Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT SEBAGAI VARIABEL


INTERVENING
(Studi pada Karyawan PT. Pos Indonesia Kota Madiun)

Nurmalia Ariarni
Tri Wulida Afrianty
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : nurmalia1206@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the influence of perceived organizational support (POS) on employee
performance mediated by employee engagement. The respondents of this research were 62 employees of PT.
Pos Indonesia Madiun City. To test the hypotheses, a hierarchical regression analysis was conducted using
SPSS version 21. The result showed that 1) there was a positive effect of perceived organizational support on
employee engagement 2) there was a positive effect of perceived organizational support on employee
performance 3) there was a positive effect of employee engagement on employee performance. In addition,
4) employee engagement was confirmed as a mediating variable on the effect of perceived organizational
support on employee performance in PT. Pos Indonesia Madiun City.

Key words : perceived organizational support (POS), employee engagement, employee performance.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perceived organizational support (POS) terhadap
kinerja karyawan yang dimediasi oleh employee engagement. Responden dalam penelitian ini adalah 62
karyawan PT. Pos Indonesia Kota Madiun. Untuk menguji hipotesis menggunakan hierarchial regression
analysis dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif
perceived organizational support terhadap employee engagement 2) terdapat pengaruh positif perceived
organizational support terhadap kinerja karyawan, 3) terdapat pengaruh positif employee engagement
terhadap kinerja karyawan. Selain itu 4) employee engagement terbukti sebagai variabel mediasi pada
pengaruh perceived organizational support terhadap kinerja karyawan di PT. Pos Indonesia Kota Madiun.

Kata Kunci: perceived organizational support (POS), employee engagement, kinerja karyawan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 169


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN karyawan dihubungkan dengan employee
“Kinerja merupakan perilaku nyata yang engagement juga dilakukan pada penelitian
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang sebelumnya. Penelitian sebelumnya yang
dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam mengaitkan kinerja karyawan dengan employee
perusahaan” (Gaol, 2014:273). Keberhasilan engagement dilakukan oleh Anitha (2014) dengan
organisasi dipengaruhi oleh kinerja individu judul, “Determinants of Employee Engagement and
karyawan sehingga setiap organisasi berupaya Their Impact on Employee Performance”. Hasil
mengelola sumber daya manusia yang dimiliki. penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
Penting bagi organisasi mengetahui faktor yang Ramadhan dan Sembiring (2014) serta penelitian
dapat memengaruhi kinerja karyawan, salah Lewiuci dan Mustamu (2016) bahwa employee
satunya melalui persepsi dukungan organisasi atau engagement berpengaruh positif dan signifikan
perceived organizational support (POS). terhadap kinerja karyawan.
Perceived organizational support (POS) Penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
atau persepsi dukungan organisasi merupakan POS terhadap kinerja karyawan dengan employee
persepsi karyawan terhadap organisasi mengenai engagement sebagai variabel intervening perlu
sejauh mana organisasi menghargai kontribusi dan dilakukan, karena adanya researh gap yang
peduli tentang kesejahteraan mereka (Rhoades dan ditemukan pada penelitian terdahulu. Selama ini
Eisenberger, 2002:698). Organisasi umumnya penelitian yang menguji pengaruh POS terhadap
memberikan bentuk-bentuk dukungan positif yang kinerja karyawan dan penelitian yang menguji
bermanfaat bagi karyawan. Dukungan yang pengaruh employee engagement terhadap kinerja
diberikan tersebut mampu menimbulkan persepsi karyawan sudah dilakukan, namun penelitian terkait
karyawan terhadap organisasi. Karyawan dengan kinerja karyawan dihubungkan dengan POS dan
tingkat POS yang tinggi lebih maksimal empoyee engagement secara bersamaan masih
memberikan kinerjanya. POS juga menghasilkan kurang. Selain itu penelitian terdahulu masih
balasan berupa tingkat keterikatan karyawan atau menunjukkan hasil yang berbeda, ada yang
employee engagement. menunjukkan hasil yang signifikan dan hasil yang
“Employee engagement merupakan tidak signifikan antar variabel yang digunakan
keterlibatan seorang individu, kepuasan, dan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, hasil
antusiasme terhadap pekerjaan yang dilakukannya” penelitian ini diharapkan memberikan analisa lebih
(Robbins dan Judge, 2015:48). Karyawan yang lanjut mengenai efek variabel employee
memiliki ikatan kuat dengan perusahaan merasa engagement sebagai variabel intervening pada
nyaman dan menyukai hal-hal disekitarnya, baik pengaruh POS terhadap kinerja karyawan.
