Anda di halaman 1dari 9

BAB 10.

PERTIMBANGAN ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM


MENGELOLA PERUSAHAAN

10. 1 pengertian

Perkataan etika berasal dari perkataan yunani, yaitu ethos, yang berarti karakter atau
sifat-sifat individu yang baik. Pada dasarnya etika dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip
moral dalam hidup manusia yang akan menentukan tingkah laku yang benar yang harus di
jalankan, dan tingkah laku yang salah yang harus dihindari.

Organisasi, termasuk perusahaan, merupakan kumpulan dari individu-individu. Dengan


demikian kegiatan dalam organisasi atau perusahaan-perusahaan yang dijalankan individu secara
sendiri-sendiri atau secara kolektif, akan mempengaruhi berbagai pihak: individu dalam
perusahaan, perusahaan itu sendiri, perusahaan lain dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh
sebab itu pembiacaraan mengenai etika tidak terbatas kepada etika seseorang. Pada masa ini ahli-
ahli ilmu sosial lebih berminat untuk membicarakan etika dalam mengelola perusahaan. Seperti
manusia, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab moral kepada masyarakat, yaitu
menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang baik sehingga kegiatannya
tidak merugikan masyarakat. Dalam konteks ini, yang dimaksudkan dengan tanggung jawab
sosial atau social responsibility adalah tindakan perusahaan yang bukan sepenuhnya tertumpu
kepada tujuan memperoleh keuntungan tetapi juga didasarkan kepada tujuan untuk menjaga
kepentingan masyarakat dan kesejahteraan mereka.

Menyadari tentang pentingnya memperhatikan isu etika dan tanggung jaab sosial dalam
mengelola perusahaan, para pengkaji manajemen telah terdorong untuk mengembangkan
pemikiran dalam persoalan tersebut. Isu-isu tersebut dikenal dengan sebagai etika perusahaan
dan tanggung jawab sosial perusahaan. Tujuan dari mengembangkan pemikiran ini bukanlah
untuk membatasi kegiatan usaha dan menghukum usaha, tetapi untuk mendorong mereka
mengelola perusahaannya dengan lebih dinamis dan bertanggung jawab. Tujuan akhirnya adalah
untuk meningkatkan perkembangan kegiatan perusahaan serta dunia bisnis pada waktu yang
sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

10.2 Beberapa Pandangan tentang Etika

1. Pendekatan Utilitarian (Utilitalian View)


Konsep utilitarian bertitik tolak dari pemikiran bahwa baik buruknya suatu keputusan
yang dibuat bergantung kepada hasil yang diperoleh dari tindakan pelaksanaannya. Tujuan
pemikiran etika utilitarian adalah menghasilkan manfaat terbesar dan jumlah kegembiraan yang
terbanyak kepada sebanyak mungkin orang yang dapat memperolehnya.

2. Perilaku Utilitarian Dan Kelemahannya

Ada penulis berpendapat bahwa tidak ada faktor yang dikatakan baik yang dapat
dimaksimumkan dalam suasana yang berbeda. Utilitarian juga tidak mampu mengukur utilitis
pada faktor-faktor bukan keuangan seperti kesehatan, kebajikan dan sebagainya. Selain dari itu
uilitarian tidak berupaya menentukan yang benar dengan yang salah, tiada cara yang betul untuk
mengukur keadaan individu (kegembiaraan, atau kesedihan). Utilitarian hanya menumpukan
kepada jumlah secara agregat dan kolektif. Justru itu utilitarian jugaa tidsk peduli kepada hak-
hak asasi individu, karena sifatnya yang menekankan kepada pertimbangan yang agregat
tersebut.

3. Pandangan Kant (Universalism)

Teori etika Kant adalah suatu contoh pandangan konsep yang berkembang dari falsafah
deontologi. Terdpat dua prinsip utama yang menjadi landasan teori etika Kant. Yang pertama
ialah niat bail sebagai dasar keharusan dalam pembuatan keputusan tanpa mengira hasil yang
diperolehnya. Dan kedua, peraturan universal, dimana prinsip Kant tidak membenarkan adanya
peraturan-peraturan yang berbeda terhadap orang-orang yang berbeda walaupun masa yang
berlaku itu tidak sama.

4. Perilaku Kant (Universalism) Dan Kelemahannya

Secara akal sehat kita mungkin merasakan prinsip ini tidak praktis dari segi utilitas, tidak
mampu menyelesaikan konflik kepentingan diri, termasuk dalam melaksanakan tugas menurut
prinsip etka.

5. Pendekatan Hak (Righs Views)

Falsafah pandangan hak (right views) tentang etika berkeyakinan bahwa suatu keputusan
yang dibuat harus berdasar kepada menghormati dan melindungi hak-hak asasi seorang individu.
Ini membuat implikasi bahwa setiap individu itu dapat berbuat apa saja asalkan tidak bersalahan
dengan undang-undang. Seseorang itu berhak melakukan apa saja mengikut caranya tanpa peduli
arahan orang lain dan ini dikatakan sebagai kelemahan teori ini. Diantara kelemahan ini adalah
dapat menurunkan efisiensi dan produktivitas organisasi.

6. Pendekatan Hak Dan Kelemahannya

Pendekatan Hak telah menyuburkan siap mementingkan diri sendiri dan individualistik.
Perjuangan hanya bertujuan untuk menegakkan apa yang dirasakan hak ke atas seseorang
individu, walaupun mungkin ada golongan lain yang menjadi korban.

7. Pendekatan Pandangan Keadilan (Justice View)

Prinsip dasar kepada pandangan ini adlah setiap orang mesti diperlakukan secara sama
rata dan diberi peluang-peluang yang sama. Untuk mengukur dan menilai keadilan, kebanyakn
pemikir di bidang ini telah membagikan ciri keadilan kepada empat jenis, yaitu ganti rugi
(compensatory), hukuman (retributive), kesamarataan (distributive) dan prosedur (procedural)
dalam mempraktekkannya.

8. Prinsip Keadilan Dan Kelemahannya

Kelemahan prinsip keadilan menurut para penulis diantaranya ialah bagaimana hendak
menjawab persoalan, siapakah yang menentukan sesuatu peraturan etika itu betul atau salah,
menentukan kewajaran hukuman, pampasan dan sebagainya.

10.3 Teori Kontrak Sosial Integrasi

Teori ini meletakkan kepentingan mayoritas melebihi individu. Setiap persoalan diambil
secara umum menurut kebiasaan, sedangkan masalah etika seperti juga lain-lain isu sosial
memerlukan penyelesaian secara khusus atau mengikut kasus dan suasana.

Lima teori etika yang telah dijelaskan ini merupakan landasan utama dalam pembinaan
etika perusahaan di Barat dan kemudiannya diambil sebagai sumber rujukan kajian-kajian etika
perusahaan oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia. Di samping itu telah berkembang pula
berbagai teori dan falsafah seperti prinsip-prinsip Prima Facie, Teori Keadilan Rawls dan Teori
Hak Moral Nozick.
10. 4 Pertimbangan Etika

1. Kelakuan Yang Beretika

Kelakuan yang beretika dalam perusahaan dan organisasi mempunyai beberapa ciri yang
harus diperhatikan. Ciri-ciri tersebut adalah :

(1) Bersaing secara adil dan jujur, (2) hubungan yang transparan dengan pekerja, pemegang
saham dan pihak berkepentingan, serta (3) tidak mengganggu dan tidak menyebabkan kesusahan
kepada orang lain.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelakuan Beretika

Kelakuan beretika sesuatu perusahaan dan individu saling mempengaruhi. Pada


keseluruhannya faktor-faktor yang menentukan etika dan kelakuan seseorang bersumber dari (1)
perbedaan budaya, (2) pengetahuan yang dimiliki, dan (3) kelakuan organisasi itu sendiri.

10.5 Keputusan Yang beretika

1. Keputusan Harus Rasional

Keputusan rasional dapat didapat dengan metode yang dilakukan dengan cara melakukan
langkah-langkah pembuatan keputusan yang berhati-hati tanpa dipengaruhi emosi.

2. Apakah “Keputusan Yang Mempunyai Moral”?

Keputusan ini dapat dilihat menurut aaspek-aspek pemikiran yang telah di bincangkan
sebelum ini, yaitu aspek consequentialist ataupun non-consequentialist. Ataupun aspek
utilitarian atau hukum universal.

3. Keputusan Bermoral-Satu Sintesis

Tiga penyumbang utama kepada perbuatan tidak beretika ialah lingkungan usaha yang
ketat persaingannya, iklim organisasi dan nilai-nilai etika pribadi.
Di dalam kegiatan perusahaan dua aspek yang menjadi sumber kesalahan etika ialah dari
segi pengelolaan pelanggan/pengguna dan dalam manajemen sumber daya manusia.

1. Etika Dalam Meghadapi Pelanggan

Kesalahan pengusaha terhadap pelanggan atau konsumen seperti tidak melabelkan pada
bungkus makanan kandungan sebenarnya termasuklah perbuatan yang tidak beretika terhadap
pelanggan.

2. Etika Dalam Meghadapi Pegawai

Sementara dengan sumber daya manusia pula kesalahan dibuat sejak proses merekrut,
pemilihan sampai kenaikan pangkat yang tidak adil dan gaji yang tidak sesuai dengan tenaga
yang disumbangkan.

10.6 Fungsi perusahaan dan Etika

1. Etika Di Dalam Manajemen

Etika di dalam menajemen berarti nilai yang dapat dicirikan berdasarkan perencanaan,
mengorganisasi, memimpin, mengawal dan membuat keputusan secara keseluruhan. Dan juga
memperhatikan hubungan diantara nilai dan etika dengan keputusan yang dibuat oleh para
pemilik dan pimpinan tertinggi perusahaan itu sendiri terhadap para pegawai.

2. Etika Dan Kegiatan Memproduksi

Memproduksi adalah usaha perusahaan yang menggunakan manusia dan mesin untuk
menukarkan bahan-bahan dan bagian-bagian kepada produk yang boleh dijual. Bermula dari
proses produksi lagi para pengusaha harus berpegang kepada nilai-nilai dan etika yang luhur
untuk mengelakkan kesalahan seperti penyediaan produk yang tidak berkualitas, produk ataupun
prosesnya yang mencemarkan alam sekitar dan juga penjualan produk-produk yang
membahayakan konsumen.
3. Etika Dan Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan yang terus-menerus berlaku di dalam masyarakat dan
diharuskan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap individu. Pemasaran adalah suatu proses untuk
memuaskan kebutuhan seseorang individu melalui metode pertukaran, kegiatan pemasaran perlu
dikelola dengan metode 4P (produk, Price/harga, promosi, place/tempat).

Manajemen konsep 4P di dalam pemasaran, memerlukan etika yang tersendiri bagi setiap
elemennya. Tiada penelitian etika yang ditumpukan ke atas elemen-elemen 4P kecuali persoalan-
persoalan kewajiban sesuatu tindakan.

4. Etika Dan Personalia

Manajemen personalia merupakan prinsip dasar kepada interaksi di antara majikan dan
pekerja.

Seorang penulis barat mengemukakan tiga unsur penting di dalam manajemen personalia yang
beretika, yaitu :

 Perilaku manajemen personalia mestilah bermotifkan hasil kebaikan terbanyak untuk banyak
orang.
 Perilaku pekerja dan manajemen mesti menghormati hak asasi manusia.
 Pelayanan kepada pekerja harus sama seperti memberi pelayanan kepada pelanggan dan
bersifat adil.

5. Etika Dan Keuangan

Pengelola-pengelola keuangan sepatutnya mengutamakan objektif tugas sebagai


manajemen keuangan yaitu memaksimumkan kekayaan pemegang saham dengan pertimbangan
bahwa mereka sebenarnya hanyalah seorang pekerja kepada sebuah perusahaan. Kemudian
adalah bergantung kepada pemegang-pemegang saham untuk menetukan bagaimana mereka
akan mendistribusikan keuntungan. Tetapi sebaliknya didapati banyak eksekutif keuangan tidak
berpendirian demikian sehingga banyak kasus-kasus tidak beretika berlaku.

10. 7 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi isu yang prnting dalam beberapa
dekade belakangan ini. Dalam menjalankan kegiatan perusahaan-perusahaan harus berusaha
untuk menghindari efek buruk kepada masyarakat di sekelilingnya. Masyarakat di sekelilingnya
terdiri dari pekerja-pekerja mereka sendiri, perusahaan-perusahaan lain, pelanggan-pelanggan,
pemasok-pemasok, investor-investor dan masyarakat atau penduduk sekitarnya, yaitu seperti
dalam Gambar berikut

Pekerja

Masyarakat
Perusahaan
Lain
PERUSAHA
AN
Investor
Pelanggan
Pemasok

Perusahaan dan Lingkungannya

Tanggung jawab sosial membawa ide bawa perusahaan-perusahaan wajib membantu


menyelesaikan masalah-masalah sosial berbarengan dengan usaha menuju ke arah pencapaian
tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan keefektifan operasi perusahaan.

Fase Perkembangan Tanggung Jawab Sosial

Perkembangan pemikiran mengenai tanggung jawab sosial dapat dibedakan menjadi tiga
tahap.
Tahap Pertama

Perkembangan yaitu tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat bermula di


Amerika Serikat, yaitu di dalam zaman permulaan perkembangan perusahaan besar di akhir abad
ke-19. Pada ketika itu perusahaan-perusahaan besar menyalahgunakan kuasa mereka di dalam
soal-soal diskriminasi harga, menahan buruh dan lain-lain perilaku menyalahi moral
kemanusiaan.

Tahap Kedua

Fase kedua evolusi tanggung jawab sosial tercetus di dalam tahun-tahun1930-an yang
diikuti dengan gelombang resesi (kemelesetan) dunia secara besar-besaran yang mengakibatkan
pengangguran dan banyak perusahaan yang bangkrut.

Tahap Ketiga

Suasana tidak puas hati masyarakat terhadap golongan perusahaan sekali lagi memuncak
di tahun-tahun 1960-an dan 1970-an yang mrlibatkan perjuangan konsumen yang di pimpin oleh
seorang tokoh yang karismatik bernama Ralph Nader. Periode ini adalah tahap ketiga
perkembangan tanggung jawab sosial di Amerika Serikat.

Prinsip-prinsip Utama Tanggung Jawab Sosial

Prinsip-prinsip utama tanggung jawab sosial yang berkembang di Amerika Serikat ialah
prinsip Charity dan prinsip Stewardship.

Prinsip “Charity”

Prinsip Charity membawa ide bahwa anggota masyarakat yang lebih kaya seharusnya
menolong anggota masyarakat yang kurang bernasib baik seperti orang cacat, orang tua dan
orang sakit.

Prinsip “Stewardship”
Prinsip Stewardship adalah suatu konsep yang diambil dari ajaran yang menghendaki individu
yang kaya, mengganggap diri mereka sebagai pemegang amanah terhadap harta benda mereka
untuk kebajikan seluruh masyarakat. Ini termasuk melaksanakan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat awam, kepada lingkungan, pekerja, konsumen dan investor.

Anda mungkin juga menyukai