Anda di halaman 1dari 11

Laporan lingkungan

KATA PENGANTAR

Laporan Lingkungan ini yang disusun dan diserahkan berdasarkan Surat


Perjanjian Pelaksanaan Kerja (Kontrak) Nomor : HK0203/BWS.KAL-II/PP-KS/16,
Tanggal 12 Mei 2014 antara PT. Rama Sumber Teknik JO CV. Reka Patria Internusa
dengan PPK Perencanaan dan Program Balai Wilayah Sungai Kalimantan II dengan
paket pekerjaan “Survey Investigasi Desain Pengendalian Banjir Di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah ”

Laporan ini sebagai pendukung untuk pekerjaan Survey Investigasi Desain


Pengendalian Banjir Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang disusun dimaksudkan
untuk memberi informasi perlu tidaknya tentang rencana kegiatan pembangunan
bangunan pengeandali banjir di Sungai Barabai memerlukan AMDAL

Demikian laporan ini disusun, semoga bermanfaat dan dapat memenuhi


tujuan.

Banjarmasin, November 2014


PT. Rama Sumber Teknik JO
CV. Reka Patria Internusa

Susarman, ST, MT.


Ketua Tim

i
Laporan lingkungan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISIii

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1


1.1 Latar Belakang 1-1
1.2 Peraturan Perundang-Undangan 1-1
1.3 Maksud dan Tujuan1-2

BAB 2 ISU LINGKUNGAN DAN DAMPAK 2-1


2.1 Informasi Rencana Kegiatan 2-1
2.2 Isu Lingkungan 2-1
2.2.1 Genangan Air Akibat Kisdam 2-1
2.2.2. Sedimentasi 2-1
2.3 Kualitas Air 2-2
2.4 Kerusakan Prasarana Jalan dan Kemacetan Lalu Lintas 2-2
2.5 Keresahan Masyarakat 2-2
2.6 Penapisan Perlu Tidaknya AMDAL 2-3

BAB 3 KAK AMDAL 3-1

ii
Laporan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak tahun 1993 pemerintah mengupayakan suatu pola pembangunan
berwawasan lingkungan dengan diberlakukannya peraturan tentang lingkungan
hidup.
Pembangunan bangunan pengendalian banjir di Sungai Barabai diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dengan
demikian kesejahteraan masyarakat akan meningkat dengan ditandai adanya
aktifitas ekonomi baik dari sektor pertanian, sektor perdangan maupun sektor
pendukung di wilayah studi dan sekitarnya. Namun demikian, untuk mengetahui
apakah pembangunan ini akan berdampak penting akan dilakukan penapisan
sesuai dengan Peraturan Menteri LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana
Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib AMDAL. Dengan demikan dapat ditentukan
apakah perlu AMDALatau UKL-UPL

1.2 Peraturan Perundang-Undangan


1) Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
2) Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
3) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (tidak berlaku).
5) Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
6) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
7) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
8) Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
9) Peraturan Menteri LH No. 06 Tahun 2009 Tentang Laboratorium Lingkungan.
10) Peraturan Menteri LH No. 24 Tahun 2009 Tentang Panduan Penilaian Dokumen
AMDAL.

1
Laporan lingkungan

11) Peraturan Menteri LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan atau
Kegiatan yang Wajib AMDAL.
12) Peraturan Menteri LH No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
13) Peraturan Menteri LH No. 17 Tahun 2012 Tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat
dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan.
14) Keputusan Menteri LH No. 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan
Pelaksanaan RKL-RPL.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi tentang rencana
kegiatan Proyek Pembangunan Bangunan Pengendalian Banjir di Sungai Barabai
serta dampak yang mungkin ditimbulkan.
Tujuannya dari kegiatan ini adalah untuk menentukan wajib tidaknya suatu
rencana kegiatan memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

2
Laporan lingkungan

BAB 2 ISU LINGKUNGAN DAN DAMPAK

2.1 Informasi Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan pembangunan bangunan pengendalian banjir Sungai Barabai


meliputi:

1) Normalisasi Sungai

Panjang = 20 km
Lebar Normalisasi = 10 – 20 m
Volume Galian = 350. 000 m3

2) Tanggul Banjir

Panjang = 11 km
Volume Timbunan = 348.275 m3

3) Parapet Beton dan Pancang

Volume Betom = 12.500 m3


Jumlah Tiang panjang = 5000 buah

2.2 Isu Lingkungan

2.2.1 Genangan Air Akibat Kisdam

Akibat pemasangan kisdam untuk pembuatan parapet maupun perkutan tebing


sungai akan mengakibatkan genangan air akibat sebagian alur sungai di bendung
dengan kisdam. Akibat kegiatan ini akan menimbulkan keresahan masyarakat pada
sekitar lokasi pekerjaan.

