Anda di halaman 1dari 99

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Judul merupakan hal yang sangat penting dari karya ilmiah, judul akan

memberikan gambaran tentang keseluruhan isi skripsi. Adapun judul skripsi ini

“Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana Dalam

Pencegahan Pernikahan Dini Di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong

Kabupaten Pesawaran ”. Maka perlu adanya penegasan dalam istilah agar

mudah dipahami dan menghindari kesalahpahaman serta menjaga anggapan

yang salah terhadap skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan

masing-masing istilah yang terdapat pada judul skripsi ini, sehingga pembaca

dapat memahami dengan baik, maka penulis akan uraikan beberapa istilah

pokok yang terkandung dalam judul tersebut.

Peran dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah tingkah

laku yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat1. Peran

merupakan aspek dinamis dari kedudukan,yaitu seorang yang melakukan hak-

hak dan kewajiban. Apabila seseorang melakukan tugas dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu peran. 2Peran

berarti suatu tindakan yang dilakukan seseorang yang menjadi bagian atau

yang memegang pimpinan yang terutama (terjadi suatu peristiwa atau hal).3

1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pusaka, 2002), h. 854.
2
Suryono Soekanto ,Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2006),
h . 18.
3
WJS.Poewardemita,Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,1979), h.
53.
2

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam suatu

kelompok organisasi atau masyarakat peran adalah sebuah kedudukan yang

memiliki fungsi yang dijalankan oleh individu yang memiliki tujuan tertentu

yang telah direncanakan sebelumnya.

Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja adalah suatu wadah kegiatan

PKBR(Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola

dari,oleh dan untuk remaja guna melakukan pelayanan informasi dan konseling

tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan

-kegiatan penunjang lainya.4

Desa Kertasana Kecamatan Kedondong adalah sala-satu Desa yang berada

di Pesawaran yang merupakan tempat penulis mengadakan penelitian,dimana

desa yang mempunyai pasangan muda-mudi yang melakukan pernikahan dini

adapun usia pernikahan mereka masih dibawah batas minimum usia dalam

perkawinan yaitu Sembilan belas tahun bagi laki-laki dan Enam belas tahun

bagi perempuan. Pernikahan dini di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong

dari tahun 2017-2020 Laki-laki Enam orang dan perempuan Lima belas orang

jadi jumlahnya Dua Puluh Satu orang.

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan muda-

mudi yang tercantum dalam Undang-undang perkawinan Bab II pasal 7 ayat 1

bahwa di sebutkan batas umur untuk laki-laki mencapai minimal 19 dan

perempuan 16 tahun.5

4
BKKBN, Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (Jakarta:Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,2013),h. 4.
5
Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 7 ayat II
3

Menurut penulis pernikahan dini adalah sebuah bentuk ikatan atau

pernikahan yang sala satu atau kedua pasagan berusia dibawah dari ketentuan

Undang-undang atau sedang mengikuti pendidikan disekolah menengah atas.

Jadi sebuah pernikahan disebut pernikahan dini jika sala- satu atau kedua

pasangan laki-laki berusia dibawah Sembilan belas tahun dan perempuan

dibawah Enam belas tahun dan belum siap secara mental.

Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud judul skripsi Peran Pusat

Informasi dan Konseling Remaja Marijuana Dalam Pencegahan Pernikahan

Dini Di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran

merupakan program kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi

kesehatan remaja, Ketrampilan kecakapan hidup (life skill) dan pelayanan

konseling bagi remaja agar para remaja tidak melakukan pernikahan dini

melalui program yang diberikan oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yaitu, Pusat Informasi dan Konseling

(PIK) Remaja.

B. Alasan Memilih Judul

Adapun alasan pemilihan judul ini adalah :

1. Idealnya pada masa remaja belum melaksanakan pernikahan, menikah

pada masa remaja adalah hal yang sulit untuk dilakukan karena dalam

hal ini ia harus dapat memanajemen waktu antara mengerjakan tugas-

tugas dan mengurus rumah tangga karena masih belum stabil.


4

2. Selama ini yang kita ketahui bahwa pada masa remaja pernikahan dini

sangat rawan bagi remaja yang masih memiliki usia di bawah 16

(enam belas) tahun dapat digolongkan sebagai anak-anak yang belum

siap dalam melakukan pernikahan baik secara biologis dan psikologis

karena adanya beberapa faktor yang terjadi sebatas menghindari

perbuatan zina, yang ternyata ada banyak faktor lain mereka untuk

mengambil keputusan tersebut.

3. Dengan adanya resiko-resiko yang menjadi pertimbangan seorang

remaja untuk melakukan pernikahan dini pada nyatanya masih ada di

Desa Kertasana yang berani untuk menikah dengan adanya PIK

Remaja Marijuana di Desa Kertasana yang didirikan 2017-2020 oleh

BKKBN merupakan wadah kegiatan untuk memberikan informasi

kepada remaja tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja

dan memberikan informasi penyiapan kehidupan bagi

remaja,pendewasaan usia perkawinan,keterampilan hidup ,pelayanan

konseling dan kesehatan refroduksi sehingga dapat membantu

menanggulangi dan meminimalisir angka pernikahan dini.

C. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah upaya manusia untuk memenuhi sala-satu kebutuhan

kehidupannya seperti teori Abraham Maslow bahwa pada dasarnya semua

manusia memiliki kebutuhan pokok. yang berbentuk piramid, yang sala

satunya Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang
5

lain, diterima, memiliki).6 ini bisa di dapatkan dalam pernikahan. dengan

adanya pernikahan tidak ada sek bebas atau tempat berlindung. Ketika sudah

berkeluarga, suami dan istri akan menjalankan fungsi-fungsi keluarga. Untuk

mampu menjalankannya, remaja laki-laki dan perempuan sebagai calon

pasangan yang akan membangun keluarga perlu memiliki kesiapan. Ada

banyak kesiapan yang harus dimiliki sebelum seseorang berkeluarga di

antaranya kesiapan usia. usia seseorang saat menikah akan menentukan

kesiapan lainnya seperti fisik, mental dan emosional.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pernikahan adalah ikatan


lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Batas usia yang diizinkan dalam suatu
perkawinan menurut UU Pernikahan ini diatur dalam pasal 7 ayat (1) yaitu,
jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun, dan pihak
wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. Sedangkan pernikahan
dibawah usia tersebut disebut dengan Pernikahan/Perkawinan Dini (early
marriage).7
Fenomena pernikahan diusia muda banyak terjadi di kedondong kasus

hamil pra nikah, penyebabnya tentu karena faktor ekonomi, pergaulan bebas

yang kelewat batas, keluar jauh dari garis-garis yang disyariatkan oleh Islam

.bagi yang beragama Islam Sebenarnya kondisi seperti inilah merupakan suatu

keadaan dimana anak-anak muda sekarang mengalami tekanan ekonomi

sehingga terjadi pernikahan dini merupakan jalan keluar untuk menghindari

jawaban atas permasalahan hidup yang dihadapi.

Widayat Prihartanta,”Teori-teori motivasi”. Jurnal Adibaya, Vol.1 No.83 (Febuari 2015),


6

h.5.
7
BKKBN,Pernikahan dini.,(Jakarta:Bina Ketahanan Remaja),2019.
6

Pernikahan dini sangat rentan dalam permasalahan karena tingkatan

pengendalian emosinya belum stabil, Dalam sebuah perkawinan akan ditimpah

permasalahan yang menuntut kedewasaan dalam penanganannya sehingga

sebuah perkawinan tidak dipandang sebagai materi belakang tetapi juga

persiapan mental dan kedewasaan yang menguranginya. Sehingga pasangan

muda tidak sanggup menjalankan rumah tangganya, banyak kasus yang terjadi

seperti kekerasan dalam rumah tangga,perselingkuhan,bahkan mengakibatkan

perceraian serta keadaan kesehatan reproduksi seperti kanker serviks, infeksi

menular sexsual, selain itu juga berdampak pada kematian bayi dan ibu, yang

dikarenakan keadaan organ reproduksi yang kurang siap Begitu banyak yang

terjadi pernikahan dini termasuk sala-satunya di Desa Kertasana Kecamatan

Kedondong dimana tempat penelitian yang diambil oleh penulis.

Berdasarkan hal tersebut, langkah penguatan dan pelestarian nilai-nilai

agama harus ditingkatkan, termasuk pencegahan pernikahan dini untuk

mendapat perhatian yang lebih besar dari masyarakat dan pemerintah dalam hal

ini organisasi yang mendukung hal pendewasaan usia perkawinan di Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Pesawaran adalah melalui Pusat Informasi

Konseling (PIK) Remaja Marijuana. PIK-R merupakan tempat kegiatan

program Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh

dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang

Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), Pendewasaan Usia


7

Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan

rujukan Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR).8

Didalam PIK R yang berperan aktif adalah remaja, jadi pendidik sebaya

inilah yang menjadi narasumber bagi kelompok sebayanya. Konselor Sebaya

adalah seseorang remaja yang memberikan bantuan kepada teman sebaya

untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi dan mengambil

keputusan dalam menyelesaikan masalahnya.9 Termasuk salah satunya adalah

pencegahan pernikahan dini di masyarakat Desa Kertasana. Menurut

penjelasan dari ketua PIK R Marijuana, mengatakan bahwa di tahun 2020,

terdapat 1 kasus pernikahan usia dini di Desa Kertasana Kecamatan

Kedondong Kabupaten Pesawaran.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pernikahan usia dini di Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya

penulis jelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1
Data kasus pernikahan dini di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran

Tahun Kasus pernikahan dini

2017 10 Kasus

2018 6 Kasus

2019 4 Kasus

2020 1 Kasus

8
BKKBN. Pusat Informasi Konseling Remaja. Edisi 1.( Jakarta: BKKBN, 2009), h.12.
Shofi Rizkiyana,wawancara dengan penulis, Sekertariat, Kertasana, 19 Desember
9

2019.
8

Sumber:Wawancara dengan Ketua PIK R Marijuana

Berdasar tabel tersebut, kasus pernikahan dini di Desa Kertasana

Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran di awal tahun 2017, sudah ada

10 kasus pernikahan dini. Di 2018 mengalami penurunan lebih dari dua kali

lipat dibandingkan dengan kasus yang sama di tahun 2019. Hal ini jelas

menandakan bahwa kesadaran masyarakat untuk menikah di usia yang ideal

masih kurang. Dalam hal ini, peran dari pemerintah harus lebih dimaksimalkan

untuk mengatasi masalah tersebut.

PIK Remaja sendiri masuk di daerah Pesawaran, khususnya Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran pada tahun 2017

sampai tahun 2020 PIK Remaja sudah masuk di 11 Kecamatan yang ada di

Kabupaten Pesawaran yaitu, Kecamatan Gedong tataan, Negeri katon,

Waylima, Kedondong, Way Khilau, Tegineneng, Padang Cermin, Teluk

Pandan, Punduh Pedada, Way Ratai , dan Marga Punduh.

Berdasarkan pernyataan diatas maka peran pusat informasi dan konseling

remaja marijuana desa kertasana kecamatan kedondong kabupaten pesawaran

dalam pencegahan pernikahan dini dengan upaya memberikan materi dan

metode pusat informasi dan konseling remaja untuk mengurangi atau

meminimalisir pernikahan dini.

Dari hasil wawancara sebelum adanya pusat informasi dan konseling

remaja masih banyak remaja yang belum mengetahui informasi-informasi

tentang pernikahan dini. Setelah adanya pusat informasi dan konseling remaja
9

marijuana, remaja menjadi tau apa itu pusat informasi dan konseling remaja

dan tujuannya, serta mendapatkan informasi-informasi mengenai

remaja,remaja sebagai calon orang tua harus mempunyai keturunan yang

berkualitas dan generasi yang berkualitas,dengan terbentuknya PIK renmaja

yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati transisi

kehidupn remaja dengan memperaktikan hidup bersih dan sehat, melanjutkan

pendidikan, memulai karir, menjadi anggota masyarakat yang baik serta

membangun keluarga yang berkualitas kemudian remaja jadi lebih tahu

tentang pencegahan pernikahan dini.10

Berdasarkan diuraikan diatas, maka hal ini menarik untuk dikaji dan

diketahui bersama melalui Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja

Marijuana Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran

dalam pencegahan pernikahan dini.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini di Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran?

2. Bagaimana Peran Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja Marijuana

Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dalam

pencegahan pernikahan dini?

10
Farhanuddin,wawancara dengan penulis ,Desa Kertasana 20 Desember 2019.
10

3. Materi dan Metode apa yang di gunakan Pusat Informasi dan Konseling

Remaja Marijuana dalam pencegahan pernikahan dini?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengdeskripsikan:

1. Untuk mendeskripsikani faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan

dini di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.

2. Untuk mendeskripsikan Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja

Marijuana Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran

dalam pencegahan pernikahan dini.

3. Untuk mendeskripsikan Materi dan Metode apa yang di gunakan Pusat

Informasi dan Konseling Remaja Marijuana dalam pencegahan

pernikahan dini.

F. Manfaat Penelitaian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat diberikan beberapa manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini dapat berguna bagi khasanah

ilmu khususnya bagi jurusan bimbingan dan konseling islam juga


11

merupakan ilmu sosial dalam memberikan gambaran mengenai peran

program PIK Remaja dalam pencegahan pernikahan dini.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna bagi kontribusi

dan pengembangan pengetahuan di Bidang Studi Bimbingan dan

Konseling Islam di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden

Intan Lampung, khususnya bimbingan dan konseling islam dan dapat

dijadikan gambaran bagi para mahasiswa/i dan dapat ikut serta berperan

aktif dalam upaya pencegahan pernikahan dini.

G. Fokus Penelitian

Adanya keterbatasan baik dari segi waktu maupun tenaga, dan supaya

hasil penelitian lebih berfokus maka penulis tidak akan melakukan penelitian

terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau situasi tertentu.11

Dalam fokus penelitian ini membahas lebih lanjut tentang peran pusat

informasi dan konseling remaja marijuana desa kertasana kecamatan

kedondong kabupaten pesawaran dalam pencegahan pernikahan dini.

11
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 396.
12

H. Metode Peneitian

Untuk mempermudah penelitian dan memperoleh hasil informasi yang

valid ,maka dalam penulisan ini penulis akan menggunakan metode penelitian

yang dipergunakan. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan penelitian kualitatif . metode kualitatif itu dilakukan secara

intensif. Peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa

yang terjadi, melakukan anlisis reflektif berbagai dokumen yang ditemukan di

lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.12

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

a. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenisnya maka penelitian ini termasuk penelitian

lapangan (field research), yaitu suatu jenis penelitian yang berusaha

mengumpulkan data dan informasi di lapangan.13

Jenis penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian


lapangan yang dilakukan dalam kancah kehidupan yang
sebenarnya. Menurut Hadari Nawawi penelitian lapangan atau field
research adalah kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan
masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi-
organisasi baik di lembaga kemasyarakatan atau pemerintah.14

12
Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandumg:Alfabeta,2009),
h.22.
13
Ahmad Anwar,Prinsip Prinsip Metedologi Research, (Yogyakarta:Sumbangsih,1975),
h.22.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
14

University Press,1998), Cet Ke VII, h.31


13

Dalam Penelitian ini,peneliti mengungkapkan dan mendeskripsikan

secara faktual dan aktual secara sistematik mengenai peran Pusat

Informasi dan Konseling (PIK) Remaja Marijuana dini Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dalam

pencegahan pernikahan dini.

b. Sifat penelitian

Diliat dari jenisnya penelitian ini berbentuk penelitian lapangan

(field research). Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu data yang

terkumpul berbentuk kata-kata gambar bukan angka. Kalupun ada

angka angka, sifatnya sebagai penunjang. Data yang di peroleh

meliputi transkip interview, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi

dan lain-lain.15

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang

suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Biasanya,

penelitian deskriptif seperti ini menggunakan metode survei.16

Dalam pengumpulan datanya dia lebih menitikberatkan pada

observasi lapangan dan suasana alamiah (natuaralistic setting), dengan

mengamati gejala-gejala mencatat dan mendengarkan sebisa mungkin

15
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Ancangan Metodologi, Presentasi, Dan
Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahaiswa Dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial,
Pendidikan Dan Maniora (Bandung:CV.Pustaka Setia,2002), h.51.
16
Irwan Suehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial Dan Ilmu Sosial Lainya (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2011),h.35.
14

menghindari pengaruh kehendaknya untuk menjaga keaslian gejala

yang di amati.17

Dalam hal ini penulis mengungkapkan sesuai dengan apa adanya,

guna memberikan penjelasan dan jawaban terhadap pokok yang diteliti

yaitu dapat mengetahui peran Pusat Informasi dan Konseling (PIK)

Remaja Marijuana Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten

Pesawaran dalam pencegahan pernikahan dini.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian apabila seseorang

ingin meneliti semua element yang ada dalam suatu wilayah

penelitian.18Yang menjadi populasi didalam penelitian ini terdiri dari 12

Orang Kepengurusan PIK R Marijuana, 1 Orang penanggung jawab, 1

Orang PLKB, 1 Orang PPKB, 1 Orang P2N,1 Orang Bidan Desa, 1 Orang

Tokoh Pemuda, 29 Orang anggota yang aktif mengikuti kegiatan PIK

Remaja Marijuana dan 21 Orang yang sudah menikah dini tahun 2017-

2020, jadi jumlah populasi ada 68 Orang.

