Anda di halaman 1dari 4

CSR 

(Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan
sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan
beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan
tersebut berada

Tanggung jawab social perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa perusahaan memiliki dan mempunyai berbagai tanjung jawab
termasuk kepada semua yang berkepentingan seperti konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan juga lingkungan dalam segala aspek operasional yang
melingkupi aspek ekonomi, social dan lingkungan.

Karenanya, CSR mempunyai hubungan yang erat dengan pembangungan


berkelanjutan, yaitu suatu organisasi perusahaan dalam melakukan setiap aktivitasnya
harus mendasarkan keputusan yang tidak semata hanya berdampak dalam segi
ekonomi (keuntungan atau deviden) semata, namun juga harus menimbang dampak
social dan lingkungan dari setiap keputusan yang diakibatkan dari keputasn tersebut
baik efek jangka pendek maupun jangka panjang.

Prinsip CSR (Corporate Social Reponsibility) Ranah tanggungjawab sosial (Corporate Social
Responsibility) mengandung dimensi yang sangat luas dan kompleks.Di samping itu,
tanggungjawab CSR juga mengandung interprestasi yang sangat berbeda, terutama dikaitkan
dengan kepentingan pemangku kepentingan (Stakeholder).Karena itu dalam rangka
memudahkan pemahaman dan penyederhanaan, banyak ahli mencoba menggarisbawahi pinsip
dasar yang terkandung dalam tanggungjawab CSR. Crowther David (2008 : 201) mengurai
prinsip-prinsip tanggungjawab CSR menjadi tiga, antara lain yaitu:

a. Sustainability Berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas (action) tetap
memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan
arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap memperhatikan dan
memperhitungkan kemampuan generasi masa depan. Karena itu sustainability berputar pada
keberpihakan dan upaya bagaimana society memanfaatkan sumberdaya agar tetap
memperhatikan generasi masa datang.
b. Accountability Merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas aktivitas yang
telah dilakukan.Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan mempengaruhi dan
dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep ini menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas
perusahaan terhadap pihak internal dan eksternal (Crowther David, 2008 : 203). Akuntabilitas
dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap para
pemangku kepentingan.Tingkat keluasan dan keinformasian laporan perusahaan memiliki
konsekuensi sosial maupun ekonomi. Tingkat akuntanbillitas dan tanggungjawab perusahaan
menentukan legitimasi stakeholder eksternal, serta meningkatkan transaksi saham perusahaan.
Keterbukaan perusahaan atas aktivitas tanggungjawab sosial menentukan respon masyarakat
bagi perusahaan. Namun informasi yang bersifat negatif justru menjadi bumerang perusahaan,
dan cenderung memunculkan image negatif. Menurut Crowther David (2008 : 203) menyatakan
akuntabilitas dan keterbukaan memiliki kemanfaatan secara sosial dan ekonomi. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa informasi yang disampaikan perusahaan bermanfaat bagi para pemangku
kepentingan dalam mendukung pengambilan keputusan. Agar informasi dalam laporan
perusahaan sebagai wujud akuntabilitas memenuhi kualifikasi, maka akuntabilitas seharusnya
mencerminkan karakteristik antara lain:
1. Understand-ability to all paries concerned
2. Relevance to the users of the information provided
3. Reability and terms of accuracy of measurement, representation of impact and freedom from
bias
4. Comparability, which implies consistency, both over time and between different organisations

c. Transparancy Merupakan perinsip penting bagi pihak eksternal.Transaparansi bersinggungan


dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal. Crowther
David (2008 : 204) menyatakan: “transparancy, as principle, means that the eksternal inpact of
the actions of the organisation can be ascertained from that organisation as reporting and
pertinent pack as are not this guised within that reporting. The effect of the action of the
organisation, including eksternal impacts, should be apparent to all from using the information
provided by the organisation’s reporting mechanism”. Transparansi merupakan satu hal yang
amat peting bagi pihak eksternal, berperan untuk mengurangi asimetri informasi,
kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban berbagai dampak dari
lingkungan.

Perlu menjadi pemahaman kita bersama tiga karakteristik dasar dari program CSR, apapun
metode, pendekatan, dan strategi yang dipergunakan.

Karakteristik pertama adalah orientasi masa depan. Program CSR


diimplementasikan dengan maksud untuk menjawab tantangan masa depan dan memberikan
kondisi yang lebih baik pada pemangku kepentingan, khususnya penerima manfaat, di masa
depan. Sebagai contoh, program pemberdayaan ekonomi keluarga akan memberikan dampak
terutama pada anak-anak dari keluarga penerima manfaat. Orang tua lebih menjadi tujuan
antara. Ketika program CSR disusun berdasar pengalaman masa lalu atau diharapkan
memberikan dampak segera maka dapat dipastikan tidak akan efektif sebagaimana yang
diharapkan. Program pelatikan vokasi tidak akan dapat menciptakan sejumlah pelaku usaha
dalam jangka seminggu maupun sebulan setelah pelatihan dilaksanakan.
Karakteristik kedua adalah ketidakpastian. Implementasi CSR akan selalu harus
menyadari ketidakpastian dari berbagai hal. Kondisi lingkungan, kebijakan pemerintah setempat,
sikap dari para pemangku kepentingan, tanggapan penerima manfaat, dan berbagai faktor lain
dapat dan hampir dipastikan mengalami pergerakan selama waktu implementasi CSR. Perubahan
yang terjadi dapat dikarenakan faktor luar dan/atau diakibatkan justru karena dampak dari
program CSR. Program peningkatan produksi gabah tidak akan mencapai tujuan peningkatan
pendapatan keluarga tani bila pada waktu panen pemerintah mengambil kebijakan impor atau
Bulog terlambat membeli, ini adalah contoh faktor luar. Program meningkatkan partisipasi anak
usia sekolah dalam kegiatan pendidikan dapat berdampak pada berkurangnya tenaga kerja yang
membantu usaha rumah tangga. Kondisi ini adalah perubahan yang diakibatkan oleh
implementasi CSR.
Karakteristik ketiga adalah saling keterkaitan (interdependensi) . Beberapa
pihak menyebut kegiatan CSR sebagai ‘laboratorium sosial’. Terminologi ini meski menarik
tetapi tidak sesuai. Dalam laboratorium, kita harus dapat mengisolasi satu variabel dari berbagai
variabel lain untuk diketahui reaksi atau dampaknya. Situasi yang dalam ilmu ekonomi sering
disebut ‘ceteris paribus’. Dalam implementasi CSR berbagai variabel saling berinteraksi secara
acak. Untuk itu diperlukan kecermatan, fleksibilitas, dan adaptasi tanpa mengabaikan kerangka
dasar dari program CSR untuk memastikan implementasi yang optimal. Sebagai contoh program
pengembangan usaha mikro akan dipengaruhi oleh keberadaan program ‘cash transfer’ oleh
pemerintah ataupun keberadaan ‘pelepas uang’. 

Ketiga karakteristik CSR perlu disadari oleh semua pihak yang akan mengembangkan program
CSR termasuk manajemen perusahaan sehingga program yang dikembangkan realistis dan
kontekstual

Anda mungkin juga menyukai