2.2.2. Sedimentasi

Sedimen dan sampah di sungai Barabai akibat longsoran tebing juga sampah yang
dibuang oleh masyarakat dan juga masalah O&P yang kurang terawat Masalah
O&P sudah menjadi masalah umum dengan berbagai alasan anggaran, tenaga,

1
Laporan lingkungan

bahan, peralatan dan lain-lain. Wewenang O&P Sungai Barabai menjadi wewenang
dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

2.3 Kualitas Air

Adanya rencana normalisasi sungai dan pembuataan parapet dapat menimbulkan


berkurangnya kualitas air baik fisik maupun kimia air seperti kekeruhan, residu
tersuspensi, residu terlarut, PH, BOD dan COD. Berkurangnya kualitas air ini akan
berbengaruh terhadap produktifitas padi dan penduduk karena air sungai masih
dimanfaatkan untuk mandi, cuci dan kakus oleh penduduk.
Sedimen sungai Barabai dengan jenis material dasar sungai yang dominan adalah
lempung atau lanau, material ini mudah terlarut oleh aliran sungai sehingga akan
mudah terjadi endapan sedimen pada belokan sungai dalam dan gerusan sungai
pada sungai pada belokan sungai luar apalagi kondisi sungai Barbai yang
meandering memungkinkan terjadinya hal ini.

2.4 Kerusakan Prasarana Jalan dan Kemacetan Lalu Lintas

Jalan Negara dan jalan kabupaten yang akan dilalui mobilisasi serta pengangkutan
material di lokasi pekerjaan akan memungkinkan terjadinya kerusakan pada jalan
tersebut dan juga menimbulkan debu dan kebisingan pada masyarakat sekitar
lokasi pekerjaan. Pembuatan gorong-gorong yang melintas jalan Negara akan juga
akan menimbulkan kemacetan lalu lintas.

2.5 Keresahan Masyarakat

Masyarakat sekitar proyek yang terkena jalur pemasangan parapet dan


pemancangan akan resah akibat gangguan kebisingan dan getaran pada lokasi
sekitar pekerjaan.

2
Laporan lingkungan

2.6 Penapisan Perlu Tidaknya AMDAL

Penapisan untuk penentuan AMDAL dengan menggunakan peraturan Peraturan


Menteri LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan
yang Wajib AMDAL. Pertama dilakukan dengan melihat Tabel Rencana Kegiatan
yang wajib AMDAL di bidang Pekerjaan Umum (Lampiran 1 Permen LH No. 5
Tahun 2012), yaitu sebagaimana tabel di bawah ini.

No Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus


Pembangunan Bendungan/Waduk atau > 15 m
1. Jenis Tampungan Air lainnya a. termasuk dalam kategori “large
1) tinggi; atau dam” (bendungan besar)
b. Pada skala ini dibutuhkan
spesifikasi khusus baik bagi
material dan desain konstruksinya
c. pada skala ini diperlukan
quarry/borrow area yang besar,
sehingga berpotensi menimbulkan
dampak
d. jika terjadi failure maka akan
menimbulkan bencana banjir

kegagalan bendungan pada daya


2) daya tampung waduk, atau ≥ 500.000 m3 tampung ≥ 500.000 m3

3) luas genangan, atau > 200 ha a. pengadaan tanah untuk tapak


bendungan dan daerah genangan
waduk memerlukan pembebasan
kawasan yang relatif luas dan
menyangkut keberlanjutan
kehidupan penduduk dan ekosistem
b. akan mempengaruhi pola iklim
mikro pada kawasan disekitarnya
dan ekosistem pada daerah hulu dan
hilir bendungan/waduk

Daerah irigasi
2. a. pembangunan baru dengan luas ≥ 3.000 ha a. mengakibatkan perubahan pola
iklim mikro dan ekosistem
kawasan
b. selalu memerlukan bangunan
utama (headworks) dan bangunan
penunjang (oppurtenants
structures) yang besar sehingga
berpotensi untuk mengubah
ekosistem yang ada
c. mengakibatkan mobilisasi tenaga
kerja yang signifikan pada
daerah sekitarnya, baik pada saat
pelaksanaan maupun setelah
pelaksanaan
d. membutuhkan pembebasan

3
Laporan lingkungan

lalahan yang besar sehingga


berpotensi mmenimbulkan
dampak social
e. menyesuaikan dengan PP Nomor
20 Tahun 2006 tentang irigasi,
terkait kewenangan dan tanggung
jawab Pemerintah Pusat untuk
pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi dengan luas
≥ 3.000 ha
b. Peningkatan dengan luas tambahan > 1.000 ha a. Berpotensi menimbulkan dampak
negatif akibat perubahan ekosistem
pada kawasan tersebut.
b. Memerlukan bangunan tambahan
yang berpotensi untuk mengubah
ekosistem yang ada.
c. Mengakibatkan mobilisasi
manusia yang dapat menimbulkan
dampak sosial.
d. Perubahan neraca air

c. Pencetakan sawah, luas (perkelompok) > 500 ha a. Memerlukan alat berat dalam
jumlah yang cukup banyak.
b. Perubahan Tata Air.

3. Pengembangan Rawa: > 1.000 ha a. Berpotensi mengubah ekosistem


Reklamasi rawa untuk kepentingan dan iklim mikro pada kawasan
irigasi tersebut dan berpengaruh pada
kawasan di sekitarnya.
b. Berpotensi mengubah sistem tata
air yang ada pada kawasan yang
luas secara drastis.
4. Pembangunan > 500 m a. Pembangunan pada rentang
Pengaman Pantai dan kawasan pantai selebar > 500 m
perbaikan muara berpotensi mengubah ekologi
sungai: kawasan pantai dan muara sungai
- Jarak dihitung tegak lurus pantai sehingga berdampak terhadap
keseimbangan ekosistem yang ada.
b. Gelombang pasang laut
(tsunami) di Indonesia berpotensi
menjangkau kawasan sepanjang
500 m dari tepi pantai, sehingga
diperlukan kajian khususuntuk
pengembangan kawasan pantai
yang mencakup rentang lebih
dari 500 m dari garis pantai.
5. Normalisasi Sungai > 5 km a. Terjadi timbunan tanah
(termasuk sodetan) > 500.000 m3 galian di kanan kiri sungai
dan Pembuatan Kanal yang menimbulkan
Banjir dampak lingkungan,
a. Kota besar/metropolitan dampak sosial, dan
- Panjang, atau gangguan.
- Volume pengerukan b. Mobilisasi alat besar dapat
menimbulkan gangguan
dan dampak
c. Perubahan hidrologi dan

4
Laporan lingkungan

pengaliran air hujan (runoff)

b. Kota sedang
- Panjang, atau > 10 km a. Terjadi timbunan tanah
- Volume pengerukan > 500.000 m3 galian di kanan kiri sungai yang
menimbulkan dampak lingkungan,
dampak sosial, dan gangguan.
b. Mobilisasi alat besar dapat
menimbulkan gangguan dan
dampak
c. Perubahan hidrologi dan
pengaliran air hujan (run –off)

c. Pedesaan
- Panjang, atau > 15 km a. Terjadi timbunan tanah
- Volume pengerukan > 500.000 m3 galian di kanan kiri sungai yang
menimbulkan dampak lingkungan,
dampak sosial, dan gangguan.
b. Mobilisasi alat besar dapat
menimbulkan gangguan
dan dampak
c. Perubahan hidrologi dan
pengaliran air hujan (run –off)

Dari tabel tersebut di atas rencana kegiatan yang ada masuk dalam kegiatan di
tabel tersebut, sehingga masuk AMDAL

5
Laporan lingkungan

BAB 3 KAK AMDAL

Kerangka Acuan Kerja (KAK) AMDAL Pekerjaan Rencana Pembangunan Bendung


Sengah dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sengah disusun berdasarkan Peraturan
Menteri LH No. 12 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lidup,
antara lain disebutkan dalam peraturan ini bahwa Pasal 5 (ayat 1) bahwa Penyusun
Kerangka Acuan AMDAL memuat :
a. Pendahuluan
b. Pelingkupan
c. Metode Studi
d. Daftar Pustaka
e. Lampiran
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Peraturan Menteri LH No. 12 Tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai