Pengetahijan, Sikap Dan Perilakit Ibi' Bayila3 Ah: 12.41,17'./ Serta Persepsl Masyarakat Da1, Am Kait Aysy Dengan Penyakit Ispa Dan Pnemoyi.4
Pengetahijan, Sikap Dan Perilakit Ibi' Bayila3 Ah: 12.41,17'./ Serta Persepsl Masyarakat Da1, Am Kait Aysy Dengan Penyakit Ispa Dan Pnemoyi.4
\
SERTA PERSEPSl MASYARAKAT DA1,AM KAIT AYSY .4
DENGAN PENYAKIT ISPA DAN PNEMOYI.4
Mulyono ~ o t o s i s w o ~ oRiyanto
', ~ a r t o m i j o ~ oSudibyo
*, ~ u ~ a r d iWoso
'. Riyadina I
Abstract. Health pronzotiorl to control aczitc r*e.c;l,ir-citor?; ii~fi>ctio~l (.A/<//is olrc ~/'/rrtlrtirrrtij.~i
District Health Office progrunz. Tlze methot1.s zised po.ster.s on tlre .str.cef .sirlc>cllrtl Iretilth
center. Tlie uittr yf'tlzis st~lctylire (1) to obtaiir il~fbrnlcition~fknowlc~tlgt', tittitri(/o,(rlrdpr~icti,sc,
uf nzother:~clhout ptleuoriiu arz~lARI, (2) to ohtliirr ir!fi,rrrlutiorr o/' c.orrrrrrrinitic~spcrc.c,ptio/r
ahout CC clrici ARI, clrlcl (3) to cletennirle CC nrltl ARIpr*e\lulerrcc irr tlrc c~orrrrrrirrri~. 7'1rcl slirt!\,
bvus cnrriecl out in ~ric11-untci~~r~ District, We.st Jciu,ci u.itli cross set-tioncil cle.siglr. I>titei t.olIec~~,(I
,fionl 340 nlotl/er.s who htive 61 cl/i/cl ~i~icler 5 j.e(ir.s 010 tirrd tlrel, ~i.c)rc~ /rot Iretilth c?f/ic.itrl01.
14ive.s c?f'heclltlr offic*ial b ~que.stionuire.s:
* Al.vo tlcrrri c~ollc~c~tc.tl~/i-o~rr r l r c ~c:orrirrrririities hl.,/bc.lr.v
grot~ptli.scus.sion, clricl siclc clriltl report cit 3 0 Irealtl~ ccntcr:v. h i r t i 11.c~r.c~ ~intil\~zctlI?\.
cle.scriptive ci~~~il~.si.s, ~ S . I ~ C ~ S I I.s/ro~~.c~d
regres~iotrarrcl logistic r.egr.t~.s.sionL I I I L I ~ I ? . ~Tlrc, I~S t1rti1 tlro
k~rowleclgeof'rrtot1ier.s uboltt CC/ ARI are loll,, nro.st c?f'therrlditlrr 'I lil/o\t. tiholir ('('/AH/ trrrtl
cor.elation hetweri comntorr colcl uric/ accute r.e.spir.(itor?.i~~fL;ctiorr. E(I~rc:(ttioriII(IS co~~c~lt~tiorr
with kno~)lt.tlgeof motlrem. Tlie uttitucle qfnrotlre~:strholit C('/ AR/ tir.c. positil'c. Krrol~~lcclgc~
aritl enlployee sttzttis have. corele~tioriwit11cittitirclc c?/'niotl~cv.s.Tlre Irc~rlrlr.seclii/rg hclrcil!iol.01'
rrrothn:~t i h o i ~CC/ARI
~ n~ostlyself rrlecliccrtiorr. Krro~i.leclgccirrtl tittitlitkc lrt11,erro corc~lcitiorr
\vitli prcictice c?f'nrothel:s. TIie conznzunitie.~lici1.e I o ~ ~ ~L I IiI ( l/ lc.r~ltrii.~rl!\.
~~ .v/~c~.jfic p~-e~'e~~ti\'c, ~i~rd
climtive nlecwure toward sick children. Durirrg rlie ltisr orrr nrorith. CC I I I . L > I + ~ I I ~ , I I111i.v ~ . c , 27. l''~o
and ARI 6.3% urllorrg cliilclrerr 111i~iev jive ~.eti~:\.old ill tlre c.o~ilrlr~irrit\.. H~isc)tlor1 30 Ilc~ol~lr
cwiters report clurirrg 2001,the proportion (?f'CCc.ti.~e11,rr.s22.5% tirrtl .A Rl I I I I S 5.ji%,01' .~i(.li
clr iltlren.
ten Ciaujur tidak sempat mendapatkan pe- dijelaskan sebagai berikut; Umur dihi-
ngobatan modern, dan hampir 30% di anta- tung berdasarkan ulang tahun terakhir
ranja tidak dibawa berobat sama sekali. responden, dibuat skala interval. Pendi-
Alasan tttama niereka tidak mencari pe- dikan dihitung berdasarkan tahun lamanya
ngobatan adalah karena terlambat, dan ti- niengikuti pendidikan fornlal yang disele-
dal\ taliu bahwa penyakit anaknya sudah saikan oleh responden, dinilai berdasarkan
d i Studi di Kabupaten lndramayu
l x ~ ~ - 'I1. ijazah terakhir yang dimilikinya. Pekerjaan
rnen~t~ijukan ha1 yang sama, di mana 64%) ibu adalah pekerjaan ibu bayilanak Balita
bali anak Balita nieninggal tanpa pernah untuk mendapatkan uang, dibuat skala
tersentuh pelayanau kesehatan modern dan nominal: bekerja dan tidak bekerja. Penge-
2 1 .On tidak niencari pengobatan sama tahuan ibu bayilanak Balita adalah kenlam-
sekali "". Masalahnya adalah belum dike- puan ibu bayilanak Balita menjawab de-
tahuinya tingkat pengetahuan, sikap dan ngan benar (dibuat skala interval berda-
perilaku i l bayiianak
~ Ralita serta persepsi sarkan jumlah skor jawaban : skor benar =
masyarakat dalani kaitannya dengan pe- 1 daii salah skol- = 0) setiap pertanyaan
nyakit ISPA dan pnen~onia. tentang penyakit ISPA dan pnemonia.
Pertan).aan nieliputi: p e n ~ a h mendengari
T ~ ~ j u apenelitian
n ini adalali untuk
melihat istilah ISPA, pernali mendengar
mcndapatkan inforniasi tentang perilaku
~iielihat istilah pnenionia, penyakit ISPA
ibu bayilanak Baljta yang berkaitan dengall
pada anak Balita berbahaya, hubungan
ISPA, ternlasuk pnemonia dan persepsi
peli>.akit ISPA dengan pnemonia, tanda
niasyarakat terhadap penyakit tersebut.
gejala penyakit ISPA menjadi pnemonia.
I'enelitian dilakukan di wilayah kerja 30
pengobatan yang diberikan pada penderita
Puskesmas di Kabupaten Indramayu, Jaws
pnemonia, penyebab penyakit ISPA pada
13arat.
anak Balita, cara mencegah penyakit ISPA
pada anak Balita.
I<ESI'OSL)EN D A S METODA
Sikap ibu bayi1Balita adalah Junilal~
Rancangan penelitian adalah survey skor dari respon ibu bayilanak Balita beru-
cep" ( ( K ~ p i dA.\SC)IIICII~
S I I I . ~ ~perilaku
~.) pa pernyataan setuju (skor = 2), ragu-ragu
ibu bayiianak Balita di 3G Puskesmas yang (skor = 1 ) dan tidak setuju (skor = 0)
dipilill secara randon] dari 49 Puskesmas terhadap pernyataan tentang penyakit ISPA
yang tcrdapat di Kabupaten indran~ayu. dan pnemonia, dibuat skala interval. Per-
Ilari tiap dacrali ~vilayahkerja Puskesmas nyataan meliputi: penyakit ISPA dapat me-
dinmbil 12 orang l h i ~bayilanak Balita (". n i n ~ b ~ ~ l kkematian,
an penyakit pnemonia
I'cnclitian ini ingin niembuktikan dapat rnenimbulkan kematian, salah sat11
apakah secara bersama-sania unlilr, pendi- tanda bahaya ISPA adalall napas cepat.
dikan. dan pckcrjaan ibu bayilanak Balita pnernonia dapat diobati dengan pengo-
herliul~i~riga~i bermakna dengan pengetahu- batan sendiri, pnemonia dapat diobati di
annyn dan sikapnya tentang ISPA. Ili sam- Puskesmas/rumah sakit, pnemonia dapat
ping it11 apakali secara bersama-sama pe- diobati oleh pengobat tradisional.
ngclaliuan dan sikap ibu bayilanak Balita Tindakan ibu bayilanak Balita adalali
bc~~hubunganbcrmakna dengan tindakan pemyataan ibu bayilanak Balita tentang
tcr-liadap anaknya apabila nienderita ISPA. tiridakan yang dian~bil apabila anaknya
1)clinisi opcrasional dan skala variabelnya ~iienderitaISPA, dibuat skala ordinal: ber-
Pengetahuati, Sikap dan Pnlaku.. ........ . ..(Notos~swoyoel al)
obat ke pelayanan kesehatan dan tidak diolah ternyata 20 kuesioner datanya dira-
berobat ke pelayanan kesehatan. Respon- gukan atau kurang lengkap, sehingga yang
den penelitian dan informan ditetapkan se- dapat diolah dan dianalisis hanya 340 bu-
bagai berikut; a) ibu yang memiliki bayil ah. Hasil pengolahan dan analisis data
anak Balita di lokasi penelitian diambil dapat dikenlukakan bahwa persentase ter-
sebanyak 12 orang setiap Puskesmas, se- besar umur ibu berada pada kelompok
hingga didapat 12 ibu dikali 30 puskesnias umur sampai dengall 24 tahun (32,40/;,)
adalali 300 ibu bayilaliak Balita (kriteria denpan rerata 27 tahun (Tabel 1 ). Pen-
ibu adalah bukan tenaga kesehatan atau didikan akhir sebagian besar tidak tamat
isteri tenaga kesehatan), b) infornian untuk SD (49.10/0), dengall pekerjaan sebagai ibu
diskusi kelompok terarali yaitu tokoh ma- rumal~tangga (75,0'%,) dan pekerjaan sua-
sjarakat. ibu bayilanak Balita dan kader, mi sebagai petanilpetani tanibak (5 1 ,S %).
Iang dibagi dalam 2 kelompok (setiap ke- Bila dilihat berdasarkan kelo~llpok
lompok terdiri dari 15 orang). umur sebagian besar responden berusia sit-
Data dan cara pengumpulannya dila- bur. sehingga nlemiliki kese~npatanyang
kithan sebagai berikut: a ) data tentang peri- besar i ~ n t i ~memiliki
k anak lagi, oleh sebab
itit perlu dianjurkan untuk ikut KB agar da-
lahu ~ b ubayi,anak Balita terliadap ISPA
pat lebih intensif mengurus anak Balitanya
termasuk pnemonia dikun~pulkandengan
sehingga tidak mudah terserang penyakit
h u ~ ~ j i ~ ~ i he
g a nrit~nah untuk wawancara
ISPA dan atau pnemonia. Pendidikan res-
jang berpedornan pada kuesioner yang
ponden sebagian besar adalali berpendi-
telah diitji coba, b) data persepsi mas-
dikan rendah. oleh sebab itit dalanl me-
jarahat dikunipulkan dengan cara diskusi lakukan pen~uluhan kesehatan tentang
I,elompok terarah dengan ibu bayilanak ISP.4 dan pnemonia perlu dilakuka~i se-
Halita. tohoh nlasyarakat dan kader keseha- sering 111~ingkindengan metode bang mu-
tan. c.) data insiden kesakitan bayitanak dah dimengerti dan dipahami.
Hal~ra akibat ISPA termasuk pnemonia
J ang berobat ke pelayanan kesehatan pe-
Tabel 2 menunjukkan persentase ter-
merintali diambil dari buku Register Pus- besar ibu baqi anak Balita baru niembo-
krsmas secara retrospektif dalam kurun lelikan bayinla dibawa ke tenipat pengo-
\\ akt~t12 bulan.
batan (31,8% I), minum obat (35,3'M,) dan
disuntik (36.2%) setelah berumus lebili
Pengolahan dan analisis data kuanti- dari 40 hari. Mereka bersikap deniikian,
tatif' dilakukan dengall komputer berupa menurut beberapa infornian tokoh ma-
analisib itni\ ariat (distribusi frekuensi, nilai syarakat niaupiui ibu bayi anak Balita ka-
rata-rata), analisis bivariat (liubungan an- rena kalau bayi beluni berumur lebili 40
tara dua variabel) dan analisis niultivariat hari dibawa jauh dari riuniah akan di-
(itji regresi logistik ganda) ("'. Analisis data ganggu makhluk halus atau m~tdalikena
kualitatif dilakukan dengan deskripsi ana- sawan atau kc..\atnhet. Kepercayaan seperti
litik itntuk memperkuat data kuantitatif tersebut di atas diternukan juga di Tasik-
akibat pnemonia. n~alaya,Belitung ( 7 ' . Di negara lain keper-
cayaan seperti itu ternyata juga ada, yaitu
HASIL, DAN PEMBAHASAN antara lain di ~olivia'". Sedangkan niereka
tidak membolehkan bayinya minulii obat
Kuesioner untuk ibu bayilanak Balita dan atau disuntik menurut beberapa in-
yang menanyakan tentang ha1 tersebut di fonnan karena takut banyinya tidak kuat
atas berjunilah 360 buah, tetapi setelah
Bul. Penel. Keschatan. Vol. 31. No. 2, 20032: 60 - 71
sehingga dapat n~eninggaldunia. Dari hasil ngetahui penyakit ISPA pada anak Balita
tersebut tampak bahwa masih besar pe- berbahaya (86,8%), tandalgejala penyakit
ngaruli adat kebiasaan yang kurang me- ISPA menjadi pnemonia (60,9%), dan pe-
nguntnngkan terhadap kesehatan. Bila adat ngobatan yang diberikan pada penderita
yang kurang baik dari segi kesehatan tadi pnemonia (91,5'%,). Namun demikian ma-
dilxrtaliankan dikha\\ atirkan akan menjadi sih terdapat ibu bayilanak Balita tidak nie-
salah satu hambatan dalani n~znurunkan ngetahui istilah ISPA (70'%), tidak tahu
morbiditas dan mortalitas akibat penyakit istilah pnemonia (76,2%), tidak tahu. ada-
ISPA(pnen1onia. Hal tersebut menjadi sa- nya hubungan antara penyakit ISPA dan
la11 sat11 tantangan bagi program pemberan- pnemonia (75,0%), penyebab penyakit
tasan penyakit, terutama d a l a n ~kaitannpa ISPA (72,6%) dan tidak tahu cara mence-
dengall kegiatan penyuluhan kesehatan. gah penyakit ISPA (56,5%). Meskipun ada
agar dapat merubah adat kebiasaan yang informasi bahwa mereka sebagian besar
kurang menguntungkan dari segi kesehatan tidak pernah mendengar istilah ISPA
tersebut. dan pnemonia tetapi mereka mengetahui
I'abel 3 n~enunjukkan pengetahuan gejala-gejalanya dan bahwa penyakit itu
ibu I~ayilanakBalita tentang ISPA. Persen- berbahaya.
tasc terbesar ibu bayilanak Balita yang me-
Pcrlgc~alluan.Sikap clan P1.113ku.... . .. . . . . ..(Noros~s\\oyo
c.1 (11)
Berkaitan dengan ha1 tersebut. ter- taliui bahwa penyakit tersebut berbahaya.
nyata dari keterangan beberapa infornian, Rendahnya inforn~asiyang diperoleh ibu
ISPA di daerah tersebut dikenal deligall bayi dan Balita tentang ISPA dan pne-
istilah wattlli pilek, flu, sumemg dan pne- monia, menunjukkan bahwa program pe-
monia dikenal dengan istilah watuk pilek nyuluhan tentang penyakit ISPA dan pne-
.se.sekhlgong.sror~g.Mungkin ha1 itu menja- monia belum mencapai sasaran atau belum
di salah satu sebab mengapa meskipun efektif. Hal ini mungkin terjadi karena
tidak pernah mendengar istilahnya tetapi frekuensi penyuluhannya yang kurang se-
mengetahui gejala-gejalanya dan menge- ring atau cara penyuluhan~iyakurang tepat.
l3ul. J' C IICI. Vol. 31. NO. 2, 20032: 00 - 7l
KCSC~ISI;III.
Tabel 7 ~ i i e n i ~ n j ~ ~ kprevalensi
kan ka- pie~iionia,dan yang sudah menjadi pne-
sus ISPA dan pneumonia dalam sebulan nionia tidak inengalami kematian.
lalu masih C L I ~ L Itinggi.
~ Hal tersebut Tabel. 9 nienunjukkan bahwa per-
mlungkin terjadi karena gizi yang rendali, sentase terbesar ibu bayilanak Balita me-
lingkungan yang kilrang sehat atau ma- niilili penyululian diberikan oleh petugas
kana11 yang kurang bersih. Naniun demi- Puskesmas (50,5%), kemudian melalui
kian yang sangat penting adalah kemam- Posyandu (40,9%). Mereka memilili pe-
puan ibu bayi/anak Balita ~ ~ n t u dapat k tugas kesehatan Puskesmas sebagai tenaga
mencegali agar niercka yang terserang pen)ululi. niungkin karena tenaga inilah
ISPA tidak menjadi pnemonia. Dan bila \ang dianggap mampu dan sesuai dengan
lessel-ang pnemonia manipu menanggu- bidangnya serta yang sering nlereka temui
langi, scliingga tidak mengala~iiikematian. bila pergi berobat. Tabel 10 ~iienunjukkan
'label X nienunjukkan jenis pengo- tindakal; pengobatan yang dilakukan ibu
batan yang dilakukan ibt~bayilanak Balita ba\.iJanak Balita terhadap anaknya apabila
terliadap anaknya yang menderita ISPA. mendesita sakit. Persentase terbesar ibu
Pcrsentasc tel-besar dari ibu bayilanak Ba- ba! i anak Balita melakukan pengobatan
lita melakuhan pengobatan sellcliri terha- sendiri ter-hadap anaknya yang menderita
dap anaknya yang terkena ISPA (63,2'%)). ISPA ( 6 3 2 'XI), dan hanya 36,204) yang
aka11 membawa bayilanak Balitanya ke
Mengingat banyaknya ibu bayiianak
pelayanan kesehatan. Hal tersebut niungkin
t3alita yang melakukan pengobatan sen-
disebabkan sebagian besar niereka meng-
cliri terhadap anak~iyayang ~iienderitaISPA
anggap baliwa ISPA nierupakan penyakit
tersebut, maka perlu dilakukan pe-
ringan yang dapat diobati dengan obat yang
11yuluhan i~ltensif tentang lial tersebut,
dibeli di toko atau di warung.
agar penyakit ISPA tidak nie~ijadipenyakit
Ti~ltlaka~l
Terhadap Penderita lspa Jumlah Persen
--
I'cngobatan s c n d ~ r ~ 215 63,2%
Pengobatan mcd~sdl pelayanan keseliatan 123 36,2'%
I'cngobatan tradis~onal 2 0,6%
.Iumlali 340 100,O
Tabel 1 1 menunjukkan hubungan se- yilanak Balita terliadap ISI'A Icbih kuat
tiap variabel independen dengan pengeta- daripada hubungan antara pckcrjaan de-
liuan ibu bayi/anak Balita tentang ISPA. ~ anak Ralita tcrliadap
Iigan sikap i b ~l7aq.i
Hasil analisis nienunjukkan dari variabel ISPA. Variabel pcndidikan akliir tidak
karakteristik yang mencakup uniur, pendi- termasuk dalalii persamaan garis rcgrcsi
dikan akhir dan pekerjaan ibu bayilanak miuigkin karena bcrkorclasi dcngan pc-
Balita, hanya variabel pendidikan akhir ngetahua~iibulaiiak Halita tentang ISPA.
yang berhubungan bennakna dengan pe- 'Tabel 1 3 menunjukkan Iiubunga~ian-
ngetahuaii tentang ISPA (p > 0,05).
tara variabel pengetalii~an. sikap dan tin-
l'abei 12 ~iienunjukkanvariabel yang dakan apabila anak~iyamenderita pncmo-
berhubungan bennakna dengan sikap ibu nia. Hasil aiialisis menu~ijukkanbahu a \ a -
bayi/aiiak Balita terhadap ISPA. Apabila riabel pengetaliuan dnn sikap tidak bcr-
variabel uniur, pendidikan akhir, pekerjaan Iiitbu~igaii17e1-1iiak1iadengan tindakan apa-
dan pengetahuan tentang ISPA dilakukan bila anakl~yamenderita ISPA ( p 0.05). '
aiialisis secara bersama-saina, ternyata ha- Tidak adanya liubungan yang bermakna
nya variabel pengetahuan dan pekerjaan antara pengetahuan. sikap dengan tinrla-
yang berhubungan berniakna dengaii sikap kan, niungkin karena adanya Ihktor lain
ibu bayilanak Balita terliadap ISPA, de- q-ang menipunyai pengaruli yang lebili kuat
ngan pengaruli sebesar 10,10/;,. Hubiuiga~i terhadap tindakan, sepcrti ckononii dan
antara pengetahuan dan sikap ibu ba- kepraktisan.
Tabel 12. Hasil Analisis Regresi Ganda Metoda Backward Variabel Karakteristik
dan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Ba!,i/Anak Balita 'Terhadap ISP.4,
lndramayu 2001
-. .- -- --- -- - -
Variabel Koeff Beta P ---- A ci 95'5/cF
-
Tabel 13. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Variabel Pengetahuan dan Sikap
Ibu Bayil Anak Balita Terhadap Tindakan Apabila Anaknya Menderita
ISPA, Indramayu 2001
-
Variabel Koeff P Or Ci 95% -
Konsta~ita - 2,033 0,017
Pengetahuan 0,101 0,090 1,lO 1,Ol-1,20
-Slkap 0,064
-
0,237 - 1 9 0 6 _-- _...._ 0.98-1, 1'9
Ketepdtan model = 64,12% p = 0,049
Uul. Pcncl. Kcseliaran. Vol. 31, No. 2,20032: 00 - 71
(C,~rcscclc~ng)~ ~ n t uISPA.
k 5 Agi~sti~s1997 5 , SK. arid S. Lemeshow. Sample S i ~ eDetcr-
I>~tlcnP2M & PLP Depltcs, Jakarta 1997 mination in Health Studies (a practical manual),
World Health Organization, Geneva: 1991; 50-
-7. k:lyr~iawat~. Pcnilaian Kual~tas tatalaksana
51.
Iiasus. Kcpatuhan Follow-up dan Kcmatian Bayi
dari ariak Balita (sti~didi daerah intervcnsi dan 6. Riono. Pandu, ct al, Aplilcasi Regresi Logistik.
non intcr.vcnsi MTPA di ICabupaten Cianjur). Faltultas Kcsehatan Masyaraltat Universitas
D~sertasi Ilnii~ICcschatan Masyarakat, Prograni Indonesia, Depok. 1992.
Pascasarjana Universitas Indoncsia. Jakarta.
7 , Sudarti.Pcngctalii~an. I<cpcrcayaan Ibu Balita
I L)OS.
Tcntang Pnenionia Dan Pcncarian Pcl-tolongan
4. U;niibang. Falttor Resilto Pnenionia pada Balita Pcngobatan Bagi Balita dengan Pnemonia.
da~iJlodcl Pena~iggi~langannya. Dcsertasi Ilnii~ Ylajalah Maltara. No 4 Scri A, Mci 2000.
IKcseliata~i Masyaraltat. Program Pasca-sarjana
S . .Arthag. Focused Ethnographi Sti~dy. An ARI
I. ni\.crsitas Indoncsia. Jakarta. 1993.
Rcsearcli Tool, ARI News. 1992: 23: 2-5.