Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm.

1-12

TATALAKSANA STROKE ISKEMIK AKUT DENGAN TROMBOLISIS INTRAVENA:


SUATU SERIAL KASUS
Tangkudung G1, Muliawan E2, Pertiwi JM, Dompas A4

sinapsunsrat@gmail.com
1
Staf, Divisi Neurologi Intervensi, Departemen Neurologi, Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado,
Indonesia
2,4
Residen, Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Rumah Sakit Prof.
Dr. R. D. Kandou,Manado, Indonesia
3
Staf, Divisi Neurovaskular, Departemen Neurologi, Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado,
Indonesia

ABSTRAK
Manajemen stroke iskemik akut berupa pemberian rtPA intravena (IV) telah menunjukkan manfaat secara
klinis dan mengubah paradigma penanganan pasien stroke yang akan mengurangi angka kematian dan
kecacatan. Kasus pertama, pria 55 tahun dengan stroke iskemik akut dilakukan trombolisis IV 4 jam 30
menit dari onset gejala stroke akut, terdapat perbaikan klinis skor NIHSS 11 menjadi 7 dalam waktu 37
menit. Kasus kedua, wanita 56 tahun dengan stroke iskemik akut dilakukan trombolisis IV 3 jam 20 menit
dari onset gejala stroke akut, terdapat perbaikan klinis skor NIHSS 8 menjadi 2 dalam waktu 55 menit.
Keluaran kedua pasien berbeda karena berbagai faktor yang berperan. Terapi trombolisis IV dengan rtPA
masih merupakan satu-satunya modalitas terapi trombolisis pada stroke iskemik akut <4,5 jam setelah
onset gejala yang disetujui di Indonesia. Namun karena batasan waktu pemberian, kultur sosial, geografis,
keraguan dokter unit gawat darurat dan berbagai faktor lainnya menyebabkan hanya sedikit pasien stroke
iskemik akut yang diterapi dengan rtPA. Berbagai faktor dapat mempengaruhi keluaran pasien yang
menjalani trombolisis IV salah satunya yang dapat diintervensi ialah kecepatan waktu pemberian dan
suhu tubuh. Optimalisasi penanganan stroke di unit gawat darurat akan berpengaruh pada keluaran pasien
dan dengan menghindari komplikasi yang memperburuk keluaran seperti infeksi oportunistik di rumah
sakit.

Kata Kunci: Stroke iskemik akut, terapi, trombolisis intravena.

PENDAHULUAN Pada waktu menit hingga beberapa


Stroke akut, baik iskemik maupun jam awal setelah onset disfungsi neurologis
perdarahan merupakan kegawatdaruratan pada pasien stroke merupakan satu-satunya
medis. identifikasi yang cepat dan waktu kesempatan dalam mencegah
penanganan yang tepat dari pasien dengan kematian atau kecacatan permanen. Target
stroke akut pada pusat kesehatan akan penanganan beberapa jam pertama setelah
meningkatkankan potensi pasien stroke onset stroke akut adalah untuk mencegah
akut dalam mendapat terapi yang sesuai. infark atau mengurangi kerusakan otak
Dalam menentukan kasus stroke akut permanen. Sistem yang memastikan
merupakan kasus iskemik atau pendarahan penanganan cepat dan tepat pada pasien
perlu dilakukan sesegera mungkin setelah stroke diperlukan untuk mengoptimalkan
kedatangan pasien ruang gawat darurat penanganan stroke akut.1,3
untuk menentukan penanganan medis yang Kebanyakan dari stroke terjadi
1
sesuai. akibat gumpalan darah yang menyumbat
arteri pensuplai otak. Atas dasar pemikiran
1
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

ini pemberian agen penghancur gumpalan dan tidak banyak bergerak. Keluhan baru
darah (trombolitik) yang dapat mengurangi pertama kali dialami pasien. Riwayat
kerusakan dari iskemi dengan penyakit dahulu disangkal. Pasien perokok
mengembalikan aliran darah normal. Angka dan peminum alkohol.
perbaikan klinis yang tinggi didapatkan saat Pemeriksaan fisik tekanan darah
aliran darah dikembalikan segera setelah 240/110mmHg, GCS 15, paresis nervus VII
terjadinya penyumbatan. Agen yang paling dan XII UMN kiri, status motorik kekuatan
banyak digunakan, dan telah disetujui otot anggota gerak kiri 1/5, nilai NIHSS
penggunaannya ialah rekombinan tPA (National Institutes of Health Stroke Scale)
(rtPA).3,4 11.
Pemeriksaan CT scan kepala aksial
KASUS I tanpa kontras hasil tidak terdapat lesi
Pria 55 tahun dengan berat badan 80 Kg, hiperdens maupun hipodens dengan kesan
cekat tangan kanan MRS dengan keluhan gambaran CT scan otak normal dengan
kelemahan anggota gerak kiri mendadak Aspects Score sebesar 8-9 [Gambar 1].
yang menetap terjadi 2 jam 45 menit Rontgent toraks AP hasil kardiomegali
SMRS, pasien berbicara tidak jelas namun dengan hipertrofi pada ventrikel kiri
masih dapat dimengerti, wajah kiri miring jantung.

Gambar 1. Gambar CT scan kepala aksial tanpa kontras didapatkan kesan gambaran CT scan otak
normal dengan Aspects Score sebesar 8-9.

Pada laboratorium dan EKG dalam batas trombolisis rtPA IV dengan total dosis
normal. Pasien didiagnosis stroke iskemik 76,5mg (0,9mg/KgBB), komunikasi
akut onset 2 jam 55 menit dengan hipertensi informasi dan edukasi mengenai rencana,
emergensi. Penatalaksanaan dengan risiko, maupun alternatif terapi, meminta
manajemen hipertensi emergensi dan persetujuan pasien, omeprazole 40mg IV/12
2
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

jam, pemantauan ketat tanda-tanda vital, lewat masa akut paska trombolisis IV,
GCS, pupil, dan NIHSS setiap 15 menit. pasien rawat jalan.
Pada awal prosedur trombolisis
tekanan darah 180/90mmHg dengan KASUS II
nikardipin, NIHSS 11. Pada prosedur Wanita 56 tahun dengan berat badan 55 Kg,
trombolisis menit ke-31 tekanan darah cekat tangan kanan MRS dengan keluhan
160/90 mmHg dengan nikardipin, NIHSS 7. kelemahan anggota gerak kiri mendadak
Pada prosedur trombolisis menit ke-60 yang menetap 1 jam SMRS, pasien
tekanan darah 150/90mmHg dengan mengeluhkan nyeri kepala tertekan di
nikardipin, NIHSS 7. seluruh kepala, sensasi rasa pada tubuh kiri
Perawatan hari ke-3 keluhan berkurang, wajah kiri miring dan tidak
kelemahan anggota gerak kiri, batuk, dan banyak bergerak. Pasien pernah mengalami
demam, tekanan darah 160/100mmHg, kelemahan anggota gerak kiri yang kembali
suhu 38,80C, rhonki kedua lapang paru, sempurna sebanyak 4 kali (usia 37 tahun).
NIHSS 7. Diagnosis kerja CVD stroke Riwayat hipertensi tidak terkontrol.
iskemik hari ketiga paska trombolisis IV, Pada pemeriksaan tekanan darah
hipertensi grade 2, suspek pneumonia. 210/110mmHg, GCS 15, paresis nervus VII
Perawatan hari ke-5 keluhan UMN kiri, status motorik kekuatan otot
kelemahan anggota gerak kiri, batuk anggota gerak kiri 3/5, hipestesi sinistra,
berkurang, NIHSS 9. Diagnosis kerja CVD status otonom normal, NIHSS 8.
stroke iskemik hari kelima paska Pemeriksaan CT scan kepala aksial
trombolisis IV, suspek pneumonia. tanpa kontras hasil tidak terdapat lesi
Pemeriksaan Trans Cranial Doppler (TCD) hiperdens maupun hipodens dengan kesan
pada perawatan hari ke-8 didapatkan aliran gambaran CT scan otak normal dengan
darah normal. Aspects Score sebesar 9 [Gambar 2].
Perawatan hari ke-11 keluhan Pemeriksaan Rontgent toraks anterior
kelemahan anggota gerak kiri, NIHSS 9, posterior didapatkan hasil yang normal.
modified Rankin Scale 3 dan indeks Berthel Pemeriksaan laboratorium dan EKG pasien
30. Diagnosis kerja CVD stroke iskemik dalam batas normal.

3
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

Gambar 2. Gambar CT scan kepala aksial tanpa kontras didapatkan kesan gambaran CT scan otak
normal dengan Aspects Score sebesar 8.

Pasien didiagnosis stroke iskemik akut Pasien dilakukan TCD pada


onset 2 jam 30 menit dengan hipertensi perawatan hari ke-4 didapatkan jendela
emergensi. temporal sulit dinilai. Perawatan hari ke-8
Penatalaksanaan dengan manajemen keluhan tidak ada, tekanan darah
hipertensi emergensi dan trombolisis rtPA 140/90mmHg, NIHSS 2, modified Rankin
IV dengan total dosis 49,5mg scale 0, dan indeks Berthel 100. Diagnosis
(0,9mg/KgBB), komunikasi informasi dan kerja CVD stroke iskemik lewat masa akut
edukasi mengenai rencana, risiko, maupun post trombolisis IV, hipertensi grade 1,
alternatif terapi, meminta persetujuan pasien rawat jalan.
pasien, pemantauan ketat tanda-tanda vital,
GCS, pupil, dan NIHSS setiap 15 menit. DISKUSI
Pada awal prosedur trombolisis Stroke masih menjadi penyebab utama
tekanan darah 162/90mmHg dengan kecacatan pada pasien dewasa dan
nikardipin, NIHSS 8. Pada prosedur penyebab ketiga terbanyak kematian,
trombolisis menit ke-5 tekanan darah dengan ±750.000 kasus baru terjadi setiap
160/90mmHg dengan nikardipin, NIHSS 7. tahunnya. Pada Seluruh kasus stroke >80%
Pada prosedur trombolisis menit ke-10 merupakan stroke iskemik, dengan angka
tekanan darah 148/78mmHg dengan kematian berkisar 8-12% dalam 30 hari
nikardipin, NIHSS 5. Pada prosedur setelah onset. Manajemen stroke iskemik
trombolisis menit ke-45 tekanan darah akut ialah rekanalisasi pembuluh darah
166/84mmHg dengan nikardipin, NIHSS 3. untuk perbaikan perfusi aliran darah otak.
Pada prosedur trombolisis menit ke-55 Studi dari The National Institute of
tekanan darah 162/86mmHg dengan Neurogical Disease and Stroke (NINDS)
nikardipin, NIHSS 2. untuk pemberian rtPA IV pada pasien
4
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

stroke iskemik akut telah menunjukkan penyakit diabetes yang memiliki kadar gula
manfaat secara klinis dan mengubah darah <50mg/dL atau >400mg/dL. Pasien
paradigma penanganan pasien stroke. usia >80 tahun juga perlu menjadi
Walaupun terdapat banyak perdebatan perhatian, walaupun beberapa studi
mengenai penggunaan rtPA IV pada stroke observasi telah menunjukkan bahwa
iskemik dalam waktu 4,5 jam setelah onset pemberian terapi juga aman dan efektif
stroke, banyak data yang menunjukkan pada pasien usia tua.3
pemberian rtPA IV meningkatkan keluaran Indonesia sendiri terdapat ceklis
pada pasien dengan stroke iskemik akut kriteria trombolisis yang dibuat oleh
secara signifikan dimana mengurangi angka Departemen Neurologi Fakultas
kematian dan kecacatan. Walau Kedokteran Universitas Indonesia Rumah
penggunaan trombolisis terbatas pada risiko Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto
terjadinya pendarahan otak, setelah lebih Mangunkusumo berupa kriteria inklusi:
dari 20 tahun setelah trombolisis IV pada umur >18 tahun, diagnosis klinis stroke
stroke iskemik telah disetujui oleh Food iskemik dengan defisit neurologis, onset <6
and Drugs Administration (FDA), hanya jam, pada CT-scan otak tidak ada
kurang dari 5% pasien dengan stroke perdarahan atau lesi non-stroke. Kriteria
iskemik akut yang mendapatkan terapi ini eksklusi: tidak terdapat riwayat perdarahan
karena sempitnya waktu penanganan yang intrakranial, riwayat diagnosis malformasi
diperbolehkan.1-5 arteri vena atau aneurisma, riwayat bedah
Trombolisis secara umum saraf, cedera kepala berat, riwayat stroke
dikontraindikasikan pada pasien dengan berat dalam 3 bulan terakhir, riwayat
stroke berat (NIHSS >25) dan mengalami perdarahan saluran cerna atau saluran
perubahan awal iskemia yang ekstensif kemih dalam 21 hari terakhir, riwayat
sehingga memiliki risiko pendarahan otak operasi besar atau trauma berat, arterial
sekunder. Trombolisis tidak puncture atau pungsi lumbal dalam 14 hari
direkomendasikan pada pasien dengan terakhir, gejala perdarahan subaraknoid,
tekanan darah tidak terkontrol (tekanan pada pemeriksaan fisik secara klinis
darah >185/110mmHg dengan berbagai mengalami perbaikan singkat atau gejala
terapi).3 minor (NIHSS <5), tekanan darah sistolik
Pedoman di AS merekomendasikan >185mmHg; atau diastolik >110mmHg,
trombolisis IV menggunakan rtPA dalam 3 peradarahan akut atau trauma akut, kejang
jam setelah onset kejadian. Selain saat onset, koma atau penurunan kesadaran
pendarahan otak, batasan lain dari berat, pada pemeriksaan laboratorium
trombolisis ialah pasien stroke dengan pasien dengan riwayat minum obat

