Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI FILSAFAT

Filsafat (dari bahasa Yunani φιλοσοφία, philosophia, secara harfiah bermakna


"pecinta kebijaksanaan" adalah kajian masalah umum dan mendasar tentang persoalan
seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Istilah ini kemungkinan
pertama kali diungkapkan oleh Pythagoras (570–495 SM). Metode yang digunakan dalam
filsafat antara lain mengajukan pertanyaan, diskusi kritikal, dialektik, dan presentasi
sistematik.

DEFINISI SECARA ETIMOLOGI

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata
serapan dari bahasa Arab ‫فلس فة‬, yang juga diambil dari bahasa Yunani;
Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk, dan berasal
dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = kebijaksanaan, kearifan).
Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang
dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip
dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut "filsuf".

Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau
kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau
dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau cinta
sedalam-dalamnya akan kearifan atau cinta secara sungguh-sungguh terhadap pandangan,
kebenaran (love of wisdom or love of the vision of truth).

DEFINISI SECARA TERMINOLOGI

Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan


pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya.

1. Menurut Cicero

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the mother of all the arts)“ ia
juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ).

2. Menurut Aristoteles

Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk menyelidiki sebab dan asas segala
benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
3. Menurut Ibnu Sina

Hal pertama yang dihadapi seorang filsuf adalah bahwa yang ada berebeda-beda,
terdapat ada yang hanya “mungkin ada”

4. Menurut Plato

Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli).

5. Menurut Al Farabi

Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.

LATAR BELAKANG MUNCULNYA ILMU FILSAFAT


Filsafat adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia kritis. Filsafat adalah induk pengetahuan. Filsafat disebut dengan induk kalimat
pengetahuan karena memang filsafatlah yang telah melahirkan segala ilmu pengetahuan
yang ada. Kehadirannya yang terus menerus disepanjang peradaban manusia telah
memberi kesaksian yang meyakinkan tentang betapa penting nya filsafat bagi manusia.

Filsafat disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial, artinya
sangat erat hubungan nya dengan kehidupan kita sehari-hari, sebagai manusia pribadi
maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk sesuatu masyarakat atau bangsa.

Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat mendasar, sehingga semua
disiplin ilmu yang lain akan membutuhkan pijakan filsafat. Dengan demikian, kajian ilmiah
yang terdapat dalam ilmu pengetahuan akan ditemukan hakikat, seluk beluk, dan sumber
pengetahuan yang mendasarinya.

SEJARAH FILSAFAT

Sejarah filsafat bermula di pesisir mediterania bagian timur pada abad ke-6 SM. Dari
Asia Timur, filsafat menuju tanah Yunani. Ribuan tahun lamanya, Athena menjadi tanah air
filsafat. Sejak Iskandariah didirikan oleh Iskandar Agung pada 332 SM, filsafat mulai
merambah dunia timur dan berpuncak pada 529 M.

Di Negara itulah filsafat lahir dan berkembang hingga mencengangkan peradaban


dunia lain hingga abad ini.

Filsafat muncul di Yunani, sebab Yunani lebih dikenal sebagai negeri yang tidak
memepersoalkan perbedaan status sosial, seperti kasta pendeta, dan iklim lah yang
membuat perkembangan pemikiran begitu pesat. Sekitar abad ke-7 SM di yunani mulai
berkembang pendekatan yang sama sekali berlainan dibanding masa – masa sebelumnya,
yaitu pendekatan filsafat,.sejak saat itulah orang mulai mencari jawaban rasional tentang
berbagai problem yang dihadapi, termasuk beragam masalah mengenai alam semesta.

Munculnya filsafat ditandai dengan runtuhnya mitos-mitos dan dongeng-dongeng


yang selama itu menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Manusia pada waktu itu
melalui mitos mitos mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan tentang
kejadian yang berlangsung didalamnya.

Ada 2 bentuk mitos yang berkembang pada waktu itu, yaitu mitos kosmogonis
merupakan mitos yang mencari tentang asal usul alam semesta, dan mitos kosmologis
merupakan mitos yang berusaha mencari keterangan tentang asal-usul serta sifat kejadian
di alam semesta. Cara berfikir seperti itu berlangsung sampai abad ke-6 sebelum masehi,
sedangkan sejak abad ke-6 masehi, orang mulai mencari jawaban-jawaban rasional tentang
asal-usul dan kejadian alam semesta.

Pencarian kebijaksanaan bermakna menyelusuri hakikat dan sumber kebenaran.


Alat untuk menemukan kebijaksanaan adalah akal yang merupakan sumber primer dan
berfikir. Oleh karena itu, kebenaran filosofis tidak lebih dari kebenaran berfikir yang
rasional dan radikal.

Dalam ilmu filsafat yang identik dengan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian


filsafat selalu mencari jawaban-jawaban, sekalipun jawaban-jawaban yang dikemukakan
tidak pernah abadi. Oleh karena itu, filsafat tidak pernah selesai dengan satu pertanyaan
dan satu jawaban dan tidak pernah sampai pada akhir sebuah masalah. Masalah-masalah
filsafat tidak pernah selesai karena itulah memang sebenarnya berfilsafat.

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU LAIN


 Filsafat adalah induk dari ilmu penegtahuan. Ilmu – ilmu khusus merupakan bagian
dari filsafat. Karena obyek filsafat sangat umum (seluruh kenyataan), sedangkan ilmu
membutuhkan obyek material yang khusus, mengakibatkan berpisahnya ilmu dari filsafat
(namun tidak berarti hubungannya putus). Ciri – ciri yang dimilki oleh setiap ilmu,
menimbulkan batas - batas yang tegas antar masing – masing ilmu. Disinilah filsafat
bertugas:

1. Berusaha menyatupadakan masing – masing ilmu


2. Mengatasi spesialisasi
3. Merumuskan pandangan yang didasarkan atas pengalaman manusia
4. Mengatur hasil – hasil berbagai ilmu khusus ke dalam sesuatu pandangan
hidup dan pandangan dunia yang tersatupadukan (integral), komperhensif, dan
konsisten. (Komprehensif : tidak ada satu bidang yang berada di luar jangkuan
filsafat, Konsisten: uraian kefilsafatan  tidak menyusun pendapat –pendapat yang
saling berkontradiksi.

Hubungan Ilmu dengan Filsafat pada mulanya ilmu yang pertama kali muncul
adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Dan filsafat merupakan
induk dari segala ilmu karena berbicara tentang abstraksi/sebuah yang ideal.

Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian
filsafat agar bisa dimengerti oleh manusia.

Filsafat berusaha untuk mengatur hasil-hasil dari berbagai ilmu-ilmu khusus ke


dalam suatu pandangan hidup dan pandangan dunia yang terstu padukan, komprehensip
(tidak ada sesuatu bidang yang berada di luar bidang filsafat) dan konsisten 9uraian
kefilsafatan tidak menyusun pendapat-pendapat yang saling berkontardiksi).

Pada hakikatnya filsafat dan ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh
dari sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan
metodenya mampu mempertanyakan keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu
tidak mampu mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya sendiri.

Sebagai fenomena ilmu filsafat dapat dilihat dari tema besarnya, yaitu, ontologi
(Definisi, pengertian, konsep, mengkaji keberadaan sesuatu, membahas tentang ada, yang
dapat dipahami baik secara konkret, faktual, transendental, atau pun metafisis),
epistemologi (Substansi, membahas pengetahuan yang akan dimiliki manusia apabila
manusia itu membutuhkannya), dan aksiologi (manfaat,  membahas kaidah norma dan nilai
yang ada pada manusia).

1. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Sosial


Hubungan ilmu filsafat dengan ilmu sosial sangat erat kaitannya karena ilmu
sosial menelaah atau mempelajari masalah-masalah sosial yang timbul dan
berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, Dalam menelaah masalah-masalah
tersebut kita harus mempunyai pengetahuan tentang segala yang ada dan
merupakan kebenaran yang asli (Plato).
2. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam

Hubungan ilmu filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Alam yaitu saling


melengkapi karena sama-sama merupakan ilmu pengetahuan yaitu sama-sama
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan (realitas) tentang gejala-
gejala alam melalui ilmu pengetahuan. Ilmu Pengetahuan Alam mengisi filsafat
dengan sejumlah besar materi yang aktual (benar-benar terjadi/ada) dan deskriptif 
yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Dalam melakukan penyelidikan
harus ada kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika,
etika dan estetika (Aristoteles). Dengan kata lain fungsi filsafat dalam Ilmu
Pengetahuan Alam adalah mengembangkan pengertian tentang strategi dan taktik
Ilmu Pengetahuan Alam.Mamfaat Mempelajari Filsafat.

3. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Administrasi

Ilmu administrasi negara disebut juga ilmu administrasi publik yaitu ilmu yang
mempelajari seluruh aspek-aspek yang berjalan dalam setiap kegiatan birokrasi di
negara ini. Hubungannya dengan filsafat adalah dalam menjalankan kegiatan negara
diperlukan nilai-nilai pengambilan keputusan publik yang realistis (filsafat) yaitu
menurut kenyataan, kebenaran dan  sesuatu yang pasti sehingga dapat mencapai
tujuan yang di inginkan.

4. Hubungan Filsafat dengan seni

Seni dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan manusia yang menjelajahi dan
menciptakan realitas baru serta menyajikannya secara kiasan. Manusia
membutuhkan seni, sebagaimana manusia membutuhkan filsafat dan ilmu, karena
melalui seni manusia dapat mengekspresikan dan menanamkan apresiasi dalam
pengalamannya. Seni tidak bertujuan untuk mencari pengetahuan dan pemahaman
sebagaimana filsafat, juga bukan seperti ilmu yang bertujuan mengadakan deskripsi,
prediksi, eksperimentasi, dan kontrol, tetapi seni bertujuan untuk mewujudkan
kreativitas, kesempurnaan, bentuk, keindahan, komunikasi, dan ekspresi.

5. Hubungan Filsafat dengan Ilmu Agama


Filsafat bukan agama, meskipun banyak juga manusia dari berbagai belahan
dunia yang menjadikan filsafat (dalam arti pandangan hidup) sebagai agama,
misalnya filsafat konfusianisme yang kemudian mengental menjadi agama. Tujuan
agama lebih dari sekedar pengetahuan, yakni untuk mencari keharmonisan,
keselamatan, dan perdamaian. Agama yang matang dan kokoh akan mencantumkan
latar belakang filsafat dan sekaligus menimba dan menyaring informasi dari ilmu.
Ini diperlukan agama dalam rangka memberi jawaban komprehensif, integral, dan
berwibawa (dalam arti tidak asal menjawab) terhadap berbagai pertanyaan dan
gugatan. Kasus-kasus yang membawa-bawa agama seperti terorisme, tentu bisa
dirunut pada latar belakang filsafat dari agama tersebut, misalnya bagaimana
pandangan agama tersebut terhadap kekerasan, keadilan, dan kemanusiaan. Seperti
kata Einstein, tanpa ilmu (dan filsafat), agama akan lumpuh.
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat

 http://manusia-selalu-berfilsafat.blogspot.com/2016/12/macam-macam-filsafat.html?
m=1

 https://www.google.com/amp/s/ulfamr.wordpress.com/2012/10/14/definisi-
filsafat-pengetahuan-dan-ilmu-pengetahuan-beserta-persamaan-dan-
perbedaannya/amp/

 http://febrianfristianda.blogspot.com/2013/11/latar-belakang-munculnya-
filsafat.html

 http://fakorrosyik.blogspot.com/2015/05/sejarah-lahirnya-filsafat.html

 http://rindiifayatifilsafat.blogspot.com/2017/01/hubungan-filsafat-dengan-ilmu-
ilmu-lain.html

 http://blog.alimsumarno.com/hubungan-filsafat-dengan-bidang-bidang-lain-1

 http://cakrawalafilsafat.blogspot.com/2016/12/hubungan-filsafat-ilmu-dengan-ilmu-
ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai