Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR PENGENDALIAN MANAJEMEN

(The Basic of Management Control)

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi Manajemen

Oleh:

RUT NOVA GITA SIHOMBING S432008026

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
PENDAHULUAN

Untuk meningkatkan daya saing, salah satu strategi perusahaan adalah dengan
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen yang fundamental yaitu
dengan meningkatkan pengawasan dan pengendalian perusahaan. Hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa setiap aspek – aspek operasional perusahaan
yang dilakukan harus selaras dan searah dengan tujuan yang diharapkan oleh
perusahaan. Selain itu fungsi ini dilakukan sebagai landasan untuk merencanakan
aktivitas – aktivitas yang diharapkan dapat menguntungkan perusahaan dimasa
mendatang. Pengendalian berbagai aspek operasional perusahaan membutuhkan
suatu keteraturan dan prosedur tetap secara menyeluruh. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan pengawasan yang aktif dan dapat dilakukan secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan sangat memerlukan sistem
pengendalian manajemen (management control system) sehingga menciptakan
operasional perusahaan yang efektif dan efisien.
Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang
identik dan apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian membantu
mengidentifikasikan masalah-masalah manajemen. Usaha-usaha untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah merupakan tantangan bagi para manajer.
Seorang manajer akan menyadari suatu masalah apabila terjadi penyimpangan
dari sasaran yang ingin dicapai. Salah satu fungsi daripada manajemen adalah
pengendalian. Pengendalian harus dikaitkan dengan pola organisasinya, sehingga
memudahkan pembagian tanggung jawab untuk mengendalikan orang-orang yang
diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dan
menyediakan data pengendalian untuk anggota-anggota manajemen.
Pengendalian manajemen bersifat menyeluruh dan terpadu, artinya lebih
mengarah ke berbagai upaya yang dilakukan manajemen agar tujuan organisasi
terpenuhi. Jadi sitem pengendalian manajemen dapat diterapkan pada berbagai
bentuk organisasi, sebab hakikatnya setiap organisasi mempunyai komponen yang
sama.
PEMBAHASAN

A. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


Sistem adalah metode/cara tertentu dalam melaksanakan serangkaian
aktivitas secara berulang-ulang untuk mencapai suatu tujuan. Pengendalian
manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh seorang manajer untuk
mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan
strategi organisasi (Anthony dan Govindarajan, 2011:26).
Menurut Hoque (2008) Sistem Pengendalian Manajemen (Management
Control System) adalah sarana pengumpulan data untuk membantu dan
mengkoordinasikan proses pengambilan keputusan perencanaan dan
pengendalian di seluruh organisasi. Sejumlah komponen yang saling terkait
terdiri dari Management Control System organisasi:
 Strategi, perencanaan strategis, dan manajemen strategis
 Struktur akuntabilitas
 Akuntansi pertanggungjawaban
 Pengukuran kinerja
 Pengarahan
 Motivasi
 Insentif

Tiga elemen umum proses rasional pengendalian manusia, hal-hal dan


peristiwa dalam organisasi antara lain sebagai berikut:

 Proses membandingkan kinerja dengan standar


 Proses umpan balik
 Tindakan korektif untuk mengubah proses jika diperlukan untuk
mempertahankan kinerjanya sedekat mungkin dengan standar.
B. MUNCULNYA KONSEP PENGENDALIAN
Faktor yang membuat suatu pengendalian menjadi suatu keharusan
dalam organisasi antara lain perubahan lingkungan organisasi, meningkatnya
kompleksitas dalam organisasi, falibilitas anggota kelompok organisasi dan
kebutuhan manajer untuk mendelegasi wewenang. Menurut FW Taylor
(1968), konsep pengendalian dalam organisasi sebagai alat manajemen
akuntansi yang lama dari ahli manajemen, yang menganggap pengendalian
sebagai bentuk ilmiah manajemen, dimana aturan praktis yang diterapkan
untuk semua pelaku organisasi, termasuk para pekerja.
Menurut Koontz & O’Donnel (1972) selaku ahli manajemen dan
Anthony (1965) selaku ahli akuntansi melihat pengendalian sebagai umpan
balik dan sebagai bagian dari total kegiatan manajerial (Planning,
Organizing, Actuating and Controling)
Adapun berbagai pendekatan alternatif sistem pengendalian adalah
sebagai berikut:
1. Pendekatan Sistem Terbuka
Pendekatan ini menyediakan sarana untuk melihat dan menggambarkan
kembali lingkungan sebagai keluaran. Selain itu juga menjelaskan
pengaruh lingkungan dan ketergantungan antar divisi.
2. Pendekatan Cybernetic
Menurut konsep ini, pengendalian ini didefinisikan sebagai proses untuk
memastikan bahwa organisasi disesuaikan dengan lingkungannya dan
sedang mengerjar program tindakan yang akan memungkinkan untuk
mencapai tujuannya. Pada pendekatan ini terdapat kondisi yang
diperlukan bahwa setiap sistem pengendalian harus mencakup empat hal,
yaitu:
 Adanya tujuan atau standar yang diinginkan
 Pengukuran output proses sepanjang dimensi ditentukan oleh
tujuan
 Kemampuan untuk memprediksi efek dan tindakan pengendalian
potensial
 Kemampuan untuk bertindak dengan cara yang akan mengurangi
penyimpangan dari tujuan.
3. Pendekatan Kontingen
Sistem pengendalian manajemen pada pendekatan ini adalah sebuah
variabel tergantung pada kontingen tertentu. Jadi pada pendekatan ini
pengendaliannya akan berbeda dari situasi ke situasi dan faktor apa yang
mempengaruhi desain dan fungsi dari sistem akuntansi dan pengendalian
dalam organisasi.
4. Pendekatan Politik atau Pengendalian Pluralistik
Pada pendekatan ini menunjukkan pengendalian dalam suatu organisasi
dapat dicapai dengan mempertahankan jaringan aturan dan peraturan yang
memungkinkan tawar menawar antarkelompok. Dari pendekatan ini,
pengendalian manajemen dipandang dalam konteks lebih luas dari
keragaman di antara anggota organisasi, konflik dan struktur kekuasaan
yang berlaku dalam organisasi.
C. ELEMEN-ELEMEN SISTEM PENGENDALIAN
Menurut Anthony dan Govindarajan (2011:19), sistem pengendalian
setidaknya memiliki empat elemen, yaitu:
1. Detector (pelacak) atau sensor: suatu perangkat yang mengukur apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Assesor (penilai): suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari
peristiwa aktual dengan cara membendingkannya dengan beberapa
standar/ekspektasi dari apa yang sesungguhnya terjadi.
3. Effector: suatu perangkat yang mengubah perilaku jika assesor
mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi: perangkat yang meneruskan informasi antara
detector dan assesor dan antara assesor dan effector.
D. KEGIATAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
Oganisasi berisi sekumpulan manusia yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Arah organisasi yaitu keinginan para partisipan
untuk mencapai hasil tertentu. Dalam organisasi bisnis, salah satu arah
organisasi adalah untuk mencapai laba yang memuaskan. Untuk mencapai
arah tersebut suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa pemimpin yang
disebut manajer atau (manajemen). Manajemen adalah para manajer sebagai
suatu kesatuan dalam suatu unit organisasi. Setiap manajer atasan memimpin
satu unit organisasi dan membawahi beberapa unit organisasi yang masing-
masing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan. Para manajer
bawahan memberikan laporan pada manajer atasannya.
Proses pengendalian manajemen adalah proses yang digunakan oleh para
manajer untuk menjamin para anggota organisasinya mengimplementasikan
strategi-strategi yang ditentukan. Pengendalian Manajemen merupakan proses
dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2011:26) kegiatan pengendalian
manajemen, meliputi:
1. Merencanakan (Planning) apa yang seharusnya dilakukan oleh
organisasi
2. Mengkoordinasikan (Coordinating) aktivitas dari beberapa kegiatan
operasi
3. Mengkomunikasikan (Informing) informasi
4. Mengevaluasi (Evaluating) informasi
5. Memutuskan (Deciding) tindakan apa yang seharusnya diambil jika
ada
6. Mempengaruhi (Influecing) orang orang untuk mengubah perilaku
mereka.
E. KARAKTERISTIK PENGENDALIAN MANAJEMEN
1. Standar yang digunakan dalam pengendalian harus direncanakan secara
sadar. Dalam proses manajemen, memutuskan apa yang harus dikerjakan
oleh organisasi dan bagian proses dari pengendalian adalah pembandingan
antara pencapaian sesungguhnya dengan rencana yang telah ditetapkan.
Sehingga, proses pengendalian dalam organisasi melibatkan perencanaan.
Perencaan dan pengendalian dapat dipandang sebagai dua aktivitas yang
terpisah, namun pengendalian manajemen melibatkan perencanaan dan
pengendalian.
2. Pengendalian manajemen tidak bersifat otomatis. Beberapa detector
bersifat mekanis, namun seringkali informasi penting dideteksi melalui
mata, telinga dan indera lain. Meskipun secara rutin dibandingkan antara
apa yang sesungguhnya terjadi dengan standar para manajer itu sendiri
harus mempertimbangkan apakah perbedaan sesungguhnya terjadi dengan
standarnya. Para manajer harus mempertimbangkan apakah perbedaan
antara sesungguhnya dengan standar cukup signifikan untuk mengambil
tindakan koreksi dan menentukan apa tindakan koreksinya.
3. Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi diantara individu-
individu. Organisasi terdiri dari beberapa bagian yang terpisah, sehingga
pengendalian manajemen harus memastikan bahwa setiap bagian bekerja
secara harmonis dengan bagian lainnya.
4. Hubungan antara kebutuhan untuk bertindak dan perilaku yang diperlukan
untuk melaksanakan tindakan yang diharapkan tidak dapat dijelaskan.
Dalam fungsi assesor, seorang manajer mungkin menyimpulkan bahwa
“biaya terlalu tinggi” dibandingkan dengan standarnya, namun tidak
mudah atau tidak secara otomatis para individu yang terlibat mau
melaksanakan tindakan yang menjamin biaya tersebut diturunkan sesuai
standarnya.
5. Sebagian besar pengendalian manajemen merupakan pengendalian diri
sendiri. Pengendalian tidak dilakukan oleh suatu perangkat pengatur
eksternal. Tetapi, oleh para manajer yang menggunakan penilaian mereka
sendiri dan bukan mengikuti instruksi yang diberikan oleh seorang atasan.
F. PERBEDAAN PERENCANAAN, PERENCANAAN STRATEGIS,
MANAJEMEN STRATEGIS DAN PERENCANAAN PROGRAM
Perencanaan adalah pengambilan keputusan yang menentukan apa dan
bagaimana perusahaan akan melakukan usahanya, produknya yang dijual apa,
untuk mendapatkan bahan barangnya dimana serta bagaimana dan dimana
pangsa pasar untuk mempromosikan usahanya, dan sebagainya.
Perencanaan strategis adalah proses penentu dalam arti luas bagaimana
menerapkan tujuan organisasi, yaitu alasan mengapa organisasi itu ada.
Manajemen Strategis adalah proses menganalisis dan mempraktekkan
strategi, termasuk rencana strategis.
Perencanaan program adalah proses dimana manajemen memutuskan
bagaimana cara terbaik untuk menerapkan strategi, mengingat sumber daya
yang tersedia untuk itu dalam periode waktu tertentu.
G. EFEKTIVITAS MANAGEMENT CONTROL SYSTEM (MCS)
Sebuah MCS bisa dikatakan efektif bila ditunjukkan atribut sebagai
berikut:
1. Goal Congruence (Keselarasan Tujuan)
Hal ini mendorong pimpinan manajemen agar saat para anggota organisasi
mencapai tujuannya sendiri, dan pada saat yang sama mereka secara
otomatis membantu pencapaian tujuan organisasi.
2. Employee Motivation (Motivasi Karyawan)
Menetapkan atau memberikan penghargaan/imbalan yang sesuai dengan
kinerja. Contohnya adalah gaji/bonus, kenaikan jabatan, hadiah, beasiswa,
dsb.
3. Formal and Informal Control Mechanisms (Mekanisme Kontrol Formal
dan Informal)
Contohnya disini adalag pembagian kerja, standar operasi, sistem
penghargaan, dan budaya yang mengacu pada sekelompok kepercayaan,
sikap dna norma umum yang mengarahkan tindakan manajerial.
4. System Goals and Risk Sharing (Tujuan Sistem dan Pembagian Risiko)
Pada hal ini pimpinan manajemen mengatur tentang sistem pembagian
risiko antara berbagai divisi dari organisasi yang berbeda-berbeda sesuai
kebutuhan masing-masing.
Menurut Merchant dalam Hoque (2003) menunjukkan bahwa kontrol
yang baik dapat dicapai dengan menghindari masalah perilaku sebagai
berikut:
1. Control Problem Avoidance (Penghindaran Masalah Kontrol)
Manajer dapat menghindari beberapa masalah kontrol dengan
memungkinkan tidak ada kesempatan untuk perilaku yang tepat.
Contohnya disini antara lain adalah melakukan otomatisasi jika ada yang
tidak sesuai dengan peraturan yang sudah dirancang sebelumnya.
2. Control of Specific Actions (Kontrol Aksi Spesifik)
Upaya pengendalian untuk memastikan bahwa karyawan dan pekerja
melakukan (atau tidak melakukan) tindakan tertentu yang diinginkan (atau
tidak diinginkan) oleh manajemen. Alat kontrol lain dari ini adalah
pengawasan langsung dari kepala manajemen atau kepala divisi.
3. Control of Result (Kontrol Hasil)
Tipe kontrol yang berfokus pada hasil-hasil yang sebenarnya, jika
dibutuhkan dapat diambil tindakan korektif.
4. Control of Personnel (Kontrol Personel)
Kontrol ini menekankan ketergantungan pada personel yang terlibat.
Contohnya antara lain tindakan komunikasi antar personel ditingkatan,
adanya pendidikan dan pelatihan bagi personel yang membutuhkan untuk
meningkatkan kinerjanya kedepan.
H. PENGERTIAN DAN HUBUNGAN ANTARA EKONOMI, EFISIENSI
DAN EFEKTIVITAS
Menurut Parker (2001), ekonomi dalam arti luas berarti perolehan
kualitas dan kuantitas keuangan, SDM, sumber daya fisik dan informasi pada
waktu yang tepat dan biaya terendah. Efisiensi menurut Parker (2001) berarti
penggunaan keuangan, manusia, sumber daya fisik dan informasi sehingga
output yang dihasilkan dapat maksimal untuk setiap himpunan input atau
imput diminimalkan untuk setiap kuantitas output tertentu. Sedangkan
efektivitas lebih mengacu pada kinerja atau hasil aktual dari sebuah
organisasi
Hubungan antar ketiganya, dalam realita dan eksekusi yang ada tentu
dapat terjadi terlebih pada hal efektivitas dan efisiensi, dimana apabila sudah
melakukan tidakan kinerja secara efisien namun tidak efektif maka suatu
organisasi baik dalam pemanfaatan sumber daya, tetapi tidak mencapai
sasaran yang diinginkan, sebaliknya apabila sudah efektif tapi tidak efisien
maka dalam mencapai sasaran menggunakan sumber daya berlebihan atau
biaya tinggi namun hasil yang diharapkan tercapai, namun daripada keduanya
yang paling buruk adalah tidak efisien dan tidak efektif berarti biaya tinggi
serta hasil tidak tercapai.
Efektivitas Organisasi tergantung pada bagaimana perubahan baik dalam
lingkungan mikro (struktur industri) dan lingkungan makro (faktor sosial,
teknologi, ekonomi dan politik) ditanggapi selain itu mampu memperhatikan
kinerja keuangan dan non keuangan.
I. STRATEGI UNIT BISNIS DAN SISTEM KONTROL MANAJEMEN
Strategi unit bisnis dapat dibagi menjadi 2, antara lain sebagai berikut:
1. Cost Leadership
Strategi ini memfokuskan pada penawaran produk dengan harga yang
rendah dibanding  pesaing. Resiko dari strategi ini adalah pesaing dapat
meniru strategi ini sehingga akan berpengaruh pada penjualan,  perubahan
drastis teknologi, dapat membuat strategi ini tidak efektif atau perhatian
pembeli dapat beralih ke lokasi lain yang membedakan selain harga.
2. Differentiation
Strategi ini memfokuskan pada perlakuan diferensiasi penawaran produk
yang dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang
dipandang oleh pelanggan sebagai sesuatu yang unik. Resiko dari strategi
ini adalah produk yang unik bisa saja tidak dihargai cukup tinggi oleh
konsumen  pesaing dapat meniru aspek yang dimiliki.
Dalam kontrol manajemen terdapat 2 hal penting yang perlu diperhatikan
yaitu keuangan dan produksi dimana keduanya harus memiliki keadaan yang
sama sama baik, tentunya hal ini berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas
operasional dalam suatu perusahaan, dengan memperhatikan 2 hal utama ini
maka dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan baik atau bahkan
dalam keadaan yang kurang baik.
J. STRATEGI KOMPETITIF DAN SISTEM BIAYA
Pada penelitian dari Shank dan Govindarajan (1989), mereka
menemukan variasi yang signifikan dalam sistem biaya antara perkenaan
strategis oleh perusahaan. Variasinya antara lain seperti di tabel berikut:
Sistem Biaya Strategi Strategi
Diferensiasi Kepemimpinan
Produk Biaya
Standar biaya dan evaluasi Tidak terlalu Sangat Penting
kinerja penting
Penggunaan biaya, Penganggaran Rendah Tinggi hingga
fleksibel untuk pengendalian hingga sedang sangat tinggi
biaya produksi
Pentingnya meeting budgets Rendah Tinggi hingga
hingga sedang sangat tinggi
Pentingnya analisis Penting bagi Sering tidak
biaya pemasaran keberhasilan dilakukan
secara formal
Pentingnya perhitungan biaya Rendah Tinggi
produksi dan penetapan harga
Pentingnya analisis biaya Rendah Tinggi
pesaing

Misi Unit Bisnis dan Sistem Insentif, Govindarajan dan Gupta (1985)
telah menemukan variasi yang signifikan dalam penggunaan perencanaan
insentif dan pengukuran kinerja antara strategi pembangunan dan strategi
penghasilan. Variasi yang ada dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Strategi Perencanaan Pengukuran
Insentif kinerja
Build (Meningkatkan Fokus jangka panjang Subjektif (bersifat
pangsa pasar dalam non financial)
pasar berkembang, profit
rendah dan cash flow)
Harvest (Tujuan Fokus jangka pendek Objectif, terutama
memaksimalkan laba berbasis anggaran
jangka pendek namun
menurunkan pangsa
pasar, cash flow)
REFERENSI

Anthony, R. N., Govindarajan, V. 2011. Sistem Pengendalian Management Jilid


1 Edisi 12. Tangerang Selatan: KARISMA Publishing Group.

Hoque, Z. 2008. Hoque, Zahirul. 2008 Strategic Management Accounting:


Concept, Process, and Issues4rd ed.Pearson Prentice-Hall

Anda mungkin juga menyukai