Anda di halaman 1dari 29

Jabatan

Fungsional
PENATA
LAKSANA
BARANG
Jakarta, Februari 2021
OUTLINES
• LATAR BELAKANG

• KELEMBAGAAN SDM

• PERMASALAHAN

• KONSEP PENGEMBANGAN JABATAN


FUNGSIONAL PENATA LAKSANA BARANG
LATAR BELAKANG
JABATAN FUNGSIONAL
PENATA LAKSANA BARANG

Penata Laksana Barang adalah


Pegawai Negeri Sipil yang diberi
tugas, wewenang, dan tanggung
jawab oleh pengguna barang/kuasa
pengguna barang untuk
melaksanakan kegiatan teknis
administratif pengelolaan BMN/D
PEMBENTUKAN
JABATAN FUNGSIONAL
PENATA LAKSANA BARANG

UU No. 1 tahun 2004


tentang Perbendaharaan Negara

Pengguna Barang dan/atau Kuasa


Pengguna Barang wajib menatausahakan
dan mengelola BMN/D yang berada dalam
penguasaannya dengan sebaik-baiknya
SI
GRA
E
INT
Penetapan Status Penggunaan
RKBMN
Alih Status Penggunaan
SBSK
Penggunaan Sementara

Penganggaran Pengadaan
Dioperasionalkan Pihak Lain
BMN idle
Perencanaan
Pembinaan Kebutuhan Penggunaan
Pengawasan Sewa
Pengendalian
SIKLUS Pinjam Pakai
PENGELOLA Kerjasama Pemanfaatan (KSP)

AN BARANG
Bangun Guna Serah (BGS)
Penghapusan Pemanfaatan
Bangun Serah Guna (BSG)
Pemantauan
Investigasi
MILIK Kerjasama Penyediaan Infrastruktur (KSPI)
Portofolio Aset NEGARA/ Kerjasama Terbatas Untuk Pembiayaan
Infrastruktur (KETUPI)
Analisis SBSK Pemusnahan DAERAH Penilaian
Penertiban

Penjualan Pemindah-
Hibah tanganan Pengamanan
Fisik
Tukar Menukar
Administrasi
Penyertaan Modal REVALUASI BMN
Penatausahaan Pemeliharaan Hukum
Asuransi BMN
Pembukuan
Inventarisasi
Pelaporan
BARANG MILIK NEGARA
Persediaan
Aset Lancar
APBN Perolehan
lain yang sah
Tanah
Aset Tetap Gedung & Bangunan
Hibah/ Peralatan & Mesin
Sumbangan Jalan, Irigasi & Jaringan
Belanja Barang Konstruksi Dalam Pengerjaan
Perjanjian/ Aset Tetap Lainnya
Kontrak
Belanja Modal Aset Kemitraan
Ketentuan Aset Lainnya Aset Tak Berwujud
Peraturan/UU Aset Lain-lain

Bantuan Sosial Ekstakomptabel


Putusan
Pengadilan CALK Hilang / Rusak Berat Proses Dihapuskan
BPYBDS
Barang Bersejarah

PEROLEHAN PELAPORAN
Pendukung utama layanan
MENGAPA publik/tugas dan fungsi
ASSET pemerintahan

?
MANAGEMENT
PENTING Nilai Barang Milik Negara tinggi
Nilai BMN tahun 2019: Rp 6.103 T

Penentu opini Laporan


Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP)
Proporsi signifikan dalam Neraca LKPP
karena hasil revaluasi BMN

?
(nilai Aset Tetap BMN naik Rp4.018 T
dari Rp1.931 T menjadi Rp 5.949 T)
MENGAPA
SEKARANG Fokus pembangunan infrastruktur
MENJADI
LEBIH PNBP dari Pengelolaan BMN diatur dalam
UU 9/2018 tentang PNBP

PENTING Penentu quality spending (Belanja


Rp Pemeliharaan dan Belanja Modal)

Sumber pembiayaan APBN (BMN sebagai


underlying penerbitan Sukuk)

Sumber pendanaan Ibu Kota Negara


NERACA
PEMERINTAH PUSAT

Aset Lancar
491,86 T

Kewajiban Aset Tetap Investasi Aset Lancar


Rp5.340,22T 5.949,59 T 3.001,20 T Persediaan
Aset 123,45 T
Rp10.467,53T Ekuitas
Rp5.127,31T
Piutang Jk Panjang Aset Lainnya
967,98 T Aset Lainnya
56,88 T
dikelola DJKN
378,27 T
Piutang selain Aset
Piutang Pajak
Lain-lain
44,44 T (net)
558,006 T

BMN KNL KND PN


PENINGKATAN
12000
10.467,53
10000
NILAI ASET

peningkatan
8000
DALAM
6.325,28
5.947,83
5.163,32 5.456,88
6000

NERACA LKPP 4000


TAHUN 2015-2019
2000
(DALAM TRILIUNAN RUPIAH)
0
2015 2016 2017 2018 2019
total nilai aset

Jumlah Aset per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp10.467,53 triliun


yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp491,86 triliun, Investasi Jangka
Panjang sebesar Rp3.001,20 triliun, Aset Tetap sebesar Rp5.949,59
triliun, Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp56,88 triliun, dan Aset
Lainnya (netto) sebesar Rp967,98 triliun.
sumber: publikasi BPK/laporan hasil pemeriksaan
https://www.bpk.go.id/laporan_hasil_pemeriksaan#
PERKEMBANGAN OPINI
WAJAR TANPA LKKL DAN LKBUN TAHUN 2015-2019
PENGECUALIAN

96,59%
TAHUN
WAJAR DENGAN OPINI
PENGECUALIAN 2015 2016 2017 2018 2019

2,27% WTP

WDP
56

26
74

8
80

6
82

4
85

TMP 4 6 2 1 1

TW - - - - -
TIDAK MENYATAKAN
PENDAPAT
Jumlah Entitas

1,14%
86 88 88 87 88
OPINI HASIL Pelaporan

PEMERIKSAAN
LKKL 2019

PERKEMBANGAN OPINI
LKPP TAHUN 2015-2019
TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: OPINI WDP WTP WTP WTP WTP


https://www.bpk.go.id
DARI TOTAL 542
LAPORAN Hasil pemeriksaan BPK atas LKPD pada semester I tahun 2020
mengungkapkan 6.160 temuan yang memuat 10.499
KEUANGAN permasalahan yang terdiri atas 5.175 permasalahan sistem
PEMERINTAH pengendalian intern dan 5.324 permasalahan ketidakpatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan sebesar
DAERAH Rp1,52 triliun.

90% 9% 1%

WTP WDP TMP


Sumber:
https://www.bpk.go.id
PERSEBARAN TEMUAN BPK
DALAM LKPP TAHUN 2019
Rp180.000.000.000.000

Rp160.000.000.000.000

Rp140.000.000.000.000
NILAI TEMUAN

Rp120.000.000.000.000

Rp100.000.000.000.000

Rp80.000.000.000.000

Rp60.000.000.000.000

Rp40.000.000.000.000

Rp20.000.000.000.000

Rp0
ASET TAK
PERSEDIAAN REVALUASI ASET TETAP ASET DISERAHKAN
BERWUJUD
Series1 Rp3.225.623.697.947 Rp34.025.522.267.244 Rp152.709.935.042.18 Rp421.678.270.356 Rp74.744.005.807.275

Sumber: LHP atas SPI LKPP 2019 (https://www.bpk.go.id)


PERMASALAHAN Penyajian hasil perbaikan atas penilaian kembali BMN tahun 2017-2018
tidak akurat
DALAM • terdapat koreksi perbaikan revaluasi belum tercatat di SIMAK BMN

TEMUAN BPK • tindak lanjut atas aset yang tidak ditemukan saat inventarisasi dan revaluasi belum selesai

• serta perhitungan nilai wajar pada Laporan Penilaian Kembali dan Laporan Hasil Inventarisasi
dan Penilaian tidak sesuai dengan dokumen sumber atau hasil pengujian fisik BMN

Pengelolaan Aset Tetap pada 77 K/L belum memadai, antara lain terdapat
Aset Tetap pada 57 K/L bersaldo minus sebesar Rp10,62 Triliun

Aset Tetap pada 24 K/L belum didukung dengan dokumen kepemilikan


sebesar Rp22,41 Triliun

Persediaan tidak disajikan berdasarkan atas pemeriksaan fisik dan tidak


dilengkapi dokumen pendukung

• aset tetap tidak diketahui keberadaannya

• aset-aset yang tidak diketahui keberadaannya belum ditelusuri

• aset tak berwujud belum disajikan dan belum dilakukan penghitungan masa manfaat dan
amortisasinya
Sumber:
IHPS Semester 1 Tahun 2020
(https://www.bpk.go.id)
!!
Dengan memperhatikan permasalahan di atas, dan untuk
memenuhi amanat pasal 44 UU Perbendaharaan Negara
diperlukan sumber daya manusia yang profesional dalam
melaksanakan penatausahaan dan pengelolaan BMN/D.

Untuk itu, sudah selayaknya jabatan tersebut menjadi


jabatan fungsional tertentu.
MAKSUD DAN TUJUAN
PEMBENTUKAN JABATAN
FUNGSIONAL PENATA LAKSANA BARANG

MAKSUD TUJUAN
menyediakan wadah pengembangan pelaksanaan tugas dan fungsi unit
karir bagi Pegawai Negeri Sipil yang yang membidangi penatausahaan
selama ini melaksanakan tugas dan pengelolaan BMN/D terlaksana
penatausahaan dan pengelolaan secara optimal.
BMN/D
Integrasi antara sistem penganggaran dengan
rencana kebutuhan BMN/D

Efisiensi dan efektifitas pengadaan dan


Rp pemeliharaan BMN/D

Utilisasi BMN/D lebih efisien dan efektif


MANFAAT
JABATAN
FUNGSIONAL Optimalisasi penggunaan BMN/D

PENATA LAKSANA
BARANG CTD.
Meningkatkan kepercayaan dalam memahami/
mencermati LKPP dan LKPD yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan

Potensi peningkatan Penerimaan Negara


Rp Bukan Pajak (PNBP)

Terlaksananya pengawasan dan pengendalian


MANFAAT BMN/D yang lebih baik

JABATAN
Perencanaan kebutuhan, penggunaan,
FUNGSIONAL pemanfaatan dan pemindahtanganan BMN/D
PENATA LAKSANA sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang BMN/D
BARANG CTD.
KELEMBAGAAN &
SDM
KELEMBAGAAN

KEMENTERIAN/
LEMBAGA DAERAH

Lembaga yang melaksanakan Unit kerja yang membidangi


kegiatan penatausahaan dan penatausahaan dan
pengelolaan BMN pengelolaan BMN/D

• Pengguna Barang • Unit Pada Pemerintahan


Provinsi/Kabupaten/Kota

• Pembantu Pengguna Barang


Eselon I/Wilayah • Unit Pada Sekretaris Daerah

• Kuasa Pengguna Barang • Satuan Kerja Perangkat Daerah


SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN/ PEMERINTAH
LEMBAGA KABUPATEN/KOTA

86 K/L 543
Kabupaten/Kota

PEMERINTAH SATUAN KERJA


PROVINSI

34 Provinsi 28.297
Satuan Kerja
PERMASALAHAN
Pada umumnya, Penata Laksana PERMASALAHAN
Barang berada di Sekretariat sehingga
dalam pelaksanaan tugasnya Penata
Laksana Barang tidak hanya melakukan
kegiatan penatausahaan dan
pengelolaan BMN tetapi juga melakukan
kegiatan kesekretariatan lainnya. Hal
1 Penyusunan rencana kebutuhan, penatausahaan,
penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan
pengawasan dan pengendalian BMN/D tidak sesuai
tersebut dapat menyebabkan tugas dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
utama selaku Penata Laksana Barang
tidak optimal.

2 Kualitas LKPP yang dihasilkan menjadi tidak optimal,


yang tercermin dari opini BPK atas LKPP tersebut

3 Penggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan


BMN/D tidak optimal

4 Kerugian potensial PNBP

5 Lemahnya pengawasan dan pengendalian BMN/D


KONSEP PENGEMBANGAN
JABATAN FUNGSIONAL
PENATA LAKSANA BARANG
RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN,
TUGAS POKOK, DAN INSTANSI PEMBINA

Jabatan Fungsional PLB Jabatan Fungsional PLB berkedudukan sebagai


adalah jabatan fungsional pelaksana teknis fungsional di bidang
yang termasuk dalam rumpun penatausahaan dan pengelolaan BMN/D pada unit
manajemen yang membidangi penatausahaan dan pengelolaan
BMN/D pada instansi Kementerian/Lembaga, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan SKPD

Instansi Pembina Jabatan Tugas pokok Jabatan Fungsional PLB yaitu


Fungsional PLB yaitu melakukan/mengkoordinasikan penatausahaan
Kementerian Keuangan BMN/D (pembukuan, inventarisasi, rekonsiliasi, dan
pelaporan) dan sebagian pengelolaan BMN/D
(perencanaan kebutuhan, penggunaan, pemanfaatan
berupa sewa dan pinjam pakai, pemindahtanganan
beruba penjualan, tukar menukar, dan hibah,
pemusnahan dan penghapusan, dan pengawasan dan
pengendalian BMN/D)
JENJANG
JABATAN
Penata,
Golongan Ruang IIIC

Penata Tingkat I,
Penata Muda, Golongan Ruang IIID
Golongan Ruang IIIA

Pengatur,
Penata Muda Tingkat I, Penata Laksana Barang
Golongan Ruang IIIB
Golongan Ruang IIC Jenjang Penyelia
Pengatur Tingkat I, Penata Laksana Barang
Golongan Ruang IID
Jenjang Mahir

Penata Laksana Barang


Jenjang Terampil
PENUTUP

Pengelolaan BMN/D memiliki peran Jabatan Fungsional Penata Laksana


penting dalam menunjang tugas dan Barang dibutuhkan dalam rangka
fungsi pemerintahan yaitu dengan mewujudkan Penata Laksana Barang
pendayagunaannya secara maksimal yang profesional. Dengan tercapainya
dalam penyelenggaraan negara. kondisi tersebut diharapkan kinerja
Penata Laksana Barang adalah person petugas penatausahaan dan pengelolaan
in charge dalam pengelolaan BMN/D BMN meningkat. Peningkatan kinerja
pada unit kerjanya. tersebut pada nantinya diharapkan dapat
mewujudkan pengelolaan BMN/D yang
professional dan akuntabel.
TERIMA KASIH

“Jangan pernah lelah mencintai Negeri ini“


- Sri Mulyani Indrawati -

Anda mungkin juga menyukai