Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional AVoER XI 2019

Palembang, 23-24 Oktober 2019


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

STUDI ENDAPAN TURBIDIT FORMASI HALANG DAERAH BENGBULANG DAN


SEKITARNYA, CILACAP, JAWA TENGAH

S. Aldhani1, B.K. Susilo1*

1
Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya
Corresponding author: budhikuswamsusilo@unsri.ac.id

ABSTRAK: Daerah penelitian secara administratif terletak di Bengbulang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,
sedangkan secara geografis berada pada 108 54 05.1 BT - 108 58 57.2 BT dan 7 20 40.6 LS dan 7 24 17.4 LS dengan
luas wilayah 49km. Daerah ini dipilih sebagai tempat untuk melakukan penelitian, karena terdapat singkapan –
singkapan yang baik. Dimana singkapan sedimen tersebut memiliki tipe – tipe endapan turbidit. Endapan turbidit
ditemukan pada singkapan – singkapan Formasi Halang. Formasi Halang merupakan jenis endapan sedimen turbidit.
Arus turbidit adalah campuran sedimen dan air yang bergerak di bawah kontrol gravitasi berkaitan dengan perbedaan
densitas dengan media yang kurang padat yaitu air laut atau air tawar. Tahapan pengambilan data karakteristik batuan,
kedudukan batuan, dan dimensi singkapan, serta pengukuran data penampang stratigrafi dengan metode MS (Measuring
Section). Berdasarkan perhimpunan data yang didapatkan, lingkungan pengendapan Formasi Halang berada pada
wilayah middle fan . Dimana karakteristik middle fan memiliki karakteristik batupasir kasar – halus.

Kata Kunci: Turbidit, Lingkungan Pengendapan, Formasi Halang.

ABSTRACT: The research area is administratively located in the region of Bengbulang, Cilacap District, Central Java,
while geographically located at 108 54 05.1 EL - 108 58 57.2 EL and 7 20 40.6 SL dan 7 24 17.4 SL with extensive
49km. This area was choosen as a plce to conduct research, because there are good outcrops. Where the sedimentary
outcrops have turbidite deposition types. Turbidit deposits are found in the outcrop of the Halang Formation. Halang
Formation is a type of turbidite sediment deposition. Turbidity currents are a mixturre of sediment and water that
moves under gravity control related to differences in density with less solide media like sea water or fresh water. The
stage of data collection of rock characteristics, rock position, the depositional environment of the Halang Formation is
in the middle fan. Where the characteristcs of middle fan are have coarse – fine sandstones.

Key word. : Turbidity current, Depositional Environment, Halang Formtion.

PENDAHULUAN sedimen dan mengalir pada dasar tubuh cairan, karena


mempunyai kerapatan yang lebih besar daripada cairan
Penelitian Geologi telah banyak dilakukan pada tersebut.(Keunen dan Migliorini, 1950). Formasi ini
Pulau Jawa, baik untuk bidang keilmuan, ataupun sendiri memiliki persebaran batupasir yang sangat luas
pertambangan. Daerah Bengbulang, Jawa Tengah dipilih mulai dari fine sandstone – coarse sandstone. Daerah
sebagai tempat melakukan penelitian. Pada lokasi Bengbulang dipilih karena memiliki outcrop yang cukup
tersebut masuk kedalam Peta Geologi Lembar Majenang baik untuk dilakukan analisa lebih lanjut. Penelitian
yang dibuat oleh Kastowo (1975). Terlihat pada pete dilakukan pada dua sungai yaitu Ci Raja dan Kali
tersebut memiliki beberapa endapan sedimen, salah Sangrahan yang kemudian dari data measuring section
satunya adalah Formasi Halang. yang didapatkan kita akan mengetahui model fasies
Menurut Kastowo dan Surwana (1996) Formasi turbidit (Bouma,1962) yang mebentuk lokasi penelitian.
Halang merupakan zonasi daerah turbidit. Turbidit Serta mengetahui karakteristik dari bagian middle fan
adalah suatu sedimen yang diendapkan oleh mekanisme menggunakan pendekatan Walker (1978) dan Mutti dan
arus turbid (turbidity current), sedangkan arus turbid itu Lucchi (1972).
sendiri adalah suatu arus yang memiliki suspensi

1069
S.Aldhani, B.K.Susilo

METODE PENELITIAN batupasir medium hingga batupasir kasar. Semakin


kearah ulu batupasir kasar yang ditemukan semakin tebal
Tahapan pengambilan data dimulai dari intensitasnya berkisar 7 – 10m. Batupasir kasar (Gambar
mengobservasi secara keseluruhan sebaran singkapan 2) yang ditemukan dilapangan sangat masif serta
Formasi Halang, dimulai dari pengambilan data berwarna kecoklatan, well sorted.
karakteristik batuan, kedudukan batuan, dan dimensi
singkapan serta mengambil sampel batuan untuk
dilakukannya analisa fosil. Melakukan pengamatan
singkapan batuan yang sudah tersingkap dipermukaan,
yang kemudian dilakukan pengukuran strike dan dip
pada singkapan batuan tersebut . Kemudian melakukan
Melakukan pengukuran penampang stratigrafi
(measuring section) untuk mendapatkan data berupa
keterangan litologi serta ketebalan dati satuan litologi
tersebut.
Dari data – data yang telah diambil dilapangan Gambar 2 Batupasirkasar pada lintasan Ci Raja
dilakukanlah analisa studio seperti memasukkan data
measuring section kedalam kolom stratigrafi untuk
mengetahui model fasies yang didapatkan pada wilayah
penelitian. Model fasies yang digunakan adalah menurut
Walker (1978) serta Mutti dan Lucchi (1972).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lintasan Ci Raja

Pada bagian hilir sungai Ci Raja banyak ditemukan


batuan – batuan berbutir halus perselingan antara
batupasi halus hingga batupasir medium. Pada
perselingan batupasir tersebut ditemukan struktur
sedimen yaitu paralel laminastion (Gambar 1) dan cross
lamination (Gambar 1) dibagian batupasir medium.

Gambar 1 Paralel laminasi dan Cross laminasi

Bagian hilir sungai yang didominasi batupasir halus


hingga sedang memiliki ketebalan rata rata 2 – 3m.
Kemudian menuju kebagian tengah lintasan sungai
perselingan antara batupasir halus hingga sedang mulai
menipis yang lalu dijumpai batupasir kasir dengan
ketebalan tipis. Ke arah ulu sungai, batupasir halus
semakin jarang ditemui dan dimoninasi oleh perselingan Gambar 3 Kolom stratigrafi Lintasan Ci Raja

1070
Studi Endapan Turbidit Formasi Halang Daerah Bengbulang dan Sekitarnya, Cilacap, Jawa Tengah

Terlihat dari luasnya pelamparan batupasir yang Hingga hilir sungai mulai ditemukan perselingan
berada di Ci Raja serta singkapan – singkapan yang batupasir medium dengan batupasir berbutir halus
ditemukan dipinggir jalan. Diketahui bahwa lintasan ini dengan rata rata ketebalan berkisar 1-2m. Pada batupasir
memiliki satu fasies yaitu massive sandstone. Fasies ini halus ditemukan struktur sedimen berupa convolute
terdiri dari batupasir. Pada lintasan ini juga ditemukan lamination, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
beberapa sturktur sedimen yang mengacu kedalam
bouma sequnce (fasies turbidit), massive sandstone (Ta),
paralel lamination (Tb) didalam batupasir medium dan
batupasir halus dengan cross lamination (Tc).
Menurut konsep model fasies Mutti dan Lucci (1972)
yang membagi klasifikasi menjadi 7 bagian yaitu A – G.
Pada lintasan Ci Raja didaptkankan model fasies B1 dan
B2. Dimana B1 adalah bagian dari batupasir masif yang
tidak memiliki struktur sedimen. Sedangkan pada model Gambar 5 Foto pada sebelah kiri merupakan
fasies B2 ditemukan litologi batupasir halus – kasar yang penampakan perselingan batupasir halus dan batupasir
memiliki struktur sedimen seperti paralel lamination medium. Pada foto sebelah kanan merupakan
dan cross lamination. Mengacu pada model bouma penampakan struktur sedimen convolute pada batupasir
sequence (1962) yang terdapat di Lintasan Ci Raja halus
adalah Ta, Tb dan Tc dalam urutan yang tidak beraturan.
Terlihat dari kolom startigrafi lintasan Ci Raja Pada lokasi lintasan ini pula ditemukan graded
menunjukkan fasies coarsening up, yaitu urutan badding (Ta), dan batupasir medium dengan struktur
pengendapan batupasir berbutir halus berada dibawah paralel lamination (Tb). Dimana merupakan model
batupasir berbutir kasar yang membentuk shallowing pengendapan turbidit dari Bouma Sequence dalam model
upward (Gambar 3). Dari analisa – analisa diatas seri Bouma (1962).
kemudian dimasukkan kedalam pendekatan model Kipas Singkapan batuan pada Lintasan Kali Sangrahan juga
Laut Dalam (Walker 1978) lintasan ini terdenpakan memiliki pola yang sama dengan Lintasan Ci Raja yaitu
dibagian Middle fan. perlapisan batupasir yang membentang luas. Batupasir
itu sendiri terdiri dari batupasir kasar – batupasir halus
Lintasan Kali Sangrahan serta memiliki satu fasies yaitu massive sandstone. Pada
kolom stratigrafi lintasan Kali Sangrahan terlihat
Lintasan yang dilakukan pada Kali Sangrahan batupasir halus berada dibawah batupasir kasar yang
(Gambar 4) dimulai dari hulu sungai hingga hilir sungai. mengindentifikasikan shallowing upward (Gambar 6).
Dimana pada hulu sungai ditemukan batupasir berbutir Lintasan ini juga masuk kedalam fasies B1 dan B2(Mutti
sangat kasar berselingan dengan batupasir berbutir kasar dan Luchi, 1972). Sehingga dapat diinterpretasikan
hingga medium. Ketebalan perselingan batupasir kasar bahwa lintasan ini terendapkan di bagian Middle fan
dan batupasir medium berkisar 3 – 8m. Pada batupasir pada asosiasi model fasies Kipas Laut Dalam (Walker,
kasar tidak ditemukannya struktur sedimen, tetapi pada 1978).
batupasir medium didaptkan sturktur sedimen berupa
paralel lamination dan cross lamination. Lingkungan Pengendapan

Dalam sistem pengendapan turbidit pada daerah


penelitian didapatkan struktur – sturktur seperti paralel
lamination, cross lamination serta convolute.
Mengindetifikasikan pada model bouma adalah Ta, Tb
(Gambar 7) hingga Tc dalam sususan yang tidak
berurutan. Terlihat dari dua lintasan stratigrafi diatas
bahwa pengendapan pada Daerah Bengbulang dimulai
dari batupasir berbutir halus berada dibawah batupasir
berbutir kasar. Hal tersebut menandakan adanya
penurunan muka air laut. Sehingga menghasilkan urutan
Gambar 4 Paralel laminasi pada lintasan Kali Sangrahan fasies coarsening upward.

1071
S.Aldhani, B.K.Susilo

Gambar 7 Model bouma sequence Ta-Tb

Hal tersebut diketahui dari keterdapatannya massive


sandstone pada ruang lingkup penelitian. Serta
perselingan yang terus mengulang antara batupasir halus
hingga batupasir kasar.
Kemudian data measuring section yang telah
dilakukan di dua sungai yaitu Ci Raja sepanjang 480 m
yang dibagi menjadi 4 kolom stratigrafi (Gambar 3) dan
Kali Sangrahan sepanjang 420m dibagi pula menjadi 4
kolom startigrafi (Gambar 6) yang terletak pada Formasi
Halang. Dilakukan analisa fasies menggunakan
pendekatan model turbidit oleh Walker (1978) dan
Bouma (1972).
Berdasarkan data yang telah didapatkan, diketahui
bahwa pada lintasan Ci Raja maupun Kali Sangrahan ada
2 fasies yaitu :
- Fasies B1, ditemukan batupasir masif mulai dari
batupasir halus hingga batupasir kasar yanng tidak
memiliki struktur sedimen.
- Fasies B2, ditemukan litologi batupasir mulai dari
batupasir halus hingga batupasir kasar. Serta
terdapatnya struktur sedimen seperti paralelle
lamination, cross lamination, wavy lamination, dan
graded
Gambar 6 Kolom Startigrafi Lintasan Kali Sangrahan
Setelah dilakukan analisa fosil pada sample batuan
Asosiasi fasies dalam suatu lingkungan pengendapan yang telah diambil sebelumnya ditemukan kehadiran
menggambarkan proses dimana fasies – fasies tersebut fosil Orbulina universa, Globorotalia psudomiacemia,
terbentuk. Fasies merupakan suatu lapisan atau Globigerina venezuelana. Dari fosil fosil tersebutlah
perlapisan yang memperlihatkan karakteristik litologi, didaptkan bahwa Formasi Halang terendapkan pada
geometri serta sedimentologi tertentu yang berbeda Miosen Tengah – Miosen Akhir (N14 – N16).
dengan batuan di sekitarnya (Mutti dan Ricci Luchi
(1972)). Mereka membagi klasifikasi turbidit menjadi 7
bagian yaitu A – G. Dari karakterisik batuan yang KESIMPULAN
didapatkan serta struktur sedimen yang ditemukan,
diketahui bahwa terendapakan pada bagian middle fan Dari data penilitian yang sudah dianalisa
pada asosiasi model Submarine fan (Walker, 1978). sebelumnya, pada Daerah Bengbulang, Kabupaten

1072
Studi Endapan Turbidit Formasi Halang Daerah Bengbulang dan Sekitarnya, Cilacap, Jawa Tengah

Cilacap, Jawa Tengah. Maka didaptkan hasil sebagai


berikut :
1. Fasies pengendapan turbidit Formasi Halang adalah
massive sandsstone.
2. Formasi Halang pada daerah penelitian memiliki
dua fasies yaitu : B1 dan B2.
3. Setelah dimasukkan kedalam lingkungan
pengendapan Submarine fan , diketahui bahwa
Formasi Halang daerah penelitian berada pada
Middle Fan.
4. Formasi Halang daerah penelitian didominasi oleh
batupasir halus hingga batupasir kasar
5. Formasi Halang terendapkan pada Miosen Tengah –
Miosen Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Bouma, A. (1962). Sedimentology of some flysch


deposits. Amsterdam Elsivier, Publ,. Co,. 186h.
Kastowo dan Suwarna, N. (1996). Peta Geologi Lembar
Majenang, Jawa. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi
Keunen dan Migliorini. (1950). Turbidity Currents as a
Cause of Graded Bedding. The Journal of Geology,
58(2): 91-127
Walker dan Mutti, E,. (1973). Turbidites fasies
association in turbidites and deep water
sedimentation. Pacific section, S.E.P.M. lecture
notes series, Part IV h.119 -137

1073

Anda mungkin juga menyukai