17
Dewi Sadiah,Metode Penelitian Dakwah [Pendekatan kualitatif dan kuantitatif],
(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2015),h.19.
18
Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rieneka
Cipta, 2013),h.173
15

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil

dengan menggunakan tekhik 19

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan teknik non random

sampling (pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi

diberikan kesempatan untuk dipilih menjadi sampel).20

Dalam menentukan besaran sampel yang digunakan peneliti

menggunakan teknik Purposive Sampling, dimana teknik ini berdasarkan

pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan menmpunyai

sangkut paut erat dengan yang ada dalam populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau

dilihat dalam populasi di jadikan kunci untuk mengambil sampel.21

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria anggota PIK Remaja

1) Remaja yang mengikuti PIK Remaja

2) Remaja yang berusia 10-24 tahun atau belum menikah

19
Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi (Bandung: Angkasa,
1987) , h. 193.
20
Cholid Nur Buko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2015), h.115.
21
Ibid, h.117.
16

b. Kriteria pengurus PIK Remaja

1) Remaja yang aktif dalam segala kegiatan dan pembinaan yang

diprogramkan.

2) Remaja yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses

sehingga semuanya dapat ditangkap dan diketahui informasinya.

3) Remaja yang cenderung selalu aktif dalam memberikan

serangkaian informasi-informasi yang bermanfaat.

c. Kriteria remaja yang menikah dini

1) Pasangan yang menikah dini sejak tahun 2017-2020

2) Usia pasangan yang melakukan pernikahan dini maksimal laki-

laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun.

3) Bertempat tinggal di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong

Pesawaran.

Berdasarkan teknik dan penjelasan yang telah dipaparkan di atas,

kriteria dalam pengambilan sampel dari jumlah populasi dalam penelitian

ini, 1 orang Ketua PIK Remaja,1 orang Konselor sebaya,1orang

Pendidik Sebaya ,1 sekertaris PIK remaja,2 anggota PIK Remaja dan 3

Orang yang menikah diusia dini. jumlah populasi yang memenuhi

kriteria sampel berjumlah 10 Orang .


17

3. Metode Pengumpulan data

a. Observasi

Metode observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data

yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-

gejala yang diselidiki .22

Observasi dibagi menjadi dua, Partisipasi dan Non Partisipasi.

Observasi ini dilakukan dengan mengamati instrument-instrument

dalam proses evaluasi serta data yang dapat menunjang kelengkapan

penelitian ini agar dapat lebih meyakinkan penulis memilih observasi

partisipasi.23

Observasi partisipasi adalah pengamat ikut serta dalam kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamatinya,

seolah-olah merupakan bagian dari mereka. Sedangkan observasi non

partisipasi adalah peneliti tidak terlibat langsung dalam kehidupan

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

penelitian.24 Maksud penulis dalam penelitian ini, digunakan metode ini

karena peneliti mengamati dan meneliti secara langsung terhadap segala

yang ditimbulkan dalam objek yang diteliti. Terhadap yang penulis

teliti dan amati dalam observasi ini yakni anggota yang mengikuti
22
Nurul Zuriah,Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan,Teori Aplikasi
(Jakarta:PT:Bumi Aksara:2007)h.173
23
Kartini Kartono,Pengantar Metodelogi Riset Social,(Bandung :Penerbit Mandiri Maju
1986).hal 142
24
Irwan Soehartono,Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya,(Bandung PT.Remaja Rosdaya,2011), h.69
18

Bimbingan PIK Remaja Marijuana. Dalam metode ini penulis

menunjukan observasi ini kepada kegiatan PIK Remaja Marijuana Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran dalam

pencegahan pernikahan dini.

b. Wawancara

Wawancara (interview), pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada

responden, dan jawaban-jawaban responden di catat atau direkam dengan

alat rekam (Tape Recorder).25dimana data yang diperoleh merupakan

data primer (prymary data) dan data sekunder (Secondary data).

Jenis wawancara(interview) yang digunakan penulis adalah metode

wawancara bebas terpimpin. Artinya penulis membawa kerangka

pertanyaan untuk disajikan kepada objek penelitian tersebut. Penulis

menggunakan metode wawancara (interview) bebas terpimpin, diman

pelaksana wawancara yang berpaktokan pada daftar yang di susun dan

responden dapat memberikan jawabannya secara bebas selagi tidak

menyimpang dari pertanyaan sebelumnya.

Adapun penggunaan metode wawancara ini ditunjukkan kepada

semua sampel yang telah dipilih dalam penelitian ini untuk menggali

informasi sedemekian detail terkait dengan penelitian ini.

c. Dokumentasi
25
Ibid,67
19

Metode dokumentasia adalah suatu cara pengumpulan data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang

tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip ,buku-buku surat kabar dan

lain sebaganya.26

Penulis menggunakan metode ini untuk melengkapi data yang

diperoleh dengan menggunakan metode wawancara dan observasi,

penulis juga menggunakan metode dokumentasi. Sebagai metode

pelengkap yang dibutuhkan untuk memperoleh data dengan cara

mencari hal-hal yang diperlukan dalam penelitian yang merupakan data

dalam bentuk dokumen-dokumen penting.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupkan suatu cara yang di pergunakan untuk

menganalisis data, mempelajari, serta menganalisis data data tertentu

seingga dapat di ambil suatu kesimpulan yang kongkrit tentang persoalan

yang diteliti dan sedang di bahas.27 Penulis menggunakan metode deskriptif

kualitatif yaitu mengelola data dan melaporkan apa yang telah diperoleh

selama penelitian dengan cermat dan teliti serta memberikan interprestasi

26
Margono.S,Metodelogi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK (Jakarta:PT Rineka
Cipta 2007), h.82.
27
Lexy J Meleong,Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosakarya 2007,
h.40.
20

terhadap data itu kedalam suatu kebulatan yang utuh dengan menggunakan

kata-kata, sehingga dapat menggambarkan objek penelitian ini.28

Penulis disini menggambarkan tentang realitas yang ada di lapangan

melalui wawancara observasi dan dokumentasi yang berkaitan dengan peran

Pusat Informasi dan Konseling Remaja dalam pencegahan pernikahan dini,

data tersebut dibaca, dicermati dan di pelajari kemudian menganalisa

dengan menggunakan kata-kata yang kemudian mengadakan reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemulihan, pemusatan, perhatian dan

penyederhanaan, pengabstrakan, transpormasi data kasar, yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis yang menggolongkan mengarahkan dan mengorganisasi

data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan data

verisifikasi.29

b. Penyajian Data

Penyajian data disini dibahas sebagai kumpulan informasi yang

memeberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data dalam skripsi ini merupakan

28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,2007),
h.244.
Mattew B Miles, A Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif , (Jakarta :UI-Press ,
29

1992), h .16.
21

gambaran seluruh informasi tentang bagaimana peran Pusat Informasi

dan Konseling Remaja.30

c. Penarikan Kesimpulan

Setelah penulis memperoleh data mengenai peran Pusat Informasi

dan Konseling Remaja dalam Pencegahan Pernikahan Dini kemudian

diberikan intrprestasi terhadap masalah yang pada akhirnya digunakan

penulis sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.

30
Ibid, h.7.
22

BAB II

PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING (PIK) REMAJA


DALAM PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI

A. Peran Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja

1. Pengertian Peran Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja

Pengertian peran menurut kamus bahasa Indonesia berasal dari

kata peran yang berarti “keikutsertaan dalam kegiatan“.31Peranan sosial

adalah suatu perbuatan seseorang dengan cara tertentu dalam usaha

menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang

dimilikinya. Seseorang dapat dikatakan berperanan jika ia telah

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya

dalam masyarakat.32Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan,yaitu

seorang yang melakukan hak-hak dan kewajiban. Apabila seseorang

melakukan tugas dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka

dia telah menjalankan suatu peran.33 Dari beberapa pengertian diatas,

penulis menyimpukan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang

diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang

yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Berdasarkan hal-hal diatas

dapat diarikan bahwa apabila dihubungkan dengan PIK Remaja, peran

31
W. J. S, Poerdarminta Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta:Balai Pustaka, 1982). hal..
735.
Abdulsyani. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan cetakan ke-4. (Jakarta :PT Bumi
32

Aksara. 2012), h.94.


33
Suryono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengatur (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1982),
h. .18.
23

tidak berarti sebagai hak dan kewajiban individu melainkan tugas dan

wewenang Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja).

PIK R merupakan singkatan dari kata Pusat Informasi dan


Konseling Remaja.  Dalam buku Pedoman Pengolalaan Pusat Informasi
dan Konseling Remaja dan Mahasiswan (PIK R/M) , menyatakan bahwa
Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa adalah salah satu
wadah yang  dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari,
oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa guna  memberikan pelayanan informasi
dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi
keluarga, TRIAD KRR (seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza),
keterampilan hidup (life skills), gender dan keterampilan advokasi dan
KIE.34
Sedangkan menurut Bambang Sumantri Pusat Informasi Konseling

atau pendidikan sebaya, merupakan suatu wadah kegiatan program

Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) yang dikelolah

dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan

konseling tentang kesehatan reproduksi (kespro) serta perencanaan

kehidupan berkeluarga.35

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PIK R

merupakan suatu kegiatan  yang dikelola, dari, oleh, dan untuk remaja

supaya memberikan pelayanan informasi dan konseling yang bermanfaat

mengenai rencana kehidupan berkeluarga remaja. Kemudian PIK R

bertujuan umumnya untuk memberiikan informasi yang bermanfaat untuk

para remaja seperti tentang informasi Penyiapan Kehidupan Berkeluarga

Bagi Remaja (PKBR), Pendewasaan usia perkawinan PIK R diperlukan

karena PIK R merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
34
BKKBN, Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Remaja Dan
Mahasiswa (Jakarta :PIK R/M 2014).
35
Bambang Sumantri, “Mekanisme Pengelolaan PIK remaja/mahasiswa” (On-line), Ppt.
(21 Desember 2019).
24

kehidupan remaja di masa sekarang dan di masa depan. Hal tersebut

dikarenakan remaja adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan untuk

mengubah kehidupan yang lebih baik. Apabila remaja di suatu bangsa

dapat mengubah bangsa ke arah yang lebih baik, maka bangsa tersebut

akan menjadi bangsa yang memiliki generasi-generasi penerus yang

hebat. 

        Dalam PIK R ada Pendidik Sebaya (PS) sebagai narasumber untuk

kelompok remaja sebayanya dan telah mengikuti pelatihan. sedangkan PS

yang belum dilatih dengan mempergunakan Panduan Kurikulum dan

Modul Pelatihan yang telah disusun oleh BKKBN. Kemudian ada yang

disebut dengan Konselor Sebaya (KS) adalah Pendidik Sebaya yang

memberikan konseling untuk kelompok remaja sebayanya dan telah

mengikuti pelatihan. Sedangkan KS yang belum dilatih dengan

mempergunakan Panduan Kurikulum dan Modul Pelatihan yang telah

disusun oleh BKKBN.36

Peran PIK Remaja dalam menjalankan kegiatan promosi dan

sosialisasi yaitu Pemberian informasi seputar kesehatan reproduksi,

Memberikan pelayanan dan konseling seputar kesehatan reproduksi,

Pemberian ketrampilan, agar remaja memiliki kegiatan positif dan

terhindar dari prilaku negatf seperti masalah Napza, HIV/AIDS dan

masalah Seksualitas.37

36
BKKBN, Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi Dan Konseling Remaja Dan
Mahasiswa (Jakarta :PIK R/M 2014).
37
Kisnawati. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Program (PIK-KRR) Pusat
Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja OlehPenyuluhan Keluarga Berencana Di
Kabupaten. Jurnal
25

Jadi Peran PIK Remaja adalah guna memberikan pelayanan

informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan

fungsi keluarga, TRIAD KRR (Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza),

keterampilan hidup (life skills), gender dan keterampilan advokasi dan

KIE.dilingkungan remaja sangat penting artinya dalam membantu remaja

untuk memperoleh informasi dan pelayanan konseling kehidupan

berkeluarga bagi remaja.

2. Fungsi Dan Tugas Pusat Informasi dan Konseling Remaja

a. Membina Kelompok PIK Remaja tentang program Genre dan cara

mengelola PIK Remaja .

b. Memberikan penyuluhan tentang program Genre kepada teman-teman

sebaya di lingkungan masyarakat.

c. Memberikan konseling sebaya kepada yang membutuhkan konseling,

seperti : teman-teman yang lagi galau karena urusan percintaan atau

keluarga konselor akan membantunya dalam persoalan tersebut dengan

kerahasiaan masalah dan profil konselingnya harus dijaga. Intinya

konselor membantu agar teman-temannya tidak salah arah .

d. Meningkatkan kemampuan Anggota PIK Remaja , misalnya kemampuan

berkomunikasi di depan umum, meningkatkan kepercayaan diri dan

keterampilan hidup lainnya , seperti keterampilan mengolah limbah

untuk dijadikan penghasilan, mempunyai fasion yang dia hobi

mendatangkan uang. Intinya untuk meningkatkan kreativitas remaja.


26

e. Menjalin Kerjasama dengan sarana pelayanan yang terkait dengan remaja

seperti, posyandu,dan lembaga lain yang dibutuhkan .

f. Melakukan rujukan bila diperlukan ,misalnya jika ada kasus yang

membutuhkan psikolog atau dokter rujukan ini bisa dilakukan jika

konselor sebaya tidak bisa memecahkan persoalan atau kasus yang

dihadapi .38

3. Pengertian Konseling Remaja

Secara etimologis istilah konseling yang digunakan dalam kajian

ini merupakan alih bahasa dari istilah Counseling yang berarti dialog atau

pertimbangan yang di berikan oleh seseorang kepada orang lain

sehubungan dengan pembuatan keputusan atau tindakan secara bertatap

muka.39

Konseling merupakan situasi pertemuan dan tatap muka antara

konselor dengan klien yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan

mempertimbangkan bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan

masalahnya sendiri. Konseling juga merupakan suatu realisi atau

hubungan timbal balik antara dua orang individu dimana konselor

berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian tentang dirinya

sendiri dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya

pada saat ini dan yang akan datang.40


38
BKKBN,Pegangan Fasilitator PIK R, (Jakarta:BKKBN,2009), h.32.
39
Saiful Akhyar, Konseling Islami (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007), h. 30.
40
Tohirin, Bimbingan Konseing di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),
h. 12.
27

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang

lebih luas lagi mencakup kematangan mental,emosiaonal sosial dan fisik.41

Menurut (WHO) Remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun.

Sementara dalam termologi lain menyebutkan PBB anak muda (youth)

untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. ini kemudian disatuykan dalam

sebuah termologi kaum muda(youth people) yang mencakup 10-24 tahun.

BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 10-

24 tahun.42 Masa remaja merupakan masa transisi dari Anak-anak menjadi

dewasa.43

Konseling remaja adalah proses bantuan yang dilakukan kepada

seseorang individu dengan sikap,keyakinan, konstrak, perilaku, dan respon

uniknya masing-masing dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya.

Konsekuensinya mengembangkan sebuah cara untuk bekerja secara

kolaboratif dan proaktif dengan masing-masing remaja, menghargai

mereka sebagai individu-individu dan mengundang mereka untuk terlibat

aktif di dalam memilih strategi dan intervensi konseling yang menarik dan

bermanfaat baginya.44

Konseling remaja sebagai seseorang yang ada pada tahap remaja

akan bergerak dari sebagai bagian kelompok keluarga menjadi bagian dari
41
Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Erlangga,1992), h.54.
42
Jenny Mandang,Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
(Jakarta:IIU ,2016), h.97.
43
Zulkifli, Psikologi Perkembangan ( Cet. I-V1; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006), h. 6.
44
Kathryn Geldard, Konseling Remaja,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012).h.46
28

suatu kelompok teman sebaya dan hingga akhirnya mampu berdiri sendiri

sebagai orang dewasa.45

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa konseling

remaja adalah proses bantuan yang diberikan konselor kepada individu

dengan berbagai strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan remaja

sehingga tugas-tugas perkembangan remaja dapat terwujud dengan baik.

4. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Pada Remaja

Menurut Mansur faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya masalah

pada remaja adalah;

a. Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang sangat

pesat pada remaja menimbulkan dorongan tertentu yang sifatnya

sangat kompleks.

b. Orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan informasi

yang benar dan tepat waktu karena ketidaktahuannya.

c. Perbaikan gizi yang menyebabkan menarche menjadi lebih dini dan

masih banyaknya kejadian kawin muda.

d. Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat kemajuan

teknologi, menyebabkan membanjurnya arus informasi dari luar yang

sulit diseleksi.
45
Kathryn Geldard, Konseling Remaja,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), h.29
29

e. Kurangnya pemanfaatan penggunaaan sarana untuk menyalurkan

gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai substitusi yang

bernilai positif ke arah perkembangan keterampilan yang mengandung

unsur kecepatan dan kekuatan, seperti berolahraga.46

B. Pencegahan Pernikahan Dini

1. Pengertian Pencegahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pencegahan adalah

proses, cara tindakan, mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu

tidak terjadi. Dengan demikian pencegahan merupakan tindakan.

Pencegahan identik dengan tindakan.47

Pencegahan pernikahan dini adalah suatu cara atau upaya untuk

mencegah pernikahan dini. Pencegahan pernikahan dini adalah

mengurangi, bahkan untuk menghilangkan sebab-sebab yang mendorong

seseorang melakukan pernikahan dini.

2. Pengertian Pernikahan

Pernikahan adalah sunatullah yang dengan sengaja diciptakan oleh

Allah yang diantara lain tujuannya untuk melanjutkan keturunan dan

M.Ali,&Asrori,Psikologi
46
Remaja Perkembangan Peserta Didik.(Jakarta:Bumi
Aksara,2014), h 107.
47
https://jagokata.com,arti kata KBBI,2007, diakses (02 Febuari 2020,pukul 07.32).
30

tujuan-tujuan lainnya. Dalam Al-qur’an surah Adz-Dzaariyat :49 Allah

SWT Berfirman :

       

Artinya :” Dan segala sesuatu ,kami ciptakan supaya kamu mengingat

akan kebesaran Allah.”(QS.Adz-Dzaariyat:49).48

Pernikahan dalam kamus bahasa Indonesia, Perkawinan berasal

dari kata “kawin” yang menurut bahasa artinya membentuk keluarga

dengan lawan jenis.49 Adapun syarat pernikahan itu telah ditentukan oleh

Undang-undang maupun hukum islam. Dalam pasal 2 ayat 1 Undang-

undang perkawinan menyatakan bahwa pernikhan sah apabila dilakukan

menurut hukum masing-masing. Sedangkan hukum islam sendiri yang

menjadikan sah atau tidaknya pernikahan itu dipenuhinya syarat-syarat

dan rukun pernikahan berdasarkan hukum agama islam. Dalam hal ini

hukum islam mengenal perbedaan antara syarat dan rukun pernikahan

merupakan hakikat pernikahan itu sendiri dan jika tidak dipenuhi maka

pernikahan tidak terjadi.

Mernurut Undang-undang pernikahan, yang dikenal dengan


Undang-undang No.1 Tahun 1974, yang dimaksud pernikahan adalah
ikatan lahir dan batin anatara seorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.50

48
M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, (Jakarta, Prenada
Media Group, 2006) , h.1.
49
Dep Dikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka,1994 cet ke-3),
h.614
50
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional ( Jakarta, Rineka Cipta, 2010) h. 6
31

Masalah penentu umur dalam Undang-undang pernikahan dan

kompilasi memang bersifat itihaddiyah, sebagai usaha pembaharuan fiqih

yang lalu namun demikian apabila referensi syarinya mempunyai

landasan kuat.seperti terkandung dalam surat An-nisa ayat 6

     

Artinya :Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk

menikah (QS.An-Nisa:6).51

Pernikahan atau dalam perundang-undangan di Indonesia disebut

perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dengan

seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan KetuhananYang

MahaEsa(UU Nomor1 Tahun1974 Bab1 Pasal1).52

3. Pengertian Pernikahan Dini

Menurut UNIFPA, pernikahan dini adalah pernikahan yang

dilakukan oleh remaja 18 tahun yang secara fisik, fisiologi dan psikologis

belum memiliki kesiapan untuk memikul tanggung jawab perkawinan.53

Dalam pandangan Islam pernikahan yang dilakukan oleh anak

yang berusia di bawah umur diperbolehkan akan tetapi dengan catatan

51
Departemen Agama RI,Al-Qura’an dan Terjemahnya,h 62
52
BKKBN,Pegangan Untuk Fasilitator,(Jakarta:BKKBN,2019),h.108.
53
UNIFPA.”Essential MedicinesforReproductive Health Guiding Principles for Their
Inclusion” (On-line), tersedia di: http://www.pphprevention.org/files/RH_essential_meds.pdf. (22
Desember 2019).
32

belum boleh untuk melakukan hubungan layaknya suami istri sebelum

mencapai usia baligh biasa disebut kawin gantung.Kawin gantung adalah

perkawinan yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang usianya belum

menginjak dewasa atau dapat dikategorikan anak-anak dan belum saatnya

melakukan hubungan seksual. Atau salah satu pasangannya. Yakni apabila

seorang istri masih dibawah umur maka suaminya harus menunggu sampai

usia istrinya cukup untuk digauli.54

Dilihat dari segi hukum yang berlaku, usia diatas telah dibolehkan

menikah namun jikia dilihat dari segi psikologi usia tersebut merupakan

usia yang rentan dalam menjalani pernikahan. Usia yang dianggap telah

matang adalah pada masa dewasa yaitu umur diatas 21 tahun. Sehingga

dalam pandangan psikologi usia dibawah 21 tahun merupakan masa

pernikahan yang belum semestinya. Firman Allah dalam QS. Al Hujuraat:

Ayat 13 .

       


        
     
Terjemahnya “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan

kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal

mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnhya allah

maha mengetahui lagi maha mengenal.55

54
Beni Ahmad Saibani, Fikih Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 83.
55
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Cet I : Jakarta, 2016), h. 64.
33

Pernikahan usia dini adalah dua orang (laki-laki dan perempuan)

yang mengingatkan diri dalam pernikahan untuk membentuk sebuah

keluarga. Salah seorang atau keduanya berada dalam usia yang belum

pada saatnya untuk menjalani hubungan tersebut. Secara hukum

ditegakkan dalam UU No.1 Tahun 1947, pasal 7 ayat 1 yang berbunyi,”

pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19

Tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 Tahun.

Jadi pernikahan usia muda (dibawah umur) merupakan praktek

pernikahan yang dilakukan oleh pasangan sala-satu atau keduanya

berusia 12 tahun sampai 21 tahun.

4. Faktor-faktor Pernikahan Dini

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini yang

sering dijumpai di lingkungan masyarakat kita yaitu faktor internal dan

eksternal :

a. Orang tua

Pengertian orang tua dalam kamus besar Bahasa Indonesia“ Orang


56
tua adalah ayah ibu kandung” Selanjutnya A. H. Hasanuddin dalam

bukunya menyatakan bahwa,“Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal

mula pertama oleh putra putrinya”.57

56
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:Balai Pustaka,1990), h.629.
57
A.H. Hasanuddin, Cakrawala Kuliah Agama, (Surabaya:Al-Ikhlas,1984) h. 155.
34

Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-

anaknya, karena dari sanalah anak-anak mereka mendapatkan pelajaran

pertama dari hidupnya dan untuk hidupnya. Begitu juga pelajaran

mereka mengenai makna dari keluarga dan rumah tangga. Orang tua

bisa menjadi faktor utama berdirinya suatu keluarga karena seseorang

tidak akan bisa membangun sebuah keluarga “menikah” tanpa restu dari

kedua orang tuanya.

b. Ekonomi

Pernikahan dini terjadi karena kondisi perekonomian dalam

keluarga yang tergolong kurang atau dalam garis kemiskinan. Demi

meringankan beban orang tua, anak perempuannya dinikahkan dengan

laki-laki yang dianggap mampu. Pernikahan diusia muda disebabkan

karena alesan membantu pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga,

berhubung dengan rendahnya tingkat ekonomi keluarga dimana orang tua

tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,

sehingga orangtua lebih cepat menikahkan anaknya terlebih lagi bagi

anak perempuan sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan

keluarga seperti membantu adik-adiknya yang masih membutuhkan.58

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,

58
Elsa,Edra “Faktor Pernikahan Dini” (On-line), tersedia di :http//www.Compasiana.com
(02 Januari 2020).
35

yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. 59 Seperti telah disebutkan bahwa

lingkungan adalah tempat semua kesatuan ruang dan seluruh isinya

termasuk manusia dan perilakunya yang dapat mempengaruhi

kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia, maka tidak

heran apabila lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab

pernikahan dini karena apabila dalam lingkungannya tersebut perilaku

yang dianggap sudah sering terjadi (menikah dini) maka hal itu dapat

berpengaruh terhadap prikehidupan seseorang dan membuatnya juga

ingin melakukan hal yang sama.

d. Keagamaan

Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa

remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa

mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa, ia tidak

melakukan hal-hal yang merugikan dan bertentangan dengan kehendak

dan pandangan masyarakat. Kurangnya pendidikan agama dari bangku

sekolah menjadi salah satu faktor terjadinya pernikahan usia dini,

sedikitnya pengetahuan yang dipahami membuat dampak tersendiri

terhadap pola pikir anak-anak akibat hal-hal yang akan timbul. Ajaran-

ajaran agama akan membentuk akhlak dan moral bagi kehidupan remaja

sehari-hari.

59
Herimanto Winamo,Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2015),
hal.173.
36

Rendahnya tingkat pendidikan ataupun pengetahuan orang tua,

anak dan masyarakat, mempengaruhi pola pikir mereka dalam

memahami dan mengerti makna tujuan dari dilangsungkannya

pernikahan dan menyebabkan adanya kecenderungan menikahkan

anaknya dibawah umur.

5. Dampak Pernikahan Dini

a. Aspek Ekonomi Dan Sosial

1) Pasangan usia muda belum mampu dibebani suatu pekerjaan yang

memerlukan keterampilan fisik,untuk mendatangkan penghasilan

baginya dan mencukupi kebutuhan keluarganya.

2) Daya saing rendah untuk mendapatkan pekerjaan formal dengan

jenjang karir yang baik.

3) Kehilangan komunitas/ teman sepermainan karena waktu terkuras

untuk mengurus anak dan keluarga.

4) Kurang optimalnya pengasuhan anak (aspek pengetahuan/intelektual

belum siap).

b. Aspek Psikologis

1) Emosi yang tidak stabil dapat memicu retaknya hubungan rumah

tangga, memicu pertengkaran, kekerasan didalam rumah tangga

dan berujung pada perceraian.

2) Rentan untuk mendapatkan perlakuan kekerasan berbasis gender

3) Kondisi emosional yang labil ketika pasca melahirkan (babyblues)


37

4) Mengalami ketidakstabilan emosi (stress/depresi) karena keinginan

pribadi yang terhambat akibat tuntutan sebagai orangtua.

c. Dampak Pendidikan : Pernikahan dini cenderung menyebabkan

pelakunya mengalami putus sekolah pada usia dini.

d. Dampak Kesehatan : Perempuan yang menikah diusia dini berisiko

mengalamimasalahkesahatan reproduksi seperti kanker leher rahim dan

trauma fisik pada organ intim. Dampak kesehatan karena terlalu muda

hamil dan melahirkan (hamil pertama di usia kurang dari 21 tahun):

1) Kurangnya Perawatan Kehamilan. Hal ini bisa sebabkan karena

kurangnya nutrisi.

2) Tekanan Darah Tinggi. Risiko yang lebih berat mungkin akan

terjadi, yakni eklampsia (kejang-kejang).

3) Kelahiran bayi Prematur

4) Bayi Kekurangan Berat Badan.

5) Anak Yang Dilahirkan Stunting.

6) Kematian Ibu Dan Janin

7) Proses Persalinan Yang Memakan Waktu Lama.60

C. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu ini menjadi sala satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan, Dari penelitian terdahulu, penulis tidak

menemukan penelitian yang sama seperti judul penelitian penulis menyangkut


60
BKKBN,Buku Pegangan Untuk Fasilitator PIK R,(Jakarta:BKKBN,2019), hal.111.
38

penelitian dibawah ini sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada

penulis.

Berikut merupakan penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang

dilakukan penulis.

1. Judul Skripsi “Peran PIK Remaja Menyusun Program Yang Berkaitan

Dengan Upaya Pencegahan Seks Bebas” Oleh Atik Afriyani, Nim.

3301412113, Jurusan Ilmu Politik Dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang, Tahun 2006.

Skripsi ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di

SMP PGRI Tegowanu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas alat

pengumpulan data dilakukan dengan teknik triangulasi dan melalui

prosedur penelitian yang meliputi 3 tahapan yaitu persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap pembuatan laporan. Teknik analisis data dengan

menggunakan model analisis interaktif meliputi pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian ini melaksanakan program dan melakukan

evaluasi program PIK Remaja Pola pencegahan PIK Remaja menerapkan

model Peer Control Group. faktor pendukung PIK Remaja yaitu hubungan

saling mendukung yang dibangun oleh seluruh komponen sekolah.

Sedangkan hambatan yang dialaminya adalah kurangnya perhatian dan


39

kepedulian siswa terhadap bahaya seks bebas, anggaran pendanaan

optimal.61

2. Judul Skripsi “Peran Dan Strategi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK

R) Dalam Upaya Mensosialisasikan Pengetahuan Dan Pelayanan

Reproduksi Remaja (Studi Pada PIK R Desa Bagelen Kecamatan Gedong

Tataan Kabupaten Pesawaran)” Oleh Iin Maryana, Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Lampung, 2016.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengetahui dan

menafsirkan lebih dalam peran pusat informasi konseling remaja (PIK R)

dalam upaya mensosialisasikan pengetahuan dan pelayanaan kesehatan

reproduksi remaja. Dengan menggunakan metode kualitatif, diharapkan

mampu untuk menjelaskan secara menyeluruh tentang objek yang akan

diteliti yaitu pada pusat informasi konseling remaja (PIK R) dalam

mensosialisasikan pengetahuan dan pelayanan kesehatan reproduksi

remaja.

Hasil penelitian ini Dengan permasalahan yang ada di harapkan

PIK Remaja dapat menjalankan perannya dalam melakukan sosialisai dan

pelayanan kesehatan reproduksi remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui peran dan strategi PIK Remaja dalam mensosialisaikan

pengetahuan serta pelayanan berkaitan dengan kesehatan reproduksi

remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara,


61
Atik Afriyani, Peran Pusat Infomasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dalam
Upaya Pencegahan Seks Bebas Pada Siswa Di SMP PGRI Tegowanu. Skripsi. (Semarang
:Universitas Negeri Semarang.2016),h.viii.
40

observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Lokasi penelitian di PIK

Remaja Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.

Informan dalam penelitian ini adalah 5 orang, yang terdiri dari ketua

sekaligus pendiri PIK R Independen Radio dan 4 remaja sebagai anggota

PIK Remaja yang pernah dan masih aktif dalam pemberian sosialisasi

kesehatan reproduksi remaja, PIK Remaja melakukan sosialisasi melalui

metode langsung (berdiskusi atau berbicara langsung secara personal) dan

tidak langsung (dilakukan melaui media seperti radio).62

3. Judul Skripsi “Peran Pusat Informasi Dan Konseling (PIK) Sahabat

Universitas Islam Negeri (Uin) Raden Intan Lampung Dalam Pembinaan

Dan Pengembangan Ketahanan Remaja”. Oleh Machfud Fauzi, Npm

1524010003,Program Studi Ilmu Dakwah Konsentrasi Pengembangan

Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri (Uin) Raden Intan

Lampung.Tahun 2018.

Skripsi ini menggunakan penelitian deskriptif (descriptive

research). Sebagaimana ditujukkan oleh namanya, penelitan ini bertujuan

untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau sekelompok

orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejla atau hubungan antara

kedua gejala atau lebih. Sumber data secara purposive sampling yang

dilakukan dalam menentukan sumber data menjadi ketentuan bagi peneliti.

Kemudian tehnik tersebut masuk dalam tehnik pengumpulan data yang

62
Iin Maryana, Peran Dan Strategi Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) Dalam
Upaya Mensosialisasikan Pengetahuan Dan Pelayanan Reproduksi Remaja (Studi pada PIKR R
Desa Bagelen Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran ,Skripsi,(Lampung:Universitas
Lampung,2016).
41

nonprobability sampling. Dengan mendapatkan data-data dari penelitian

yang dilakukan pada keanggotaan PIK, Mitra kerja PIK dan Pembinaan

Terhadap PIK. Dengan menggunakan tehnik Interview, dokumentasi dan

observasi data. Dalam perjalanan penelitian ini, maka didapatilah

kesimpulan bahwasanya peran yang dilakukan oleh PIK ini sangat baik

dan perlu didukung keberlanjutanya. Karena dari salah satu peranya ialah

memberikan pemahaman dan pengetahuan akan informasi tentang seputar

permasalahan remaja seperti Napza, HIV/AIDS, seks bebas dan lainya

yang ini akan merusak generasi muda. Kemudian PIK juga menjadi media

dalam upaya menumbuhkan kreatifitas remaja dalam mewujudkan cita-

cita. Memberikan stimulan bagi keadaan remaja yang sering dijuluki

dengan tegar remaja, yang fungsinya ialah memberikan pemahaman

kepada remaja akan pentingnya komunikasi efektif dengan keluarga,

masyarakat dan teman sejawat. Kemudian remaja yang ada di dalam

sebuah keluarga akan dijelaskan tentang esensi 8 fungsi keluarga yang

menjadi hal urgen untuk keutamaan dilakukan dalam hubungan

berkeluarga. Karena dengan begitu remaja akan menjadi dan mampu

menyiapkan kehidupan berkeluarga yang sesuai dengan norma-norma dan

atauran pemerintah utamanya agama. Dan sarannya ialah agar kegiatan

positif ini perlu didukung dan diberikan stimulan atau rangsangan guna

menambah semangat dan giat para remaja. Karena kemajuan zaman yang

semakin global remaja dituntut untuk mandiri.63


63
Machfud Fauzi, “Peran Pusat Informasi Dan Konseling (PIK) Sahabat Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung Dalam Pembinaan dan Pengembangan Ketahanan
Remaja,Tesis (Lampung:Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung:2018).
42

Berdasarkan dari penelitian penelitian terdahulu bahwa penulis

memiliki kesamaan dengan peneliti sebelumnya membahas tentang peran

PIK Remaja, tetapi yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya

adalah dalam penelitian ini adalah membahas peran pusat informasi dan

konseling remaja dalam pencegahan pernikahan dini.

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA


MARIJUANA DI DESA KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG
KABUPATEN PESAWARAN

A. Gambaran Umum Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana

1. Sejarah Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana

Terbentuknya PIK Remaja ini dilatarbelakangi oleh keluarnya

Undang undang Republik Indonesia Nomor 52 Pembangunan

Keluarga yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden No 62

Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional. Direktorat di bawah kedeputian


43

Keluarga Sejahterah dan Pemberdayaan Keluarga, yang memiliki

tugas antara lain melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

teknis penyusunan norma,standar, prosedur dan kriteria (NSPK),

pemantauan dan evaluasi serta pemberian bimbingan teknis fasilitasi

di bidang Pusat Informasi dan Konseling Remaja.

Pusat Informasi Konseling Remaja Marijuana adalah Organisasi

yang dibangun dan dikelola dari, oleh dan untuk remaja. Berdiri pada

tanggal 27 Juni 2017. Pusat Informasi Konseling Remaja Marijuana

bertujuan mensosialisasikan program BKKBN meliputi Program

Penyiapan Keluarga Bagi Remaja (PKBR), Kelurga Berencana (KB)

dan mensosialisasikan bahaya TRIAD KRR bagi remaja sehingga

remaja khususnya yang berada di Kecamatan Kedondong agar mampu

menjadi remaja generasi penerus bangsa yang sehat dan bebas dari

Narkoba, Alkohol,Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA), HIV &

AIDS, dan menjadi remaja yang tegar remaja.64

Pusat Informasi Konseling Remaja Marijuana dibentuk

berdasarkan sebuah rapat pertemuan sebagai tindak lanjut dari hasil

pelatihan untuk lomba desa PIK Remaja di Desa Kertasana yang

kemudian ditindak lanjuti dengan pembentukan sususnan pengurus

PIK Remaja Marijuana Desa Kertasana, anggotanya terdiri dari usia

10 Tahun – 25 Tahun atau belum menikah, lalu kemudian pada tahun

2017 Surat Keputusan dari Kepala Desa Kertasana diterbitkan dengan

Surat Keputusan Pusat Informasi dan Konseling Remaja Desa Kertasana Tahun
64

2017,Dokumentasi,09 Mei 2020


44

kepengurusan terbaru dengan arahan turunlah surat keputusan dari

BKKBN Kabupaten Pesawaran yang menetapkan telah terbentuknya

PIK Remaja Marijuana yang bertempat di Jalan Hi.Rafiuddin No.1

Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.65

2. Visi dan Misi Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana

Setiap kegiatan pasti memiliki visi dan misi. Berikut adalah

Visi,Misi dan Tujuan PIK Remaja Marijuana adalah:

a. Visi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R ) Marijuana

Mewujudkan “Tegar Remaja “membentuk Remaja yang sehat

secara fisik dan mental dan sosial sesuai dengan tuntutan jaman

dalam melewati usia remaja untuk menghadapi masa depan dengan

ketrampilan, keyakinan dan semangat yang tinggi ke kehidupan

yang lebih baik.

b. Misi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuana

1) Membimbing remaja dalam melewati masa pubertas

2) Memberikan informasi, pengetahuan, serta pemahaman kepada

remaja dan orangtua akan pentingnya kesehatan reproduksi

3) Membekali remaja dengan life skills dan aneka keterampilan

untuk membentuk remaja yang sehat dan berkualitas.

4) Menjadi pusat pelayanan informasi konseling dan rujukan

TRIAD KRR (3 resiko yang dihadapi oleh remaja yaitu

Seksualitas, HIV & AIDS, Napza)


65
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,29 Juni 2020.
45

5) Menyalurkan minat dan bakat remaja pada kegiatan yang positif.

6) Menjadi fasilitator remaja dalam pembentukan karakter sejak

dini

c. Tujuan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuana

1)  Meningkatkan kualitas mengenai pelayanan PIK R supaya

terlaksana dengan baik.

2)  Meningkatkan keterampilan para remaja.

3)  Meningkatkan pengetahuan tentang risiko Seksualitas, NAPZA,

HIV, dan AIDS  (TRIAD KKR), kesehatan Reproduksi Remaja,

dan median usia kawin pertama.

4)  Menumbuhkan rasa solidaritas remaja terhadap remaja lainnya.

5)  Sebagai wadah untuk para remaja apabila memiliki

keterampilan.

6) Sebagai solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh

para remaja.

Selain tujuan di atas yang paling utama adalah menjadikan

para remaja yang memiliki Kreatif, inovatif, produktif dan

terampil dalam menghadapi kehidupan sekarang yang sudah

modern.66

3. Struktur Kepengurusan Organisasi Pusat Informasi dan

Konseling Remaja Marijuana

66
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,29 Juni 2020.
46

Adapun struktur organisasi kepengurusan Organisasi Pusat

Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuan terdiri dari :

Penanggung Jawab (Kepala Desa) : Irhamsyah

Pembina :

- PLKB Rayon : Asril SE

- PPKBD : Hasanah

- Bidan Desa : Putriana Windarti,Amd,Keb

- P2N : Turiyono

- Tokoh Pemuda : Ridwan

Ketua : Farhanuddin

Wakil Ketua : Fathan

Sekertaris : Shofi Rizkiani

Bendahara : Dina Fitriana

Konselor Sebaya : 1. Dewi Sartika

2.Nurlela

Pendidik Sebaya :1. Nurlaela Oktavia

2. Daffa Nauval

Seksi Humas : Asep Priyatna

Seksi Pendidikan : Ari Wahyudi

Seksi Olahraga : Deni Juliansyah

Seksi Sosial : Febri

Anggota : 29 Orang
47

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuana memilki

... anggota yaitu remaja usia 14-25 tahun atau yang belum menikah dan

remaja yang aktif mengikuti program kegiatan dengan rincian:

Tabel 2
Data Anggota PIK R Marijuana

Jenis
No Nama Umur Alamat
Kelamin

1 M.Fahri L 17 Tahun Kertasana

2 Fadli Renaldi L 17 Tahun Kertasana

3 Khoiriyah P 16 Tahun Kertasana

4 Yuni Siska P 15 Tahun Kertasana

5 Aliya P 15 Tahun Kertasana

6 M.Zikri Dian L 16 Tahun Kertasana

7 Ridho Athoillah L 19 Tahun Kertasana

8 Puput Safitri P 15 Tahun Kertasana

9 Thorikul L 14 Tahun Kertasana

10 Eksa P 14 Tahun Kertasana

11 Mita P 17 Tahun Kertasana

12 Rizky Fadillah L 19 Tahun Kertasana

13 Dyah Ayu Puspa R P 18 Tahun Kertasana

14 Nopriyansyah L 20 Tahun Kertasana


48

15 Ana Mustofia P 16 Tahun Kertasana

16 Wiwi Fitri Nur Azizah P 19 Tahun Kertasana

17 Indah Purnama Sari P 18 Tahun Kertasana

18 Ersya Fadillah Ahmad P 16 Tahun Kertasana

19 Meli Septiani P 20 Tahun Kertasana

20 Lutfiah Rohmah P 17 Tahun Kertasana

21 Elda Sari Agustina P 17 Tahun Kertasana

22 Ramadhani Oktavia P 16 Tahun Kertasana

23 Rojian L 18 Tahun Kertasana

24 Toni Ahmad L 24 Tahun Kertasana

25 Rizky Handoyo L 23 Tahun Kertasana

26 M Zarkasih L 20 Tahun Kertasana

27 Jidan Daman Huri L 19 Tahun Kertasana

28 Suja’i L 17 Tahun Kertasana

29 Siti Maulida P 15 Tahun Kertasana


Sumber: Dokumentasi PIK R Marijuana

4. Sarana, Prasarana dan SDM Pusat Informasi dan Konseling

Remaja Marijuana

Kemudian sarana dan prasarana yang dimilki pusat informasi dan

konseling remaja (PIK R) marijuana saat ini adalah:

a. Ruang Sekertariat

b. Ruang Konseling

c. Papan nama

d. Buku pedoman PIK R

e. Buku Modul PIK R


49

f. Buku Kegiatan

g. Alat Permainan Edukatif (APE)

h. Papan Informasi

i. Spidol

j. Brosur

k. 2 Pendidik Sebaya yang sudah dilatih/orientasi tentang substansi

Program GenRe (8 Fungsi Keluarga, Pendewasaan Usia

Perkawinan,TRIAD KRR dan Keterampilan Hidup, Keterampilan

advokasi dan KIE).

l. 2 Konselor sebaya yang sudah dilatih tentang materi pengetahuan

dasar konseling.67

5. Program Kegiatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja

PIK R Marijuana memiliki program disetiap kegiatannya. Program

kegiatan yang ada di PIK R Marijuana ini meliputi: Pemberian

informasi melalui penyuluhan untuk anggota PIK R Marijuana,

meningkatkan kualitas dan mempromosikan PIK R Marijuana ke

Organisai dan sekolah, melakukan pelayanan konseling,senam sehat,

partisipasi dengan organisasi lainnya (Risma,Karang taruna dll),

Membekali remaja dengan life skills dan aneka keterampilan untuk

membentuk remaja yang sehat dan berkualitas dan program

67
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,29 Juni 2020
50

pencegahan pernikahan dini dengan melakukan layanan yang diberikan

adalah seperti:

a. Layanan Informasi. Untuk memberikan dan melayani kebutuhan

informasi tentang kesehatan reproduksi remaja, HIV/AIDS, NAPZA,

tindakan berbahaya, pernikahan dini, dan materi lain seputar

kehidupan remaja, baik secara perorangan maupun kelompok.

b. Layanan Advokasi. Memberikan layanan pendampingan dan

membantu remaja yang mendapatkan kekerasan dan pelecehan

seksual, agar dampak negatifnya tidak mengganggu kehidupan

remaja tersebut.

c. Layanan Konsultasi dan Konseling. Memberikan layanan konsultasi

dan konseling untuk membantu membuat keputusan atau

memecahkan masalah seputar kehidupan remaja dan orang tua yang

peduli dengan masalah remaja, mulai dari masalah kesehatan,

psikologis, masalah belajar sampai dengan masalah etika.68

B. Faktor-faktor Pernikahan Dini

Tabel.3

Data 3 Remaja Yang Melakukan Pernikahan Dini di Desa Kertasana

Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun 2017-2020

No Nama Umur Pendidikan Tanggal

Suami Istri Suami Istri Suami Istri Menikah

68
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,29 Juni 2020
51

1 MY IS 17 17 SMA SMA 27-Agustus-2019

2 AN SM 19 15 SMP SMP 13-Mei-2017

3 YF SI 18 15 SMA SMP 05-Juni-2018


Sumber :Wawancara Subyek Yang Melakukan Pernikahan Dini

Adapun penulis akan menjabarkan faktor yang menjadi pendorong

terjadinya pernikahan dini baik dengan penjelasan secara singkat maupun

secara detail dari 3 Orang hasil wawancara yang dilakukan sehingga dapat

ditarik alasan penyebab pernikahan dini yang banyak dilakukan kalangan

remaja di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran

adalah sebagai berikut:

1. Subyek Pertama IS

Subyek pertama adalah IS, IS adalah sala-satu remaja Desa

Kertasana yang melakukan pernikah dini. Ia memutuskan untuk menikah

kelas 3 SMA di usianya yang ke 17 tahun. Kini IS telah mempunyai buah

hati dengan suaminya seorang putra yang sudah berusia 2 tahun. IS adalah

anak kedua dari tiga bersaudara. IS adalah wanita berdarah Jawa wanita

yang manis, berbadan mungil dan memiliki kulit putih. Selain itu IS juga

wanita yang sopan, ramah serta mudah bergaul dan berteman dengan

orang-orang baru yang ditemuinya .

IS mengenal suaminya sejak SMP hanya teman biasa karena

berbeda sekolah, lalu SMA IS satu sekolah dengan suaminya SMA mereka

menjalani hubungan selama kurang lebih 3 tahun Dari perkenalan ini lah

mereka akhirnya bertemu dan akhirnya menjalin hubungan asmara.


52

Setelah menjalin hubungan asmara selama kurang lebih 3 bulan mereka

semakin dekat dan mulai berani mencoba-coba melakukan apa yang

seharusnya mereka lakukan, yang pada akhirnya terjadilah MBI ( Married

because accident) yang dialami IS.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama penelitian,

berikut disajikan hasil reduksi data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan

dilakukan penelitian mengenai Faktor-faktor pernikahan dini.

a. Faktor Orang tua

Orang tua merupakan guru pertama dan panutan utama dalam

hidup seseorang, maka dari itu penulis menanyakan mengenai

kedekatan orang tuanya dengan subyek, berikut penjelasan dari IS.

“saya cukup dekat sama kedua orang tua ku terutama sama ibu tapi
walaupun deket tidak semua yang saya alami, rasa atau saya lakuin
ceritain sama ibu, kalau masalah pribadi sering saya simpen sendiri
karena aku gak mau nanti jadi nambahin beban ibu kalau aku cerita
mengenai masalah saya, saya juga harus kelihatan tegar di depan
adik .”69

Lalu peneliti menanyakan apa saja kegiatan sehari-hari kedua

orang tua IS. Berikut penjelasan IS:

“kalau bapak mengajar disalah satu sekolah dasar di kampung,


kalau ibu cuma ibu rumah tangga biasa, cuma bapak juga nyambi
ngurus tanaman padi”.70

69
IS,Kertasana,Wawancara 01 Juli 2020
70
IS,Kertasana,Wawancara 01 Juli 2020
53

Kemudian peneliti menanyakan kembali kepada IS mengenai sosok

kedua orang tuanya dimata IS. Berikut penuturan IS:

“kalau ibu itu orang nya lembut, penyabar, gak pernah marah,
kalau bapak itu orang nya pendiem, gak banyak bicara hanya
sekedarnya aja”.71

Peneliti menanyakan kembali informasi tentang kapan IS

memutuskan untuk menikah, seperti ini jawaban dari IS:

” Saya dan suami memutuskan untuk menikah saat kelas 3 SMA


waktu itu usia ku masih 17 tahun aku juga menikah karena waktu itu
aku sama suami kepergok melakukan hal yang gak baik dirumah entah
setan apa yang merasuki kami waktu itu, dan sialnya kami dipergoki
aparat desa yang lain jadi ya kami disuruh mempertanggung jawabkan
perbuatan kami, kami harus menikah”.72

Kemudian peneliti menanyakan kembali pada IS bagaimana

tanggapan kedua orang tuanya saat ia memutuskan untuk menikah

ditengah masa studinya. Berikut penjelasan IS:

“orang tua mana yang tidak terkejut ketika mendengar anaknya


akan menikah di tengah masa studinya padahal sang orang tua pengen
nya anaknya fokus terhadap pendidikan terlebih dahulu, apalagi
diharuskan menikah karena kepergok melakukan hal yang gak bener,
mereka sempet marah besar, tapi ya mau bagaimana lagi, sudah
terlanjur malu juga sama tetangga, kalau gak langsung dinikahkan
takutnya nanti terjadi lagi hal yang serupa”.73

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah kegiatan sehari-hari dari

sang suami sebelum dan sesudah menikah. Berikut penuturan IS:

“kalo suami sebelum menikah masih siswa juga, Cuma beda kelas,
sampai sekarang pun masih mengandalkan orangtua, cuma sekarang
suami lagi coba-coba cari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari”.

b. Faktor Ekonomi
71
IS ,Wawancara,Kertasana,01 Juli 2020.
72
IS ,Wawancara,Kertasana,01 Juli 2020.
73
IS, Wawancara,Kertasana, 01 Juli 2020.
54

Peneliti menanyakan mengenai perekonomian dalam keluarga nya.

Berikut jawaban IS:

“kalo masalah ekonomi alhamdulillah selama ini orang tua saya


mencukupi saya sampai saat ini hingga bisa mensekolahkan kakak saya
sampai perguruan tinggi,saya dan adik-adik saya”. 74

c. Faktor Lingkungan

Selanjutnya peneliti menanyakan mengenai pergaulan IS dengan

teman-temannya. Seperti ini jawaban dari IS:

“aku bukan tipe orang yang punya banyak temen, bisa dibilang aku
hampir gak punya namanya temen deket ya itu teman dekat saya ya
suami saya , temenan kalau seperlunya aja sama temen-temen kelas,
aku merasa gak ada yang ngerti gimana rasa kesepian yang kurasain
karena mereka gak pernah mau nyoba juga buat deketin aku”.

Selanjutnya peneliti bagaimana dengan keadaan lingkungan

tempat nya tinggal, berikut jawaban dari IS:

“dikampung saya itu masih orang-orang yang bener-bener desa gitu


yang lulus SMA aja syukur, biasanya kalau sudah capek sekolah ya
tani aja seperti orang tua mereka atau merantau kerja jadi buruh di PT
dipulau jawa, yang penting mereka bisa menghasilkan uang yaudah
habis itu kalau mereka sudah sanggup untuk berumah tangga yaudah
nikah aja”.75

d. Faktor Keagamaan
Keagamaan berperan penting untuk pemahaman pengetahuan soal

agama. Peneliti menanyakan kepada IS apakah keluarga IS termasuk

kedalam keluarga yang religius, seperti ini penuturan dari IS:

“Kalau dalam keluarga sih bukan orang-orang yang religius


banget cuma ya sholat gak pernah tinggal sama ngaji masih
jalan terus”.76

74
IS ,Wawancara,Kertasana,01 Juli 2020.
75
IS, Wawancara,Kertasana,01 Juli 2020.
76
IS, Wawancara,Kertasana,01 Juli 2020.
55

2. Subyek Kedua SM

Subyek kedua adalah SM,SM adalah remaja di Desa Kertasana yang

memutuskan untuk mbekerja setelah lulus sekolah SMP ,SM merupakan

anak kedua dari empat bersaudara, SM pertama bertemu dengan suaminya

di tempat ia bekerja menjadi asisten rumah tangga di pulau jawa.SM

memutuskan untuk menikah pada usia 15 tahun SM adalah sosok yang

yang pendiam. Ia tidak banyak bergaul dengan teman-temanya, ia hanya

dekat dengan 3 orang saja di tempat ia bekerja . SM adalah wanita

berdarah sunda yang memiliki tubuh yang berisi, kulit sawo matang dan

paras yang cukup membuat banyak laki-laki tertarik padanya.

SM bertemu dengan suaminya dengan cara dikenalkan oleh teman

dari SM. Sang suami merupakan teman satu kampus dari teman SM. Pada

saat SM dan sang suami dikenalkan oleh teman dari SM, ternyata SM dan

suami sudah memiliki ketertarikan satu sama lain dari awal bertemu, dan

akhirnya mereka memutuskan untuk mengenali satu sama lain lebih jauh.

Tiba saatnya mereka sudah sama-sama memiliki kecocokan satu sama

lain, dan sang pria sudah yakin oleh SM sang pria akhirnya mengajak SM

untuk memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman. Karena SM

dekat dengan ibunya, SM berbagi cerita dengan ibunya bahwa ia memiliki

hubungan special dengan seorang lelaki. Mendengar hal tersebut sang ibu

tidak berkomentar apa-apa, yang pada suatu hari tiba-tiba saja ayah dan

ibu SM meminta SM untuk mengenalkan SM dengan teman lelakinya, saat

pertemuan itulah ayah dan ibu SM mengungkapkan bahawa lebih baik jika
56

SM dan pujaan hatinya segera untuk menikah, karena ditakutkan aka nada

hal-hal yang tidak baik terjadi diatara mereka. Setelah sang kekasih

berbicara dengan kedua orang tuanya dan sang pujaan pun

menyanggupinya, akhirnya SM menikah di usianya yang ke 15. Kini SM

telah dianugerahi seorang putri yang lucu buah dari cintanya dengan sang

suami.

a. Faktor Orangtua

Peneliti menanyakan mengenai kedekatan SM dengan kedua orang

tuanya, berikut penuturan dari SM:

“saya cukup dekat dengan ibu, ibu itu udah seperti ibu yang sekaligus
teman buat saya karena semua saya ceritain sama ibu, ibu itu pendengar
yang baik. Tapi saya tidak begitu dekat dengan bapak, soalnya kan yang
paling sering dirumah ibu, kalau sama bapak juga deket cuma ya gak
sedeket kalau sama ibu, hanya sekedarnya saja”.77

Lalu peneliti menanyakan apa saja kegiatan sehari-hari kedua orang tua

SM. Berikut penjelasan SM:

“kalo bapak jualan tempe keliling dan ibu cuma jadi ibu rumah tangga
karena sakit-sakitan terus”.

Kemudian peneliti menanyakan kembali kepada SM mengenai sosok

kedua orang tuanya dimata SM. Berikut penuturan SM:

“Bapak ku itu orangnya tegas tapi dia itu tegas pada tempatnya ,
kalo pas lagi suasana santai bapak orang yang asyik buat diajak ngobrol,
kalo Ibu itu yaa bisa dibilang sama seperti Ibu-ibu pada umumnya cerewet
tapi yang pasti cerewetnya Ibu untuk kebaikan anak-anaknya”.

77
SM, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
57

Peneliti menanyakan kembali informasi tentang kapan MA

memutuskan untuk menikah, seperti ini jawaban dari MA:

“Sebelumnya saya gak ada niatan bahkan gak kepikiran sama


sekali buat nikah muda,tapi saya berfikir lagi dengan keadaan orangtua
saya apalagi ibu saya sakit-sakitan dan bapak saya bekerja sendirian untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari adik-adik saya dan membeli obat ibu
saya di situ saya berfikir untuk memutuskan menikah agar saya dapat
membantu meringankan beban bapak saya “.78

Kemudian peneliti menanyakan kembali pada SM bagaimana

tanggapan kedua orang tuanya saat ia memutuskan untuk menikah muda.

Berikut penjelasan SM:

“Awalnya bapak saya tidak setuju, karena saya masih jadi


pertanggung jawaban orangtua, tetapi dengan alesan saya yang kuat
akhirnya mereka menyetujuinya”.

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah kegiatan sehari-hari dari

sang suami sebelum dan sesudah menikah. Berikut penuturan SM:

“waktu sebelum menikah sih suami saya bekerja sebagai buruh


pabrik sampai sekarang dia bekerja menjadi buruh pabrik di pulau jawa”.79

b. Faktor Ekonomi

Peneliti menanyakan mengenai perekonomian dalam keluarga nya.

Berikut jawaban SM:

“inilah faktor utama saya menikah pada usia muda karena perekonomian
keluarga saya tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari di tambah lagi
untuk biaya berobat ibu saya, saya pikir dengan saya menikah akan
membantu atau mengurangi beban bapak saya. Dan adik-adik saya yang
masih sekolah”.

78
SM, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
79
SM, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
58

c. Faktor Lingkungan

Selanjutnya peneliti menanyakan mengenai pergaulan RS dengan

teman-temannya. Seperti ini jawaban dari SM:

“Aku punya banyak temen, sebelum aku menikah aku sering


menghabiskan waktu ku dengan teman-teman”.

Selanjutnya peneliti bagaimana dengan keadaan lingkungan sosial

tempat nya tinggal, berikut jawaban dari SM:

“kalau dikampung orang nya baik-baik, ramah namanya orang


kampung, dikampung saya juga masih jarang yang melanjutkan sekolah
keperguruan tinggi, memang ada yang melanjutkan kuliah tapi masih
jarang cuma yang memang keluarganya udah ngerti sama pendidikan gitu
dan mempunyai biaya yang cukup”.80

d. Faktor Keagamaan

Peneliti menanyakan kepada RS apakah keluarga SMtermasuk

kedalam keluarga yang religius, seperti ini penuturan dari SM:

“keluarga ku termasuk keluarga yang religius ayah ibu selalu


mengusahakan ketika sholat maghrib dan subuh sholatnya dirumah
berjamaah, ibu dan ayah juga sering mengajak kami ikut pengajian atau
kajian”.81

3. Subyek Ketiga SIS

Subyek ketiga adalah SIS, SIS merupakan remaja yang melakukan

pernikahan dini. SIS merupakan anak tunggal. SIS pertama kali bertemu

dengan suaminya melalui sosial media Facebook, SIS memutuskan untuk

menikah dimasa remaja ketika berusia 15 tahun. SIS merupakan wanita

80
SM, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
81
SM, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
59

berdarah sunda,berkulit kuning langsat,sosok yang agak centil,mudah

bergaul dengan siapa saja.

SIS hanya sekolah SMP saja karena Kedua orang tua SIS sudah

tidak ada jadi SIS tinggal dengan neneknya yang merupakan seorang

buruh tani sawah . yang hanya bekerja saat dibutuhkan saja . Pertemuan

awal SIS dan suaminya diawali ketika SIS mengunjungi kampung

halaman neneknya. Disana ia bertemu seorang pria yang awalnya hanya

berteman di media sosial tersebut. Pada akhirnya mereka saling berkenalan

dan setelah mereka merasa sudah cukup mengetahui satu sama lain,

mereka memutuskan untuk menjalin hubungan berpacaran. Selama

berpacaran dan kebetulan berada pada satu kampung, Kekasihnya juga

cukup sering berkunjung ke rumah tempat SIS tinggal.

Tibalah suatu hari ketika kekasih SIS berkunjung ke rumah SIS,

pada saat itu rumah dalam keadaan sepi dan munculan syaitan yang

membisik kan hal-hal buruk dan terjadilah hal buruk tersebut diantara

mereka. pada saat itu mereka dipergoki oleh neneknya dan mereka diminta

mempertanggung jawab kan perbuatan mereka dan dilaporkan ke RT

setempat. Setelah pihak keluarga SIS dan sang pria diberitahu mengenai

apa yang terjadi maka mereka dinikahkan pada saat usia 15 tahun begitu

juga dengan sang pria yang kini telah menjadi suaminya.

a. Faktor Orangtua

Peneliti menanyakan mengenai kedekatan subyek dengan orang

tuanya, berikut jawaban dari SIS:


60

“aku gak begitu dekat dengan kedua orang tua ku dulu ,


mungkin karena mereka jarang dirumah, kalau aku dirumah sedari pagi
sampe sore mereka sibuk kerjaa di pabrik, sepulang dari pabrik mereka
pasti capek jadi selepas maghrib sehabis makan malam mamak dan
bapak langsung istirahat jd tinggal aku sendiri sambil gunain
medsos,kalau sama nenek juga gitu karena iya sudah tua jadi seperlunya
kalau bicara.”82
Lalu peneliti menanyakan apa saja kegiatan sehari-hari kedua orang

tua SIS. Berikut penjelasan SIS:

“Orangtua saya bapak dan mamak saya bekerja menjadi buruh


pabrik, nenek buruh tani”.

Kemudian peneliti menanyakan kembali kepada SIS mengenai

sosok kedua orang tuanya dimata SIS. Berikut penuturan SIS

“kalau bapak itu tegas sama anaknya apa lagi saya anak satu-
saatunya, masalah kedekatan anaknya dengan lawan jenis, bapak juga
jarang bicara tapi ketika ada kesempatan untuk ngobrol yang selalu
bapak tekankan fokuskan dulu pada pendidikan agar bisa mengangkat
martabat keluarga, kalau mamak mungkin bisa dibilang seperti ibu-ibu
pada umumnya cerewet pada saatnya, tapi cerewet nya biasanya gara-
gara rumah berantakan”.

Peneliti menanyakan kembali informasi tentang kapan SIS

memutuskan untuk menikah, seperti ini jawaban dari FS:

“Aku dan suami memutuskan untuk menikah setelah terjadi


pengerbekan waktu itu usia saya masih 15 tahun”.

Kemudian peneliti menanyakan kembali pada SIS bagaimana

tanggapan kedua orang tuanya saat ia memutuskan untuk menikah.

Berikut penjelasan SIS:

“mungkin kalau orangtua saya masih hidup pasti terkejut, marah


entahlah apa perasaan mereka, nenek saya pun begitu”.

82
SIS, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
61

Selanjutnya peneliti menanyakan apakah kegiatan sehari-hari dari

sang suami sebelum dan sesudah menikah. Berikut penuturan SIS:

“kalo suami sebelum menikah masih sekolah SMA, cuma sekarang


suami sekarang bekerja menjadi kuli bangunan”.83

b. Faktor Ekonomi

Peneliti menanyakan mengenai perekonomian dalam keluarga nya.

Berikut jawaban SIS:

“kalau untuk kebutuhan sehari-hari sih ada aja karena setiap hari
dapat jatah dari bibi dan paman”.84

c. Faktor Lingkungan

Peneliti menanyakan mengenai pergaulan SIS dengan teman-

temannya. Seperti ini jawaban dari SIS:

“saya nggak punya teman deket,karena saya juga anak baru di kampung
ini ada teman ya suami saya itupun awalnya kenal lewat media sosial”.

Selanjutnya peneliti bagaimana dengan keadaan lingkungan sosial

tempat tinggal nya, berikut jawaban dari SIS:

“Tempat lingkungannya orang nya baik-baik, saya juga deket sama


tetangga-tetangga, tapi nggak pernah kumpul tiap sore ngobrol paling
cuma sesapaan aja,disekitaran rumah ku juga aku gak punya temen
soalnya aku baru di sini ya mereka juga banyak yang lulus SMP atau
SMA langsung kerja jarang dirumah dan banyak yang nikah muda”.85

d. Faktor Keagamaan

83
SM, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
84
SIS, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
85
SIS, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
62

Peneliti menanyakan kepada SIS apakah keluarga SIS termasuk

kedalam keluarga yang religius, seperti ini penuturan dari SIS:

“keluarga ku bukan keluarga yang fanatik sama agama, kalau waktunya


sholat ya sholat gak perlu saling mengingatkan dah pada gede kalau
bapak prinsip nya gitu”.86

C. Peran Pusat Informasi dan Konseling Marijuana

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuan

merupakan kegiatan yang sangat positif dan bermanfaat di lingkungan

remaja untuk membantu remaja agar menjadi remaja yang berkualitas dan

membantu remaja untuk memperoleh informasi dan pelayanan konseling

kehidupan berkeluarga bagi remaja yang menarik minat remaja yang

bercirikan dari, oleh dan untuk remaja. PIK R Marijuana bersandar juga

pada Q.S Ali Imron ayat 104:

      


      
 
Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.87

Berdasarkan wawancara dengan Farhanuddin mengenai tugas

Pusat Informasi dan Konseling Remaja ialah “Membina anggota atau

pengurus PIK ,memberikan penyuluhan, memberikan pelayanan

konseling, meningkatkan kemampuan anggota PIK, menjalin kerjasama

86
SIS, Wawancara,Kertasana, 02 Juli 2020.
87
Departemen Agama, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2010).
63

dengan pelayanan, melakukan rujukan, melakukan penjadwalan kegiatan,

menjadi fasilitator dalam pertemuan ,dan rujukan apabila diperlukan.

Dari tugas yang telah di jelaskan Farhanuddin tadi jadi Pusat

Informasi dan Konseling Remaja mempunyai peran sebagai berikut: Peran

sebagai fasilitator yaitu berfungsi mengkoordinir sumberdaya yang ada

dalam PIK R. Peran sebagai motivator yaitu berfungsi untuk

menumbuhkan motivasi para anggota PIK R untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan PIK R. Peran sebagai katalisator yaitu berfungsi

untuk menjembatani hubungan individu dengan kelompok, kelompok

dengan masyarakat, dan kelompok dengan instansi baik pemerintah

maupun non pemerintah. Dilakukan dalam bentuk penyuluhan:

Dalam pelaksanaan kegiatan Pusat Informasi dan Konseling

Remaja mempunyai relawan yang bertugas di Desa Kertasana, hal ini

melalui penyuluhan yang dilakukan oleh PLKB dan Pendidik sebaya yang

telah diberikan pelatihan untuk mempermudah dalam memberikan

informasi dan motivasi kepada anggota PIK R terkait dengan remaja, serta

mempermudah dalam mengetahui keadaan para remaja yang ada di Desa

Kertasana. Kegiatan penyuluhan ini rutin dilakukan 1 bulan 2 kali di

mimggu pertama dan ketiga dihadiri oleh anggota PIK R.

Sebagai langkah pertama, pengurus membuat rencana atau agenda

pembahasan setiap pertemuan.88

88
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,11 Juni 2020.
64

a. Agar pertemuan berjalan dengan tertib serta menghasilkan sesuatu

langkah yang akan dilakukan oleh anggota perlu diatur melalui tahapan

sebagai berikut:

1) Penetapan waktu

2) Penetapan tempat

3) Penetapan pembahasan

4) Penyiapan sarana/alat bantu pembahasan

5) Menyepakati rencana pertemuan berikutnya

b. Pelaksanaan pertemuan

1) Pembukaan (Kurang Lebih 15 Menit)

a) Mengisi waktu 60% anggota datang

b) Melakukan Ice breaking

2) Inti (Kurang Lebih 60 Menit)

a) Penjelasan materi baru yang akan dibahas

b) Diskusi materi yang akan dibahas

3) Penutup

a) Kesimpulan hasil pertemuan

b) Menjadwalkan hasil pertemuan selanjutnya.

Selain pokok penting PIK R tadi, ada satu lagi yang dilakukan

pada saat pertemuan yaitu konseling sebaya dari para anggota PIK yang

mempunyai masalah atau ingin curhat yang di selesaikan dengan konselor

sebaya.
65

Dalam menjalankan kegiatan Pusati Informasi dan Konseling

Remaja, pendidik sebaya telah menjalankan secara optimal tugasnya

dengan baik. Menurut Farhanuddin ,dengan diberikannya penyuluhan

kepada anggota PIK R, sangat memberikan manfaat yang baik untuk para

remaja menjadi paham dan menambah pengetahuan tentang remaja.89

Tabel.4
Peran PIK R dalam pencegahan pernikahan dini

No Tanggal/ Materi Pertemuan


Waktu
1 2

1 11-Juni-2020 TRIAD KRR 

19.00 WIB

2 27-Juni-2020 Pernikahan Dini 

19.00 WIB

Dalam tabel di atas dapat dilihat pada minggu pertama kegiatan PIK

Remaja yaitu melakukan penyuluhan sebelum melakukan kegiatan biasa di

awali dengan melakukan permainan agar para anggota dapat fokus

mendengarka materi yang disampaikan oleh pendidik sebaya dan konselor

sebaya kemudian dilanjutkan dengan pengajian para remaja, pada

pertemuan pertama ini Nurlaela Oktavia membahas tentang TRIAD KRR.

Sebelumnya seperti biasa sebelum memeberikan materi, biasanya di


awali dengan permainan agar anggota bisa fokus, “Pertemuan kali ini
Nurlaela Oktavia menyampaikan, teman-teman ada yang tau apa itu
TRIAD KRR? Baik jika tidak ada yang tau jadi TRID KRR itu adalah
singkatan dari 3 resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas,
HIV/AIDS dan Napza. Dan KRR itu sendiri kepanjangan dari Kesehatan
Reproduksi Remaja”. “Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut

89
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,11 Juni 2020.
66

hidup manusia sebagai makhluk seksual, yaitu emosi, perasaan,


kepribadian, sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual, hubungan
seksual dan orientasi seksual. Ketika remaja melakukan seks bebas
dikhawatirkan terkena HIV. HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang melemahkan sistem kekebalan
tubuh manusia. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency
Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya
sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi virus HIV. IMS merupakan
kepanjangan dari infeksi menular seksual yaitu infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.”90

Ada beberapa faktor penyebab HIV/AIDS yaitu:


a. Seks bebas yang tidak sehat dan aman
b. Penggunaan jarum suntik yang tidak seteril
c. Penyakit menurun
d. Transfusi darah yang tidak steril

“NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika,


dan zat adiktif lainnya. kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba.
Napza adalah zat-zat kimiawi yang masukkan ke dalam tubuh manusia,
baik secara oral (melalui mulut) dihirup (melalui hidung) dan disuntik.”
Beberapa faktor seseorang terkena napza, yaitu:

a. Faktor dalam diri


b. Faktor Keluarga
c. Faktor sosial

Kesimpulan yang telah disampaikan Nurlaela Oktavia tadi adalah

“para remaja harus lebih peduli terhadap diri kita sendiri dan perhatian

terhadap pergaulan remaja kita, karena diluar sana banyak resiko seperti

TRIAD KRR yang akan mejerumuskan kita pada hal-hal yang tidak baik.

Makanya sangat penting untuk mempondasi diri sendiri agar tidak mudah

terpengaruh.”

Ketika kita sudah diberikan pondasi agama yang kuat, pengarahan

dan

90
Nurlaela Oktavia,Observasi ,Kertasana,11 Juni 2020.
67

perhatian dari orang tua, kita akan mengerti mana yang baik dan yang

buruk untuk dilakukan, ketika kita sudah mengerti ini akan meminimalisir

hal-hal yang tidak baik terjadi, serta akan terwujudnya keharmonisan

keluarga karena anak dapat diarahkan oleh orang tuanya. Setelah Nurlaela

Oktavia dan Daffa Nauval menyampaikan materi tadi, ada anggota PIK R

yang bertanya mengenai TRIAD KRR, yaitu Alya “bagaimana melihat


91
gejala seseorang itu mengonsumsi narkoba?.” kemudian langsung

ditanggapi oleh Daffa Nauval, ada beberapa gejala bu orang yang

mengonsumsi narkoba dapat kita lihat dari:

a. Gejala Fisik Tanda-tanda yang paling umum terjadi pada para


pengguna narkotika adalah penurunan berat badan secara drastis, mata
terlihat cekung dan merah, muka pucat orang yang menggunakan
narkotika akan sering terlihat sakit tanpa sebab yang jelas karena daya
tahan tubuh yang lemah.
b. Gejala Emosi Selain tanda fisik yang terlihat, kita juga bisa
mengetahui tanda-tanda perubahan emosi pada pengguna narkotika
seperti sensitif yang meningkat drastis, temperamental, tidak suka
ditegur, dan nafsu makan tidak menentu.
c. Gejala sikap Selain emosinya yang berubah, para pengguna akan
menunjukkan sikap yang sangat berbeda dari orang kebanyakan,
seperti sering lalai terhadap tugas dan tanggung jawab rutin, sering
pergi melewati jam tengah malam, suka mencuri untuk mendapatkan
uang yang cukup membeli narkoba lainnya.92

Kemudian ditambahkan oleh Dina untuk menanggapi pertanyaan

dari Aliya tadi.

“Itu tadi beberapa gejala yang sudah disampaikan oleh Daffa


Nauval saya cuma mau menambahkan sedikit, bahwasannya kita
sebagai remaja pasti peka akan perubahan diri kita jika mengalami
perubahan yang tidak baik, sebelum kita terjerumus pada hal yang
tidak-tidak, sebaiknya kita sebagai terlebih dahulu harus mencegahnya

91
Aliya,Observasi,Kertasana,11 Juni 2020.
92
Daffa Nauval ,Kertasana,Observasi,11 Juni 2020.
68

dengan memberikan pondasi agama, komunikasi dan perhatian lebih


pada diri kita sendiri.”93

Pada pertemuan kedua masih dengan kegiatan yang sama yaitu

penyuluhan yang kali ini dilakukan oleh Nurlaela Oktavia dan Ibu

Hasanah (selaku PLKB) lagi membahas tentang Pernikahan Dini yang

kemudian dilanjutkan dengan pengajian rutin.

“Dalam kesempatan kali ini Nurlaela Oktavia dan Pak Asril


menyampaikan, kali ini kita membahas tentang Pernikahan dini pasti nya
tidak asing untuk kalangan masyarakat desa kita, Pernikahan/Perkawinan
Dini (early married) adalah pernikahan yang dilakukan pada saat salah
satu atau keduanya belum memenuhi usia ideal untuk menikah.“

Oleh karena itu kita harus tahu usia ideal untuk menikah untuk

perempuan Usia 21 merupakan usia minimal menikah pada perempuan

karena menentukan kesiapan fisik, terutama hamil dan melahirkan, mental

dan emosi serta dimensi kesiapanlainnya.dan untuk laki-laki Pada usia 25

tahun, dengan pertimbangan perannya sebagai suami, laki-laki sudah

memiliki kesiapan keuangan, dengan memiliki pendapatan/ penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Ibu Hasanah menjelaskan beberapa faktor pernikahan dini yaitu:

a. Faktor Budaya
b. Faktor Ekonomi
c. Faktor Sosial
d. Faktor Orangtua94

Karean ada juga beberapa dampak dari peernikahan dini

dijelaskan oleh Nurlaela Oktavia sebagai berikut:

a. Aspek Ekonomi Dan Sosial

93
Dina , Kertasana,Observasi,11 Juni 2020.
94
Pak Asril ,Observasi,Kertasana,27 Juni 2020.
69

1) Secara umum, seringkali mengalami masalah


perekonomian yang berperan dalam mewujudkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
2) Daya saing rendah untuk mendapatkan pekerjaan formal
dengan jenjang karir yang baik.
3) Kehilangan komunitas/ teman karena waktu terkuras untuk
mengurus anak dan keluarga.
4) Kurang optimalnya pengasuhan anak.
b. Aspek Psikologis
1) Emosi yang tidak stabil dapat memicu retaknya hubungan
rumah tangga (pertengkaran)
2) Rentan mendapatkan perlakuan kekerasan berbasis gender
3) Berpotensi mengalami kegagalan dalam membangun
keluarga (perceraian)
4) Kondisi emosional yang labil ketika pasca melahirkan
(baby blues)
5) Mengalami ketidakstabilan emosi.

Dan dipertengahan penyampaian materi pendidik sebaya


menanyakan kepada anggota PIK R Marijuana apakah ada yang
tau dampak selain disampaikannya. Dan sala-satu anggota
menyampaikan pendapatnya “menurut Uvi selain yang di
sebutkan tadi juga adadampak lain seperti :Dampak Pendidikan
Pernikahan dini cenderung menyebabkan pelakunya mengalami
putus sekolah dan Dampak KesehataN Berisiko mengalami
masalah kesahatan reproduksi seperti kanker leher rahim dan
trauma fisik pada organ intim. Jika sampai terjadi kehamilan di
usia dini, risiko kesehatannya lebih tinggi.”95
Selain itu juga Nurlaela Oktavia menambahkan risiko

kesehatannya yaitu:

1) Tekanan darah tinggi. Risiko yang lebih berat mungkin akan


terjadi, yakni eklampsia (kejang-kejang).
2) Kelahiran bayi prematur (lahir sebelum usia 38 minggu)
3) Bayi kekurangan berat badan atau berat badan saat lahir
rendah (BBLR)
4) Memiliki kecenderungan yang tinggi untuk melahirkan anak
yang stunting: makin muda usia ibu saat melahirkan, makin
besar kemungkinannya untuk melahirkan anak yang stunting
(finlay, ozaltin and canning, 2011).
5) Proses persalinan yang memakan waktu lama

95
Uvi,Observasi,Kertasana27 Juni 2020
70

6) Kematian ibu dan janin: pendarahan saat melahirkan


disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah
menyebabkan perdarahan relatif lebih sulit berhenti.96

Jadi Kesimpulan yang di sampaikan tadi Pernikahan dini memiliki

resiko besar bagi remaja yang belum mencapai usia pernikahan yang

matang perlunya kematangan seseorang untuk menikah dan perlunya

peran PIK R Marijuana untuk membantu remaja agar menjadi remaja yang

tegar.

Tabel.5
Peran PIK R dalam pencegahan pernikahan dini

No Tanggal/ Materi Pertemuan

Waktu 1 2

1 16-Juli-2020 PUP(Pendewasaan 

19.00 WIB Usia Perkawinan)

Dalam tabel di atas dapat dilihat pada minggu pertama kegiatan dan

kedua PIK Remaja yaitu melakukan penyuluhan sebelum melakukan

kegiatan biasa di awali dengan melakukan permainan agar para anggota

dapat fokus mendengarka materi yang disampaikan oleh pendidik sebaya

dan konselor sebaya kemudian dilanjutkan dengan pengajian para remaja,

pada pertemuan pertama ini Nurlaela Oktavia membahas tentang PUP

Pendewasaan Usia Perkawinan.

“Dalam kesempatan kali ini Nurleala Oktavia menyampaikan


bahwasanya PUP adalah singkatan dari pendewasaan usia perkawinan
yaitu upayaa meningkatkan ussia pada perkawinan pertama, sehingga
96
Nurlaela Oktavia,Kertasana,Observasi 27 Juni 2020
71

mencapaai usia minimal pada saat usia perkaawinan yaitu 20 tahub bagi
wanita dan 25 tahun bagi laaki-laki. PUP bukaan sekedar menundaa
saampai usia tertentu saja tetaapi menguisahakan agaar kehamilan
pertaama terjadi pada ussiaa yang cukup dewasa.”97
“Tujuan PUP yaitu memberikan pengertian dan kesadaran kepada
remaja agar di dalam merencanakan keluarga mereka dapat
mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan
berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial,
ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Perkawinan di usia
dewasa akan menjamin kesehatan reproduksi ideal bagi wanita sehingga
kematian ibu melahirkan dapat dihindari. Perkawinan di usia dewasa juga
akan memberikan keuntungan dalam hal kesiapan psikologis dan sosial
ekonomi.” “Pendewasaan usia perkawinan sangat penting ya untuk anak
remaja, terkait erat dengan beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek kesehatan Remaja usia di bawah 20 tahun dianjurkan untuk
menunda perkawinan dan kehamilan.
b. Aspek Ekonomi Perekonomian keluarga adalah salah satu aspek dalam
menyiapkan kehidupan berkeluarga. Kesiapan secara ekonomi sangat
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Aspek Psikologis Kesiapan psikologis sangat penting untuk
menyiapkan individu dalam menjalankan peran sebagai suami atau
istri.
d. Aspek Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek yang harus
dimiliki dalam mengarungi bahtera rumah tangga, pendidikan
merupakan salah satu modal untuk mencapai kehidupan yang
berkualitas.
e. Aspek Kependudukan Salah satu kependudukan adalah fertilitas. Oleh
karena itu, median usia kawin pertama bagi perempuan sangat
mempengaruhi situasi kependudukan, terutama fertilitas
98
(kesuburuan).”

Kesimpulan yang telah disampaikan tadi adalah pendewasaan usia

perkawinan sangat penting untuk diketahui oleh remaja dan orang tua, agar

remaja menikah pada usia ideal dan orang tua tidak asal menikahkan

anaknya dibawah umur karena hanya sudah dianggap layak/bisa untuk

menikah.

97
Nurlaela Oktavia,Observasi ,Kertasana,16 Juli 2020.
98
Nurlaela Oktavia,Observasi ,Kertasana,16 Juli 2020.
72

Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan PIK R Marijuana

membentuk dan mengembangkan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya. 99

Pendidik Sebaya dimaksudkan sebagai kelengkapan organisasi PIK R

Marijuana untuk mempromosikan kegiatan dan substansi materi atau

informasi yang harus disampaikan kepada pihak lain, baik ditujukan

kepada anggota lain yang belum memahami informasi tentang kesehatan

reproduksi remaja dalam rangka meningkatkan pemahaman remaja tentang

kondisi permasalahan remaja sekaligus memberikan alternatif cara atau

metode pencegahannya.

Sedangkan Konselor Sebaya dimaksudkan untuk memberikan

layanan konseling kepada remaja yang memiliki permasalahan yang ingin

dibantu dalam penyelesaiannya.Para Konselor Sebaya ini dididik oleh

pihak yang berkompeten berdasarkan standar yang telah ditentukan. Untuk

menjadi Konselor Sebaya, mereka harus menjadi Pendidik Sebaya terlebih

dahulu. Pelaksana pendidikan atau pelatihan untuk menciptakan kualitas

yang diharapkan adalah kantor perwakilan BKKBN Provinsi

Lampung,Selanjutnya pada Pendidik atau Konselor Sebaya dapat pula

melaksanakan pendidikan atau pelatihan pendidik atau konselor sebaya

kepada remaja atau anggota PIK lain yang membutuhkan.

Dari hasil wawancara penulis dengan Dewi sartika ,” Menjadi

fasilitator remaja dalam pembentukan karakter sejak dini PIK R Marijuana

di Desa Kertasana secara sukarela menjadi Konselor sebaya dan pendidik

sebaya.Alasan mengapa kami menjadi Konselor sebaya dan pendidik


99
Farhanuddin,Wawancara ,Kertasana,16 Juli 2020.
73

sebaya karena mempunyai motivasi tersendir sebaik-baiknya manusia

adalah manusia yang bermanfaat bagi sekitarnya termasuk teman sebaya.

Jadi kami para remaja,memberikan informasi, pengetahuan, serta

pemahaman kepada remaja akan pentingnya kesehatan reproduksi,

menyalurkan minat dan bakat remaja pada kegiatan yang positif. Mereka

berharap dengan melakukan kegiatan ini dapat terhindar dari pernikahan

dini dan dapat mewujudkan visi dan misi PIK R Marijuana.100

Dari hasil wawancara penulis Farhanuddin “pendidikan yang

dijalankan fasilitator PIK R Marijuana, Semua fasilitator sedang

melangsungkan pendidikannya.101 Meskipun sedang melanjutkan

pendidkannya fasilitator PIK R Marijuana tetap melaksanakan tugasnya

dengan baik dan peran mereka sangat membantu dalam perncegahan

pernikahan dini. Mereka bisa menjadi sahabat sekaligus keluarga bahkan

para anggota PIK R Marijuana mendapatkan perhatian lebih.

Disini penulis mewawancarai 2 anggota yang mengikuti kegiatan

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuana untuk

mengetahui pendapat mereka bagaimana peran pusat informasi dan

konseling remaja marijuana dalam pencegahan pernikahan dini.

1. Nama : Rizky Fadillah

Usia : 20 Tahun

2. Nama : Elda Sari Agustina

Usia :15 Tahun

100
Dewi Sartika,Konselor Sebaya PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,16 Juli 2020.
101
Farhanuddin,Ketua PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,16 Juli 2020.
74

Dari wawancara yang penulis lakukan kepada anggota PIK R

Marijuana, saat mereka pertama kali mengikuti PIK R ini merka menjadi

tahu informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dalam rangka

meningkatkan pemahaman remaja tentang kondisi permasalahan remaja

sekaligus memberikan alternatif cara atau metode pencegahannya. Karena

PIK R Marijuana ini anggota diberikan penyuluhan dan pelayanan

konseling tentang bagaimana pentingnya kesehatan bagi remaja dan

pencegahan pernikahan dini. meraka merasa sangat terbantu dengan

adanya PIK R Marijuana .

Hal ini diperkuat dengan wawancara Rizky“pertama kali saya masuk

menjadi anggota PIK R Marijuana saya merasa terbantu sekali dengan

Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana ini, selain itu

juga dapat mengetahui hal yang belum saya pahami tentang remaja,

harapannya semoga dengan adanya PIK R Marijuana ini dapat membuka

pola pikir para remaja agar menjaga kesehatan reproduksi dan tidak

melakukan pernikahan dini. suka duka nya menjadi anggota PIK R

mendapatkan hal-hal yang positif kalau dukanya sih menurut saya belum

ada ”. 102

Sedangkan menurut Elda “saya merasa senang sekali menjadi anggota

PIK R Marijuana karena mendapat ilmu baru, tahu tentang menjaga

kesehatan reproduksi remaja dan pencegahan pernikahan dini.harapan nya

dengan adanya PIK R Marijuana di desa kertasana dapat memberikan

informasi yang positif bagi remaja dan memberikan keterampilkan life skil
102
Rizki Fadillah,Anggota PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,20 Juli 2020.
75

dari dini dan juga tidak ada lagi remaja yang menikah dini . suka duka

menjadi anggota PIK R Marijuana dapat membuka pola pikir saya untuk

menjadi remaja yang tegar duka nya kurang nya minat remaja lain yang

belum bisa bergabung dengan PIK R Marijuana”103

D. Materi dan Metode Pusat Informasi dan Konseling Remaja

Marijuana

1. Materi dan Metode Pusat Informasi dan Konseling Remaja

a. Materi Pusat Informasi dan Konseling Remaja

Materi pokok sebagai berikut :

1) Pengembangan Karier

Membangun Mimpi Remaja, Nilai Kehidupan, Gender, Memahmi

Perasaan.

2) Life Sklill

Keterampilan berkomunikasi, Keterampilan literasi, Hubungan

keluarga, Hubungan pertemanan, Hubungan komunitas.

3) Kesehatan Remaja

Pubertas, Seksualitas,Reproduksi, Kesehatan dan Gizi Remaja,

Perilaku beresiko, Tindakan berbahaya,pernikahan dini.

103
Elda Sari,Anggota PIK R Marijuana,Wawancara,Kertasana,21 Juli 2020.
76

4) Perencanaan Berkeluarga

Kesiapan berkeluarga, Tugas perkembangan dan fungsi keluarga,

Pengasuhan keluarga sehat.104

b. Metode Pusat Informasi dan Konseling Remaja

1) Penyuluhan

Penyuluhan merupakan satu jenis layanan yang merupakan

bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan

sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, di mana

yang seorang (yaitu penyuluh) berusaha membantu yang lain

(yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri

dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya

pada saat ini dan yang mungkin dihadapinya pada waktu yang

akan datang.105

Penyuluhan yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk

mendorong terjadinya perubahan perilaku pada individu,

kelompok, komunitas ataupun masyarakat agar mereka tahu, mau,

dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.106

104
BKKBN, Modul Pegangan Bagi Fasilitator Pusat Informasi Dan Konseling Remaja,
(Jakarta:BKKBN,2019), h .23.
105
Rochman Natawidjaja, Pendeketan-pendekatan dalam penyuluhan kelompok I,
(Bandung: Penerbit CV Dipenegoro,1987), h.32.
106
Siti Amanah,“Makna Penyuluhan dan Transformasi Perilaku Manusia”. Jurnal
Penyuluhan, Vol 3, No.1, 2007, h.63.
77

Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana

melakukan metode penyuluahan untuk menyampaikan materi

yang akan di sampaikan kepada anggota PIK R Marijuana Desa

Kertasana. Selain metode penyuluhan juga menggunakan metode

lainnya.

2) Ceramah

Metode ceramah dilakukan dalam kegiatan ini di dalam

ruangan musolah biasaanya diikuti oleh semua remaja dan

masyarakat sekitar Desa Kertasana. Ceramah yang dilakukan

biasanya akan berbeda dengan ceramah pada umumnya. Karena

selain Angoota PIK R Marijuana saja melainkan gabungan dengan

Anggota Risma agar para remaja tidak hanya pengajian biasa

tetapi memberikan ceramah agama dengan tema-tema yang sering

terjadi pada fenomena jaman sekarang. Dibuat lebih menarik pada

judul dan pembawaan ceramah dengan tujuan agar para remaja

Desa Kertasana ttidaaak merasa bosaan dan tertariik pada isi

ceramah.biasanya isi ceramah lebih menekankan kepada materi

kesehataan reproduksi remaja,pergaaulan bebas daan cara

pencegahannya termasuk pencegahan pernikahan dini.

Karena ceramah yang dilakukan dalam ruang hanya diikuti

oleh para remaja yang ikut pada pengajian setiap malam jumat.

dan akan diselingi dengan diskusi. Diskusi akan dilakukan setelah

selesai memberikan ceramah. Bentuk diskusi yang dilakukan oleh


78

pendidik sebaya mempersilahkan para remaja untuk bertanya atau

memberikan pertanyaan. Memberika ceramah yang diselingi

dengan diskusi dilakukan,agar dapat mengukur pemahaman pada

para remaja.

3) Konseling

Konseling merupakan situasi pertemuan dan tatap muka

antara konselor dengan klien yang berusaha untuk memecahkan

masalah dengan mempertimbangkan bersama-sama sehingga klien

dapat memecahkan masalahnya sendiri. Metode Konseling pusat

informasi dan konseling marijuana melakukan konseling sebaya

dengan konselor sebaya yaitu remaja yang mempunyai komitmen

dan motivasi yang tinggi untuk memberikan konseling program

Genre bagi kelompok sebayanya. Konseling sebaya adalah

program bimbingan yang dilakukan oleh remaja kepada remaja

lainnya. Remaja yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan

latihan atau pembinaan. Remaja yang menjadi pembimbing

berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.


79

BAB IV
ANALISIS PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA
MARIJUANA DALAM PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI DI DESA
KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN
PESAWARAN

A. ANALISI FAKTOR-FAKTOR PERNIKAHAN DINI

Menurut teori BAB III hal menjelaskan beberapa faktor pernikahan dini

yang dilakukan oleh remaja di Desa Kertasana yaitu:

1. Orangtua

Pertama dari subyek IS, IS mengaku bahwa ia cukup dekat dengan

kedua orang tuanya terutama ibu, tapi walaupun SM merasa sudah cukup

dekat dengan ibunya lantas tidak membuat SM merasa nyaman untuk

berbagi cerita atau masalah pribadi nya dengan sang ibu, karena ia merasa

jika ia bercerita dengan ibunya maka akan menambah beban sang ibu karena

ia merasa jika ia bercerita dengan ibunya maka akan menambah beban sang

ibu yang juga masih memiliki adik yang masih perlu ia beri perhatian lebih.

Kemudian dari hasil wawancara peneliti dengan subyek kedua SM, SM

kedekatan yang cukup intens dengan kedua orang tuanya, baik kedekatan

secara fisik maupun emosional sehingga apapun yang terjadi pada dirinya

akan ia bagi dengan kedua orang tunaya terutama kepada sang ibu. Lain

halnya dengan SIS yang sibuk dengan dunia kerjanya tanpa memperhatikan

anak satu-satunya. sehingga SIS kekurangan perhatian dan mencari

perhatian dengan cara lain atau mencari perhatian dengan orang lain apalagi

dengan nenek nya bicara saja seperlunya.


80

Perhatian dan kasih sayang yang didapatkan oleh ketiga subyek

dari orangtua mereka dapat terpengaruh terhadap kehidupan bersosial par

subyek dan dapat menjadi sala-satu faktor mengapa mereka dapat

melangsungkan pernikahan dini, yang pada umumnya setiap orangtua ingin

anaknya menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu.

Seperti pada subyek pertama IS didapatkan informasi bahwa IS

mengaku dekat dengan kedua orang tuanya terlebih sang ibu. Meskipun

dekat tidak lantas membuat IS mau berbagi semua cerita dan keluh

kesahnya kepada ibunya, karena IS tidak ingin menambah beban ibunya.

Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara IS dan

kedua orang tuanya tidak dekat secara emosional yang menyebabkan IS

tidak cukup berani untuk membagikan ceritanya kepada kedua orang

tuanya, komunikasi yang terjalin antara IS dan kedua orang tuanya hanya

sekedar komunikasi biasa bukan komunikasi yang intens secara emosional

dengan anaknya, hal ini yang menyebabkan IS mengalami MBI (Married by

accident) karena IS tidak berani menceritakan apa yang dialaminya kepada

ayah ataupun ibunya.

Selanjutnya dari subyek kedua SM, SM memiliki kedekatan secara

emosional yang baik dengan kedua orang tua nya baik ayah maupun ibunya,

kedekatan secara emosional antara orang tua dan anak dapat membantu

seseorang membangun hubungan atau relasi yang baik dengan orang lain

dalam kehidupan bersosialnya. Hubungan yang baik antara orang tua dan

anaknya dapat terjadi ketika diantara mereka terjalin komunikasi yang baik
81

dari kedua belah pihak. Komunikasi yang baik dapat menimbulkan

hubungan emosional yang baik, komunikasi yang baik yang terjalin diantara

orang tua dan anak membuat mereka merasa nyaman untuk membagikan

keluh kesah serta cerita mereka terhadap orang tuanya, akibat dari

komunikasi dan hubungan emosional yang baik membuat anak dan orang

tua bisa saling mengerti, karena SM sering menyampaikan apa yang mereka

rasakan di lingkungan sosialnya tak terkecuali masalah percintaan atau

hubungan antar lawan jenis yang dialaminya. Karena orang tua sudah

mengetahui mengenai hubungan sang anak dengan lawan jenisnya maka

orang tua subyek mulai memberikan arahan atau pembelajaran mengenai

hubungan mereka baik dari segi agama maupun sosial. Karena dari segi

agama tidak diperbolehkan untuk berpacaran maka orang tua dari subyek

mengarahkan mereka untuk segera menikah agar terhindar dari perbuatan-

perbuatan yang dilarang agama walaupun masih muda.

Dari subyek terakhir yaitu SIS di dapatkan informasi bahwa SIS

tidak begitu dekat dengan kedua orang tuanya, karena kesibukan dari kedua

orang tuanya, komunikasi antara SIS dan kedua orang tuanya terbatas, SIS

tidak dapat merasakan perhatian yang lebih yang akan membuat SIS merasa

nyaman untuk selalu berbagi cerita dan kasih dengan kedua orang tuanya,

akibatnya SIS lebih memilih menghabiskan waktunya dengan kekasih nya

yang dapat membuat hal-hal yang dilarang oleh agama terjadi diantara

mereka.
82

Dari ketiga subyek penelitian dapat dilihat bahwa keputusan

menikah yang datangnya dari orangtua adalah orangtua yang datangnya

memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anaknya karena

tidak ingin anaknya terjerumus kedalam hal-hal yang tidak diinginkan maka

orangtua nya tidak melarang anak nya untuk menikah muda, dari subyek

yang memutuskan untuk menikah karena MBI mereka adalah korban dari

anak-anak yang kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Orang

tua sering lupa berinteraksi dengan orang tuanya Orang tua beranggapan

bahwa materi yang dibutuhkan anak, Padahal seorang anak tidak hanya

membutuhkan materi namun juga perhatian dan interaksi dengan orang

tuanya. Anak membutuhkan komunikasi dengan orang tuanya, anak juga

ingin bertukar pikiran dengan orang tuanya. karena alasan tidak ada waktu

atau karena sibuk bekerja dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan

terjadi, padahal pada masa menuju kedewasaan seseorang membutuhkan

pendampingan lebih dari orang tuanya agar tidak terjerumus dan salah

memilih jalan. Seperti yang dialami oleh IS dan SIS, akibat dari kurangnya

perhatian dan komunikasi antara orang tua dan anak, akibatnya mereka lebih

memilih mencari kenyamanan ditempat lain yaitu dengan kekasih mereka,

yang akhirnya membuat mereka terjerumus kedalam kegelapan.

Di satu sisi pemikiran orang tua itu ada benarnya. Pernikahan akan

memberikan banyak sekali memberikan kesempatan untuk memiliki

kestabilan dan kematangan hidup, namun pernikahan itu sendiri selayaknya

tidak dianggap sebagai jalur instan untuk dewasa. Jadi tidak heran bila ada
83

orang-orang yang memang ingin menyegerakan anaknya untuk menikah

karena dogma yang ditanamkan secara turun temurun dari generasi ke

generasi.

2. Ekonomi

Kebijakan pemerintah yang merancang wajib belajar 12 tahun

menjadi harapan besar bagi seluruh anak di Indonesia. Tetapi, Indonesia

juga termasuk negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Keterbatasan

orang tua yang tidak mampu membiayai perekonomian keluarga membuat

anak menguburkan mimpinya dan memilih untuk menikah.

Dari subyek IS dan SIS di dapatkan informasi bahwa masalah

perekonomi nya tercukupi. Lain halnya dengan SM inilah faktor utama

SM menikah pada usia muda karena perekonomian, tidak bisa mencukupi

kebutuhan sehari-hari di tambah lagi untuk biaya berobat ibu nya, dengan

menikah akan membantu atau mengurangi beban orangtua nya.

3. Lingkungan

Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam-

macam interaksi sosial dalam lingkup individu maupun kelompok

dimasyarakat. Pada lingkungan sosial pun di dalamnya tidak terlepas dari

aspek nilai dan norma yang berlaku. Struktur keluarga yang meliputi ayah,

ibu dan anak menjadi bagian penting dari lingkungan sosial yang secara

langsung berhubungan dengan diri individu, sedangkan masyarakat disekitar

merupakan lingkungan sosial yang yang dikenal dan memberikan pengaruh


84

terhadap pembentukan kepribadian seseorang, yang salah satunya adalah

teman sebaya atau sepermainan.107

Dari subyek pertama IS dan SIS di dapatkan informasi bahwa

mereka berdua hanya memiliki satu atau tiga teman saja selebihnya mereka

lebih senang menghabiskan waktu untuk sendiri. Hal ini juga dapat

berpengaruh kepada pengambilan keputusan dalam menikah dini , karena

mereka hanya memiliki sedikit teman yang dapat di jadikan sebagai sumber

mendapatkan informasi lebih mengenai hubungan antar lawan jenis dan

pernikahan maka mereka pun menikah dalam keadaan yang tidak baik,

mereka menikah disebabkan oleh keadaan yang mengharuskan mereka

untuk menikah karena telah melanggar norma yang ada, baik dari segi

norma agama maupun norma sosial.

Selanjutnya subyek SM dapat dikataikan bahwa SM memiliki

lingkungan pertemanan yang baik, memiliki cukup teman untuk dapat

dijadikan tempat melepaskan penat bahkan berbagi keluh kesah bahkan

kisah. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa karakter terbentuknya pikiran

dan menguatnya sebuah informasi menjadi sistem keyakinan dalam pikiran

seseorang adalah apa yang sering dilihat, didengar dan dirasakan.

Pembentukan perilaku manusia sangat dipengaruhi juga dengan lingkungan

yang ada disekeliling mereka. Salah satu bagian dari lingkungan yang

berpengaruh besar terhadap pembentukan perilaku manusia adalah kawan

dan pergaulan. Dengan senantiasa bergaul, melakukan aktifitas bersama-

107
Faktor pernikahan dini”(On-line), tersedia di: http://dosensosisologi.com/lingkungan-
sosial, (20 Juli 2020).
85

sama, masing-masing orang terus saling mempengaruhi antara satu dengan

lainnya.

Pada subyek penelitian SM yang cukup memiliki banyak teman

dalam kehidupan sosialnya. Dengan memiliki banyak teman SM bisa

berbagi pemikiran serta pendapat, seperti pada ketiga subyek penelitian ini

didapatkan informasi bahwa selain dari dalam dirinya sendiri faktor

keinginan untuk menikah din ini diperkuat dengan datang nya pendapat dan

saran yang di dapatkan dari teman-teman nya. Hal ini menunjukkan bahwa

lingkungan sosial berpengaruh terhadap cara berpikir seseorang. Dengan

memiliki banyak teman seseorang dapat mendapatkan lebih banyak

informasi mengenai pernikahan sehingga dapat dijadikan sebagai

pertimbangan untuk mengambil keputusan.

4. Keagamaan

Keagamaan merupakan unsur penting dalam diri seseorang untuk

mengatur tata keimanan pada dirinya. Dalam agama islam pernikahan

memilki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu ikatan keluarga

yang sakinah mawadah dan warahmah, dari segi agama islam, syarat sah

pernikahan sangat penting sekali terutama membentuk sejak kapan sepasang

wanita dan pria itu dihalalkan melakukan hubungan seksual sehingga

terbebasdari perzinahan. Zina adalah perbuatan yang sangat tidak baik dan

dapat merusak kehidupan manusia. Dalam agama islam zina adalah

perbuatan dosa.
86

Dari subyek SM, didapatkan informasi bahwa keluarga dari SM

memiliki kedua orang tua yang cukup baik memberikan pendidikan agama

kepada anak-anaknya, seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik

dengan agama pasti mengetahui hal-hal yang baik untuk dirinya dan

keluarganya. Termasuk kedua orang tua dari SM yang memberi saran

kepada mereka untuk segera menikah agar terhindar dari perbuatan-

perbuatan yang tidak baik yang dilarang oleh agama.

Latar belakang keluarga yang agamis dapat menjadi sala-satu

faktor pernikahan dini Di dalam Al-qur’an mengabadikan keluarga Imran

menjadi nama surat dalam Al-qur’an, yakni surat Ali-Imran, karena

keluarga ini sudah menunaikan janjinya untuk mengajari putrinya (Maryam)

dengan pendidikan agama di bawah asuhan nabi Zakaria as. Sehingga kelak

dari wanita suci ini lahirlah seorang rasul yakni Nabi Isa as. Al-qur’an juga

mengabadikan keluarga Luqman al-Hakim yang bukan nabi dan rasul

menjadi surat Luqman. Karena ia telah berhasil mendidik anaknya dan

meletakkan dasar-dasar pengajaran agama dalam keluarga untuk

mempersiapkan generasi-generasi yang saleh.108 Akan tetapi al-qur-an pun

telah memberikan sinyal bahwa setelah generasi terbaik akan datang

generasi yang buruk dari segi moral dan akhlaknya. Mereka adalah generasi

yang menyia-nyiakan shalat dan mereka pun dalam kehidupannya selalu.

Sejalan dengan fenomena generasi sekarang ini yang berada di

ambang ancaman dekadensi moral atau penurunan moral, dengan

merajalelanya tindakan-tindakan diluar norma yang berlaku, baik norma


108
Keluarga agamis”(On-line), tersedia di: http://www.mrepublika.co.id (20 Juli 2020).
87

sosial maupun norma agama. Tindakan tidak baik ini dapat terjadi diantara

seseorang yang memiliki hubungan spesial antara lawan jenis, atau

masyarakat biasa menyebutnya dengan pacaran. Saat seseorang sedang

menjalin hubungan berpacaran dan sedang di mabuk cinta akan rela

melakukan apapun demi pasangannya sebagai pembuktian dari cintanya.

seperti fenomena yang sedang terjadi di kalangan masyarakat saat ini yakni

fenomena “bucin” atau budak cinta, para bucin sering kali berujung pada hal

yang diluar nalar, karena cenderung mengikuti hawa nafsu. Seperti yang

terjadi pada subyek penelitian IS dan SIS yang menikah karena dilatar

belakangi oleh kejadian yang tidak menyenangkan, hal tersebut terjadi

karena pada saat itu mereka sedang mengalami bucin, bucin dapat terjadi

karena kurangnya pengetahuan agama yang mereka miliki. Dalam Islam

cinta merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT untuk

semua hambanya, tapa diminta pun sesuatu yang kita sebut dengan cinta

akan tetap datang pada diri kita, Islam tidak anti dengan sesuatu yang

disebut cinta apapun nama lainnya seperti pacaran, gebetan, hubungan tanpa

status ataupun friendzone , Islam bukan menghukumi namanya tapi

perbuatannya. Pada zaman sekarang pacaran atau gebetan atau apapun itu

pasti berhubungan dengan melakukan hal-hal yang negative sehubungan

dengan hawa nafsu, IS dan SIS ketika menjalin hubungan spesial antar

lawan jenis, diantara keduanya kurang dibekali pendidikan agama sehingga

mereka lupa akan batasan-batasan yang berlaku antara kedua manusia yang
88

bukan mukhrimnya. Sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadi nya

perbuatan zina yang dilarang oleh agama.

B. ANALISIS PERAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA

MARIJUANA

Setelah penulis menyampaikan landasan teori yang telah di jelaskan pada

bab II dan data-data lapangan pada bab III tentang peran Pusat Informasi dan

Konseling Remaja Marijuana Dalam Pencegahan Pernikahan Dini melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada bab IV ini menjelaskan hasil-

hasil yang didapatkan dari penelitian dan akan dianalisis.

Terkait dengan judul memahami bahwa Peran Pusat Informasi dan

Konseling Remaja Marijuana cukup berpengaruh terhadap remaja yang

dilakukan oleh Pengurus PIK R Marijuana,Pendidik Sebaya dan Konselor

Sebaya sebagai fasilitator,katalisator dan motivator:

1. Fasilitator

Berfungsi mengkoordinir sumberdaya yang ada dalam PIK. Peran ini

dilaksanakan berupa tugas yaitu melakukan pendataan remaja belum

menikah, mengadakan penyuluhan, menjadi fasilitator dalam pertemuan,

mengundang pemateri sesuai bidangnya.

2. Katalisator

Berfungsi untuk menjembatani hubugan individu dengan kelompok,

kelompok dengan masyarakat, dan kelompok dengan insatansi baik

pemerintahan maupun non pemerintahan. Peran ini dilaksanakan berupa


89

tugas yaitu mengadakan penyuluhan, melakukan rujukan apabila diperlukan

serta melakukan pencatatan dan pelaporan.

3. Motivator

Berfungsi untuk menumbuhkan motivasi para anggota PIK R untuk

mendukung pelaksanaan kegiatan PIK R. Peran ini dilaksanakan berupa

tugas yaitu mengajak anggota PIK R untuk ikut aktif dalam kegiatan..

Setelah penulis melihat teori yang terdapat pada BAB II halaman 25

dan data lapangan yang sudah didapat mengenai fungsi dan tugas Pusat

Informasi dan Konseling Remaja Marijuana di Desa Kertasana Kecamatan

Kedondong Kabupaten Pesawaran bisa disimpulkan bahwa sudah

sepenuhnya dan terpenuhi sesuai dengan fungsi dan tugas peran pusat

informasi dan konseling remaja yang penulis paparkan di BAB II.

1. Membina Kelompok PIK Remaja tentang program Genre dan cara

mengelola PIK Remaja .

Dalam pembinaan dan mengelola kelompok PIK R, Pengurus PIK

R Marijuana melakukan pendataan terlebih dahulu para remaja untuk

membentuk kelompok. Pendataan sudah dilakukan pada tahun 2017,.

Menurut analisa penulis, saat ini pengelolaan Kelompok PIK R Marijuana

cukup baik, hanya saja kurang ada keterampilan baru dalam mengelola

kelompok PIK R, karena dilihat saat ini mereka jarang mengadakan

pertemuan. Padahal pertemuan itu sangat penting untuk anggota PIK R

Marijuana dan Kepengurusan itu sendiri agar tidak terjadi missed

komunikasi.
90

2. Melakukan penyuluhan progam Genre kepada teman-teman sebaya di

lingkungan masyarakat.

Pada proses kegiatan penyuluhan, PIK R Marijuana sudah

menyiapkan materi untuk disampaikan seperti yang sudah penulis jelaskan

di BAB III halaman. PIK R Marijuana melakukan penyuluhan setiap satu

bulan dua kali pada minggu pertama dan ketiga dengan tanggal yang tidak

tentu. Penyuluhan ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pengetahuan

bagi anggota PIK R Marijuana itu sendiri tentang bagaimana pencegahan

pernikahan dini Pemateri penyuluhan biasanya dari pendidik sebaya,

Pembantu Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Kedondong

dan pihak-pihak dari luar PIK R yang ingin melakukan penyuluhan.

Namun pada saat memasuki tahun 2020 ini, tidak rutin dalam melakukan

penyuluhan,terkadang satu bulan sekali dan tidak melakukan sama sekali

penyuluhan. hal ini tentu harus menjadi PR bagi PIK R Marijuana karena

menurut jadwal seharusnya mereka melakukan penyuluhan tetapi pada

kenyataannya jarang.

3. Memberikan konseling sebaya kepada yang membutuhkan konseling.

Konselor sebaya akan melakukan konseling kepada klien atau

remaja yang membutuhkan seperti teman-teman yang lagi galau karena

urusan percintaan atau keluarga konselor akan membantunya dalam

persoalan tersebut dengan kerahasiaan masalah dan profil konselingnya

harus dijaga. Intinya konselor membantu agar teman-temannya tidak salah

arah .
91

4. Meningkatkan kemampuan Anggota PIK Remaja

misalnya kemampuan berkomunikasi di depan umum,

meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan hidup lainnya , Di Desa

Kertasana sendiri telah ada program kegiatan berupa KWT yaitu,

Kelompok Wanita Tani yang dibentuk disetiap dusun. Anggotanya terdiri

dari wanita dan remaja pun ikut dalam kegiatan ekonomi ini. Biasanya

mereka membuat kerajinan atau olahan makanan. Kerajinannya berupa

anyaman dari bambu seperti bakul mengolah limbah untuk dijadikan

penghasilan dan olahan makanan seperti Keripik Pisang, dan singkong

.setiap remaja mempunyai fasion yang dia hobi. Intinya untuk

meningkatkan kreativitas remaja.

5. Menjalin Kerjasama dengan sarana pelayanan yang terkait dengan remaja.

PIK R Marijuan bekerja sama dengan lembaga lainnya seperti

posyandu, Pada kegiatan ini remaja diperiksa kesehatan nya, dicek tensi

darah, timbang berat badan dan pemberian vitamin. Untuk pengecekan

kesehatan dibantu oleh bidan desa.dan melakukan senam sehat yang

dilakukan setiap seminggu sekali. Menurut penulis peran PIK R Marijuana

dengan adanya kegiatan ini sudah sesuai dengan visi dan misi mereka.

6. Melakukan rujukan bila diperlukan.

Rujukan yang dilakukan oleh PIK R Marijuana sudah berjalan

dengan sebagaimana mestinya. Penulis melihat tindakan cepat yang

dilakukannya sangat membantu para remaja jiika ada kasus yang

membutuhkan psikolog atau dokter rujukan ini dilakukan jika konselor


92

sebaya tidak bisa memecahkan persoalan atau kasus yang dihadapi oleh

klien.

C. ANALISIS MATERI DAN METODE PUSAT INFORMASI DAN

KONSELING REMAJA MARIJUANA

Adanya pernikahan dini yang terjadi menimbulkan berbagai

tanggapan dan respon yang cukup signifikan dari masyarakat Indonesia

khususnya masyarakat Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten

Pesawaran. dan jika memang sudah berniat untuk lebih serius dalam

berhubungan.

Campur tangan orang tua dalam melakukan praktek pernikahan

dini perlulah dipertanyakan. Mengapa sampai hal tersebut bisa terjadi.

Tentu hal ini membuktikan jika orang tua membiarkan anak tersebut tidak

lagi di bawah pengawasan orang tuanya atau mungkin pergaulan anak

tersebut sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Padahal menurut undang-undang

yang berlaku, sebagai orang tua berhak dan berkewajiban untuk

mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi serta mencegah

pernikahan dini. Hal ini bertujuan agar terlindungi, hidup yang layak,

tumbuh dan berkembang tanpa ada kekerasan, tereksploitasi dan

diskriminasi. Dari permasalahan yang dipaparkan di atas maka perlu

adanya pencegahan pernikahan dini yang diakibatkan oleh berbagai faktor

pendorong terjadinya pernikahan usia dini di Desa Kertasana Kecamatan

Kedondong Kabupaten Pesawaran.


93

PIK R Marijuana Memberi bantuan materi dan metode yang

menarik agar remaja tidak melakukan pernikahan berupa pemberian

informasi dan konseling . Dengan pengajaran dan ajakan untuk berbuat

yang baik dan lebih membuka mata para remaja untuk lebih melihat

kedepan untuk masa depan yang masih panjang. Dengan memanfaatkan

waktu mudanya dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Pendidik

sebaya PIK R Marijuana di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong

Kabupaten Pesawaran lebih menekankan kepada penyampaian materi dan

penggunaan metode dengan cara yang dirasa cocok untuk dikembangkan

pemberian materi berupa program Genre :Pengembangan Karier

(Membangun Mimpi Remaja, Nilai Kehidupan, Gender, Memahmi

Perasaan.), Life Sklill (Keterampilan berkomunikasi, Keterampilan

literasi, Hubungan keluarga, Hubungan pertemanan, Hubungan

komunitas), Kesehatan Remaja (Pubertas, Seksualitas,Reproduksi,

Kesehatan dan Gizi Remaja, Perilaku beresiko, Tindakan

berbahaya,Pernikahan Dini), Perencanaan Berkeluarga (Kesiapan

berkeluarga, Tugas perkembangan dan fungsi keluarga, Pengasuhan

keluarga sehat). .

1. Penyuluhan

Metode penyuluhan yang diberikan oleh kader PIK R atau

Pendiddik Sebaya melalui teknik pemberian informasi, penting untuk di

ikuti oleh pasangan remaja belum menikah, agar menambah pengetahuan

tentang reproduksi remaja dan pencegahan pernikahan dini. Tahapan


94

penyuluhan dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: Tahap permulaan,

tahap pelaksanakan dan tahap akhir. Pada saat pengambilan data, penulis

hanya mengamati tahapan pelaksanaan dari kegiatan penyuluhan. Pada

tahap pelaksanaan penyuluhan, strategi yang dilakukan Pusat Informasi

dan Konseling Remaja meliputi penguatan kembali, memberikan

inforrmasi dan menjelaskan perilaku yang harus dilakukan, pemberian

contoh dan pemecahan masalah.

2. Ceramah

Metode ceramah yang telah dipakai oleh pendidik sebaya di Pusat

Informasi dan Konseling Remaja Marijuana dalam menyampaikan materi.

metode ini sering dipakai untuk menyampaikan materi-materi PIK R

Marijuana. Menyampaikan materi secara bijaksana dan tegas dengan

kebenaran, objektif dan masuk logika. Agar masuk ke dalam relung hati

para anggota. Metode ceramah dilakukan untuk menarik simpati para

anggota dan materi yang diberikan berupa nasehat serta dibarengi dengan

mencontohkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Ceramah akan menarik perhatian pada remaja jika kata-kata yang

disampaikan memacu emosional dalam jiwa dan bersemangat sesuai

dengan jiwa para remaja. Misalnya remaja sebagaimana yang kita tahu,

remaja jaman sekarang lebih suka memainkan kata-kata, tak jarang

mencampur dengan bahasa asing untuk mengundang perhatian dan fokus

para remaja. Dengan metode ceramah, seorang pendidik sebaya

menjabarkan kata-kata tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami.


95

Pendidik sebaya menekankan kepada para remaja tidak hanya

untuk mempelajari teorinya saja melainkan dipraktekkan. Dengan kata

lain, pendidik sebaya memikirkan dengan matang materi yang akan

disampaikan agar dengan mudah para remaja melaksanakan pada praktek

kehidupan. Pelajaran yang diberikan seputar permasalahan yang terjadi

pada remaja. Biasanya memberikan pelajaran yang berkaitan dengan

materi PIK R yang di rangkai secara islami. Setiap pertemuan ada saja

beberpa orang yang tidak mengikuti nya. Ceramah dilakukan setelah

magrib. pencegahan kepada para remaja perlunya kesabaran.

Khususnya bagi para remaja dalam menghadapi problematika

kehidupan, saatnya pemberi dakwah memperbanyak edukasi artinya

memberikan gambaran buruk jika ia melakukan hal yang dilarang oleh

agama. Setelah segalanya jelas barulah diperkuat dengan ayat Al-Qur’an

dan hadits Rasul.

Ceramah yang dilakukan sebagai pencegahan terjerumus pada

faktor pendorong pernikahan usia dini yang marak terjadi di Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran kepada para

remaja. sifat remaja mempunyai kecenderungan untuk meniru idolanya

dan menggebu-gebu dengan diberikan materi nasihat semangat untuk

lebih memahami pernikahan, serta dampak positif dan negatif jika

dilaksanakan pada usia yang masih sangat muda.


96

3. Konseling

Metode konseling pusat informasi dan konseling remaja marijuana

melakukan konseling konseling remaja atau sebaya adalah proses bantuan

yang diberikan konselor kepada individu dengan berbagai strategi yang

disesuaikan dengan kebutuhan remaja sehingga tugas-tugas perkembangan

remaja dapat terwujud dengan baik. baik dalam masalah pribadi,keluarga

bahkan percintaan para remaja bisa melakukan konseling sebaya dengan

konselor sebaya teman-teman yang lagi galau karena urusan percintaan

atau keluarga konselor akan membantunya dalam persoalan tersebut

dengan kerahasiaan masalah dan profil konselingnya harus dijaga. Intinya

konselor membantu agar teman-temannya tidak salah arah .


97

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian yang

berjudul Peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Marijuana

Dalam Pencegahan Pernikahan Dini di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong

Kabupaten maka dapat disimpulakan bahwa:

1. Faktor-faktor pernikahan dini di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong

Kabupaten Pesawaran meliputi empat faktor yaitu:

a. Faktor Orangtua

b. Faktor Ekonomi

c. Faktor Lingkungan

d. Faktor Keagamaan.

2. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R) adalah suatu wadah atau

organisasi yang ditujukan untuk remaja terutama remaja yang ada di desa.

Pusat Infomasi Konseling Remaja (PIK R) merupakan suatu organisasi

yang banyak melakukan kegiatan yang positif seperti sosialisasi tentang

edukasi reproduksi, pergaulan bebas, seks bebas, pernikahan dini, dan

masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja. Peran yang dilakukan

oleh PIK R Marijuana Dalam Pencegahan Pernikahan Dini adalah sebagai

fasilitator,katalisator dan motivator untuk memberikan informasi dan

konseling sebaya bagi remaja agar terhindar dari pernikahan dini dan

beperan sebagai:
98

a. Membina Kelompok PIK Remaja tentang program Genre dan cara

mengelola PIK Remaja

b. Melakukan penyuluhan progam Genre kepada teman-teman sebaya di

lingkungan masyarakat.

c. Memberikan konseling sebaya kepada yang membutuhkan konseling.

d. Meningkatkan kemampuan Anggota PIK Remaja

e. Menjalin Kerjasama dengan sarana pelayanan yang terkait dengan

remaja.

f. Melakukan rujukan bila diperlukan.

3. Materi dan metode yang di gunakan Pusat Informasi dan Konseling Remaja

Marijuana dalam pencegahan pernikahan dini:

Materi berupa program Genre :Pengembangan Karier (Membangun Mimpi

Remaja, Nilai Kehidupan, Gender, Memahmi Perasaan.), Life Sklill

(Keterampilan berkomunikasi, Keterampilan literasi, Hubungan keluarga,

Hubungan pertemanan, Hubungan komunitas), Kesehatan Remaja

(Pubertas, Seksualitas,Reproduksi, Kesehatan dan Gizi Remaja, Perilaku

beresiko, Tindakan berbahaya,Pernikahan Dini), Perencanaan Berkeluarga

(Kesiapan berkeluarga, Tugas perkembangan dan fungsi keluarga,

Pengasuhan keluarga sehat).

Metode yang cocok untuk bisa direalisasikan dan dikembangkan untuk para

remaja di Pusat Informasi dan Konseling Remaja Marijuana Desa

Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran adalah sebagai

berikut:
99

a. Penyuluhan

b. Ceramah

c. Konseling.

B. SARAN

Dari kesimpulan diatas dan dari pembahasan yang telah dijabarkan, maka

penulis akan memberikan saran untuk Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK

R) tersebut.

1. Kegiatan yang akan dilaksanakan harus terjadwal dan dilaksanakan dengan

baik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

2. Diadakannya sosialisasi dengan orang tua, agar orang tua yang masih

kurang mengetahui mengenai permasalahan yang sering dihadapi remaja

dapat mendapatkan pengetahuan yang akan membantu untuk menghadapi

anak remajanya, dan juga mengetahui cara penyampaian yang baik terhadap

anak- anak.

3. Melakukan kerja sama dengan beberapa pihak sosial untuk melancarkan dan

menambah wawasan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK R).

4. Mengajukan proposal pendanaan sesering mungkin guna untuk

memperlancar kegiatan yang telah dibuat.

5. Lebih sering mengadakan seminar ataupun sosialisasi secara besar disuatu

tempat agar informasi yang disampaikan lebih meluas.

6. Lebih sering mengundang pakar atau narasumber yang terpercaya

mengenai kesehatan dan juga psikologi anak.

Anda mungkin juga menyukai