5
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

antikoagulan memiliki INR >1,5, Pasien abnormalitas, namun terkadang terdapat


mendapatkan heparin atau Novel tanda awal berupa: Hiperdensitas arteri
Anticoagulan (NOAC) yang memiliki serebral media, yang terlihat sebagai suatu
peningkatan APTT, trombosit <100.000/uL, trombus atau bekuan darah pada bagian
gula darah sewaktu <50mg/dL atau arteri serebri media. Hilangnya batas daerah
>400mg/dL. Pada ceklis ini trombolisis substansia alba dan grisea pada daerah pita
dapat dilakukan jika seluruh kriteria inklusi kortikal di batas lateral insula atau nukleus
positif dan seluruh kriteria inklusi negatif.6 lentiformis dan hilangnya sulkus dari
CT-scan otak dapat membedakan korteks serebri akibat edema sitotoksik.
kedua tipe stroke yang berbeda dengan Gambaran titik pada sulkus silvii, yang
cepat yang membuat terapi spesifik seperti menunjukkan sumbatan pada daerah distal
trombolisis dapat dilakukan. Pencitraan ini arteri serebri media, memiliki spesifikasi
dapat menunjukkan pendarahan otak, sebesar 38 - 46%. Skor Alberta Stroke
identifikasi tanda-tanda awal kerusakan Program Early CT Stroke (ASPECTS)
jaringan akibat proses iskemia, dan dapat digunakan dalam mengidentifikasi pasien
menentukan pemilihan pasien untuk yang kemungkinan tidak akan mengalami
penanganan yang lebih spesifik seperti perbaikan sempurna walaupun dengan
trombolisis. Pencitraan ini juga penting terapi trombolisis. Namun, skor ini tidak
dalam evaluasi pasien dengan stroke dari belum dievaluasi penggunaannya pada
waktu ke waktu.1,7 praktek klinis dan memiliki keterbatasan
Kegagalan mengidentifikasi dengan dalam mengevaluasi area iskemik pada
cepat pasien stroke saat kedatangan di distribusi arteri serebri media.1,7
instalasi gawat darurat dapat menghabiskan Terapi trombolisis intravena
waktu yang masih direkomendasikan pada dengan rtPA hingga saat ini masih menjadi
pemberian trombolisis IV. CT-scan otak satu-satunya terapi farmakologis yang
tanpa kontras harus sudah dapat dilakukan disetujui FDA di AS dalam penanganan
dalam 25 menit setelah kedatangan pasien stroke iskemik akut. Berbagai agen dan
dan harus sudah dibaca dalam 45 menit strategi lainnya juga telah dikembangkan,
setelah kedatangan pasien. CT-scan otak termasuk diantaranya terapi trombolisis
tanpa kontras dapat mengidentifikasi intraarteri (IA) dan trombektomi mekanik
kebanyakan kasus pendarahan otak, dan (MT). Penggunaannya masih terbatas pada
dapat membedakan penyebab non-vaskular pusat stroke tertentu saja dan amat
atau gejala yang menyerupai stroke. CT- bergantung pada tersedianya teknologi
scan otak pada stroke iskemik akut pencitraan yang sesuai dan ketersediaan
mungkin tidak akan menunjukkan suatu tenaga medis intervensi. Hingga saat ini,

6
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

terdapat berbagai agen trombolisis baru pasien yang mengalami trombolisis


yang sedang diteliti penggunaannya, intravena dibandingkan pada pasien plasebo
termasuk agen trombosis lainnya yang lebih yaitu sebesar 0,6% (p<0,001).1,3,8
selektif. Penggunaan berbagai kombinasi Penelitian The Alteplase
terapi antara trombolisis IV, IA, dan MT Thrombolysis for Acute Non-Intervensional
saat ini telah diaplikasikan dengan Therapy in Ischemic Stroke (ATLANTIS)
keunggulan, keterbatasan, dan indikasinya pada tahun 1999. Menemukan tidak
masing-masing.1,2,3,13 terdapat perbedaan signifikan pada keluaran
Penelitian National Institute of fungsional 90 hari pemantauan antara
Neurological Disorders and Stroke rtPA pasien yang menerima terapi rtPA sebesar
Stroke Study Group (NINDS) pada 0,9mg/KgBB pada 3-5 jam setelah onset
trombosis IV pada tahun 1995 dengan rtPA stroke dan kelompok plasebo dengan risiko
secara acak pada 624 subjek dalam 3 jam peningkatan pendarahan intrakranial pada
setelah onset stroke iskemik akut kelompok rtPA.9
menggunakan rtPA dengan dosis Pada penelitian European Acute
0,9mg/KgBB dibandingkan plasebo. Stroke Studies (ECASS) gagal
Menyimpulkan pasien yang menerima menunjukkan keunggulan pemberian rtPA
trombolisis memiliki kemungkinan saat digunakan dalam 6 jam setelah onset
perbaikan keterbatasan fungsional dengan stroke iskemik akut. Pada ECASS I tahun
kecacatan minimal atau tanpa disabilitas 1995, pasien dengan terapi 1,1mg/KgBB
yang lebih tinggi pada pemantauan 3 bulan dibanding plasebo, pada ECASS II tahun
setelah terapi dengan menggunakan 4 1998 dosis rtPA dibandingkan dengan
kriteria pengukuran (NIHSS, Indeks penelitian NINDS. Pada ECASS III tahun
Barthel, modified Rankin Scale, dan 2008 menilai efikasi dan keamanan
Glasgow Outcome Scale), perbaikan pemberian rtPA pada terapi stroke iskemik
absolut sebesar 12% pada kelompok yang akut dalam waktu 3-4,5 jam setelah onset
menerima trombolisis dibandingkan dengan dosis 0,9mg/KgBB atau placebo
plasebo (peningkatan minimal dari menjukkan lebih banyak pasien dengan
keterbatasan sebesar 50% dengan rtPA terapi rtPA memiliki keluaran yang baik
dibandingkan 38% dengan plasebo) dan pada 90 hari pemantauan (modified Rankin
number to treat (NTT) sebesar 6 pada Scale=0 atau 1; 54% dibandingkan 45,2%;
keluaran normal atau yang mendekati OR 1,34; 95% CI 1,02-1,76; p=0,04).
normal dan nilai 3,1 pada perbaikan secara Analisa keluaran secara umum juga
keseluruhan. Pada penelitian ini komplikasi menunjukkan manfaat terapi ini (OR 1,28;
terjadinya perdarahan sebesar 6,4% pada 95% CI 1,00-1,65; p<0.05). Insiden

7
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

perdarahan intrakranial lebih tinggi pada dan jeda waktu pemberian yang diperluas
kelompok yang mendapatkan terapi rtPA hingga 4,5 jam dari onset gejala stroke akut
(2,4% dibandingkan 0,2%; p=0,008). masih memiliki tingkat keamanan dan
Tingkat kematian sama pada kedua efektifitas yang tinggi. Sebagai gambaran,
kelompok (7,7% dibandingkan 8,4%; untuk setiap 100 pasien dengan stroke
p=0,68).10,11,12 iskemik akut yang ditangani dengan
Terdapat berbagai pedoman yang pemberian trombolisis rtPA IV pada waktu
menawarkan berbagai rekomendasi <3 jam dari onset gejala stroke iskemik
pemberian trombolisis IV, saat ini pedoman akut, 32 pasien akan mendapatkan manfaat
secara internasional dimana pemberian dan 3 pasien mengalami komplikasi. Untuk
rtPA IV direkomendasikan dalam jeda setiap 100 pasien dengan stroke iskemik
waktu <4,5 jam untuk pengobatan stroke akut yang ditangani dengan pemberian
iskemik (0,9mg/KgBB, dosis maksimum trombolisis rtPA IV pada waktu 3-4,5 jam
90mg, 10% dari dosis total diberikan dari onset gejala stroke iskemik akut, 16
sebagai bolus awal, sisa 90% diberikan pasien akan mendapatkan manfaat dan 3
dengan pemberian infus selama 60 menit) pasien akan mengalami komplikasi
dan tekanan darah sebelum dan selama [Gambar 3]. Hubungan keluaran fungsional
pemberian terapi <185/110mmHg.14 dengan waktu pemberian trombolisis
Waktu pemberian merupakan hal ditunjukkan oleh NNT. Jika trombolisis
penting dalam perbaikan klinis yang diberikan dalam waktu <90 menit sejak
diharapkan dari terapi trombolisis IV, pada onset maka NNT adalah sebesar 3,5.
berbagai penelitian besar seperti NINDS Sementara jika diberikan dalam waktu
dan ECASS III menunjukkan waktu antara 90 menit - 3 jam NNT meningkat
pemberian yang direkomendasikan ialah menjadi 7, dan jika diberikan dalam waktu
dalam 3 jam setelah onset gejala stroke akut 4,5 - 6 jam NNT menjadi 14.1,3,6,20

Gambar 3. Rasio risiko dan keuntungan dari pemberian plasminogen intravena (rtPA) pada stroke iskemik
akut di onset 0-3 jam dan 3-4,5 jam.6 8
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

Batasan usia pemberian trombolisis IV lebih tinggi pada hewan percobaan dan
umumnya di usia 80 tahun, namun hanya pada studi klinis. Penurunan suhu pada
sedikit data yang mendukung batasan ini. hewan percobaan terlihat memiliki efek
Berbagai penelitian menunjukkan pasien neuroprotektif. Perburukan klinis dari
berusia lebih tua masih mendapatkan efek iskemi akibat peningkatan suhu tubuh
dan tingkat keamanan yang sama. dihubungkan dengan peningkatan
Trombolisis IV dapat dilakukan pada pasien kebutuhan metabolisme di penumbra,
berusia tua namun dengan risiko kematian meningkatnya permeabilitas sawar otak,
lebih tinggi. Penelitian lainnya akumulasi leukosit intravaskular,
menunjukkan usia sebagai nilai prognosis pembentukan radikal bebas, perubahan
yang memperburuk. Pasien berusia muda awal dari daerah penumbra Iskemik
memiliki prognosa lebih baik setelah menjadi jaringan rusak yang permanen.
3,21,22
trombolisis. Tidak terdapat data yang cukup mengenai
Terdapat bukti yang menunjukkan dampak peningkatan suhu tubuh terhadap
sindrom metabolik dapat mengurangi efek keluaran dari trombolisis dengan
dari trombolisis IV. Perubahan biokimia menggunakan rtPA. Pada penelitian invitro
dan molekuler pada sindrom metabolik menunjukkan peningkatan suhu akan
menunjukkan resistensi terhadap meningkatkan ukuran dari infark, defisit
pemecahan bekuan darah.3 neurologis dan mortalitas pada kasus
Beberapa penelitian menunjukkan emboli arteri serebral media di hewan coba,
bahwa diabetes mengurangi efektifitas dari mengurangi efek dari rtPA yang diberikan
trombolisis dan meningkatkan risiko pada hewan coba. Namun juga terdapat
perdarahan intra serebral dan komplikasi penelitian yang menyatakan bahwa
lainnya. Sebagai contoh, salah satu peningkatan suhu tubuh dapat
penelitian menunjukkan 18% pasien tanpa meningkatkan respon dari trombolisis. Hal
diabetes dan 70% pasien dengan diabetes ini dapat terjadi karena peningkatan reaksi
mengalami keadaan hiperglikemia selama akibat suhu yang berkorelasi dengan
trombolisis IV hal ini merupakan prediktor peningkatan aktivitas enzimatik dari
dari tingkat kematian, pendarahan serebral tromboIisis.26,27,28
dan kecacatan yang berat.25 Pada kasus pertama dan kedua
Peningkatan suhu tubuh merupakan indikasi pemberian trombolisis intravena
suatu faktor prognostik yang buruk pada telah sesuai dengan indikasi dan kriteria
stroke, peningkatan suhu dihubungkan eksklusi maupun inklusi yang ada. Namun
dengan ukuran infark yang lebih besar, terdapat perbedaan klinis keluaran pada
keluaran yang lebih buruk, angka kematian kedua pasien ini yang disebabkan oleh

9
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

berbagai faktor berbeda pada kedua pasien metabolisme di penumbra, meningkatnya


yang dapat mempengaruhi keberhasilan permeabilitas sawar otak, akumulasi
dari trombolisis intravena diantaranya leukosit intravaskular, pembentukan radikal
waktu pemberian dan suhu tubuh. bebas, perubahan awal dari daerah
Pada kasus pertama pemberian penumbra Iskemik menjadi jaringan rusak
trombolisis dilakukan pada 4 jam 30 menit yang permanen sehingga menyebabkan
dari onset gejala stroke akut, dengan terapi keluaran dari pasien pertama tidak lebih
trombolisis intravena terdapat perbaikan baik dari pasien kedua.
klinis skor NIHSS 11 menjadi 7 dalam
waktu 37 menit. Sedangkan pada kasus KESIMPULAN
kedua pemberian trombolisis dilakukan Terapi dari trombolisis intravena dengan
pada 3 jam 20 menit dari onset gejala stroke rtPA masih merupakan satu-satunya
akut, dengan terapi trombolisis intravena modalitas terapi untuk trombolisis pada
terdapat perbaikan klinis skor NIHSS 8 kasus stroke iskemik akut hingga 4,5 jam
menjadi 2 dalam waktu 55 menit. Waktu setelah onset kejadian yang disetujui
pemberian merupakan hal yang penting penggunaannya oleh FDA di AS dan di
dalam perbaikan klinis yang diharapkan Indonesia. Namun karena batasan waktu
dari terapi trombolisis intravena, hal ini pemberian, kultur sosial, batasan geografis,
sesuai dengan kepustakaan yang keraguan dari dokter unit gawat darurat dan
ditunjukkan oleh NNT. Jika trombolisis berbagai faktor lainnya telah menyebabkan
diberikan dalam waktu <90 menit sejak hanya sedikit saja pasien stroke iskemik
onset maka NNT adalah sebesar 3,5. akut yang diterapi dengan rtPA ini. Hingga
Sementara jika diberikan dalam waktu saat ini berbagai penelitian telah dilakukan
antara 90 menit - 3 jam NNT meningkat dalam melihat dan mengoptimalkan
menjadi 7, dan jika diberikan dalam waktu efektifitas penggunaan rtPA dan
4,5 - 6 jam NNT menjadi 14. Sehingga dari kombinasinya dengan pendekatan yang
kepustakaan yang ada dapat disimpulkan lain.
semakin cepat waktu pemberian akan Berbagai faktor dapat
mendapatkan manfaat lebih besar. mempengaruhi keluaran dari pasien yang
Pasien pertama mengalami menjalani trombolisis intravena salah
komplikasi berupa pneumonia yang satunya yang dapat diintervensi oleh tenaga
mengakibatkan pengingkatan suhu tubuh medis ialah kecepatan waktu pemberian dan
sebagai respon tubuh terhadap suatu suhu tubuh. Optimalisasi dari penanganan
infeksi, peningkatan suhu tubuh ini sendiri stroke di unit gawat darurat akan
menyebabkan peningkatan kebutuhan berpengaruh pada keluaran pasien

10
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

begitupula dengan menghindari komplikasi Alteplase Thrombolysis for Acute


Noninterventional Therapy in Ischemic
yang akan memperburuk keluaran seperti
Stroke. JAMA. 1999;282(21):2019-26.
infeksi oportunistik di rumah sakit. 10. Hacke W, Kaste M, Fieschi C. The
European Cooperative Acute Stroke
Study (ECASS). Intravenous
DAFTAR PUSTAKA Thrombolysis With Recombinant
Tissue Plasminogen Activator for
1. Remmel KS. Urgent Clinical Acute Hemispheric Stroke. JAMA.
Assesment of Acute Stroke. In Geyer 1995;274(13):1017-25.
JD, Gomez CR. Stroke: a Practical 11. Hacke W, Kaste M, Fieschi C. Second
Approach. Lippincott Williams & European-Australasian Acute Stroke
Wilkins. 2009:114-204. Study Investigators. Randomised
2. Catanese L, Tarsia J, Fisher M. Acute Double-blind Placebo-controlled Trial
Ischemic Stroke Therapy Overview. of Thrombolytic Therapy with
Circulation. 2017;120(3):541-58. Intravenous Alteplase in Acute
3. Hamann GF. Thrombolysis. In Jansen Ischaemic Stroke (ECASS II). Lancet.
O. Interventional Stroke Therapy. 1998;352(9136):1245-51.
Thieme. 2013:52-109. 12. Bluhmki E, Chamorro A, Davalos A.
4. Zaheer Z, Robinson T, Mistri AK. Stroke Treatment With Alteplase
Thrombolysis in Acute Ischaemic Given 3.0-4.5 H After Onset of Acute
Stroke: an Update. TAJ. Ischaemic Stroke (ECASS III):
2011;2(2):119-31. Additional Outcomes and Subgroup
5. Biller J, Ruland S, Schneck Analysis of a Randomised Controlled
MJ. Ischemic Cerebrovascular Trial. Lancet. 2009;8(12):1095-102.
Disease. In Bradley WG. Neurology in 13. Lees KR, Bluhmki E, von Kummer R.
Clinical Practice: Principles of ECASS, ATLANTIS, NINDS and
Diagnosis and Management. 7th ed. EPITHET rt-PA Study Group. Time to
Taylor & Francis. 2016:956-60. Treatment With Intravenous Alteplase
6. Kurniawan M. Code Stroke: Panduan and Outcome in Stroke: an Updated
Implementasi Trombolisis Intravena di Pooled Analysis of ECASS,
Indonesia. In Harris S, Kurniawan M. ATLANTIS, NINDS, and EPITHET
Code Stroke: Panduan Implementasi Trials. Lancet. 2010;375(9727):1695-
Terapi Reperfusi Stroke Iskemik di 703.
Indonesia. Departemen Neurologi 14. Adams HP, del Zoppo G, Alberts MJ.
Fakultas Kedokteran Universitas Guidelines for The Early Management
Indonesia; 2016:64-83. of Adults With Ischemic Stroke: a
7. Gonzalez RG, Hirsch JA, Koroshetz Guideline From The American Heart
WJ, Lev MH, Schaefer P. Acute Association/American Stroke
Ischemic Stroke: Imaging and Association Stroke Council, Clinical
Intervention. AJNR. 2007;28(8):1622. Cardiology Council, Cardiovascular
8. National Institute of Neurological Radiology and Intervention Council,
Disorders and Stroke rt-PA Stroke and The Atherosclerosis Peripheral
Study Group. Tissue plasminogen Vascular Disease and Quality of Care
activator for acute ischemic stroke. Outcome in Research Interdisciplinary
NEJM. 1995;333(24):1581-87. Working Group. Circulation.
9. Clark WM, Wissman S, Albers GW, 2007;115(20):478-534.
Jhamandas JH, Madden KP. 15. del Zoppo Gj, Higashida RT, Furlan
Recombinant Tissue-type Plasminogen AJ, Pessin MS, Rowley HA, Gent M.
Activator (Alteplase) for Ischemic PROACT: a Phase II Randomized
Stroke 3 to 5 Hours After Symptom Trial of Recombinant Pro-urokinase by
Onset. The ATLANTIS Study: a Direct Arterial Delivery in Acute
Randomized Controlled Trial. Middle Cerebral Artery Stroke.
11
Jurnal Sinaps, Vol. 3, No. 2 (2020), hlm. 1-12

PROACT Investigators. Prolyse in Registry Study and Systematic


Acute Cerebral Thromboembolism. Review. Stroke. 2009;40(6):2104-10.
Stroke. 1998;29(1):4-11. 25. Poppe AY, Majumdar SR, Jeerakathil
16. Furlan A, Higashida R, Wechsler L. T, Ghali W, Buchan AD. Canadian
Intra-arterial Promokinase for Acute Alteplase for Stroke Effectiveness
Ischemic Stroke. The PROACT II Study Investigators. Admission
Study: a Randomized Controlled Trial. Hyperglycemia Predicts a Worse
Prolyse in Acute Cerebral Outcome in Stroke Patients Treated
Thromboembolism. JAMA. With Intravenous Thrombolysis.
1999;282(21):2003-11. Diabetes Care. 2009;32(4):617-22.
17. IMS Study Investigators. Combined 26. Karaszewski B, Thomas RG, Dennis
Intravenous and Intra-arterial MS, Wardlaw JM. Temporal Profile of
Recanalization for Acute Ischemic Body Temperature in Acute Ischemic
Stroke: the Interventional Management Stroke: Relation to Stroke Severity and
of Stroke Study. Stroke. Outcome. BMC neurology.
2004;35(4):904-11. 2012;12(1):123.
18. IMS II Trial Investigators. The 27. Greer DM, Funk SE, Reaven NL,
Interventional Management of Stroke Ouzounelli M, Uman GC. Impact of
(IMS) II Study. Stroke. Fever on Outcome in Patients With
2007;38(7):2127-35. Stroke and Neurologic Injury. Stroke.
19. Spiotta AM, Chaudry MI, Hui FK, 2008;39(11):3029-35.
Turner RD, Kellogg RT. Evolution of 28. Naess H, Idicula T, Lagallo N,
Thrombectomy Approaches and Brogger J, Waje-Andreassen U.
Devices for Acute Stroke: a Technical Inverse Relationship of Baseline Body
Review. JNIS. 2015 Jan 1;7(1):2-7. Temperature and Outcome Between
20. del Zoppo GJ, Saver JL, Jauch EC, Ischemic Stroke Patients Treated and
Adams HP. Expansion of The Time Not Treated With Thrombolysis: The
Window for Treatment of Acute Bergen Stroke Study. ANS.
Ischemic Stroke With Intravenous 2010;122(6):414-7.
Tissue Plasminogen Activator. a
Science Advisory From The American
Heart Association/American Stroke
Association. Stroke. 2009;40(8):2945-
8.
21. Toni D, Lorenzano S, Agnelli G.
Intravenous Thrombolysis With rt-PA
in Acute Ischemic Stroke Patients
Aged Older Than 80 Years in Italy.
CED. 2008;25(1-2):129-35.
22. Putaala J, Metso TM, Metso AJ.
Thrombolysis in Young Adults With
Ischemic Stroke. Stroke.
2009;40(6):2085-91.
23. Reeves M, Bhatt A, Jajou P, Brown M,
Lisabeth L. Sex Differences in The
Use of Intravenous rt-PA
Thrombolysis Treatment for Acute
Ischemic Stroke: a Meta-analysis.
Stroke. 2009; 40(5):1743-9.
24. Meseguer E, Mazighi M, Labreuche J.
Outcomes of Intravenous Recombinant
Tissue Plasminogen Activator Therapy
According to Gender: a Clinical
12

Anda mungkin juga menyukai