini

berfokus pada aktivitas peserta didik, hasil belajar peserta didik, dan respon peserta

didik terhadap penerapan model discovery learning pada materi hidrokarbon.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sigli, Pidie yang beralamat di

Tijue, Jalan Banda Aceh – Medan Km. 115 kecamatan kota Sigli. Penelitian ini

dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018, yang dimulai sejak

tanggal 17 Juli s.d 26 Juli 2017.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas XI MIA 2

SMA Negeri 1 Sigli, Pidie Tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah sebanyak 30

peserta didik yang terdiri dari 10 peserta didik laki-laki dan 20 peserta didik

perempuan. Penentuan kelas yang dipilih ditentukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan

33
34

beberapa pertimbangan tertentu dan berdasarkan wawancara dengan guru bidang

studi kimia di sekolah tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

aktivitas peserta didik, lembar penilaian keterampilan peserta didik, lembar penilaian

sikap peserta didik, soal tes tertulis, dan lembar angket tanggapan peserta didik.

Secara rinci penjelasan instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

1) Lembar observasi aktivitas peserta didik

Lembar observasi aktivitas digunakan untuk mengamati aktivitas peserta

didik di kelas selama proses pembelajaran dengan menerapkan model discovery

learning. Lembar observasi ini diamati mulai dari pendahuluan pembelajaran hingga

penutup pembelajaran. Lembar observasi aktivitas peserta didik dapat dilihat pada

Lampiran 3.

2) Lembar penilaian keterampilan peserta didik

Penilaian keterampilan peserta didik dilakukan melalui penilaian pada saat

peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Lembar penilaian

keterampilan peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 5, serta rubrik kerterampilan

peserta didik pada Lampiran 6 .

3) Lembar penilaian sikap peserta didik

Penilaian ini digunakan untuk melihat sikap peserta didik selama mengikuti

proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Lembar penilaian ini berupa skala
35

angka mulai dari angka 1 sampai angka 4. Lembar penilaian sikap peserta didik

dilihat pada Lampiran 7, dan rubrik penilaian sikap peserta didik pada Lampiran 8.

4) Soal tes tertulis

Soal tes tertulis diajukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah

pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Pelaksanaan tes dilakukan di akhir

pembelajaran setelah menerapkan model discovery learning yang berupa soal pilihan

berganda berjumlah 10 soal, dengan opsinya 5 (A, B, C, D dan E). Soal tes tertulis

dapat dilihat pada Lampiran 11.

5) Lembar angket tanggapan peserta didik

Lembar angket digunakan untuk mengetahui tanggapan peserta didik

terhadap penerapan model discovery learning. Angket diberikan kepada peserta didik

untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari peserta didik mengenai kegiatan

pembelajaran pada materi ikatan kimia dengan menggunakan model pembelajaran

discovery learning. Angket ini berisikan 6 pertanyaan, setiap pertanyaan terdapat

alternatif jawaban dengan memberi tada (√) pada skor yang dianggap sesuai dengan

alasan. Lembar angket tanggapan peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 9.

3.5 Validitas Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih

dahulu harus divalidasi oleh validtor ahli, dalam hal ini yang menjadi validator ahli

adalah dosen pembimbing. Instrumen yang divalidasi adalah lembar obsevasi

aktivitas peserta didik, lembar kerja peserta didik, lembar peniliaian sikap peserta

didik, soal tes tertulis dan lembar angket tanggapan peserta didik.
36

3.5.1 Validasi lembar observasi aktivitas peserta didik

1) Analisis kualitatif

Adapun yang perlu divalidasi pada instrumen penelitian ini adalah lembar

observasi aktivitas peserta didik pada Lampiran 12. Tujuan validasi yaitu untuk

mengetahui kelayakan isi, bahasa dan penyajian dari instrumen yang digunakan.

Komponen kelayakan isi mencakup kesesuaian dengan Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD), kebenaran susunan materi pembelajaran dan manfaatnya.

Validasi dilakukan oleh validator ahli yaitu dosen pada Program Studi Pendidikan

Kimia, FKIP Unsyiah.

3.5.2 Validasi soal tes

1) Analisis kualitatif

Instrumen penelitian ini yang perlu divalidasi adalah soal tes pada Lampiran

15. Validasi dilakukan oleh validator ahli yaitu dosen pada Program Studi

Pendidikan Kimia,FKIP Unsyiah. Setiap validator diminta untuk memberikan

penilaian dengan menelaah terhadap butir soal dan dosen penelaah diberikan

kesempatan untuk memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentar,

kritik dan saran serta memberikan nilai pada setiap butir soal dengan kriteria : soal

baik, perlu diperbaiki, atau diganti.

2) Analisis Kuantitatif

a) Validitas item tes

Karakteristik tes yang baik adalah apabila tes tersebut dapat dengan tepat

mengukur yang hendak diukur. Item-item yang ingin diketahui validitasnya, yaitu

valid atau tidaknya dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya.
37

Satu butir item tes dapat dinyatakan valid, apabila skor item yang bersangkuutan

terbukti mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya. Teknik

Korelasi Poin Biserial (rpbi) dapat digunakan untuk menguji validity item (validitas

soal) yang telah diajukan dalam tes (Sudijono, 2014). Persamaan untuk mencari

Angka Indeks Korelasi Poin Biserial (rpbi) seperti pada Persamaan berikut ini:

M p −M t p
rpbi =
SDt √ q

Keterangan:

rpbi : Angka Indeks Korelasi Poin Biserial

Mp : Mean skor yang dicapai oleh peserta tes (testee) yang menjawab

betul.

Mt : Mean skor total, yang berhasil dicapai oleh testee

SDt : Deviasi standar total

p : Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya

q : Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang

sedang diuji validitas itemnya

b) Reliabilitas item tes

Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajengan,

(Sukardi, 2012) Reliabilitas suatu instrumen dikatakan dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data jika instrumen tersebut sudah baik, artinya

dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Metode yang digunakan untuk mengetahui

reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah belah dua, yaitu mengukur kesulitan
38

internal, kemudian mengkorelasi skor belahan awal dan skor belahan akhir dengan

korelasi produk moment, sehingga dapat diperoleh harga rxy seperti pada Persamaan

berikut ini:

N ∑ XY −( ∑ X ) (∑ Y )
r xy =
√{ N ∑ X 2 – ( ∑ X ¿¿¿ 2 } {N ∑Y 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:
rxy : indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
N : banyaknya variabel
X : variabel genap
Y : variabel ganjil
Tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan angka indeks

reliabilitas tes mengacu pada standar baku seperti diperlihatkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Interpretasi Terhadap Angka Indeks Reliabilitas


Angka Indeks Reliabilitas (rxy) Interpretasi
0,800-1,000 Sangat Tinggi
0,600-0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup
0,200-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat rendah
(Sumber: Sugiyono, 2009)

c) Analisis derajat kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal ialah suatu tolak ukur bermutu atau tidaknya butir-

butir soal tes yang digunakan dalam proses evaluasi pembelajaran. Butir-butir soal

tes dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik apabila soal-soal tersebut

tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran soal

itu adalah sedang atau cukup.


39

Menurut Sudijono, (2011) meyatakan bahwa angka indeks kesukaran item itu

dapat diperoleh dengan menggunakan seperti pada Persamaan berikut

B
P=
JS

Keterangan:
P : Proportion = proporsi = proporsa = difficulty index = angka indeks
kesukaran
B : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan benar terhadap butir soal
yang bersangkutan
JS : Jumlah testee yang mengikuti tes evaluasi

Cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran

soal, mengacu pada standar baku, yaitu seperti diperlihatkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Terhadap Angka Indeks Kesukaran Soal


No Angka Indeks Kesukaran Soal (P) Interpretasi
1 Kurang dari 0,30 Terlalu sukar
2 0,30 - 0,70 Cukup (sedang)
3 Lebih dari 0,70 Terlalu mudah
(Sumber: Sudijono, 2011)

d) Analisis daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal tes evaluasi untuk

membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik

yang kemampuannya rendah. Sebagian besar peserta didik yang memiliki

kemampuan tinggi untuk menjawab butir soal tersebut lebih banyak yang menjawab

benar, sementara peserta didik yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir

soal tersebut sebagian besar tidak bisa menjawab soal tersebut dengan benar.

Sudijono, (2011) mengatakan bahwa untuk mengetahui besar kecilnya angka

indeks daya pembeda soal, dihitung dengan menggunakan persamaan:

D = PA – PB
40

Keterangan :
D : Descriminatory power (angka indek pembeda soal)
PA : Proporsi peserta didik kelas atas yang dapat menjawa dengan benar butir
soal yang bersangkutan
PB : Proporsi peserta didik kelas bawah yang dapat menjawab dengan benar
butir soal yang bersangkutan
Klasifikasi dan identifikasi angka indeks daya pembeda soal yang umumnya

digunakan, dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Interpretasi terhadap Angka Indeks Daya Pembeda Soal


No Angka Indeks Daya Beda (D) Interpretasi
1 Kurang dari 0,20 Kurang
2 0,20 – 0,40 Cukup
3 0,40 – 0,70 Baik
4 0,70 – 1,00 Sangat Baik
(Sumber: Sudijono, 2011)

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terhadap hasil

analisis data observasi aktivitas peserta didik, ketuntasan belajar peserta didik, dan

tanggapan peserta didik.

3.6.1 Analisis data observasi aktivitas peserta didik

Hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan peserta didik yang

berpedoman pada lembar observasi keaktifan peserta didik. Mengetahui aktivitas

peserta didik dianalisis dengan menggunakan rumus persentase yaitu:

Jumlah skor didapat


Nilai = ×100%
Jumlah skor maksimal
41

Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran

dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif melalui skor seperti pada Tabel

3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keaktifan Peserta Didik


No. Tingkat Ketercapaian Aktivitas Peserta Didik (%) Kategori
1. 80 - 100 Sangat Baik
2. 66 - 79 Baik
3. 56 – 65 Cukup
4. 46 - 55 Buruk
5. 0 - 45 Sangat Buruk
(Sumber: Arikunto, 2006).

3.6.2 Penilaian sikap peserta didik

Sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dapat diamati

dengan menggunakan lembar observasi sikap ilmiah peserta didik. Skor penilaian

sikap peserta didik dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Sikap Peserta Didik


Tingkat Ketercapaian Sikap Peserta didik
No. Kategori
(%)
1. 80 - 100 Sangat Baik
2. 66 - 79 Baik
3. 56 – 65 Cukup
4. 46 - 55 Buruk
5. 0 - 45 Sangat Buruk
(Sumber: Arikunto, 2006).

1) Penilaian keterampilan peserta didik

Pendidik menilai kompetensi keterampilan menggunakan penilaian tes

praktik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntun respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi


42

(Kemendikbud, 2013). Data yang diperoleh berupa skor atau nilai mentah yang

dikonversikan menjadi nilai baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Data keterampilan peserta didik dapat dianalisis menggunakan statistik

deskriptif seperti pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Keterampilan Peserta Didik


Tingkat Ketercapaian Ketermapilan Peserta
No. Kategori
didik (%)
1. 80 - 100 Sangat Baik
2. 66 - 79 Baik
3. 56 – 65 Cukup
4. 46 - 55 Buruk
5. 0 - 45 Sangat Buruk
(Sumber: Arikunto, 2006)

3.6.3 Analisis hasil belajar peserta didik

Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari soal tes yang diberikan pada

akhir pembelajaran. Data yang diperoleh berupa skor atau nilai mentah yang

dikonversikan menjadi nilai baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

jumla h nilai jawaban benar


Nilai peserta didik = x4
jumla h nilai seluru h soal

Menurut Sudijono, (2014) untuk menghitung persentase ketuntasan hasil


belajar peserta didik digunakan rumus berikut:
f
P= × 100%
N

Dimana :
P = angka persentase
f = jumlah frekuensi (jumlah peserta didik yang tuntas)
N = jumlah keseluruhan objek (jumlah seluruh peserta didik)
43

Data hasil belajar peserta didik dapat dianalisis menggunakan statistik

deskriptif seperti pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Tingkat Ketercapaian Pengetahuan Peserta
No. Kategori
didik (%)
1. 80 - 100 Sangat Baik
2. 66 - 79 Baik
3. 56 – 65 Cukup
4. 46 - 55 Buruk
5. 0 - 45 Sangat Buruk
(Sumber: Arikunto, 2006).

3.6.4 Respon peserta didik

Sudjiono (2010) menyatakan bahwa untuk mengetahui data respon peserta

didik terhadap penggunaan model pembelajaran discovery learning pada kelas XI di

SMA Negeri 1 Sigli, Pidie dianalisis dengan rumus persentase, yaitu:

f
P= x 100 %
N

Dimana : P = Angka persentase

f = Frekuensi respon peserta didik

N = Jumlah keseluruhan peserta didik

Anda mungkin juga menyukai