dengan lingkungan kerjanya maupun tanggung Penelitian terdahulu terkait kinerja
jawab peran yang dimiliki sehingga karyawan karyawan mayoritas dilakukan di berbagai jenis
tersebut dapat meningkatkan performa kerja untuk perusahaan manufaktur maupun organisasi
keuntungan perusahaan. Perfoma kerja ini dapat pelayanan publik, mengingat kinerja karyawan
mendukung tercapainya keberhasilan organisasi. merupakan salah satu aspek penting yang dapat
Terdapat penelitian terdahulu membahas mendukung tercapainya keberhasilan organisasi.
anteseden yang mampu memengaruhi kinerja Walaupun demikian, peneliti belum menemukan
karyawan. Kinerja karyawan memiliki keterkaitan publikasi penelitian kinerja karyawan dikaitkan
dengan berbagai variabel, dua diantaranya variabel dengan POS sebagai anteseden dan employee
perceived organizational support (POS) atau engagement sebagai variabel intervening pada
persepsi dukungan organisasi dan employee organisasi pelayanan publik yang bergerak di
engagement atau keterikatan karyawan. Salah satu bidang jasa pengiriman barang. Berdasarkan
penelitian yang mengaitkan kinerja karyawan research gap tersebut, maka penelitian ini
dengan POS dilakukan oleh Susmiati dan Sudarma dilakukan di PT. Pos Indonesia Kota Madiun, Jawa
(2015) dengan judul, “Pengaruh Budaya Organisasi Timur yang merupakan organisasi pelayanan publik
dan Dukungan Organisasi Persepsian terhadap dibidang jasa pengiriman barang. Berdasar Social
Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasi Exchange Theory (SET) atau teori pertukaran sosial
sebagai Variabel Intervening". Hasil penelitian yang membahas hubungan antara pihak yang berada
tersebut sejalan dengan penelitian Paruntu (2016) dalam keadaan saling ketergantungan timbal balik
bahwa dukungan organisasi sangat penting untuk (Saks, 2006:603), maka peneliti mengaitkan
meningkatkan kinerja karyawan. Penelitian kinerja hubungan POS terhadap kinerja karyawan melalui
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 170
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
employee engagement. Singkatnya, apabila kemajuan Kota Madiun. Mempertimbangkan hal
karyawan menerima dukungan dari organisasi yang tersebut, maka penelitian terkait kinerja karyawan
dapat menunjang kebutuhan dan kesejahteraan ini dirasa relevan untuk dilakukan di PT. Pos
hidupnya, maka karyawan akan memiliki persepsi Indonesia Kota Madiun, sehingga kegiatan
dukungan organisasi dan merasa berkewajiban penelitian yang dilakukan berjudul, “Pengaruh
membalas organisasi sesuai dengan apa yang ia Perceived Organiational Support (POS) terhadap
terima, salah satunya melalui tingkat keterikatan Kinerja Karyawan dengan Employee
karyawan atau employee engagement yang pada Engagement sebagai Variabel Intervening (Studi
akhirnya karyawan bersedia menyalurkan pada Karyawan PT. Pos Indonesia Kota
kontribusinya berupa kinerja terbaik bagi Madiun)”.
keberhasilan organisasi.
PT. Pos Indonesia memiliki tantangan 2. KAJIAN PUSTAKA
mempertahankan bisnisnya agar tetap relevan, 2.1 Social Exchange Theory (SET)
karena adanya persaingan dari pihak swasta “Social Exchange Theory (SET) adalah salah
dibidang usaha sejenis dan kemajuan teknologi satu teori perilaku sosial tertua yang merupakan
yang semakin canggih. Menyikapi hal tersebut, misi interaksi antar individu berupa pertukaran sumber
utamanya saat ini adalah meningkatkan daya” (Blau, 1968: dan Homans, 1958: dalam
produktivitas dengan menambah jenis pelayanan, Lambe, et al. (2001:4). Sumber daya yang
produk atau services. PT. Pos Indonesia dipertukarkan seperti barang atau uang maupun
menerapkan strategi baru yaitu O2O (Online to benda tidak berwujud, seperti fasilitas sosial atau
Offline) Commerce yang ditujukan bagi pelaku rasa persahabatan. Berdasarkan pendapat tersebut
usaha kecil menengah (UKM) yang memerlukan dapat disimpulkan bahwa SET merupakan teori
produk bagi kebutuhan produksi dengan harga yang mempelajari interaksi antar pihak yang saling
terjangkau. Konsumen dapat memilih dan memesan ketergantungan. Kaitannya dalam lingkup
produk yang dibutuhkan secara online, selanjutnya organisasi bahwa interaksi terjadi antara pihak
kios dari PT. Pos Indonesia menyiapkan barang karyawan dan organisasi. Karyawan memberikan
yang dipesan untuk diantarkan oleh pengantar Pos kontribusi sesuai tanggung jawab peran demi
terdekat dari alamat konsumen. PT. Pos Indonesia tercapainya tujuan organisasi, sedangkan pihak
beroptimis bahwa produk O2O dapat menguatkan organisasi memberikan dukungan yang berguna
bisnis UKM diseluruh Indonesia. Upaya bagi kesejahteraan hidup karyawan, seperti gaji,
peningkatan produktivitas harus diiringi dengan tunjangan, fasilitas kerja, akses informasi yang
ketersediaan karyawan PT. Pos Indonesia yang jelas, perhatian dari atasan, dan lain sebagainya
mampu memberikan kinerja terbaik terutama dalam sehingga kedua pihak saling menguntungkan.
memberikan pelayanan berkualitas kepada Penelitian ini menggunakan SET sebagai dasar
masyarakat membangun model penelitian bahwa adanya hasil
Berdasarkan program baru O2O tersebut, yang menguntungkan berupa employee engagement
maka keberadaan PT. Pos Indonesia di Kota Madiun dan kinerja karyawan yang dihasilkan dari adanya
dapat mendukung salah satu misi Kota Madiun pada POS.
tahun 2017 saat ini yaitu meningkatkan
perekonomian masyarakat dengan mendorong 2.2 Perceived Organizational Support (POS)
pengembangan UKM. Penerapan misi Kota Madiun “Perceived organizational support (POS)
tersebut karena berdasarkan informasi Badan adalah tingkat sejauh mana karyawan yakin
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) kontribusi dan kesejahteraannya dihargai
setempat bahwa beberapa tahun terakhir organisasi” (Robbins dan Judge, 2008:103).
pertumbuhan ekonomi Kota Madiun meningkat Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa
karena keberadaan UKM (Sumber: POS adalah persepsi karyawan terhadap organisasi
http://rri.co.id/madiun). Berdasarkan kondisi tempat mereka bekerja. Organisasi umumnya
tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian di memberikan bentuk-bentuk dukungan positif
PT.Pos Indonesia Kota Madiun karena program kepada karyawan misalnya dengan memberi
barunya dapat mendukung misi Kota Madiun. Pihak persetujuan, rasa hormat, perlakuan adil, gaji,
PT. Pos Indonesia Kota Madiun mengharapkan para promosi, hak bersuara, akses informasi serta
karyawannya memiliki kinerja yang mampu bantuan lain yang dapat menunjang pelaksanakan
mendukung keberhasilan organisasi dan pada pekerjaan dan kesejahteraan. Berbagai bentuk
akhirnya organisasi dapat berkontribusi bagi penerimaan tersebut membuat karyawan merasa
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 171
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bertanggung jawab berkontribusi dan memberikan b. Not Engaged. Karyawan fokus pada tugas
kinerja terbaiknya sebagai balasan karena perasaan dibandingkan pencapaian tujuan pekerjaan,
dihargai dan diperhatikan organisasi. hanya mengerjakan tugas sesuai porsi dan sesuai
Anteseden POS menurut Rhoades dan apa yang organisasi bayar, menunggu perintah
Eisenberger (2002:699) adalah sebagai berikut: atasan dan tidak memiliki energi ketika bekerja.
a. Keadilan (fairness), yaitu prosedur organisasi c. Actively Disengaged. Karyawan menunjukkan
yang adil dalam pembagian sumber daya perasaan tidak bahagia, tidak puas terhadap
diantara karyawan. pekerjaannya, menunjukkan perlawanan dan
b. Dukungan atasan (supervisor support), melihat sisi negatif pada berbagai kesempatan
supervisor bertanggung jawab mengarahkan dan yang ada.
mengevaluasi kinerja bawahan. Dimensi employee engagement menurut
c. Penghargaan organisasi dan kondisi kerja Schaufeli et al. (2002:74) adalah sebagai berikut:
(organizational rewards and job condition), a. Vigor: semangat, level tinggi ketangguhan
yaitu penghargaan organisasi meliputi gaji, mental ketika bekerja, keinginan memberikan
tunjangan, bonus, promosi, pelatihan, usaha terhadap pekerjaan, dan ketahanan
pengembangan, sedangkan kondisi kerja menghadapi kesulitan.
tercermin adanya kondisi kerja yang nyaman dan b. Dedication: rasa antusias, inspirasi, kebanggaan,
aman bagi karyawan. dan tantangan.
c. Absorption: berkonsentrasi penuh dan senang
2.3 Employee Engagement ketika terlibat dalam pekerjaan, waktu terasa
“Employee engagement merupakan tingkat berjalan cepat meskipun karyawan sedang
komitmen dan keterlibatan seorang karyawan menghadapi masalah.
terhadap organisasi dan nilai-nilainya” (Anitha,
2014:308). Keterikatan karyawan terhadap tempat 2.4 Kinerja Karyawan
kerja tidak hanya sebatas kehadiran fisik tetapi juga “Kinerja adalah hasil atau keseluruhan tingkat
kehadiran psikologis melalui tanggung jawab demi keberhasilan dalam menjalankan tugas selama
tercapainya tujuan organisasi. Karyawan yang periode waktu tertentu, dibandingkan dengan
secara emosional melekat dengan organisasi akan kemungkinan lain seperti output/outcome standar,
bekerja ekstra diluar perjanjian kerja, sehingga sasaran, tujuan atau kriteria lainnya yang telah
dapat diketahui bahwa employee engagement ditetapkan” (Nuraini et al., 2015:162). Berdasarkan
merupakan alat untuk membantu organisasi pendapat tersebut diketahui bahwa kinerja adalah
mendapatkan keunggulan kompetitif karyawan, sejauh mana karyawan memainkan peran
mengingat aspek sumber daya manusia adalah aset melaksanakan strategi organisasi dan
yang tidak dapat ditiru oleh pesaing dan berharga mengekspresikan potensinya. Pengekspresian ini
jika dikelola serta terlibat dengan benar. Hal ini menuntut tanggung jawab bahwa perilaku karyawan
karyawan menjadi kunci utama tercapainya harus sesuai tujuan organisasi. Faktor-faktor yang
keberhasilan organisasi. mempengaruhi kinerja menurut Amir (2015:87)
Menurut Robbin dan Judge (2015:48) terdapat adalah sebagai berikut:
faktor yang mempengaruhi employee engagement a. Kompetensi. Pengaruh kompetensi terhadap
yaitu: kinerja adalah utama dan kualitasnya tergantung
a. Organisasi memiliki manajer yang baik sehingga kualitas kompetensi yang dimiliki karyawan.
karyawan merasa nyaman. b. Afektif. Hal ini merupakan suasana kejiwaan
b. Karyawan merasa diapresiasi oleh atasannya. seseorang.
Kedua faktor tersebut terkait dengan hubungan c. Lingkungan. Aspek yang dapat memberikan
baik antara manajer dan karyawan. kontekstual lebih,bersifat mendorong atau
Menurut Gallup Organization (2004) dalam memfasilitasi terciptanya kinerja.
Lewiuci dan Mustamu (2016:102) terdapat tipe
karyawan berdasarkan tingkat engagement yaitu 2.5 Hipotesis
sebagai berikut: H1 : Diduga POS (X) memiliki pengaruh positif
a. Engaged. Karyawan menunjukkan kinerja dan signifikan terhadap employee
tinggi, maksimal menyelesaikan pekerjaan, engagement (Z).
bersedia memberikan kekuatan, mau H2 : Diduga POS (X) memiliki pengaruh positif
mengembangkan talenta secara maksimal agar dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y).
organisasi berkembang.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 172
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
H3 : Diduga employee engagement (Z) memiliki engagement, (2) POS dan kinerja karyawan, (3)
pengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement dan kinerja karyawan. Tabel
kinerja karyawan (Y). 1 menyajikan hasil hierarchical regression analysis
H4 : Diduga POS (X) memiliki pengaruh positif yang terdiri dari 3 model.
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
(Y) dengan employee engagement sebagai
Tabel 1 Hasil Hierarchical Regression Analysis
variabel intervening (Z).
untuk Pengujian Hipotesis
H4

POS (X) Employee Kinerja Model 1 Model 2 Model 3


Engagement (Z) Variabel Employee Kinerja Kinerja
Karyawan (Y)
Independen Engagement Karyawan Karyawan
H1 H3 ß ß ß
Perceived
H2
Organizational
Gambar 1 Model Hipotesis Support (POS) 0,618*** 0,841*** 0,696***
Sumber: Olahan Peneliti, 2017 Adjusted R2 0,372 0,702 0,702
F 37,164*** 144,539*** 144,539***
3. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah explanatory research Employee
Engagement 0,233**
dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
Adjusted R2 0,732
penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Pos
Δ Adjusted R2 0,030
Indonesia Kota Madiun, sejumlah 73 orang. F 84,102***
Pengambilan sampel menggunakan teknik Signifikan pada **p < .01; ***p < .001
probability sampling dengan jenis cluster sampling, Sumber: Data Primer Olahan Peneliti, 2017
sampel dipilih secara undian dari tiap bagian atau
divisi sejumlah 62 orang. Pertanyaan dalam 4.2 Hasil Pengujian Hipotesis
instrumen penelitian ini bersumber dari penelitian a. Hipotesis 1 (H1)
sebelumnya. Pertanyaan variabel POS bersumber Hipotesis 1 menduga POS memiliki pengaruh
dari penelitian Neves dan Eisenberger (2014:195) positif dan signifikan terhadap employee
sejumlah 10 pertanyaan, pertanyaan variabel engagement. Model 1 tabel 1 diketahui POS
employee engagement bersumber dari penelitian memiliki pengaruh positif dan signifikan
Schaufeli et al. (2002:89) sejumlah 17 pertanyaan, terhadap employee engagement (ß = 0,618; t =
pertanyaan variabel kinerja karyawan bersumber 6,096; p<0,001), maka hipotesis 1 (H1)
dari William dan Anderson (1991) dalam penelitian didukung.
Afrianty (2013:84) sejumlah 7 pertanyaan, total b. Hipotesis 2
terdapat 34 pertanyaan. Pengisian kuesioner Hipotesis 2 menduga POS memiliki pengaruh
dilakukan oleh responden kemudian hasilnya diukur positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
dengan menggunakan skala likert. Teknik analisis Model 2 tabel 1 diketahui POS memiliki
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
1. Analisis Statistik Deskriptif, digunakan untuk karyawan (ß = 0,841; t = 12,022; p<0,001), maka
memperoleh data frekuensi, persentase dan rata- hipotesis 2 (H2) didukung.
rata skor jawaban responden untuk masing- c. Hipotesis 3
masing item pertanyaan setiap variabel. Hipotesis 3 menduga employee engagement
2. Hierarchical Regression Analysis (Baron & memiliki pengaruh positif dan signifikan
Kenny, 1986: dalam Afrianty, 2004:62) terhadap kinerja karyawan. Model 3 tabel 1
digunakan untuk menguji adanya pengaruh diketahui employee engagement berpengaruh
mediasi variabel employee engagement dalam positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
hubungan antara POS dan kinerja karyawan. (ß = 0,233; t = 2,766; p<0,01), maka hipotesis 3
(H3) didukung.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN d. Pengujian Mediasi dalam Hipotesis 4 (H4)
4.1 Hasil Uji Hierarchical Regression Analysis Pengujian mediasi employee engagement dalam
Analisis ini digunakan untuk menguji seluruh hubungan POS terhadap kinerja karyawan dalam
hipotesis penelitian. Pengujian pengaruh mediasi hipotesis 4, peneliti menggunakan dasar
menggunakan dasar pengujian Baron dan Kenny pengujian mediasi (Baron & Kenny, 1986).
(1986) yang memerlukan pengujian 3 set hubungan, Employee engagement akan memediasi
yaitu hubungan antara (1) POS dan employee
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 173
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pengaruh POS terhadap kinerja karyawan 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
apabila memenuhi syarat: Berdasarkan uji hierarchical regression dapat
1) POS memiliki pengaruh terhadap employee diketahui bahwa semua hipotesis dalam penelitian
engagement (ditunjukkan dalam model 1 pada ini memperoleh dukungan dengan rincian
tabel 1). penjelasan sebagai berikut:
2) POS memiliki pengaruh terhadap kinerja a. Hipotesis 1 (H1)
karyawan (ditunjukkan dalam model 2 pada Hipotesis 1 (H1) menduga POS memiliki
tabel 1). pengaruh positif dan signifikan terhadap
3) Employee engagement memiliki pengaruh employee engagement. Model 1 pada tabel 1
terhadap kinerja karyawan (ditunjukkan diketahui POS memiliki pengaruh positif dan
dalam model 3 pada tabel 1). signifikan terhadap employee engagement (ß =
Apabila ketiga syarat terpenuhi, maka 0,618; t = 6,096; p<0,001). Hal ini berarti bahwa
pengaruh POS terhadap kinerja karyawan dalam hipotesis 1 (H1) didukung, sehingga penelitian
model 3 harus lebih rendah jika dibandingkan ini konsisten dengan hasil penelitian Mujiasih
model 2 (hal ini tercapai mediasi sebagian/ partially (2015) yang menemukan pengaruh positif dan
mediation). Mediasi sempurna/ penuh (perfect/ fully signifikan POS terhadap employee engagement.
mediation) tercapai apabila pada model 3 pengaruh Keterikatan karyawan atau employee
POS terhadap kinerja karyawan menjadi nol (tidak engagement muncul sebagai respon positif
signifikan). Berdasarkan pengujian mediasi yang karyawan atas dukungan baik dari organisasi.
dilakukan oleh peneliti, hipotesis 4 (H4) menduga Hasil penelitian ini sejalan dengan norma timbal
terdapat pengaruh mediasi sebagian (partially balik Social Exchange Theory (SET). Saks
mediation) atau mediasi sempurna (perfect/ fully (2006:603) juga mengungkapkan bahwa salah
mediation) oleh employee engagement dalam satu cara karyawan membalas organisasi adalah
hubungan POS terhadap kinerja karyawan. melalui tingkat employee engagement.
POS Employee Engagement Kinerja Karyawan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat
Model 1 tabel 1 diketahui POS memiliki disimpulkan bahwa POS mempunyai pengaruh
pengaruh positif dansignifikan terhadap employee terhadap employee engagement di PT. Pos
engagement (ß = 0,618; t = 6,096; p<0,001), Indonesia Kota Madiun.
sehingga syarat pertama terpenuhi. Model 2 dalam b. Hipotesis 2 (H2)
tabel 1 diketahui POS memiliki pengaruh positif Hipotesis 2 (H2) menduga POS memiliki
dan signifikan terhadap kinerja karyawan (ß = pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
0,841; t = 12,022; p<0,001), sehingga syarat kedua karyawan. Model 2 pada tabel 1 diketahui POS
terpenuhi. Model 3 tabel 1 diketahui employee memiliki pengaruh positif dan signifikan
engagement memiliki pengaruh positif dan terhadap kinerja karyawan (ß = 0,841; t = 12,022;
signifikan terhadap kinerja karyawan (ß = 0,233; t p<0,001). Hal ini berarti bahwa hipotesis 2 (H2)
= 2,766; p<0,01), sehingga syarat ketiga terpenuhi. didukung, sehingga penelitian ini konsisten
Berdasarkan pemenuhan ketiga syarat tersebut, dengan hasil penelitian Susmiati dan Sudarma
peneliti membandingkan pengaruh POS terhadap (2015) bahwa POS berpengaruh positif dan
kinerja karyawan pada model 2 dan 3. Model 3 tabel signifikan pada kinerja karyawan. Rhoades dan
1 diketahui pengaruh POS terhadap kinerja Eisenberger (2002:698) mengungkapkan bahwa
karyawan melemah (ß = 0,696; t = 8,247; p<0,001) POS telah ditemukan berhubungan dengan hasil
dibandingkan dengan model 2 (ß = 0,841; t = atau balasan yang menguntungkan, misalnya
12,022; p<0,001). Berdasarkan perbandingan ini, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan
peneliti menyimpulkan bahwa employee kinerja karyawan. Hasil penelitian ini juga
engagement memediasi sebagian (partially sejalan dengan norma timbal balik Social
mediated) hubungan POS terhadap kinerja Exchange Theory (SET). Dukungan positif dari
karyawan. Berdasarkan hasil analisis pengaruh organisasi membuat karyawan memiliki persepsi
mediasi tersebut ditemukan bahwa adanya pengaruh baik dan menganggap dirinya berkewajiban
mediasi employee engagement dalam hubungan membalas organisasi dengan sesuatu yang baik
POS terhadap kinerja karyawan, berarti hipotesis 4 pula, salah satunya melalui kinerja yang optimal
(H4) didukung. sehingga tercipta hubungan yang saling
menguntungkan. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis dapat disimpulkan bahwa POS

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 174


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan (ß = 0,696; t = 8,247; p<0,001) dibandingkan
di PT. Pos Indonesia Kota Madiun. dengan model 2 (ß = 0,841; t = 12,022; p<0,001).
c. Hipotesis 3 (H3) Perbandingan ini, peneliti menyimpulkan bahwa
Hipotesis 3 (H3) menduga employee engagement employee engagement memediasi sebagian
memiliki pengaruh positif dan signifikan (partially mediated) hubungan antara POS dengan
terhadap kinerja karyawan. Model 3 pada tabel 1 kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis
diketahui employee engagement berpengaruh pengaruh mediasi tersebut ditemukan bahwa adanya
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pengaruh mediasi employee engagement dalam
(ß = 0,233; t = 2,766; p<0,01). Hal ini berarti hubungan antara POS terhadap kinerja karyawan,
bahwa hipotesis 3 (H3) didukung, sehingga berarti hipotesis 4 (H4) didukung. Semakin baik
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian POS terhadap organisasi, maka dapat memengaruhi
Lewiuci dan Mustamu (2016) bahwa employee employee engagement sehingga mampu
engagement berpengaruh posiif dan signifikan meningkatkan kinerja karyawan. Hasil penelitian
terhadap kinerja karyawan. Siddhanta dan Ghosh ini melengkapi penelitian sebelumnya yang masih
(2010:171) mengungkapkan bahwa employee kurang terkait kinerja karyawan dihubungkan
engagement dapat menciptakan kesuksesan dengan POS dan employee engagement secara
organisasi berupa kinerja karyawan, bersamaan, khususnya yang membahas efek
produktivitas, keselamatan kerja, kehadiran, mediasi employee engagement dalam hubungan
retensi,kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, antara POS terhadap kinerja karyawan.
serta profitabilitas. Karyawan yang dilibatkan
langsung disetiap kegiatan organisasi membuat 5 KESIMPULAN DAN SARAN
karyawan merasa diakui sehingga berdampak 5.1 Kesimpulan
pada kinerja yang dihasilkan. Hasil pengujian 1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
hipotesis dapat disimpulkan bahwa employee POS (X) memiliki pengaruh terhadap employee
engagement mempunyai pengaruh terhadap engagement (Z), karena memiliki nilai ß = 0,618;
kinerja karyawan di PT. Pos Indonesia Kota t = 6,096; p<0,001 yang berarti ada pengaruh
Madiun. positif dan signifikan.
d. Pengujian Mediasi dalam Hipotesis 4 (H4) 2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
Berdasarkan hasil pengujian mediasi yang POS (X) memiliki pengaruh terhadap kinerja
dilakukan peneliti diketahui bahwa employee karyawan (Y), karena memiliki nilai ß = 0,841; t
engagement memediasi (partially mediated) = 12,022; p<0,001 yang berarti ada pengaruh
hubungan POS terhadap kinerja karyawan. positif dan signifikan.
Berikut penjelasan hipotesis 4 (H4) yang 3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
menduga adanya pengaruh mediasi employee employee engagement (Z) memiliki pengaruh
engagement dalam hubungan POS terhadap terhadap kinerja karyawan (Y), karena memiliki
kinerja karyawan: nilai ß = 0,233; t = 2,766; p<0,01 yang berarti ada
POS Employee Engagement Kinerja Karyawan pengaruh positif dan signifikan.
Model 1 tabel 1 diketahui POS memiliki 4) Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
pengaruh positif dan signifikan terhadap employee employee engagement (Z) memediasi dalam
engagement (ß = 0,618; t = 6,096; p<0,001), hubungan antara POS (X) terhadap kinerja
sehingga syarat pertama terpenuhi. Model 2 tabel 1 karyawan (Y) karena setelah ketiga syarat
diketahui POS memiliki pengaruh positif dan pengujian mediasi terpenuhi, peneliti
signifikan terhadap kinerja karyawan (ß = 0,841; t = membandingkan pengaruh POS terhadap kinerja
12,022; p<0,001), sehingga syarat kedua terpenuhi. karyawan pada model 2 dengan 3. Hasilnya,
Model 3 tabel 1 diketahui employee engagement pengaruh POS terhadap kinerja karyawan pada
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap model 3 melemah (ß = 0,696; t = 8,247; p<0,001)
kinerja karyawan (ß = 0,233; t = 2,766; p<0,01), sedangkan model 2 (ß = 0,841; t = 12,022;
sehingga syarat ketiga terpenuhi. p<0,001), hal ini berarti ada pengaruh mediasi
Berdasarkan pemenuhan ketiga syarat tersebut, sebagian (partially mediated).
maka peneliti kemudian membandingkan pengaruh
POS terhadap kinerja karyawan pada model 2 dan 3 5.2 Saran
dalam tabel 1. Model 3 dalam tabel 1 diketahui 1) Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di
pengaruh POS terhadap kinerja karyawan melemah perusahaan BUMN lainnya yang mengalami

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 175


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
persaingan dari pihak swasta seperti perusahaan Variabel Pemediasi. Jogyakarta : Universitas
stasiun televisi TVRI, lembaga penyiaran publik Gadjah Mada.
RRI, rumah sakit pemerintah, karena adanya _____2013. Work Life Balance Policies in the
kemungkinan persepsi karyawan bahwa dirinya Indonesia Context. Australia : Curtin
telah mapan bekerja pada perusahaan negara University.
sehingga membuat karyawan kurang kompetitif, Amir, F. M. 2015. Memahami Evaluasi Kinerja
kurang sigap mencari menangkap peluang Karyawan. Jakarta : Mitra Wacana Media.
mengantisipasi perkembangan dan persaingan Anitha (2014). "Determinants of employee
bisnis sejenis yang akhirnya berdampak negatif engagement and their impact on employee
terhadap kinerja karyawan. performance." International Journal of
2) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan Productivity and Performance Management,
bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan 63(3): 308-323.
penelitian relevan dengan mempertimbangkan Gaol, L.J. 2014. A to Z Human Capital Manajemen
variabel lain selain variabel yang sudah Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Grasindo
digunakan. Anggota Ikapi.
3) Terkait penelitian konteks kinerja karyawan, Jaya, E.S., G. T. B. Hartana. and W. G.
diharapkan penelitian selanjutnya menganalisis Mangundjaya (2011). “Menyidik keberadaan
faktor lain yang mendukung kinerja karyawan, social desirabilty (SD) pada variabel
misalnya kompentensi, lingkungan kerja, penelitian perilaku (detecting the existence of
keamanan tempat kerja, gaya kepemimpinan the social desirability bias in a behavioral
atasan, dan iklim organisasi sehingga menjadi research variable)”. Jurnal Pikologi
masukan bagi organisasi untuk meningkatkan Indonesia, 8(1): 54-62.
kinerja karyawan. Lambe, C. J., C. M. Wittmann. and R. E. Spekman
(2001). “Social Exchange Theory and
5.3 Keterbatasan Penelitian Research on Business to Business Relational
1) Pengisian kuesioner penelitian ini menggunakan Exchange.” Journal of Business to Business
metode self-report. Kelemahan kuesioner self- Marketing, 8(3): 1-36.
report sifatnya rentan dijawab tidak jujur Lewiuci, P. G. and R. H. Mustamu (2016).
(Podsakoff dan Organ, 1986; Podsakoff et al., "Pengaruh employee engagement terhadap
2003: dalam Yusuf dan Ribhan, 2016:91). Hal ini kinerja karyawan pada perusahaan keluarga
mengakibatkan social desirability. Social produsen senapan angin." AGORA, 4(2): 101-
desirability atau kepatutan sosial adalah perilaku 107.
individu dalam merespons alat ukur dengan Mujiasih, E. (2015). "Hubungan antara persepsi
mendasarkan diri pada stereotip yang berlaku di dukungan organisasi (perceived
masyarakat (Lii & Wong, 1982: dalam organizational support) dengan keterikatan
Widhiarso, 2011:81). Bukan berarti responden karyawan (employee engagement)." Jurnal
selalu memberikan respon social desirabilty atas Psikologi Undip, 14(1): 40-51.
kebohongan yang disengaja, namun tanpa sadar Neves, P. and R. Eisenberger (2014). "Perceived
responden cenderung hanya menunjukkan hal organiational support and risk taking."
baik tentang dirinya (Anastasi dan Urbina, 1997: Journal of Managerial Psychology, 29(2):
dalam Jaya et al., 2011:55). Jadi, social 187-205.
desirability merupakan respon yang Nuraini, E., A. Hermawan., A. V. Hubeis. and N. K.
menyembunyikan hal buruk individu supaya Panjaitan (2015). "The impact of management
terlihat baik sehingga jawabannya tidak sesuai development program to employees, job
kenyataan. performances of a telecommunication
2) Hanya ada satu outcome yang dihasilkan yaitu company in Indonesia." European Journal of
kinerja karyawan. Peneliti menyadari masih Business and Management, 7(11): 161-168.
banyak outcome lain yang dapat dihasilkan dari Paruntu, S. G. (2016). "The influence of perceived
pengaruh POS dan employee engagement. organiational support on job performance
(Study at The Main Office of PT. Bank
DAFTAR PUSTAKA SulutGo Manado)." EMBA, 4(2): 077-085.
Afrianty, T. W. 2004. Pengaruh Fungsi Mentoring Ramadhan, N. and J. Sembiring (2014). "Pengaruh
terhadap Kepuasan Kerja dan Stres Peran employee engagement terhadap kinerja
dengan Pembelajaran Personal sebagai karyawan di human capital center PT.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 176
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Telekomunikasi Indonesia, Tbk." Jurnal
Manajemen Indonesia, 14(1): 47-58.
Rhoades, L. and R. Eisenberger (2002). "Perceived
organizational support: a review of the
literature." Journal of Applied Psychology,
87(4): 698–714.
Robbins, P.S., Judge, A.T. 2008. Perilaku
Organisasi, ed.12. Jakarta : Salemba Empat.
_____2015. Perilaku Organisasi, ed.16
diterjemahkan oleh: Ratna dan Febriella.
Jakarta : Salemba Empat.
Saks, A. M. (2006). "Antecedents and consequences
of employee engagement." Journal of
Managerial Psychology, 21(7): 600-619.
Schaufeli, W. B., M. Salanova., V. G. Roma. and A.
B. Bakker (2002). "The measurement of
engagement and burnout : A two sample
confirmatory factor analytic approach."
Journal of Happiness Studies, 3(1): 71-92.
Siddhanta, A. and D. R. (Ghosh) (2010). "Employee
engagement engaging the 21st century
workforce." ASIAN Journal of Management
Research, 1(1): 170-189.
Susmiati and K. Sudarma (2015). "Pengaruh budaya
organisasi dan dukungan organisasi
persepsian terhadap kinerja karyawan dengan
komitmen organisasi sebagai variabel
intervening." Management Analysis Journal,
4(1): 79-87.
Widhiarso, W. 2011. “Orientasi kepatuhan sosial
dan respon tipuan pada alat ukur dalam
konteks seleksi kerja”. Jurnal Manajemen dan
Bisnis,15(2): 79-90.
Wulan, E. 2016. Pertumbuhan Ekonomi Kota
Madiun Lampaui Jatim dan Nasional dari
http://rri.co.id/madiun/post/berita/252744/ek
onomi/pertumbuhan_ekonomi_kota_madiun
_lampaui_jatim_dan_nasional.html. Diakses
pada tanggal 9 Februari 2017.
Yusuf, N. and Ribhan. 2016. “Pengaruh customer-
oriented selling pada kinerja tenaga penjualan
dengan pengujian dampak social
desirability”. Jurnal Bisnis dan Manajemen,
12(2):88-97.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 50 No. 4 September 2017| 177


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai